Sahabat Wirausaha, kalau disuruh memilih apakah salah satu hal yang hampir pasti ditemukan di dapur orang-orang Indonesia selain nasi, mungkin jawabannya adalah sambal. Ya, masyarakat negeri ini memang begitu tergila-gila dengan cita rasa pedas yang membuat sambal hampir pasti tidak pernah absen di meja dapur. Apapun lauk yang disantap, sambal selalu ada di sana sebagai penyempurna masakan.

Kebiasaan yang menjadi ciri khas orang Indonesia ini bahkan terbawa ketika mereka harus melakukan perjalanan hingga tinggal di luar negeri. Mencoba beradaptasi dengan lingkungan asing termasuk aneka lauk pauk di benua lain, sambal selalu dibawa demi menjaga cita rasa pedas sekaligus pengikat memori dengan tanah kelahiran. Tanpa disadari, kebiasaan ini rupanya perlahan turut mengenalkan sambal ke kancah kuliner dunia.

Baca Juga: Prospek Usaha Sambal

Dengan fakta bahwa Indonesia memiliki banyak sekali jenis sambal, potensi kalau kuliner asli Nusantara ini menjadi primadona baru di luar negeri tentu bukanlah sebuah isapan jempol belaka. Bahkan salah satu negara yang memiliki peluang besar sebagai tujuan ekspor dari sambal adalah Amerika Serikat. Bersaing dengan sambal-sambal yang berasal dari negara Asia lainnya, berikut kita akan membahas potensi pasar ekspor sambal Indonesia di Amerika Serikat.


Sambal, Kuliner Berusia 200 Tahun

Seperti yang sudah Sahabat Wirausaha ketahui, cita rasa pedas memang mayoritas disukai masyarakat negeri ini yang ternyata sudah berjalan ratusan tahun lamanya. Salah satu bukti yang memperkuat fakta itu terungkap dalam Serat Centhini yang menyebutkan jika keberadaan sambal sudah dikenal oleh penduduk Indonesia sejak masa penjajahan yakni di periode tahun 1814, alias lebih dari 200 tahun lalu.

Bukan tanpa alasan kalau negeri ini sudah begitu mengenal dan mencintai sambal serta produk kuliner bercita rasa pedas lainnya, karena Indonesia memang dikenal sebagai negara tropis yang kaya akan rempah-rempah. Rempah-rempah seperti cengkeh, pala, lada, kayu manis ditambah merica dan cabai adalah segelintir komoditas yang membuat negeri ini jadi tujuan utama para penjajah Eropa, melalui sebuah jalur perjalanan yang begitu termahsyur yakni Jalur Rempah.

Kenampakan geografis Indonesia yang berbeda dari Sabang sampai Merauke turut memberikan kontribusi terhadapan keanekaragaman hayati yang tentunya berimbas ke hasil Bumi. Dalam hal cabai, hal ini akhirnya membuat negeri ini memiliki banyak sekali varietas tanaman cabai yang akhirnya mempengaruhi jenis-jenis olahan sambal.

Baca Juga: Peluang Pasar: All You Can Eat Shabu & Grill

Tak heran kalau akhirnya disebutkan bahwa sedikitnya ada 322 jenis sambal di seluruh penjuru Nusantara. Kondisi ini jelas menjadi fakta yang menggembirakan sekaligus mempekuat posisi sambal sebagai salah satu produk olahan unggulan bagi sektor ekspor Indonesia.


Melimpahnya Jenis-Jenis Sambal Nusantara

Munculnya pandangan bahwa sambal akan bisa jadi produk ekspor unggulan memang tak lepas dari betapa beragamnya sambal yang bisa kita temui di Nusantara. Sahabat Wirausaha tentu tahu bahwa hampir di setiap provinsi negeri ini, punya olahan sambal tersendiri yang jadi ciri khas daerah tersebut. Berikut beberapa di antaranya yang bisa dibilang paling populer dan telah menjadi produk olahan siap saji:

1. Sambal Terasi

Bisa dibilang ini adalah jenis sambal paling populer di pulau Jawa. Disebut sambal terasi karena memang aroma terasi dari olahan ini begitu kuat. Terasi yang dibuat dari campuran udang kecil (rebon) dan aneka tepung pilihan ini diuleg bersama cabai merah besar, cabai rawit, bawang merah dan bawang putih, garam sampai tomat untuk memberikan kesan pedas dan segar.

Sambal terasi dipandang punya potensi ekspor yang sangat besar, mengingat terasi Indonesia konon katanya lebih nikmat dari terasi negara lain. Ya, produk fermentasi hasil laut ini rupanya bukanlah monopoli Indonesia saja karena negara-negara lain di Asia juga memiliki produk serupa seperti balacan dari Malaysia, Brunei Darussalam dan Singapura, nappi dari Bangladesh, kapi dari Thailand, mam tom dari Vietnam, bagoong alamang dari Filipina, shiokara dari Jepang, sae woo jeot dari Korea Selatan hingga xiajiang dari China.

Baca Juga: Potensi Ekspor Makanan Olahan Kemasan Dari Indonesia

Sumber: © Harviyan Perdana Putra/ANTARA

Hanya saja dilansir The Conversation, terasi Indonesia punya kadar peptida yang mampu meningkatkan cita rasanya hingga lima kali lipat. Hal ini diperkuat fakta dengan kandungan protein terasi Indonesia yang paling besar bahkan jika dibandingkan dengan bagoong alamang atau xiajiang sekalipun.

Tak heran kalau beberapa terasi seperti terasi instan Juwana asal Kabupaten Pati, Jawa Tengah sudah diekspor ke Australia, Kanada hingga Amerika Serikat. Atau juga ada terasi Singkawang asal Kalimantan Barat yang diekspor sampai Taiwan, Hong Kong, Malaysia, Singapura, Thailand hingga Dubai sejak tahun 2000.

2. Sambal Matah

Sambal matah bisa dibilang sebagai olahan sambal paling populer di luar pulau Jawa, selain sambal ijo dari Sumatera Barat sana. Berasal dari Bali, sambal matah adalah jenis sambal yang sangat segar karena dibuat dari bahan mentah yang diiris-iris seperti cabai merah, cabai hijau, bawang merah, tomat hijau, serai, garam, minyak daun dan air jeruk purut.

3. Sambal Roa

Sulawesi memiliki salah satu olahan sambal yang begitu populer di Nusantara yakni sambal roa. Berasal dari Manado yang memang dikenal akan banyaknya kuliner pedas, ciri khas sambal roa adalah memakai ikan roa yang menambah cita rasa gurih pada sambal ini.

Baca Juga: Potensi Ekspor Rempah-Rempah di Pasar Eropa

Sekadar informasi, ikan roa hanya bisa ditemukan di perairan Sulawesi yang membuat sambal roa begitu eksklusif. Agar bisa jadi sambal roa, ikan roa harus diasapi terlebih dulu baru kemudian dihaluskan dengan bumbu rempah, tomat dan cabai sebelum akhirnya dimasak hingga matang dan disajikan.

4. Sambal Bajak

Dibandingkan jenis sambal populer lainnya dalam daftar, sambal yang mudah ditemukan di Jawa Timur ini mungkin cenderung tak terlalu pedas. Ada cita rasa manis yang muncul dari sambal bajak berkat tambahan gula merah. Cita rasa pedas juga semakin teredam sambal ini tersaji dalam kondisi matang dan sudah ditumis terlebih dulu. Disebut sebagai sambal bajak karena menu ini disajikan oleh para istri untuk suami-suami petani mereka yang membajak sawah.

5. Sambal Bawang

Mungkin bisa dibilang ini adalah salah satu olahan sambal paling favorit di Indonesia karena memang cara pembuatan dan bahan yang diperlukan begitu sederhana, serta gampang ditemukan. Untuk bisa membuat sambal bawang, Sahabat Wirausaha hanya tinggal menggunakan cabai rawit, bawang putih, bawang merah, garam dan gula pasir. Uleg semua bahan dan kemudian siram dengan minyak panas, maka sambal bawang super pedas siap disantap.

6. Sambal Ijo

Tak ada yang bisa menampik cita rasa kuliner Sumatera Barat. Bahkan rendang dari tanah Minangkabau itu sudah berkali-kali ada di posisi puncak sebagai kuliner terlezat di dunia. Namun suku Minang bukan hanya mampu membuat rendang yang luar biasa lezat, tapi juga sambal. Berbeda dengan di Jawa yang menggunakan bahan dasar cabai merah, sambal ijo justru memakai cabai dan tomat hijau yang dicampur bawang merah dan bawang putih.

7. Sambal Pecel

Berasal dari Jawa Timur, sambal pecel pada dasarnya adalah bumbu pecel yang ditambahi cabai sehingga makin memaksimalkan cita rasa pedas. Karena merupakan bumbu pecel, bahan baku utama sambal ini adalah kacang tanah kulit yang digoreng, bawang merah, bawang putih, air asam jawa, gula merah dan tentunya cabai rawit. Setelah seluruh bahan dihaluskan, sambal pecel pun siap untuk dikemas dan tinggal dicairkan dengan air saat hendak disantap.

Tentunya dengan melihat berbagai jenis olahan sambal di atas, potensi kalau produk kuliner asli Nusantara itu bisa jadi komoditi ekspor sangat terbuka lebar. Apalagi pemerintah kini tengah menggalakkan program Indonesia Spice Up the World seperti dilansir situs resmi Kemenlu. Salah satu KBRI yang tengah menggelar program tersebut adalah KBRI WIndhoek di Namibia, kawasan barat daya benua Afrika.

Baca Juga: Langkah-langkah Persiapan Memulai Ekspor

Menurut Wisnu Edi Pragtinyo selaku Duta Besar RI Windhoek, lewat Indonesia Spice up the World, negeri ini ingin lebih mengenalkan aneka rempah lokal ke tingkat global. Tak main-main, Indonesia kini berstatus sebagai negara pengekspor rempah terbesar keempat di dunia yang makin memperkuat peluang pasar sambal Indonesia di tingkat global.


Mengintip Potensi Ekspor Sambal ke Amerika Serikat

Tak hanya sekadar percaya diri dengan banyaknya jenis-jenis sambal Nusantara, pembahasan potensi ekspor sambal ke Amerika Serikat ini muncul berkat laporan nilai ekspor makanan dan minuman lokal ke Negeri Paman Sam itu yang terus meningkat. Menurut laporan Kemendag yang dilansir Okezone, terjadi kenaikan sebesar 18,3% atas ekspor produk makanan dan minuman ke Amerika Serikat pada tahun 2017 lalu yakni jadi sebesar US$1,4 miliar.

Keikutsertaan Indonesia dalam NPEW (Natural Product Expo West) 2018 di negara bagian California, membuat masyarakat Amerika Serikat mulai mengenal produk olahan sambal. Kala itu torch ginger sambal yang terinspirasi dari sambal kecombrang khas Bali hadir sebagai produk yang dipamerkan.

Hal ini tentu menjadi kabar gembira bagi pelaku bisnis UKM (Usaha Kecil dan Menengah) yang mengusung sambal sebagai produk utamanya. Tempo melaporkan pada tahun 2014 lalu, jika produk-produk makanan dan minuman UKM Indonesia ternyata banyak yang masuk pasar pantai timur Amerika Serikat termasuk New York. Beberapa produk yang diincar penduduk negara adikuasa itu adalah sambal, kecap, bumbu-bumbu tunggal atau olahan.

Baca Juga: Menerapkan Pelabelan (Labelling) yang Layak Dalam Standar Ekspor

Bayu Krisnamurthi selaku Wakil Mendag kala itu menjelaskan bahwa makanan olahan Nusantara dipandang pasar AS sebagai speciality food. Dan untuk pasar makanan spesial di AS ternyata memiliki pangsa pasar hingga US$90 miliar! Tercatat untuk tahun 2014, ekspor makanan olahan Indonesia ke AS masih mencapai US$75 juta dengan 40% di antaranya produk ekspor UKM, sebelum akhirnya diprediksi jadi US$125 juta dalam waktu 2-3 tahun kemudian.


Olahan Sambal yang Curi Perhatian Sejak 2013

Dengan fakta adanya peningkatan ekspor produk makanan dan minuman ke pasar AS, apakah memang sambal benar-benar bisa jadi primadona baru?

Sebetulnya prediksi ini bukanlah tanpa bukti.

Kompas melaporkan bahwa pada tahun 2013, sambal sudah muncul sebagai salah satu komoditi ekspor menjanjikan saat tercatat diekspor sebanyak 350 ton. Jumlah ini bahkan jauh lebih banyak dan tercatat meningkat sebesar 197% dibandingkan dengan ekspor sambal tahun 2012 silam. Salah satu olahan sambal yang menarik perhatian adalah sambal pecel karena mampu meraup devisa sebesar US$1,6 juta (sekitar Rp17,5 miliar).

Kendati memang jika dibandingkan dengan nilai ekspor nonmigas lainnya yang tercatat US$149,93 miliar, devisa yang dihasilkan sambal memang sangat kecil. Namun hal ini tentu jadi kabar gembira karena kuliner yang selama ini cuma jadi santapan di meja makan, bisa jadi komoditas ekspor menjanjikan.

Apalagi semenjak pandemi Covid-19 melanda dunia, setiap negara memang harus mulai mempertimbangkan adanya diversifikasi dan peningkatan ekspor, terutama dalam hal makanan. Indonesia tak harus terlalu bergantung pada ekspor migas, tapi justru harus mulai menggerakkan pelaku bisnis UKM dan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah).

Terbukti dalam TEI-DE (Trade Expo Indonesia Digital Edition) ke-36, sambal lagi-lagi menjadi salah satu penggerak transaksi dalam event yang digelar pada Oktober 2021 itu. Hingga hari kedelapan, pameran perdagangan terbesar di Indonesia itu mencatat nilai transaksi sebesar US$870,16 juta (sekitar Rp12 triliun), seperti diberitakan Katadata.

Selain sambal, dalam MoU yang difasilitasi Kemendag itu ada juga produk biji kopi robusta sampai kelapa santan. Dalam penandatanganan MoU itu, perusahaan-perusahaan Indonesia melakukannya dengan setidaknya 14 negara mitra dagang.

Baca Juga: Potensi Ekspor Cokelat Indonesia


Strategi Sambal Tembus Pasar Ekspor Dunia

Kini dengan berbagai fakta bahwa sambal memiliki potensi yang sangat menjanjikan sebagai produk ekspor unggulan Indonesia terutama ke Amerika Serikat, tentu yang bisa dilakukan oleh para pelaku UKM atau UMKM produsen sambal adalah dengan meningkatkan kualitas bahan bakunya yakni cabai. Kesadaran inilah yang sudah mulai dilakukan Poktan (Kelompok Tani) Sido Makmur di Desa Pilang Payung, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.

Demi memperoleh nilai tambah, Poktan Sido Makmur melakukan inovasi lewat mengolah cabai-cabai hasil kebun jadi produk sambal berkualitas ekspor. Harga cabai yang begitu fluktuatif memang membuat mereka harus berpikir kreatif, hingga akhirnya memutuskan mengolah cabai-cabai itu jadi sambal olahan.

Bukan hanya sekadar menjadikannya sambal olahan, Poktan Sido Makmur bahkan sampai mengurus legalitas kekuatan hukum lewat hak paten brand Sambel Bledek, yang ternyata sudah mengantongi sertifikat dari Dinkes Kabupaten Grobogan. Demi mengakomodir permintaan yang terus meningkat, Direktorat Jenderal Hortikultura juga menyalurkan bantuan sejumlah peralatan seperti oven, blender besar, penggorangan lengkap, spiner, sampai etalase.

Tak berhenti di situ saja, Edhie Sudaryanto selaku Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan juga siap mendukung kebutuhan promosi dan pemasaran sambal olahan Poktan Sido Makmur. Tentu dengan dukungan dari berbagai pihak ini, kemudahan akan dirasakan oleh pelaku bisnis sehingga mampu fokus pada peningkatan kualitas produk. Bukan tanpa alasan, karena jika bicara kegiatan ekspor, ada beberapa standar yang wajib dipenuhi.

Baca Juga: Javara: Produk Lokal yang Mendunia

Rimayanti Wardani selaku ownder Dapur Nice Momy dan Kang Aziz selaku eksportir produk UKM dari Koperasi UKM Blitar pun membeberkan pengalaman mereka menjadi pelaku ekspor. Berikut beberapa hal yang wajib Sahabat Wirausaha perhatikan jika ingin mulai mengekspor sambal ke Amerika Serikat:

1. Produk Wajib Berkualitas

Dalam tingkat perdagangan apapun, produk yang berkualitas adalah keharusan demi memastikan kenyamanan konsumen. Bahkan untuk urusan sambal ekspor, jika pasar Amerika Serikat kecewa atas kualitas produk kita, bukan tak mungkin satu kontainer sambal bakal dikembalikan begitu saja dan menimbulkan kerugian besar. Supaya kualitas terjaga, kita harus punya standar operasional produksi agar rasa sambal tetap konsisten.

2. Perizinan Harus Jelas

Lantaran merupakan perdagangan antar negara, produk yang ditawarkan haruslah sudah mengantongi sejumlah perizinan legal. Sahabat Wirausaha wajib tahu kalau tiap-tiap negara punya syarat perizinan dan pengemasan berbeda termasuk Amerika Serikat, sehingga ada baiknya kita mendaftarkan produk ke FDA (Food and Drugs Administration) alias BPOM-nya AS.

3. Pengemasan Sesuai Standar

Sudah jadi rahasia umum jika packaging adalah salah satu pertimbangan seseorang membeli sebuah produk atau tidak. Untuk pasar AS, pengemasan haruslah dilakukan tak cuma menonjolkan segi estetika, tapi mampu menjaga kualitas produk sampai ke tangan konsumen, serta tentunya informatif. Konsumen harus tahu tentang jenis, rasa, kandungan, nilai gizi hingga informasi perusahaan dalam label pengemasan.

4. Adanya Perlindungan Asuransi

Karena produk itu harus melintasi samudera dan benua, risiko yang terjadi selama proses distribusi sangatlah besar. Supaya meminimalisasi risiko, ada baiknya jika kita mempertimbangkan kehadiran asuransi perlindungan. Salah satunya adalah asuransi pengangkutan yang memberikan jaminan perlindungan sekaligus kerusakan kargo dalam perjalanan darat, laut atau udara.

5. Siasati Metode Pembayaran

Salah satu problem yang membuat pelaku bisnis UMKM atau UKM tak bisa melakukan ekspor produk adalah keterbatasan modal. Namun hal ini jangan membuat kita patah semangat, karena kita bisa menawarkan negosiasi soal pembayaran. Misalnya seperti pihak pembeli wajib membayar setengah dari nilai total transaksi di awal, karena kelancaran arus kas sangat penting bagi pelaku bisnis, terutama skala kecil dan menengah.

Baca Juga: EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut)

Jika Sahabat Wirausaha sudah melakukan sejumlah langkah di atas, bukan tak mungkin kalau produk sambal asli Indonesia memang benar-benar mampu diterima dan laris di pasar Amerika Serikat. Sudah ada banyak sekali cerita produsen olahan sambal Tanah Air yang berhasil mengekspor produknya dalam jumlah besar ke negara yang disebut-sebut sebagai pusat peradaban itu.

Sumber: © bumn.go.id

Salah satunya adalah sambal Dede Satoe asal Surabaya yang berhasil menjual sekitar 2.160 botol ke New York, Virginia, Los Angeles hingga Vancouver di Kanada sana pada periode Januari – Juni 2021. Kegiatan ekspor ini memang bukan yang pertama bagi sambal Dede Satoe karena mereka sudah melakukannya sejak tahun 2016 silam.