Jangan Belanja Online Kalau... Halaman 1 - Kompasiana.com

Sahabat wirausaha, hingga saat ini pandemic Covid 19 belum juga berakhir. Tidak dipungkiri bahwa pandemi telah berdampak pada kehidupan masyarakat baik dari segi kesehatan, masyarakat maupun ekonomi. Covid 19 telah mengubah cara kita hidup dan harus beradaptasi dalam pola hidup baru yakni new normal. Termasuk pula perubahan dalam hal berbelanja. Sadarkah Sahabat wirausaha bahwa kini kita lebih memilih untuk memenuhi kebutuhan melalui belanja secara online. Nah.. pada artikel ini akan diuraikan tren belanja online dalam era new normal.


Belanja Online dan New Normal

Belanja online digemari oleh kalangan mulai dari remaja hingga orang tua. Siapapun yang memiliki smartphone dan koneksi internet dapat mengakses situs belanja online. Terlebih lagi di era new normal sekarang dimana masyarakat perlu mengubah kebiasaan dalam beraktivitas dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Perubahan tersebut diperkuat dengan data yang dihimpun SIRCLO bersama Katadata Insight Center yang menyebutkan bahwa 17,5% masyarakat berpindah berbelanja dari offline ke online. Peningkatan pelanggan yang berbelanja secara online pun cukup besar. Dari awalnya hanya 11% meningkat menjadi 25% pada tahun 2021.

Baca Juga: Bagaimana Menentukan Besaran Promo Diskon?

Menurut survei Visa, kondisi 'new normal' telah mendorong banyak konsumen Indonesia untuk mempertimbangkan platform e-Commerce sebagai sarana ideal untuk membayar kebutuhan mereka, dengan top-up dan pembayaran tagihan sebagai kategori yang paling banyak digunakan. Menurut studi tersebut, tiga produk dan layanan terpopuler yang dibeli di platform eCommerce selama tiga bulan terakhir sampai periode survei adalah top-up dan pembayaran tagihan (49%), belanja ritel (45%), dan pemesanan makanan (34%). Pengiriman gratis (69%) dan voucher diskon (64%) adalah fitur penawaran e-Commerce yang paling dicari konsumen saat melakukan pembelian. Studi tersebut juga mengungkapkan tiga metode pembayaran e-Commerce terpopuler selama tiga bulan terakhir sampai periode survei adalah dompet digital (65%), transfer bank (30%), dan transfer ke akun virtual (27%). Sementara itu, pembayaran dengan kartu kredit dan debit terus diminati di platform e-Commerce didorong penawaran diskonnya yang menarik (Putri, 2021).


Mengapa Belanja Online?

Sahabat wirausaha, ada beberapa faktor pendorong yang membuat aktivitas belanja online semakin diminati masyarakat. Banyaknya promosi yang ditawarkan oleh perusahaan e-commerce. Selama pandemi ini berbagai promosi belanja online ditawarkan, entah itu di media sosial ataupun di papan iklan di luar digital elektronik sangat beragam promo. Hal ini pun tentu membuat banyak masyarakat sangat tertarik. Kemudian dengan adanya situasi Covid-19, masyarakat lebih dituntut untuk menghindari tempat keramaian. Otomatis untuk memenuhi kebutuhannya, masyarakat cenderung memilih berbelanja secara online agar terhidar dari kerumunan yang tentunya agar mengurangi risiko tertular virus.

Baca Juga: Melakukan Analisa Kesehatan Bisnis Untuk Menyusun Prioritas

Selain karena situasi pandemic Covid-19, belanja online juga dinilai lebih efisien dilakukan karena menghemat waktu dan tenaga. Orang-orang yang sibuk bekerja biasanya akan memilih berbelanja di akhir pekan atau saat libur. Dengan kemudahan dari belanja online, orang-orang bisa kapan pun dan di mana pun melakukan transaksi tanpa terkuras waktu dan tenaga. Selain itu, belanja online menarik minat masyarakat karena dinilai fleksibel, bahkan bisa dilakukan sembari rebahan (Guslia, 2021).


Manfaat Belanja Online

Sebenarnya belanja online ini memberikan manfaat yang cukup besar apalagi dalam keadaan pandemic Covid-19. Manfaat yang didapatkan adalah pertama, tidak perlu keluar rumah. Sahabat wirausaha dapat mencari, melihat review, dan langsung membeli produk yang diinginkan. Harus diakui bahwa, merupakan sesuatu yang melelahkan saat berbelanja dari satu lokasi dan pergi ke lokasi lain. Belum lagi jika tidak ada stok yang tersedia untuk barang yang Sahabat wirausaha ingin beli ketika sudah sampai disana. Dalam belanja online, Sahabat wirausaha tidak perlu terlalu banyak membuang energi yang berharga pada saat Sahabat wirausaha membeli, karena Sahabat wirausaha dapat melakukan segala prosesnya dari rumah.

Baca Juga: Bagaimana UKM Dapat Memvalidasi Potensi Produk dan Peluang Pasar?

Kedua, praktis, mudah dan cepat. Sahabat wirausaha dapat belanja di sela-sela jam makan siang atau bahkan dalam perjalanan menuju kantor. Selain menghemat waktu, berbelanja online juga tidak memerlukan biaya untuk sampai ke toko tujuan. Kemudahan juga sangat ditawarkan, karena Sahabat wirausaha juga tidak akan kesulitan membawa barang belanjaan yang teman-teman beli, karena pesananmu akan diantar hingga ke depan pintu rumah. Dengan begini, Sahabat wirausaha akan punya lebih banyak waktu untuk melakukan aktivitas lainnya yang mungkin sebelumnya tidak bisa Sahabat wirausaha lakukan. Berbelanja online juga menawarkan kemudahan untuk sistem pembayarannya. Sahabat wirausaha bisa langsung melakukan transaksi pembayaran dengan berbagai metode, seperti transfer via bank, minimarket, cicilan, dan bahkan dapat juga melakukan pembayaran di tempat saat produk sudah sampai di rumah.

Ketiga, varian produk lebih beragam. Variasi jenis produk di toko online sudah tidak diragukan lagi. Teman-teman dapat menemukan produk yang teman-teman cari dengan merk, kualitas, varian, dan harga yang beragam hanya dalam satu platform belanja online. Tidak jarang juga variasi produk itu hanya tersedia di platform belanja online saja, dan tidak dijual di toko konvensional. Nah, dengan banyaknya varian yang ditawarkan, Sahabat wirausaha pun dapat memilih produk yang sesuai dengan kriteria yang Sahabat wirausaha inginkan. Keempat, menawarkan harga terbaik. Harga-harga produk di toko online memang cenderung memiliki harga yang lebih rendah dibandingkan harga-harga di toko konvensional. Selain itu, toko-toko online juga memiliki strategi lain untuk menarik pelanggan, yaitu dengan memberikan berbagai promo dan diskon jika ada momen-momen tertentu.

Baca Juga: Strategi Promosi Giveaway yang Tepat

Biasanya diskon dan promo akan berlimpah disaat tanggal kembar seperti 11.11, kemudian di hari-hari penting seperti Idul Fitri, Natal, Imlek, Kemerdekaan, Tahun Baru, dan masih banyak lagi. Beberapa toko online juga gak sedikit yang menawarkan gratis ongkos kirim. Tentunya dengan syarat dan ketentuan dari masing-masing toko. Selain itu, ada pula penawaran cashback yang juga menguntungkan pembeli. Dan yang terakhir, mendukung kemajuan digitalisasi ekonomi. Dengan maraknya kegiatan belanja online dapat menggambarkan bahwa masyarakat sudah semakin paham dan juga akrab dengan teknologi di masa kini.

Dengan segala kemudahan dan juga keuntungan yang ditawarkan, berbelanja online akan semakin diminati oleh masyarakat, dan juga akan semakin memajukan pemahaman teknologinya. Namun, berbelanja online juga tidak dapat dilakukan secara sembarangan dan harus disertai dengan kehati-hatian yang tinggi. Karena tidak jarang, produk yang diterima memiliki kondisi yang berbeda dengan produk yang digambarkan. Maka dari itu, amat penting untuk memiliki toko-toko yang sudah terpercaya dan dikelola oleh pihak yang bertanggung jawab (Satyawati, 2021).

Baca Juga: Tips Memilih Atribut Brand


Daftar Toko Online Terbaik

Sahabat wirausaha, berikut ini diuraikan daftar toko online terbaik dan populer di Indonesia, yaitu (Admin, 2015):

1. Tokopedia

Tokopedia.com merupakan salah satu toko online terbaik di Indonesia yang mengusung model bisnis marketplace. Sejak diluncurkan hingga akhir 2015, layanan dasar Tokopedia bisa digunakan oleh semua orang secara gratis.

2. Shopee

Shopee adalah toko online terbaik indonesia dan perdagangan elektronik yang berkantor pusat di Singapura di bawah SEA Group (sebelumnya dikenal sebagai Garena), yang didirikan pada 2009 oleh Forrest Li. Shopee pertama kali diluncurkan di Singapura pada tahun 2015, dan sejak itu memperluas jangkauannya ke Malaysia, Thailand, Taiwan, Indonesia, Vietnam, dan Filipina. Karena elemen mobile yang dibangun sesuai konsep perdagangan elektronik global, Shopee menjadi salah satu dari “5 startup e-commerce yang paling disruptif” yang diterbitkan oleh Tech In Asia.

Baca Juga: Brand Activation

3. LAZADA

LAZADA Indonesia adalah pusat belanja online yang menawarkan berbagai macam jenis produk mulai dari elektronik, buku, mainan anak dan perlengkapan bayi, alat kesehatan dan produk kecantikan, peralatan rumah tangga, dan perlengkapan traveling dan olah raga. LAZADA Indonesia didirikan pada tahun 2012 dan merupakan salah satu cabang dari jaringan retail online LAZADA di Asia Tenggara.

4. OLX Indonesia

OLX Indonesia (sebelumnya bernama tokobagus.com) adalah sebuah situs web iklan baris di Indonesia yang difokuskan untuk tempat membeli dan menjual produk serta jasa secara online dan gratis untuk penjual maupun pembeli yang menggunakan jasa dari OLX indonesia ini. OLX Indonesia adalah tempat untuk mencari barang baru atau bekas berkualitas seperti produk elektronik, otomotif, olahraga, rumah, peralatan rumah tangga, aneka jasa, lowongan kerja dan produk lainnya.

Baca Juga: 5 Tips Pasang Harga di Marketplace

5. Blibli

Blibli.com adalah salah satu E-commerce di Indonesia dengan konsep belanja online ala mall. Dengan konsep tersebut blibli mengharapkan masyarakat Indonesia yang terbiasa belanja di mall bisa menemukan barang yang mereka cari dengan mudah dan menyenangkan dimanapun dan kapanpun.

6. Zalora

ZALORA Indonesia adalah situs web belanja yang menyediakan kebutuhan mode pakaian yang terdiri dari produk berbagai merek, baik lokal maupun internasional. Pelanggan yang berbelanja melalui situs ini tidak dikenakan biaya pengiriman ke seluruh Indonesia dan garansi pengembalian barang jika pelanggan merasa tidak puas atas produk yang diterimanya.

Baca Juga: 5 Jenis Aplikasi Digital Untuk Bisnis Naik Kelas


Tren Belanja Online Selama Era New Normal

Riset Facebook dan Bain & Company menunjukkan, 44% konsumen di Asia Tenggara, yang merupakan pengguna internet, berbelanja bahan pokok secara online selama pandemi corona. Kedua perusahaan memperkirakan, kebiasaan ini masih akan menjadi tren meski memasuki normal baru (new normal). Berbelanja bahan pokok melalui e-commerce atau media sosial meningkat drastis sejak April. Sekitar 80% dari konsumen pengguna internet itu berencana terus berbelanja bahan makanan secara online. Hal itu terjadi karena sebagian besar masyarakat diminta mengurangi aktivitas di luar rumah guna menekan penyebaran virus corona. Selain itu, 77% konsumen tersebut lebih sering menyiapkan makanan di rumah, ketimbang membeli ataupun makan di restoran.

Riset tersebut berdasarkan data survei YouGov di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam pada April lalu. Penelitian ini mengamati para konsumen yang telah berbelanja secara online selama enam bulan terakhir, termasuk wawancara dengan para petinggi perusahaan dan modal ventura. Berdasarkan riset tersebut, berbelanja melalui media sosial meningkat 35% dibanding sebelum pandemi Covid-19. Lalu, melalui video streaming tumbuh 35%, aplikasi percakapan seperti WhatsApp 30%, e-commerce 23%, dan pesan-antar makanan seperti GoFood dan GrabFood naik 17%. Bukan hanya bahan makanan. Facebook dan Bain & Company mencatat, permintaan produk pakaian, aksesoris dan perawatan diri tumbuh 25%-30% setiap tahun (Annur, 2020).

Baca Juga: Membangun Brand Positioning Agar Bisnis Berkembang

Sumber : databoks

Sedangkan berdasarkan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mencatat aktivitas belanja online meningkat sampai 400 persen selama pandemi Covid-19. Hal tersebut disampaikan Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika (PPI) Kemenkominfo Ahmad M Ramli dalam rapat bersama Panja Pemulihan Pariwisata di Komisi X DPR. Tak hanya itu, Kemenkominfo juga mencatat adanya peningkatan penggunaan data di wilayah pemukiman. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya aktivitas masyarakat di rumah dengan adanya kebijakan work from home (Admin, 2020).

Peningkatan yang signifikan pada transaksi e-commerce, terutama terjadi pada belanja untuk kebutuhan sehari-hari, seperti untuk makanan/minuman yang biasa diantar langsung ke masyarakat (delivery). Hal itu terkonfirmasi oleh data jumlah transaksi e-commerce, baik itu dari sisi nominal maupun volume yang terus bertumbuh yang sejalan dengan peningkatan kebutuhan telekomunikasi, seperti kuota internet dan maraknya voucher promo makanan layanan antar. Tengok saja data Kementerian Komunikasi dan Informatika RI yang menyebutkan penggunaan internet menunjukkan peningkatan hingga 40%.

Baca Juga: Apa itu Co-Branding?

Selain itu, akses yang biasanya didominasi dari kawasan perkantoran kini didominasi dari kawasan pemukiman. Temuan itu sejalan dengan hasil survei Mckinsey yang menyebutkan 34% orang Indonesia semakin sering belanja makanan secara daring. Sebanyak 30% lainnya mengaku semakin sering belanja kebutuhan rumah via daring. Uniknya, 72%-nya mengaku akan tetap membeli kebutuhan sehari-hari melalui daring meski sesudah covid-19. Metode pembayaran dengan uang elektronik (UE) dan transfer bank menjadi metode yang paling banyak digunakan dalam transaksi e-commerce.

Perubahan tersebut mampu menstimulus sektor bisnis, khususnya UMKM dalam menggunakan transaksi digital dan mendapatkan kesempatan merangkul pasar yang lebih luas. Inovasi produk merupakan keharusan bagi UMKM untuk menangkap peluang pasar yang ada seiring dengan memperkuat keberadaannya di berbagai platform digital dalam mendukung usahanya. Hingga saat ini tercatat sudah 330 UMKM binaan Bank Indonesia yang berhasil melakukan onboarding ke platform e-commerce dengan didominasi UMKM sektor industri pengolahan (CNBC, 2020).

Baca Juga: Menentukan Unique Selling Proposition


Inovasi Belanja di Era New Normal

Sahabat wirausaha, meningkatnya minat belanja online membuat munculnya inovasi berbelanja. Pada bagian ini diuraikan inovasi belanja di era new normal yakni pertama, “Appointment-Only Shopping”. Artinya, konsumen dapat melakukan reservasi kunjungan terlebih dahulu baik via telepon, email, maupun website perusahaan untuk mengatur jadwal kunjungan in-store. Sementara itu, perusahaan juga perlu menata ulang jadwal kunjungan konsumen agar tidak melebihi kapasitas dan dapat menjamin keamanan konsumen saat berkunjung.

Kedua, Personal Shopping Assistant. Pandemi menjadi “renaissance of digital adoption”, dimana penggunaan teknologi digital baik oleh konsumen maupun produsen akan terus mengalami peningkatan. Terbukti, adanya revolusi belanja online yang beralih dari sekadar membeli produk non-esensial menjadi ke pembelian produk sehari-hari. Adapun fitur yang ditawarkan oleh personal shopping assistant seperti Alexa Amazon, Siri Apple, dan Google Assistant dapat memberi kemudahan berbelanja konsumen atau sekadar mengingatkan konsumen mengenai jadwal kegiatannya.

Baca Juga: Bangun Customer Engagement Lewat Gimmick Promosi di Media Sosial

Konsumen dapat dengan mudah mencari informasi produk, membuat panggilan reservasi, menyusun daftar belanja sehari-hari, hingga memesan ulang kembali jika barang sudah habis, atau sekedar mengingatkan stok tersedia untuk produk yang telah sold out. Ketiga, Sameday-Contactless Delivery. Layanan delivery dan logistik sangat meningkat pesat di masa pandemi. Sebab, semua proses bisnis dan pertukaran barang hanya bisa dilakukan melalaui delivery. Hal ini mendorong para penyedia jasa delivery berlomba menciptakan fitur atau layanan baru kepada konsumen. Dia mencontohkan, Paxel yang mampu menjadi pionir integrated online logistic di Indonesia dan bisa mengirimkan paket kurang dari 1 hari.

Keempat, The Rise of Cashierless Store.Pandemi mendorong bisnis ritel, khususnya offlfline store perlu melakukan transformasi baru ke arah pemanfaatan teknologi modern. Salah satunya, “touchless store” alias toko tanpa sentuhan. Touchless store ini akan menjadi gaya baru dengan mengusung tema tanpa kasir (cashierless) dan tanpa uang fisik (cashless). Kelima, AR/VR Shopping Revolution. Merujuk data McKinsey, krisis Covid-19 secara cepat menaikkan trafifik penjualan online dengan tingkat pertumbuhan 14% CAGR selama empat tahun dan tumbuh sebesar 25% pada periode Maret 2020 (Wulandari, 2020).

Baca Juga: Memilih Berbisnis Lewat E-commerce di Era Digital


Cara Cerdas Belanja Online!

Belanja online terkesan lebih mudah karena masyarakat cukup menggunakan gadgetnya untuk memilih barang, bayar via transfer, lalu pesanan dikirim sampai rumah. Tapi, tahukah Sahabat wirausaha, berbelanja online juga harus berhati-hati agar tidak konsumtif, apalagi justru jadi korban penipuan. Yuk Sahabat wirausaha mari simak beberapa tipsnya berikut ini (Admin, 2020):

1. Beli barang hanya di marketplace resmi

Ini hal paling dasar yang harus diperhatikan sebelum membeli barang secara online. Dengan membeli barang di marketplace atau e-commerce resmi, maka terjamin keaslian barangnya. Selain itu keamanan transaksi juga lebih terjaga karena system pembayaran marketplace menggunakan rekening bersama, dana dari konsumen baru akan ditransfer ke penjual saat barang pesanan sudah dikonfirmasi diterima oleh pembeli.

Baca Juga: Mengenal Ragam Platform Untuk Membuat Website Toko Online Milik Sendiri

2. Hati-hati pilih toko online, lihat reviewnya

Sebelum pilih barang, lihat dulu review dari pembeli-pembeli sebelumnya. Kalau reviewnya bagus, boleh lah Sahabat wirausaha lanjut membeli, tapi kalau banyak komen negatifnya, mending cari toko lain aja.

3. Transaksi aman

Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, transaksi aman hanya jika dilakukan melalui rekening bersama. Hindari transfer ke rekening pribadi penjual karena risiko penipuan sangat besar.

4. Barang elektronik beli di authorized seller

Untuk pembelian barang elektronik dengan harga mahal, misalnya handphone, televisi, lemari es, termasuk barang-barang fashion bermerk Sahabat wirausaha harus membelinya dari penjual resmi atau produsen merk tersebut karena keaslian barang dan keamanan transaksi pasti terjamin.

Baca Juga: Soft Selling, Hard Selling

5. Manfaatkan promo dan fitur gratis ongkir

Tidak bisa dipungkiri, belanja barang via online lebih banyak menawarkan promo menarik. Sahabat wirausaha bisa manfaatkan kesempatan ini untuk mencari barang yang dibutuhkan. Biasanya promo murah atau flash sale rutin digelar pada jam-jam tertentu. Gunakan kejelian mata Sahabat wirausaha untuk memanfaatkan kesempatan ini. Selain promo potongan harga, toko-toko online juga sering menawarkan gratis jasa ongkos kirim. Caranya, cari toko yang menawarkan gratis ongkir, lumayan kan menghemat pengeluaran, apalagi jika toko yang Sahabat wirausaha pilih lokasinya jauh atau ukuran paket Sahabat wirausaha cukup berat dan besar.

6. Hindari perilaku konsumtif

Kemudahan belanja online seringkali membuat Sahabat wirausaha tergoda membeli beragam barang. Belum lagi diskon yang ditawarkan sungguh menggiurkan. Untuk menyiasatinya, catat dahulu keperluan Sahabat wirausaha sama seperti jika belanja di supermarket atau pasar, supaya tidak tergoda membeli barang-barang lain yang tidak dibutuhkan. Dan ingatlah selalu untuk membeli barang sesuai kebutuhan, bukan keinginan.

Baca Juga: Ragam Jenis Endorser Dalam Pemasaran Digital

7. Jaga jarak dan semprot paket saat sampai di rumah

Nah ini protokol khusus saat pandemi covid-19. Sahabat wirausaha kan tidak tahu apakah pengemasan paket pesanan kita sudah sesuai protokol kesehatan atau tidak, maka langkah antisipasi saat paket sampai di rumah adalah menyemprotnya dengan disinfektan. Minta dengan sopan pada kurir untuk meletakkan paket di teras rumah untuk meminimalkan kontak fisik.

8. Sedekah untuk pengirim paket

Memberi tip pada kurir nggak wajib sih, tapi sebagai bentuk empati Sahabat wirausaha karena mereka harus tetap kerja di tengah pandemi covid-19.

Baca Juga: Mengenal Istilah Social Media Campaign


Kesimpulan

Adanya Covid-19 membuat pemerintah melakukan tindakan PSBB yang menyebabkan mobilitas masyarakat terbatas. Adanya covid-19 ini mengubah kehidupan manusia. Begitu pula dalam tren belanja, masyarakat lebih memilih untuk memenuhi kebutuhannya melalui belanja secara online. Belanja online digemari oleh kalangan mulai dari remaja hingga orang tua. Siapapun yang memiliki smartphone dan koneksi internet dapat mengakses situs belanja online. Terlebih lagi di era new normal sekarang dimana masyarakat perlu mengubah kebiasaan dalam beraktivitas dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Oh ya, Satu lagi… Sahabat wirausaha harus cerdas dalam berbelanja online ya..!

Daftar Pustaka:

  1. Admin. (2015). 10 TOKO ONLINE TERBAIK DAN POPULER DI INDONESIA. Retrieved 04 24, 2022, from centerklik.com: https://www.centerklik.com/10-toko-online-terbaik-...
  2. Admin. (2020, 07 20). Belanja Online Naik 400 Persen Saat Musim Corona. Retrieved 04 24, 2022, from cnnindonesia.com: https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/2020070717245...
  3. Admin. (2020, 07 20). CERDAS BELANJA ONLINE DI TENGAH PANDEMI COVID-19. Retrieved 04 24, 2022, from iprahumas.id: https://iprahumas.id/detailpost/cerdas-belanja-onl...
  4. Annur, C. M. (2020, 06 10). Riset Facebook: Belanja Online Bahan Pokok Tetap Tren Saat Normal Baru. Retrieved 04 24, 2022, from katadata.co.id: https://katadata.co.id/desysetyowati/digital/5ee0a...
  5. CNBC. (2020, 07 11). Siap-siap! Ini Tren Transaksi Daring di Era New Normal. Retrieved 04 24, 2022, from CNBCindonesia.com: https://www.cnbcindonesia.com/tech/20200709190512-...
  6. Guslia, M. (2021, 12 29). Era New Normal: Tren Belanja Online Semakin Diminati. Retrieved 04 24, 2022, from mediakaltim.com: https://mediakaltim.com/era-new-normal-tren-belanj...
  7. Putri, A. S. (2021, 05 04). Tren Belanja Masyarakat di Era New Normal, eCommerce Semakin Diminati. Retrieved 04 24, 2022, from fimela.com: https://www.fimela.com/lifestyle/read/4549261/tren...
  8. Satyawati. (2021, 11 07). Keuntungan Belanja Online di Masa Pandemi. Retrieved 04 24, 2022, from bhineka.com: https://www.bhinneka.com/blog/keuntungan-belanja-o...
  9. Wulandari, D. (2020, 06 09). Ini Lima Tren Berbelanja di Era New Normal. Retrieved 04 24, 2022, from marcomm: https://mix.co.id/marcomm/news-trend/ini-lima-tren...