Dapur Sagala Lada, Bangun Brand Makanan Ringan - Kata reseller tentunya sudah tidak asing lagi di telinga kita. Namun, tak sedikit juga dari kita yang masih menganggap remeh pekerjaan ini.

Padahal, sudah banyak cerita sukses seorang reseller yang bisa menghasilkan keuntungan dari memasarkan produk orang lain, bahkan, banyak juga reseller yang akhirnya sukses membangun bisnisnya sendiri hingga go international, contohnya seperti Winda Budi Astuti, pemilik usaha Dapur Sagala Lada. Nah, penasaran bukan? berikut adalah cerita lengkap perjalanan bisnis Dapur Sagala Lada.


Dapur Sagala Lada, Bangun Brand Makanan Ringan Sendiri

Dapur Sagala Lada merupakan bisnis yang bergerak di bidang produksi makanan ringan. Winda mengisahkan bahwa bisnisnya itu pertama kali dibangun tahun 2015. Sebelumnya Winda bercerita, bahwa suaminya adalah reseller makanan ringan sejak 2009. Sementara itu, Winda sendiri adalah seorang guru matematika, tetapi di tahun 2014 ia memutuskan resign dari pekerjaannya.

Saat itulah, dirinya bersama suami berpikir untuk fokus membangun bisnis makanan ringan sendiri dan terwujud di tahun 2015 dengan mendirikan Dapur Sagala Lada. Nama itu ia ambil sebagai brand-nya mengingat makanan ringan yang ia buat pada awalnya adalah cemilan pedas.

Baca Juga: 6 Langkah Mudah Menentukan Harga Jual Makanan Ringan

“Sagala Lada dalam bahasa sunda artinya ‘semua pedas’, karena awalnya semua produk kami cemilan pedas,” kata Winda.

Winda mengaku awalnya ia hanya membuat satu varian produk, yaitu kerupuk pedas dengan bumbu seblak. Tidak disangka, kerupuk seblak buatannya ini sangat disukai banyak orang. Nah, sebelum ditawarkan ke orang lain, ia telah berulang kali melakukan eksperimen membuat kerupuk seblak yang enak.

Ia bahkan tidak segan untuk bertanya dan belajar membuat bumbu yang enak dari sang ibu. Setelah ia merasa produknya memiliki kualitas baik dan layak jual, Winda mulai menawarkan produknya itu kepada orang-orang terdekat seperti keluarga, teman, dan tetangga.

Selama setahun, Winda berusaha keras mengembangkan bisnisnya, hingga di tahun 2016 ia berhasil mengembangkan bisnis melalui beberapa agen yang dimilikinya. Hal ini karena banyak orang yang menyukai produknya.

Winda juga mengaku bahwa dalam merintis bisnisnya, ia menggunakan modal pribadi. Ia bahkan tidak pernah sekalipun menggunakan modal dari pinjaman dan hanya andalkan uang gaji dan keuntungan yang diperoleh dari penjualan itu sedikit demi sedikit digunakannya untuk mengembangkan usaha.


Menangkap Peluang Dengan Inovasi Produk

Semenjak banyak orang yang menyukai produknya, Winda kerap mendapati kritik dan saran dari konsumennya, terutama yang berkaitan dengan variasi produk. Namun ia selalu membuka diri untuk hal tersebut, justru ia menganggap kritik dan saran itu sebagai berkah dan peluang untuk lebih mengembangkan bisnisnya.

Baca Juga: Cara Inovasi Produk yang Tepat

“Jadi inovasi produk ini sebenarnya datang dari konsumen, waktu itu pernah ada tetangga bilang, teh kerupuknya jangan pedes semua kenapa, anak saya jadi nggak bisa ikutan makan, bikin dong yang bisa dimakan buat anak-anak,” kisah Winda menirukan ucapan tetangganya.

Setelahnya Winda mencoba membuat cemilan yang bisa dikonsumsi anak-anak atau konsumen yang tidak ingin cemilan pedas. Maka muncul produk baru yaitu makaroni dengan varian rasa jagung bakar, coklat manis hingga makaroni coklat pedas. Menariknya, cemilan dengan rasa coklat pedas ini malah mendapat banyak sorotan karena dinilai unik. Meskipun kini, varian rasa coklat pedas sudah tidak begitu diproduksi, namun Winda menyatakan varian rasa tersebut menjadi sebuah cerita bersejarah untuk Dapur Sagala Lada.

“Cokelat pedas itu juga sempat diliput koran-koran karena unik, gitu. Meskipun nggak lagi diproduksi tapi itu jadi sejarah, bahwa Dapur Sagala Lada pernah punya produk itu,” sambungnya.

Winda menyadari bahwa hampir semua produknya merupakan inovasi yang dibuat berdasarkan masukan dari para konsumen. Beruntungnya, inovasi tersebut berhasil dan banyak diminati orang. Hal ini karena Winda berusaha membuat produk dengan kualitas terbaik, terutama bumbunya yang memang dibuat sendiri.

“Dulu awalnya pakai bumbu jadi, tapi ke belakang kita mulai belajar bikin bumbu sendiri, misalnya makaroni rasa rendang, itu kita bikin sendiri bumbunya,” lanjutnya.

Sampai saat ini, Dapur Sagala Lada memiliki 2 produk utama yaitu kerupuk dan makaroni, tentunya dengan banyak varian rasa. Untuk produk kerupuk, ada kerupuk seblak dan kerupuk blek. Sementara untuk makaroni ada banyak varian rasa, seperti balado, seblak, jagung bakar, rendang, jagung manis, cokelat, dan keju.

Baca Juga: Mengumpulkan Data Untuk Inovasi Bisnis Kuliner

Dalam proses produksi, Winda kini dibantu 4 karyawan, yang mana ia memberdayakan ibu-ibu di sekitar lingkungan. Ia mengungkapkan dalam sebulan Dapur Sagala Lada mampu memproduksi 4000 hingga 5000 bungkus dengan berat 130 gram per bungkusnya. Selain memberdayakan ibu-ibu untuk di bagian produksi, Winda juga memberdayakan ojek online seperti Go-send dan juga ojek lokal lainnya untuk membantunya mengantarkan pesanan.

Selain brand Dapur Sagala Lada, Winda ternyata juga mendirikan brand baru yakni FazaBananaz. Brand ini berdiri sejak 2019 dan khusus memproduksi cemilan dari berbagai olahan pisang. Salah satu produk andalannya adalah Choco Banana Chips atau keripik pisang yang dibalut coklat. Ia juga menceritakan bahwa brand kedua ini berdiri untuk mengoptimalkan hasil kebun milik ayahnya.

“Bapak saya petani, salah satu hasilnya itu pisang. Pisang kami sering dibeli dengan harga sangat murah oleh tengkulak, jadi untuk minimalisir kerugian, saya olah jadi snack yang memiliki nilai jual lebih baik,” tandasnya.

Choco Banana Chips, salah satu produk brand FazaBanaaz I Foto dari Winda Budi Astuti


Memiliki Banyak Agen Hingga Go International

Pada awalnya Winda tidak pernah membayangkan bahwa dirinya menjadi seorang pengusaha. Bahkan ini, setelah usahanya berjalan selama kurang lebih 8 tahun, dirinya telah memiliki seratus lebih agen yang tersebar di pulau Jawa, Sumatera hingga Kalimantan.

Baca Juga: Tips Memilih Mitra Distributor

“Biasanya mereka order untuk dikonsumsi sendiri, tapi karena udah tahu produknya gimana dan cocok, terus mereka sendiri yang ngajuin diri jadi agen,” ujar Winda.

Winda menceritakan bahwa dirinya menyadari bahwa yang namanya agen itu ada yang masuk dan ada yang keluar, sehingga ia tidak memaksakan para agen dengan menuntut target tertentu. Bahkan sebelum membuat keputusan tertentu untuk timnya, ia selalu berdiskusi dengan suaminya.

“Setiap mau buat keputusan untuk tim itu biasanya saya diskusi, dan malah suami yang kayak bilang, coba sebelum buat keputusan itu ditanyain ke diri sendiri, kira-kira kalo kamu dituntut begini begitu, itu kamu sanggup apa enggak, gitu” ucapnya.

Dalam memasarkan produknya, ia sepenuhnya menyerahkan kepada para agen untuk memanfaatkan e-commerce seperti Shopee. Winda sendiri lebih fokus kepada produksi dan kelola sosial media seperti Instagram. Hingga saat ini, produknya telah sampai hampir ke seluruh wilayah Indonesia, hanya saja ia masih terkendala untuk memasarkan produknya di wilayah timur Indonesia. Namun, ia pernah mendapat pesanan ke daerah Babo, Papua.

“Kendalanya itu kalo ke wilayah timur itu lebih ke biaya ongkir aja sih, soalnya di wilayah timur ongkirnya itu mahal kan ya, jadi itu yang mungkin jadi pertimbangan untuk konsumen membeli produk,” ungkapnya.

Selain eksis di tanah air, produk Dapur Sagala Lada juga sudah sampai ke luar negeri melalui agen. Winda bercerita bahwa produknya sudah pernah dikirim ke Taiwan, Australia, Uni Emirat Arab, Malaysia, Turki, hingga ke Abu Dhabi. Winda juga mengatakan bahwa ada agen yang biasanya akan mengirimkan list permintaan produk setiap dua minggu sekali.

Baca Juga: Cara Mengoptimalkan Kinerja Reseller

Kalo untuk ke Uni Emirat Arab itu kita rutin pengiriman, dan itu sudah sejak 2019 sampai sekarang masih terus ngirim produk, kalo ke Australia itu baru dua kali pengiriman, semoga bisa berlanjut,” lanjutnya.

Sementara itu, ia juga mengatakan bahwa dirinya juga membuat paket hampers sebagai salah satu strategi bisnisnya, dan biasanya ada banyak orang yang akan memesan hampers cemilan di momen-momen tertentu.

“Selain momen-momen hari besar, ada kadang di momen kenaikan kelas, jadi di momen itu orang tua murid kasih hampers ke gurunya, itu kita bisa terima pesanan sampe 15 hampers,” ucapnya.

Hampers berupa aneka cemilan Dapur Sagala Lada I Foto dari Winda Budi Astuti


Terus Belajar Dan Menjaga Kualitas Produk

Winda menyadari bahwa kapasitas dirinya terhadap ilmu bisnis masih sedikit, sehingga ia tidak jarang mengikuti berbagai pelatihan untuk menambah wawasan. Selain mengikuti berbagai pelatihan, ia juga aktif mengikuti bazar dan pameran. Tentunya ini menjadi salah satu sarana baginya untuk mengenalkan produk Dapur Sagala Lada.

“Saya sadar ilmu saya di bisnis itu sedikit, apalagi saya backgroundnya itu guru matematika, jadi ya saya ikut pelatihan, sekarang juga saya termasuk UKM binaan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) kota Cimahi,” katanya.

Berkat usaha dan kerja kerasnya membangun bisnis, Winda pernah mendapatkan juara 2 CSBI (Cimahi Small Business Innovation) yang diadakan oleh pemerintah kota Cimahi pada tahun 2021. Kegiatan ini juga pernah diliput RRI dan Tribunnews Jabar.

Baca Juga: Menjamin Kepuasan Pelanggan dan Kepercayaan Mitra Bisnis Lewat Kontrol Kualitas

Selain terus belajar menambah wawasan bisnis dan berinovasi, Winda juga sempat bercerita bahwa dirinya selalu mengutamakan kualitas produk dengan tidak menyediakan stok produk jadi dalam jumlah banyak.

Ready stock ada tapi nggak banyak, soalnya kita menjaga kualitas produk, mengingat produk kerupuk itu kan nggak bagus juga kalo disimpan lama, terus kita juga nggak pake minyak jelantah, tapi kalo untuk bahan baku produk, itu baru kita ada banyak stoknya,” tegasnya.

Winda juga tidak lupa menceritakan kondisi bisnis di masa pandemi. Dirinya sangat bersyukur bahwa usahanya tidak mengalami perubahan signifikan, justru sebaliknya, ia mendapat berkah karena di masa pandemi permintaan produk meningkat.

“Pandemi kan kita nggak bisa kemana-mana, jadi banyak orang yang pesan produk Dapur Sagala Lada untuk stok makanan atau cemilan di rumah, ya bersyukur banget karena nggak mengalami perubahan yang signifikan,” ujarnya.


Harapan Dan Pesan Untuk Sesama Pelaku Bisnis

Winda bersyukur bahwa bisnisnya telah berkembang menjadi lebih baik. Namun sebagai pelaku bisnis, tentunya Winda juga pernah mengalami kendala dan kegagalan, namun ia tetap berusaha untuk terus mencoba dan tidak putus asa, karenanya melalui tulisan ini ia ingin menyampaikan pesan untuk sesama pelaku bisnis lainnya agar jangan cepat menyerah dalam berbisnis.

“Yakin dan jalani, terus bersyukur dan jangan menyerah karena kita tidak pernah tahu di waktu kapan kita akan diberikan jalan,” ucapnya.

Baca Juga: Mengintip Peluang Memperluas Pemasaran melalui Waralaba

Selain itu, ia juga berharap, agar bisnisnya bisa terus berjalan dan bisa memiliki lebih banyak agen sehingga memberikan banyak manfaat untuk orang lain.

“Saya berharap bisa memiliki lebih banyak agen, jadi akan lebih banyak manfaat yang bisa dirasakan untuk mereka,” tutupnya.

Wah, menarik sekali ya cerita perjalanan bisnis Dapur Sagala Lada. Nah, melakukan inovasi produk itu ternyata penting sekali ya Sahabat Wirausaha, selain bisa memperkuat bisnis, inovasi produk juga bisa menjadikan produk kita lebih unggul, untuk itu, jangan lupa berinovasi ya Sahabat Wirausaha! Demikian cerita inspirasi kali ini, semoga ada pembelajaran yang bisa diambil dan sampai ketemu di cerita inspirasi berikutnya!

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini.

Narasumber : Winda Budi Astuti (Founder Dapur Sagala Lada)

Jl. Sirnarasa Gg.Masjid Al Hikmah no.136 B RT 3 RW 21, Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi, Jawa Barat, jawa barat

Instagram : @makaroni_sagala_lada

Katalog di website ukmjagowan.id : Dapur Sagala Lada