Peluang Emas UMKM Indonesia di Korea Selatan – Di era saat batas-batas menjadi semakin kabur dan pasar global buka peluang sebesar-besarnya, Indonesia bergerak cepat dengan memanfaatkan RCEP, atau Regional Comprehensive Economic Partnership, sebagai lompatan besar ke panggung ekonomi dunia. Kerjasama ini mengumpulkan sepuluh negara anggota ASEAN, termasuk Indonesia, plus enam negara mitra, dengan Korea Selatan sebagai salah satu pemain utamanya. 

Dengan kemudahan-kemudahan yang ditawarkan RCEP, kita diharapkan bisa melihat UMKM Indonesia menembus pasar Korea Selatan yang notabene punya standar tinggi dan selera pasar yang spesifik. Artikel ini akan membedah bagaimana RCEP bisa jadi game changer buat ekspor Indonesia, membawa produk-produk lokal kita, dari tekstil sampai teknologi, bersinar di Korea Selatan dan negara-negara lainnya di Asia Timur. 


RCEP, Pintu yang Bisa Bawa Indonesia ke Panggung Ekonomi Global

Bagi kalian yang belum tahu, Regional Comprehensive Economic Partnership alias RCEP itu terdiri dari sepuluh negara anggota ASEAN, termasuk Indonesia, ditambah enam negara mitra, salah satunya Korea Selatan. Bisa dibayangkan, kelompok kerjasama ini mencakup 29.6% penduduk dunia, menguasai 30,2% GDP global, berkontribusi pada 27.4% perdagangan internasional, dan menyumbang 29.8% dari investasi asing langsung ke berbagai negara. Dengan kata lain, RCEP menjadi salah satu pakta perdagangan terbesar di dunia, melampaui pakta-pakta besar lainnya seperti CP-TPP, NAFTA, bahkan EU-28.

Pada 15 November 2020, para menteri ekonomi/perdagangan dari negara anggota RCEP sepakat untuk menandatangani kontrak kerjasama. Korea Selatan, sebagai salah satu anggota, mulai menerapkan aturan main ini per tanggal 1 Februari 2022. Jika dilihat dari segi cakupan dan tingkat komitmen, RCEP ini termasuk kerjasama paling komprehensif yang pernah dijalin oleh ASEAN. Eksistensinya juga kerap disebut sebagai "peringkat lanjutan" yang menambah dan menyempurnakan manfaat dari perjanjian-perjanjian sebelumnya.

Baca Juga: Memberdayakan Penyandang Disabilitas dengan Wirausaha, Studi Kasus Omah Difabel Kabupaten Malang

Nah, apa sih untungnya RCEP buat Indonesia? Yuk, kita intip:

  1. Kepastian dan Keseragaman Aturan: Jadi, RCEP itu kayak memberi garansi soal hukum dalam perdagangan dan investasi antarnegara anggota. Kita nggak perlu khawatir soal aturan main yang berubah-ubah.
  2. Iklim Investasi Makin Mudah: Dengan adanya RCEP, diharapkan lebih banyak investor yang tertarik buat menanam modal di Indonesia. Jadi, semacam magnet bagi investor skala global untuk masuk ke negara kita.
  3. Lebih Banyak Kesempatan Usaha: RCEP membuka pintu lebar-lebar untuk barang, jasa, dan investasi dari Indonesia guna merambah pasar baru.
  4. Makin Kuatnya Integrasi Ke Regional Value Chain: Lewat RCEP, Indonesia bisa lebih mudah terkoneksi dan terintegrasi dalam jaringan produksi dan nilai regional. Jadi, kita nggak cuma jualan dalam negeri.
  5. Ekspor Produk Indonesia Makin Laku: Ada bonus akses pasar preferensial buat produk-produk tertentu dari Indonesia ke beberapa pasar RCEP, termasuk Korea.
  6. Daya Saing Makin Kuat: Secara keseluruhan, RCEP bisa bantu meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia di mata dunia.

Dari sisi angka, ada prediksi bahwa keikutsertaan Indonesia dalam RCEP bisa meningkatkan ekspor barang kita sebesar 5,01 miliar dolar AS pada tahun 2040. Plus, surplus neraca perdagangan kita (untuk barang dan jasa) diprediksi bakal lebih besar dibandingkan jika kita tidak mengikuti kerjasama ini.


RCEP Sebagai Game Changer Bagi Iklim Ekspor Indonesia ke Korea Selatan

RCEP itu seperti 'tiket emas' buat perdagangan Indonesia, khususnya untuk menuju pasar Korea Selatan. Coba bayangkan, ada lima grup atribut yang udah dirancang apik dalam perjanjian ini. Mulai dari akses pasar barang, aturan asal barang, prosedur dan fasilitasi bea cukai, sampai ke standar, regulasi teknis, dan prosedur penilaian kesesuaian. Pokoknya, semua udah disiapin biar barang-barang kita bisa leluasa masuk ke pasar internasional.

Nah, keuntungannya apa? Pertama, banyak tarif bea masuk yang langsung dihapus begitu RCEP mulai berlaku. Diperkirakan, 65% tarif akan langsung hilang. Lalu, dalam 10 tahun ke depan, ada tambahan 15% tarif yang bakal dieliminasi. Untuk Indonesia sendiri, tarif yang dihapus itu berkisar antara 84,9% sampai 91,5%. Sementara untuk Korea Selatan tidak kalah besar, yaitu dengan eliminasi tarif sekitar 83% hingga 90,6%.

Di samping itu, RCEP juga memberi opsi tambahan pos tarif yang menguntungkan buat negara-negara ASEAN. Jadi, bukan cuma soal mengurangi tarif, tapi juga membuka peluang baru dengan mengatur hambatan non-tarif dan mempermudah konsultasi teknis kalo ada masalah.

Khusus untuk UMKM di Indonesia, banyak banget produk yang punya peluang cerah buat dipasarkan ke Korea Selatan, mulai dari snack manis, makanan siap saji, sampai kaos kaki dan aksesoris motor. Alhasil, produk-produk kayak olahan ikan, buah durian, sampai sepeda motor punya potensi besar buat nambah ekspor ke Korea Selatan.

Hal yang paling menarik ada di sektor industri digital. RCEP memberi kesempatan bagi negara-negara aliansinya untuk mengembangkan ekonomi digital yang juga menguntungkan UMKM. Plus, dengan populasi 2,25 miliar orang di negara-negara RCEP, bayangkan saja potensi pasar yang bisa kita gali. 

Baca Juga: Manfaatkan Potensi Desa, Kisah Ibu Rumah Tangga yang Berhasil Ekspor Gula Semut ke Mancanegara


Kisah dan Strategi Ekspor Indonesia ke Korea Selatan

Korea Selatan punya peran penting di dunia RCEP karena mereka itu layaknya pabrik dari komponen-komponen canggih yang bahkan digunakan oleh Tiongkok untuk ekspor barang-barang elektronik dan otomotif. Ditambah lagi, adanya CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement) antara Indonesia dan Korea Selatan membuka kesempatan baru bagi Indonesia untuk semakin akrab secara ekonomi dengan Korea, yang sedang gencar mempromosikan Kebijakan Selatan Baru atau New Southern Policy (NSP).

Meski begitu, data yang ada, ekspor Indonesia ke Korea Selatan ini kayak roller coaster, naik turun. Pada tahun 2015, kita berhasil mengirim produk senilai 7.6 miliar USD ke Korea, yang kemudian naik menjadi 9.5 miliar USD di tahun 2018, namun kembali turun ke angka 6.5 miliar USD di tahun 2020. 

Walau totalnya turun, tapi nilai ekspor 50 komoditas top kita justru naik dari 2.21 miliar USD di tahun 2015 jadi 2.45 miliar USD di tahun 2020. Artinya, komoditas ekspor kita ke Korea itu cukup beragam. Andalannya antara lain adalah bijih tembaga, karet alam khusus, kayu lapis, pulp kayu, dan minyak kelapa sawit. 

Menurut penelitian dari Kementerian Luar Negeri di tahun 2023, naik-turunnya ekspor Indonesia ke Korea bisa diatasi dengan adanya pemahaman tentang barang apa aja yang lagi dibutuhin sama mereka. Untuk itu, kita butuh intel yang kuat. 

Tarif juga bisa jadi penghalang buat barang-barang kita masuk ke pasar Korea. Tarif ini biasanya ditanggung oleh pembeli di Korea, sehingga harga barang kita jadi lebih mahal dibanding barang lokal mereka, dan akhirnya bisa kurang laku. Tapi, analisis menunjukkan bahwa dengan adanya RCEP, harapannya bisa mengurangi hambatan perdagangan ini dan bikin ekspor kita makin lancar.

Hasilnya, bukan cuma tarif, tapi pengurangan NTM (Non-Tariff Measures) juga penting, terutama dalam hubungan kita sama Korea. Jika negara Korea bisa mengurangi NTM, ekspor kita ke sana bisa semakin mengganas. Jadi, Indonesia harus lebih giat lagi nego soal tarif dan NTM ini, karena dengan menghilangkan hambatan-hambatan tadi, diperkirakan ekspor kita ke Korea bisa naik sampai 4,48%. 


RCEP Buka Jalan Tekstil Indonesia Bersinar di Korea

Kembali ke penelitian Kementerian Luar Negeri di 2023, beberapa barang hasil dari industri tekstil dan produk tekstil termasuk ke dalam daftar komoditas unggulan yang paling banyak dicari Korea Selatan. Beberapa diantaranya adalah benang katun (HS 520611), benang non-jahit lainnya (HS 550932 dan HS 551012), sampai baju renang cowok rajut (HS 611239). 

Tak cuma itu, ada juga barang-barang dari sektor lain yang jadi primadona, misalnya batu giling buat penggilingan (HS 680410) dari industri mineral non-logam, asam stearat (HS 382311) yang masuk ke dalam bahan kimia, dan berbagai macam keranjang anyaman (HS 460212). Lalu, ada juga produk dari industri pulp kayak tisu (HS 480300) dan rempah pala (HS 090810) dari sektor pertanian.

Sayangnya, pangsa pasar ekspor Indonesia di Korea Selatan sedang menurun. Salah satu hal yang diduga jadi penyebabnya adalah perbedaan regulasi non-tarif yang bikin kerjasama jadi agak rumit. Kabar baiknya, dengan adanya perjanjian dagang bebas seperti RCEP ini, diharapkan bisa mengurangi kesenjangan sebanyak 41%. Alhasil, RCEP bisa jadi dorongan buat negara-negara di Asia Timur buat lebih terbuka soal regulasi non-tarif dan saling mengakui standar masing-masing.

Dibandingkan negara tetangga, seperti Thailand, Singapura, dan Vietnam, Indonesia punya kelebihan di beberapa barang unggulan. Salah satunya, Thailand ternyata kurang bisa bersaing di beberapa komoditas. Sementara itu, Singapura hanya unggul di satu komoditas sedangkan Vietnam punya lima produk yang bisa dibilang lebih jago, terutama di keranjang anyaman dan tisu. Dengan adanya RCEP, diharapkan Indonesia bisa naik kelas dan makin diperhitungkan di Korea Selatan, khususnya untuk tekstil, apalagi dibandingin sama negara-negara kompetitor lainnya.

Baca Juga: Sering Muncul di Drakor, Ini Dia Strategi Bisnis Kopiko dengan Langkah Berbeda


Kebijakan Pendukung UMKM untuk Siap Manfaatin RCEP ke Korea

Bagaimana UMKM Indonesia bisa siap untuk manfaatin RCEP ini ke Korea Selatan? Nih, deretan cara kerja cerdas pemerintah Indonesia buat bikin UMKM kita makin gacor di Korea Selatan:

  1. Meningkatkan Kualitas SDM UMKM: Pemerintah kita nggak main-main, mereka mengadakan banyak workshop untuk para UMKM soal gimana caranya mengatur keuangan, teknik berdagang yang manjur, hingga cara membuat produk inovatif. Intinya, dengan pelatihan ini, UMKM bisa dapat ilmu baru yang bisa langsung dipraktekin.
  2. Gandeng Tangan Dengan E-Commerce Korea: Ada kolaborasi keren nih antara pemerintah kita sama e-commerce gede di Korea. Tujuannya? Supaya barang-barang UMKM kita bisa lebih mudah nyasar ke pasar Korea dan tembus pasar global.
  3. Sinergi Indo-Korea di Bidang Tekno: Kerjasama ini bukan cuma soal pengiriman barang. Kita juga bisa mendapatkan ilmu soal teknologi terbaru dari Korea, termasuk pelatihan buat pekerja industri dan cara meraih sertifikat keahlian yang diakui. Contohnya yang dilakukan di Knowledge Sharing Programme melalui Kementerian Koperasi UKM.
  4. Jadikan UMKM Lokal Jadi Eksportir Muda: Pemerintah kita memiliki misi keren, yaitu mengantarkan 1.500 UMKM jadi pemain baru di arena ekspor. Mereka dikasih tahu banyak hal, mulai dari info pasar, cara meningkatkan kualitas barang, hingga strategi promosi yang efektif.

Harapannya, dengan semua usaha ini, UMKM Indonesia bisa lebih keren lagi performanya dan manfaatin kesempatan emas di Korea Selatan lewat RCEP. Kita semua pengen liat UMKM Indonesia nggak cuma jadi juara lokal, tapi juga bisa go internasional!

Nah, setelah ngulik berbagai sudut pandang dan menyelami kedalaman strategi yang udah pemerintah Indonesia susun, kita bisa simpulkan satu hal: RCEP ini bukan cuma sekadar perjanjian dagang. Ini adalah tiket emas buat UMKM Indonesia buat main besar di panggung internasional, terutama di Korea Selatan yang selama ini dikenal ketat.

Kunci keberhasilan Sahabat Wirausaha disini ada di adaptasi dan inovasi. UMKM kita ditantang buat terus berinovasi, tidak hanya dalam produk, tapi juga cara pemasaran dan penetrasi pasar. Peluang udah ada di depan mata, tinggal bagaimana kita, sebagai bangsa, bisa memanfaatkannya sebaik-baiknya.

Yuk Sahabat Wirausaha saatnya bersinar dan buktikan bahwa kita bisa menjadi pemain kunci di Korea Selatan. Selamat berjuang, semangat Go Global!

Jika tulisan ini bermanfaat , silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM. 

Referensi:

  1. Kemlu.go.id
  2. https://ekon.go.id/publikasi/detail/5518/peringati-50-tahun-hubungan-indonesia-dan-korea-selatan-menko-airlangga-tekankan-kerja-sama-ekonomi-digital-bagi-pengembangan-umkm
  3. https://kemenperin.go.id/artikel/24328/Kerjasama-Strategis-Indonesia-Korea-dalam-Ppuri-Technology:-Memperkuat-Masa-Depan-Industri-di-Indonesia
  4. https://ekon.go.id/publikasi/detail/2948/peningkatan-daya-saing-umkm-sebagai-ujung-tombak-perekonomian-indonesia-menuju-pasar-global
  5. https://asean.org/rcep-agreement-enters-into-force/
  6. https://asean.org/regional-comprehensive-economic-partnership-rcep/
  7. https://ftacenter.kemendag.go.id/regional-comprehensive-economic-partnership-rcep