Menentukan Harga Jual Makanan Ringan - Apakah Sahabat Wirausaha mau memulai usaha makanan? Tapi masih bingung bagaimana cara menghitung modal yang dikeluarkan? Membuka usaha makanan memang terlihat menggiurkan. Tapi jangan sampai salah perhitungan. Alih-alih menguntungkan, ternyata malah mendatangkan kerugian.
Nah, ada baiknya sebelum memulai usaha makanan, Sahabat Wirausaha mencari tahu dulu biaya apa saja yang dikeluarkan dan bagaimana cara menghitungnya. Artikel ini cocok untuk Sahabat Wirausaha yang ingin mengetahui cara menghitung modal dan menentukan harga jual produk. Mari simak caranya berikut ini!
Menentukan Harga Jual Makanan Ringan, Pahami Jenis Biaya
Menentukan harga jual yang tepat akan membuat usaha terhindar dari kerugian. Sebelum menentukan harga jual, Sahabat Wirausaha perlu menghitung terlebih dahulu modal yang sudah dikeluarkan. Pada umumnya biaya terbagi ke dalam 2 jenis, yaitu:
1. Fixed Cost
Fixed Cost atau biaya tetap merupakan biaya-biaya yang tidak terlalu terpengaruh dengan jumlah produk yang dihasilkan, misalnya biaya sewa tempat, gaji karyawan, pembelian alat dan mesin, dll. Biasanya fixed cost ini banyak ditemukan pada perusahaan dengan skala lebih besar. Namun, tidak menutup kemungkinan usaha kecil pun tetap mengeluarkan fixed cost seperti biaya peralatan.
Baca Juga: Cara Menghitung Cost Per Impression
2. Variable Cost
Variable Cost atau biaya variabel merupakan biaya yang sangat terpengaruh oleh jumlah produk yang dihasilkan, seperti biaya bahan baku dan kemasan. Jumlah variable cost akan semakin besar jika produk yang diproduksi lebih banyak. Pun sebaliknya, jika jumlah produksi lebih sedikit, maka biaya variabel pun akan lebih sedikit.
Variable cost dalam makanan olahan kemasan terbagi menjadi 3 bagian, yaitu biaya bahan baku, biaya overhead dan biaya kemasan.
Sumber: programipos
Menentukan Harga Jual Makanan Ringan, Hitung Biaya Produksi
Cara untuk menghitung biaya produksi makanan olahan adalah dengan menjumlahkan total biaya tetap dengan biaya variabel per produk. Untuk lebih mudahnya lakukan langkah berikut:
1. Hitung Biaya Tetap
Sebelum menghitung biaya fixed cost, hal pertama yang dilakukan adalah mencatat kebutuhan apa saja yang diperlukan untuk memulai usaha. Misalnya, sewa tempat, listrik, mesin dan peralatan. Kemudian, tentukan juga masa pakai untuk kebutuhan tersebut, seperti masa pakai mesin yang bisa digunakan untuk 5 tahun ke depan. Tujuannya adalah untuk menghitung biaya fixed cost dalam menentukan Harga Pokok Produksi dan menentukan harga jual.
Baca Juga: Pentingnya Pencatatan Keuangan Bagi UMKM
Misalnya untuk membuka usaha keripik kemasan, hal-hal yang dibutuhkan sebagai berikut:
Peniris minyak = Rp1.800.000 (masa pakai 3 tahun, maka Rp 50.000/bln)
Kompor = Rp 900.000 (masa pakai 3 tahun, maka Rp 25.000/bln)
Wajan & alat masak = Rp 900.000 (masa pakai 3 tahun, maka Rp 25.000/bln)
Alat potong = Rp 240.000 (masa pakai 1 tahun, maka Rp 20.000/bln)
Total fixed cost = Rp2.600.000 (Biaya bualanan fixed cost Rp120.000/bln)
Jika dalam satu bulan ternyata produk yang dihasilkan sebanyak 3.000 pcs, maka biaya fixed cost yang dibebankan dalam satu kemasan adalah sebesar Rp40.
Sumber: campusnesia
2. Hitung Biaya Bahan Baku
Adapun cara menghitung bahan baku yang digunakan adalah dengan menjumlahkan semua biaya bahan baku terpakai. Misalnya seperti biaya bahan baku singkong, minyak goreng, bumbu, dll.
Jika usaha masih dalam skala kecil, maka cukup dengan menjumlahkan semua biaya bahan baku yang dipakai. Namun, apabila usahanya sudah skala besar dan sudah memiliki persediaan bahan baku di gudang, maka cara menghitung bahan baku yang digunakan bisa dengan cara berikut:
Baca Juga: Menyusun Anggaran dan Proyeksi Pertumbuhan Usaha Untuk Rencanakan Kesuksesan
Saldo Awal Bahan Baku+Biaya Pembelian Bahan Baku-Saldo Akhir Bahan Baku
Contoh:
Saldo Awal Bahan Baku Bulan sebelumnya = Rp1.000.000
Biaya Pembelian Bahan Baku Selama satu Bulan = Rp500.000
Saldo Bahan Baku Akhir Bulan = Rp200.000
Maka bahan baku terpakai adalah = Rp1.000.000 + Rp500.000 – Rp200.000 = Rp1.300.000
Jika produk yang dihasilkan dari bahan baku terpakai adalah sebanyak 3.000 pouch maka harga bahan baku per kemasan nya adalah Rp433.
3. Hitung Biaya Overhead Produksi
Biaya overhead produksi adalah biaya-biaya yang terkait dengan berlangsungnya proses produksi. Misalnya adalah biaya listrik, biaya air, biaya gas, upah pekerja, dll.
Contoh:
Dalam satu bulan produksi keripik, biaya overhead yang dikeluarkan adalah sebagai berikut:
Biaya listrik = Rp 500.000
Biaya air = RP 100.000
Biaya gas = Rp 200.000
Upah pekerja 2 orang = Rp2.000.000
Total biaya overhead = Rp2.800.000
Jika produk yang dihasilkan dari bahan baku terpakai adalah sebanyak 3.000 pouch maka biaya overhead yang dibebankan per kemasan nya adalah Rp933.
Baca Juga: Membuat Laporan Keuangan Sederhana: Langkah-langkah Dasar
Sumber: goukm
4. Hitung Biaya Kemasan
Cara menghitung biaya kemasan adalah dengan menentukan biaya-biaya apa saja yang terkait dalam pengemasan produk dan menjumlahkannya.
Contoh:
Plastik Standing Pouch = Rp 200 per pcs
Label Kemasan = Rp 300 per pcs
Total Biaya Kemasan = Rp 500 per pcs
5. Hitung Harga Pokok Produksi
Setelah menghitung biaya fixed cost dan variable cost, maka Sahabat Wirausaha bisa menghitung harga pokok produksinya. Misalnya dari perhitungan di atas bisa ditemukan:
Biaya fixed cost per kemasan = Rp 40
Biaya bahan baku per kemasan = Rp 433
Baiya overhead per kemasan = R p 933
Biaya kemasan = Rp 500
Total Harga Produk per kemasan = Rp1.906
Dari perhitungan di atas, maka modal yang dikeluarkan untuk memproduksi satu kemasan keripik adalah sebesar Rp1.906.
Baca Juga: Mengenal Standar PSAK Untuk Pencatatan dan Pelaporan Keuangan
6. Hitung Harga Pokok Penjualan
Setelah menghitung harga pokok penjualan, langkah selanjutnya adalah dengan menghitung harga pokok penjualan. Harga pokok penjualan ini bisa dikatakan juga sebagai harga minimal yang dipatok untuk menjual produk.
Dalam menentukan harga pokok penjualan, Sahabat Wirausaha tinggal memasukkan profit yang diinginkan. Untuk menghitung profit yang diinginkan, bisa menggunakan persentase dari modal yang dikeluarkan. Perhitungannya seperti berikut:
Harga Pokok Penjualan=Harga Pokok Produksi+Profit
Profit=Harga Pokok Produksi x Persentase Profit yang Diinginkan
Misalnya, dari contoh di atas modal yang dikeluarkan adalah sebesar Rp1.906. Sedangkan, persentase profit yang diinginkan adalah sebesar 100% dari harga pokok produksi. Maka perhitungannya sebagai berikut:
Harga Pokok Penjualan=Rp 1.908+Rp 1.908 x 100%
Harga Pokok Penjualan=Rp 3.816
Maka, harga jual minimal yang diberikan untuk satu kemasan adalah sebesar Rp 3.816.
Itulah beberapa langkah untuk menghitung modal yang dikeluarkan untuk menjual makanan olahan kemasan. Namun, dalam menentukan harga jual banyak faktor lain yang berpengaruh seperti target market dan harga kompetitor. Meskipun demikian, melalui perhitungan modal yang tepat akan mengurangi risiko kerugian di kemudian hari.
Jika artikel ini dirasa bermanfaat, yuk bantu bagikan ke yang lain!
Tag: