Siapa yang tidak suka makanan beku atau frozen food? Karena alasan ke praktisan dan banyaknya varian makanan beku, orang-orang menyukai makanan jenis ini. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa pasti tidak akan menolak jika disuguhkan makanan ini. Sahabat Wirausaha juga pasti akan suka makanan ini.
Nah, dengan banyaknya orang yang menyukai makanan ini, bisa dikatakan makanan beku memiliki pangsa pasar yang cukup luas. Hal ini menjadikan makanan beku menjadi salah satu peluang usaha yang cukup menjanjikan nih. Pada artikel kali ini, kita akan mengulas peluang usaha makanan beku. Apa saja kelebihan dan kekurangannya? Lalu, bagaimana step by step untuk memulai usaha makanan beku?
Baca Juga: Peluang Manis Bisnis Pangan Praktis di Kanal Online
Mengapa Harus Berbisnis Makanan Beku
Kelebihan
1. Sifat makanan beku
Makanan beku dapat bertahan lama dengan metode pengemasan dan penyimpanan yang baik. Sifatnya yang tahan lama inilah yang membuat bisnis makanan beku patut dipertimbangkan karena Sahabat Wirausaha tidak perlu khawatir jika memiliki stok berlebih saat bisnis sedang sepi pembeli. Sahabat Wirausaha hanya perlu menyediakan tempat penimpanan yang memadai agar stok makanan beku tidak cepat rusak.
2. Pangsa pasar yang luas
Makanan beku menjadi sangat digemari masyarakat, terutama di era pandemi yang menuntut untuk mengurangi aktivitas outdoor jika tidak terlalu dibutuhkan. Kita hanya perlu berbelanja makanan beku seminggu sekali atau beberapa kali dalam sebulan dan makanan beku itu tetap awet di dalam kulkas.
Baca Juga: Surat Keterangan Ekspor Kemasan Pangan
Terlebih dengan adanya situs belanja online, kita dapat order makanan beku tanpa harus keluar rumah. Lalu, bagi orang-orang yang sibuk makanan beku bisa dijadikan penolong disaat perut lapar. Kita hanya membutuhkan waktu beberapa menit untuk memanaskan atau menggoreng dan hidanganpun siap untuk dinikmati. Tidak diragukan lagi, pangsa pasar yang luas menjadi salah satu kelebihan ide bisnis ini.
3. Minim modal
Bisnis makanan beku bisa dilakukan dengan modal yang minimal. Tidak perlu memiliki mesin freezer dengan kapasitas yang besar, cukup menggunakan freezer dari kulkas yang ada dirumah untuk sementara. Untuk produksinya sendiri, Sahabat Wirausaha juga dapat menggunakan peralatan memasak yang tersedia dirumah.
Sahabat Wirausaha hanya perlu mengeluarkan modal untuk membeli bahan baku dan kemasan untuk makanan beku atau membeli stok makanan beku jika hanya ingin menjadi reseller saja. Cukup simple bukan?
4. Cocok untuk ibu rumah tangga
Bagi ibu rumah tangga yang suka memasak, ide bisnis ini bisa menjadi salah satu pilihan usaha yang bisa dilakukan dirumah. Yang perlu dilakukan sebagai permulaan ialah membuat contoh produk, mendokumentasikan contoh produk tersebut, lalu mempromosikannya melalui media sosial ataupun melalui word to mouth (promosi dari mulut ke mulut) ke tetangga, kerabat dan teman.
Baca Juga: Belajar dari Kegagalan Bisnis Kuliner Ayam Bakar KO
Kekurangan
1. Persaingan ketat
Salah satu kekurangan dari memasuki pangsa pasar yang luas ialah timbulnya persaingan yang ketat di dalam pasar makanan beku. Hal ini dikarenakan mudahnya akses untuk memasuki pasar yang disebabkan oleh tingginya permintaan akan makanan beku.
Akan banyak kompetitor yang berbondong-bondong mengambil peluang untuk memasuki pasar makanan beku. Jika ingin memasuki pasar jenis ini, Sahabat Wirausaha perlu memiliki daya saing agar bisa bertahan dalam persaingan yang ketat. Daya saing dapat diperoleh jika kita mampu menawarkan nilai tambah pada produk yang akan dijual.
2. Risiko makanan rusak
Salah satu risiko yang patut diperhitungkan jika berjualan makanan beku ialah risiko makanan akan rusak jika terlalu banyak menyimpan stok, pengemasan yang tidak sesuai, ataupun terlalu lama disuhu panas saat pengiriman. Untuk meminimalisir risiko ini Sahabat Wirausaha harus memiliki alat pengemasan (jika produksi sendiri) dan mesin pendingin yang sesuai. Selalu pantau stok yang ada dan gunakan metode FIFO (First In First Out).
Bagaimana Memulainya?
1. Tentukan jenis produk
Ada banyak sekali jenis makanan beku. Sahabat Wirausaha harus menentukan jenis makanan beku apa yang akan dijual. Tentukan pula, akankah melakukan produksi sendiri atau mengambil stok barang dari supplier (menjadi reseller/agen).
Baca Juga: Membangun Diferensiasi Produk Pada Bisnis Kuliner
- Makanan beku siap saji, seperti nugget, sosis, dimsum, bakso, risol, pastel, donat, kentang, kebab.
- Makanan beku siap santap, adalah makanan olahan rumahan yang dibekukan sehingga perlu dihangatkan terlebih dahulu sebelum disantap. Yang termasuk makanan beku siap santap ialah rendang, teri kacang, kerang tumis, cumi cabai ijo, udang balado dan masih banyak masakan olahan yang bisa dibekukan.
- Makanan beku siap olah, seperti daging sapi, ayam, cumi, udang, ikan dan aneka seafood yang sudah dimarinasi (pemberian bumbu dasar), lalu dibekukan.
- Makanan beku buah dan sayur, berupa jagung, buncis, wortel, apel, pisang dan sebagainya
Dikarenakan jenisnya yang beragam, untuk meminimalisir risiko bisnis sebaiknya Sahabat Wirausaha berfokus pada satu jenis makanan beku terlebih dahulu sembari melakukan tes pasar. Sahabat Wirausaha dapat melakukan diversifikasi setelah menemukan target pasar yang sesuai dan memiliki pelanggan yang loyal.
2. Riset produk dan analisis pasar
Sahabat Wirausaha, riset produk dan analisa pasar dilakukan untuk melihat bagaimana respon pasar terhadap produk yang kita tawarkan, siapa saja kompetitor kita dalam bisnis ini dan apa yang mereka tawarkan. Lalu, bagaimana kita melakukan riset pasar?
Baca Juga: Membangun Bisnis Kuliner Dari WhatsApp
Riset Online
Setelah menentukan jenis makanan beku apa yang akan dijual dan memutuskan apakah akan melakukan produksi sendiri atau hanya menjadi agen makanan beku, Sahabat Wirausaha dapat memulai melakukan riset online.
Riset online dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti membagikan kuisioner online, bertanya secara langsung kepada teman dan kerabat melalui broadcast WhatsApp, melakukan penelusuran di Google, mengecek hastag di media sosial untuk melihat makanan yang sedang viral, atau bisa juga dengan berkunjung ke media sosial kompetitor terdekat untuk melihat apa yang mereka tawarkan dan bagaimana respon pelanggan mereka terhadap produk kompetitor.
Dengan melakukan riset online diharapkan Sahabat Wirausaha dapat mengetahui seberapa ketat persaingan pasar terhadap suatu produk. Hal ini dapat membantu Sahabat Wirausaha untuk menentukan akan memberi nilai tambah (value-added) seperti apa pada produk yang kita tawarkan.
Baca Juga: Tang Kitchen: Usaha Kuliner yang Dirintis di Usia Muda
Riset Offline
Untuk riset offline, Sahabat Wirausaha dapat berkunjung ke toko atau agen makanan beku setempat untuk melihat produk seperti apa yang mereka jual. Biasanya produk yang paling banyak dijual merupakan produk yang paling laris dilingkungan setempat. Di sisi lain, jika Sahabat Wirausaha ingin menjadi agen makanan beku, cara ini bisa digunakan untuk melakukan riset terhadap kompetitor.
2. Nilai tambah produk
Seperti yang sudah disebutkan diatas, nilai tambah akan suatu produk diperlukan untuk menambah daya saing bisnis terhadap kompetitor. Jika mampu menawarkan nilai tambah yang diinginkan pelanggan, maka Sahabat Wirausaha siap untuk bersaing dengan kompetitor. Nilai tambah yang dapat kita berikan pada produk makanan beku adalah:
- harga yang lebih murah dari kompetitor,
- konsep healthy food, seperti bahan baku produk yang menggunakan tambahan sayuran, non-MSG, tanpa pengawet atau tanpa tambahan zat aditif lainnya,
- Varian yang memiliki banyak variasi dan unik, contohnya dalam satu kemasan menyediakan banyak variasi produk dan rasa.
3. Menemukan supplier
Memilih supplier yang tepat menjadi salah satu kunci meraih kesuksesan dalam bisnis makanan beku. Jika melakukan produksi sendiri, Sahabat wirausaha perlu mempertimbangkan kualitas bahan baku untuk mempertahankan kualitas makanan beku yang akan dijual.
Selain kualitas bahan baku, Sahabat Wirausaha perlu mempertimbangkan harga yang ditawarkan dan biaya tambahan, seperti biaya pengiriman. Pilihlah supplier dengan kualitas bahan baku yang baik, namun menawarkan harga yang masuk akal. Hal ini juga berlaku bagi Sahabat Wirausaha yang ingin mencoba menjadi reseller/agen makanan beku.
Baca Juga: Tempa Hubungan Baik Dengan Mitra Bisnis Lewat 9 Cara Berikut
4. Hitung modal awal
Setelah menentukan jenis produk makanan beku yang akan kita jual, berikutnya Sahabat Wirausaha harus mulai menghitung anggaran modal awal yang dibutuhkan untuk memulai bisnis ini.
Hitung kebutuhan apa saja yang harus disertakan dalam perhitungan modal awal, termasuk biaya yang dikeluarkan jika Anda harus bekerjasama dengan supplier bahan baku untuk kebutuhan bisnis makanan beku ini. Pastikan perhitungan modal awal dilakukan serinci mungkin.
Sebagai contoh perhitungan anggaran modal awal dan biaya operasional sebulan, kita asumsikan Sahabat Wirausaha memilih untuk berjualan ayam ungkep frozen (makanan beku siap olah). Berikut merupakan perkiraan rincian modal awal dan biaya operasional sebulan:
Peralatan | Biaya (rupiah) |
Freezer | Rp3.000.000 |
Mesin vakum sealer | Rp1.000.000 |
Peralatan memasak | Rp500.000 |
Kompor dan tabung gas | Rp500.000 |
Mesin chopper daging/bumbu | Rp250.000 |
Peralatan lainnya | Rp500.000 |
Total | Rp5.750.000 |
Depresiasi (Asumsi umur perlatan mencapai 3 tahun atau 36 bulan ) | Rp159.722 |
Biaya operasional asumsi menjual 100 produk/bulan | |
Jenis Biaya | Jumlah (Rupiah) |
Biaya variabel - bahan baku | Rp1.750.000 |
Biaya tetap - tenaga kerja | Rp500.000 |
Biaya variabel - kemasan | Rp150.000 |
Biaya overhead (listrik, gas, air) | Rp150.000 |
Biaya lain-lain | Rp50.000 |
Biaya penyusutan | Rp159.722 |
Total biaya operasional | Rp2.759.722 |
Perhitungan laba | |
Harga jual 100 produk ayam ungkep (asumsi harga jual @Rp 50.000/produk) | Rp5.000.000 |
Total biaya operasional per bulan | Rp2.759.722 |
Total laba per bulan | Rp2.240.278 |
Dari perhitungan diatas, perkiraan modal awal jika membeli seluruh peralatan bisnis ayam ungkep sebesar Rp5.750.000 dengan biaya operasional sebesar Rp2.759.722 per bulan untuk 100 produk ayam ungkep yang terjual. Sahabat Wirausaha akan mendapatkan laba sekitar Rp2.240.278 per 100 produk yang terjual.
Baca Juga: Kemitraan, Strategi Bisnis UMKM Dalam Meningkatkan Omzet Penjualan
Yang perlu digaris bawahi adalah perkiraan perhitungan modal awal ini bisa berubah menyesuaikan kebutuhan Sahabat Wirausaha. Sahabat Wirausaha dapat membeli freezer dengan kapasitas lebih kecil jika hanya memproduksi dalam jumlah kecil. Lalu, Jika melakukan diversifikasi produk dan menjual dalam jumlah yang lebih besar, Sahabat Wirausaha dapat menekan biaya operasional bulanan, terutama untuk pembebanan biaya overhead dan penyusutan ke setiap produk.
5. Siapkan peralatan utama
Saat menghitung modal awal, kita juga dapat mengkategorikan mana kebutuhan primer dan kebutuhan yang sifatnya tidak mendesak. Fokuskan anggaran modal awal untuk membelanjakan peralatan-peralatan utama terlebih dahulu seperti mesin vakum sealer, dan mesin pendingin untuk menyimpan stok makanan beku.
Jika terdapat modal lebih, Sahabat Wirausaha dapat berinvestasi membeli peralatan yang berkualitas tinggi untuk menghindari risiko, seperti mesin mengalami kerusakan jauh sebelum masa depresiasinya tiba. Hal ini akan merugikan karena operasional bisnis akan terhambat dan Sahabat Wirausaha harus mengeluarkan ekstra uang untuk memperbaiki mesin atau bahkan membeli mesin baru.
6. Memilih metode pengemasan (jika produksi sendiri)
Seperti yang sudah disebutkan diatas, salah satu risiko bisnis makanan beku ialah jika tidak dikemas dan disimpan dengan baik, makanan yang dibekukan akan cepat rusak atau basi. Untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya risiko ini ialah dengan memilih metode pengemasan yang baik.
Metode pengemasan yang direkomendasikan adalah pengemasan menggunakan mesin vakum sealer, dimana mesin akan menyedot udara (oksigen) dari dalam kemasan makanan beku untuk mengurangi risiko pembusukan akibat dari kontaminasi bakteri dengan oksigen. Usahakan sebelum dikemas makanan sudah benar-benar dingin sehingga tidak ada uap air yang terjebak didalam kemasan.
7. Memiliki lisensi / ijin edar resmi (jika produksi sendiri)
Untuk menjamin bahwa produk yang dijualan aman dan layak dikonsumsi, Sahabat Wirausaha sangat disarankan untuk memiliki lisensi dan ijin resmi jika melakukan produksi makanan beku. Terlebih jika ingin melakukan produksi dalam jumlah besar, memiliki lisensi makanan akan sangat membantu dalam pendistribusian makanan beku dan jika ingin bekerjasama dengan vendor ataupun distributor.
Sahabat Wirausaha minimal harus mengurus izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) jika skala industri masih industri rumahan. Selain itu, ijin lain yang perlu didapatkan adalah sertifikat BPOM dan sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Dengan memiliki ijin edar resmi, Sahabat Wirausaha dapat meningkatkan penjualan secara keseluruhan.
8. Gunakan strategi bisnis yang tepat
Di era digital marketing ini, Sahabat Wirausaha harus pintar melakukan promosi melalui berbagai platform digital, seperti media sosial dan e-commerce. Sahabat Wirausaha dapat membuat akun media sosial khusus untuk bisnis makanan beku sebagai salah satu strategi branding.
Baca Juga: Strategi Branding Mendapatkan Konsumen Loyal
Lalu, kita juga dapat menjualnya melalui berbagai akun e-commerce untuk memberikan pilihan platform pembelian kepada konsumen. Selain itu, Sahabat Wirausaha dapat menawarkan nilai tambah produk seperti, gratis biaya pengiriman atau potongan harga untuk pembelian dalam jumlah tertentu pada periode yang telah ditetapkan.
Bisnis makanan beku memang memiliki pangsa pasar yang luas, namun persaingan di dalam pasar cukup ketat dengan banyaknya kompetitor. Disisi lain, bisnis makanan beku memiliki risiko makanan akan rusak jika salah melakukan pengemasan dan penyimpanan.
Untuk dapat bersaing dengan banyaknya kompetitor, Sahabat wirausaha harus memiliki daya saing terhadap kompetitor dan menggunakan strategi yang tepat untuk mengenalkan produk ke target konsumen. Selain itu, perhitungan modal awal dan biaya produk harus dilakukan secara terperinci untuk mendapatkan harga jual produk yang bersaing. Bagaimana? Apakah Sahabat Wirausaha tertarik untuk terjun dalam bisnis makanan beku?
Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.
Referensi: