Bisnis kuliner saat ini tengah mengalami perkembangan yang demikian masif. Tak hanya dari segi varian makanan yang dijual saja, tetapi juga dari cara berjualan yang semakin unik. Anggapan bahwa memulai dan membangun bisnis kuliner sulit, karena butuh banyak modal kini seolah tak berlaku lagi. Sebab, hanya dengan bermodal smartphone, koneksi internet, dan aplikasi WhatsApp saja, Sahabat Wirausaha sudah bisa menjadi entrepreneur di industri kuliner. Kok bisa?
Disadari atau tidak teknologi yang semaking canggih sekarang ini menyediakan fasilitas yang memudahkan siapa saja untuk mendirikan usaha, meski dengan modal terbatas sekalipun. WhatsApp, yang kerap disebut aplikasi sejuta umat, memiliki potensi yang luar biasa untuk dimanfaatkan dalam mengembangkan bisnis kuliner. Bagaimana caranya? Simak uraian tips dan langkah tepat untuk membangun bisnis kuliner lewat WhatsApp berikut ini.
1. Tentukan Model Bisnis Kuliner
Sebelum mulai merintis bisnis kuliner, pastikan kita telah menentukan model bisnis yang akan dijalankan. Apakah kita akan memproduksi sendiri produk yang akan dijual, atau hanya membeli stok produk dan menjualnya kembali? Jika ingin memiliki produk sendiri, maka artinya kita harus bertindak sebagai produsen. Sementara apabila menjual produk orang lain, maka kita akan bertindak sebagai reseller.
Produsen dan reseller pada prinsipnya merupakan model bisnis yang sama-sama memiliki keunggulan dan kelemahan. Keunggulan dari produsen adalah memiliki produk sendiri yang bisa dikembangkan sehingga lingkup bisnis semakin besar dan jangkauan pasar semakin luas. Selain itu, produsen juga memiliki peluang untuk membangun branding sebagai kekuatan bisnisnya. Hanya saja, menjadi produsen tentu membutuhkan modal yang memadai untuk melakukan proses produksi dan menyediakan peralatannya.
Baca Juga: Cerita Dibalik Perjalanan Bisnis Aisyah Cake and Cookies
Lain halnya dengan reseller yang tidak perlu modal banyak, bahkan bisa dilakukan dengan tanpa modal. Cara berjualan reseller kerap disebut dengan sistem dropship, di mana reseller hanya memasarkan produk dari produsen. Ketika ada orderan yang masuk, reseller akan meneruskan ke produsen dan pengiriman barang dilakukan oleh produsen. Meski lebih fokus pada pemasaran, reseller pun bisa berkembang besar. Apabila pelanggan menjadi semakin banyak, levelnya bisa naik menjadi agen atau distributor. Jadi, tentukan secara cermat model bisnis mana yang akan kita pilih untuk dijalankan dengan mempertimbangkan kelemahan dan keuntungannya.
Baca Juga: 10 Tips Membuat Foto Konten yang Menarik untuk Produk Makanan
2. Buatlah Konten Untuk Promosi Secara Kreatif
Apapun model bisnis yang Sahabat Wirausaha pilih, pada prinsipnya pengembangan bisnis tetap menjadi tugas dan tanggung jawab kita sebagai pelaku bisnis itu sendiri. Untuk itu, kita dituntut untuk aktif mempromosikan bisnis kuliner kepada para pelanggan dan calon pelanggan melalui WhatsApp. Caranya tak sulit, pertama-tama, kita hanya perlu membuat konten baik berupa video maupun kolase foto produk yang dijual.
Baca Juga: Cara Praktis Buat Katalog Produk di WhatsApp
Buatlah foto dan video produk yang tampak riil dan ‘hidup’, dalam arti target pasar baik pelanggan maupun calon pelanggan merasa seolah-olah sedang melihat produk secara langsung. Semakin menarik foto-foto dan video produk yang kita tampilkan di WhatsApp katalog maupun status, maka akan semakin besar kemungkinan pelanggan untuk terdorong melakukan pembelian. Agar hal ini tercapai, Sahabat Wirausaha dapat menggunakan beberapa aplikasi foto dan video editing yang banyak tersedia di internet, baik gratis maupun berbayar. Kita tinggal mencari ide kreatif yang dapat menarik audiens dan calon pelanggan. Bagaimana caranya?
Baca Juga: Komponen Konten Pemasaran
Saat ini, ide kreatif untuk membuat konten foto dan video promosi yang menarik dapat ditemukan di mana saja. Banyak akun media sosial yang memposting tentang ide-ide konten kreatif, sehingga kita bisa mengambil inspirasi dan memodifikasinya. Berikut adalah beberapa ide kreatif yang bisa digunakan untuk membuat konten foto atau video produk bisnis kuliner yang kemudian akan diunggah di status dan katalog WhatsApp:
1. Foto atau video dari influencer
Kita bisa menggunakan jasa influencer atau bekerjasama dengan mereka untuk membuat konten foto dan video promosi. Untuk itu, Sahabat Wirausaha bisa menghubungi mereka terlebih dulu via Direct Message (DM) atau nomor kontak yang tertera guna membicarakan perjanjian kerjasama secara resmi. Setelahnya, kita baru mengirimkan produk kepada influencer tersebut untuk kemudian dibuat sebagai konten foto dan video produk oleh mereka. Konten yang sudah selesai kemudian akan diunggah di akun media sosial mereka. Selanjutnya, kita bisa meminta izin untuk mengunggah ulang konten-konten tersebut di WhatsApp guna kepentingan promosi kepada pelanggan dan calon pelanggan.
Baca Juga: Tren-tren dalam GoFood/GrabFood yang Penting Bagi Digital Marketing
2. Foto atau video standar produk
Kita bisa mengembangkan kreativitas untuk membuat foto dan video konten standar produk. Artinya, foto atau video yang dibuat ketika produk disajikan dalam piring untuk penyajian dine in, atau kemasan untuk pembelian online. Lewat format ini, calon konsumen bisa melihat produk kita apa adanya, seperti yang disajikan dan dikemas biasanya. Khusus bagi pembelian online, sertakan pula foto informasi cara penyajian agar pelanggan dapat menikmati produk seenak yang disajikan ketika dine in.
3. Foto atau video gimmick
Selain foto dan video produk standar, Sahabat Wirausaha juga bisa membuat foto dan video gimmick, di mana kita membidik adegan yang dapat mengambarkan suatu suasana yang bisa meyakinkan pelanggan atau calon pelanggan untuk mengonsumsi produk kita. Sebagai contoh, untuk produk mie, kita dapat memotret atau menyorotnya ketika gulungan-gulungan diambil menggunakan garpu dan diangkat ke arah mulut untuk disantap. Tak hanya estetik, adegan-adegan macam ini juga bisa mengundang selera makan yang menontonnya, sehingga jadi salah satu faktor mereka untuk tergerak membeli.
Di sisi lain, jika produk kita adalah cireng, maka kita bisa membidiknya dalam adegan di mana banyak tangan yang secara bersamaan akan mengambil kumpulan cireng yang tersaji dalam piring. Sorotan ini bagus untuk menggambarkan bahwa produk makanan tersebut dapat dinikmati dalam suasana kebersamaan. Jadi, kita bisa menggali karakter tiap kuliner, mencari tahu di suasana apa mereka biasa disantap, kapan suatu masakan paling sering dinikmati, hingga bersama siapa kita menyantapnya. Hadirkan unsur-unsur ini di dalam konten kuliner agar lebih relatable dengan pelanggan.
Baca Juga: Bangun Customer Engagement Lewat Gimmick Promosi di Media Sosial
4. Foto atau video proses pembuatan
Tanpa mempublikasikan detail ‘rahasia dapur’, kita bisa membuat konten foto dan video saat proses pembuatan atau produksi produk. Misalnya, kita bisa menyorot adegan saat koki tengah memasak atau aktivitas dapur lainnya yang terkait dalam proses pembuatan produk. Konten seperti ini dapat memberikan keyakinan kepada pelanggan atau calon pelanggan bahwa proses produksi produk dilakukan secara higienis. Tak hanya itu, tampilan bahan-bahan yang digunakan juga bisa menarik pelanggan untuk berpikir bahwa yang kita gunakan adalah rempah dan bumbu terbaik.
3. Manfaatkan Fitur Penting Dalam WhatsApp Business
Tahukah Sahabar Wirausaha bahwa aplikasi WhatsApp tidak hanya tersedia dalam versi akun pribadi saja, tetapi juga akun bisnis? WhatsApp Business merupakan aplikasi layanan bertukar pesan dan panggilan dengan fitur bisnis. Pada prinsipnya cara mengoperasikan WhatsApp bisnis dengan personal hampir saja, hanya fiturnya saja yang berbeda.
Baca Juga: Membedah Penggunaan Whatsapp Business untuk Naik Skala Bisnis
Jika masih menggunakan WhatsApp biasa, maka Sahabat Wirausaha perlu beralih ke WhatsApp Business agar pengelolaan bisnis kuliner menjadi lebih mudah, efektif, dan efisien. Banyak fitur yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan bisnis kuliner kita lewat aplikasi ini, beberapa diantaranya sebagai berikut:
1. Katalog
Sebagai pelaku bisnis kuliner, tentunya kita memiliki banyak foto produk yang ingin ditampilkan agar bisa diketahui oleh pelanggan dan calon pelanggan. Nah, konten-konten tersebut dapat diunggah pada fitur Katalog, salah satu fitur unggulan WhatsApp Business. Kita bisa menampilkan produk-produk dan layanan bisnis yang ditawarkan beserta dengan deskripsi produk dan informasi harganya.
2. Label
Fitur label memungkinkan kita untuk menandai orang-orang yang menghubungi melalui WhatsApp, ke dalam kategori pelanggan, calon pelanggan, supplier, teman, atau keluarga. Pelabelan ini akan mempermudah kita dalam mengorganisir dan menandai setiap kontak dan chat yang masuk dalam akun WhatsApp Business. Lewat fitur ini, kita bisa menandai pelanggan tetap, pelanggan baru, reseller, hingga supplier dan mitra bisnis, sehingga mengelola usaha jadi lebih mudah.
3. Broadcast
Tentunya akan sangat tidak efektif jika kita mempromosikan produk dengan mengirimkan pesan satu per satu kepada kontak yang ada di WhatsApp, karena membutuhkan waktu yang lama. Tenang, permasalahan tersebut tidak akan kita temui di WhatsApp Business, karena terdapat fitur broadcast yang memungkinkan kita untuk mengirimkan pesan kepada kontak yang dipilih secara serentak. Lewat fitur ini, kita bisa mengirim pengumuman libur toko, informasi produk baru, atau diskon yang sedang berlaku kepada banyak pelanggan dalam satu waktu. Menarik, bukan?
Baca Juga: 14 Hal yang Wajib Dilakukan Untuk Menjamin Keamanan Komunikasi Digital di WhatsApp
4. Quick Replies
Berbisnis melalui WhatsApp membutuhkan tenaga dan ketelitian ekstra karena mengandalkan pengiriman pesan. Namun, lewat fitur Quick Replies, kita tidak perlu mengetik pesan sapaan atau balasan secara berulang. Kita bisa membuat balasan pesan dalam pesan otomatis. Fitur ini juga bisa membalas dengan pesan otomatis dalam hitungan detik. Kecepatan merespon setiap pesan yang masuk bisa menjadi nilai tambah pada bisnis kita.
Ketika kita membalas pesan pelanggan atau calon pelanggan secara cepat, akan timbul kesan di benak mereka bahwa kita begitu mengutamakan mereka untuk segera dilayani. Meski begitu, tidak mungkin kita standby memegang smartphone selama 24 jam penuh, bukan? Nah, lewat fitur Quick Replies, kita tetap dapat membalas pesan yang masuk dengan cepat meski tak sedang memegang ponsel, sehingga menjamin kepuasan pelanggan.
4. Kelola Database Pelanggan Secara Efektif
Membangun bisnis kuliner dari WhatsApp memiliki keunggulan tersendiri, terutama dalam hal pelayanan dan kepemilikan database pelanggan dan calon pelanggan secara langsung. Perlu dipahami bahwa database pelanggan memiliki peranan penting dalam mengembangkan bisnis kuliner yang dijalankan. Tanpa database pelanggan, kita tidak memiliki arah tujuan karena tidak mengetahui target pasar yang akan dibidik. Namun, mengumpulkan database pelanggan tidaklah mudah. Karenanya, tak heran jika database pelanggan demikian berharga sehingga dapat diperjualbelikan meski secara ilegal.
Bagaimana mengelola database? Sederhana saja. Lewat WhatsApp Businenss, kita hanya perlu membuat timeline follow up dan berkomunikasi dengan pelanggan serta calon pelanggan secara intensif dan berkelanjutan. Timeline follow up ini berupa skedul untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan pelanggan dan calon pelanggan. Harus diingat bahwa follow up jangan dilakukan setiap hari atau bahkan terkesan spamming. Sebab, pelanggan atau calon pelanggan justru akan terganggu sehingga enggan untuk membeli produk kita.
Baca Juga: Tips Menambah Basis Data Kontak Konsumen dan Menyimpannya dengan Google Contact
Satu hal penting yang harus jadi catatan adalah berhati-hatilah dalam mem-follow up calon pelanggan. Sebab jika mereka tidak berkenan, bisa jadi mereka akan melaporkan akun kita sehingga diblokir dan tidak bisa diakses, sehingga kita terpaksa harus membuat akun baru. Jika hal ini sampai terjadi, nomor kontak bisnis kita yang telah tersebar luas di kalangan pelanggan akan hilang, sehingga akan menyulitkan pelanggan menghubungi untuk melakukan repeat buying.
Pasang Strategi Jitu Untuk Meningkatkan Penjualan
Ketika database pelanggan dan calon pelanggan telah terkelola dengan baik, kita bisa menetapkan strategi jitu berikut untuk meningkatkan penjualan produk kuliner :
1. Program limitasi
Program limitasi cocok untuk ditawarkan kepada calon pelanggan. Misalnya produk utama bisnis kita adalah kue brownies dengan varian rasa kopi yang menjadi best seller. Kita bisa membuat promo program limitasi untuk meningkatkan penjualan. Caranya? Informasikan kepada calon pelanggan kita bahwa varian kopi hanya tersedia sebanyak 10 box per harinya. Jadi, siapa cepat dia yang akan dapat. Melalui program promo ini, calon pelanggan akan terdorong untuk membeli lebih cepat produk tersebut.
2. Edukasi manfaat
Berinteraksi dengan pelanggan melalui media sosial, status update, atau bahkan pesan broadcast tidak melulu harus jualan. Kita pun bisa memberikan edukasi manfaat kepada para pelanggan dan calon pelanggan. Misalnya, tentang manfaat kopi. Buatlah dalam bentuk infografis yang menarik, tanpa menyelipkan ajakan untuk membeli produk kita, alias benar-benar murni informasi tentang manfaat bahan kandungan dalam produk unggulan.
3. Pengenalan produk baru
Jika ingin berinovasi membuat varian rasa atau produk baru, maka jangan ragu-ragu untuk menginformasikannya kepada pelanggan dan calon pelanggan kita. Berilah mereka kesempatan untuk membangun ekspektasi terhadap produk baru tersebut, sebelum mereka benar-benar memutuskan membeli guna membuktikan keunggulannya.
4. Rekomendasi teman
Mengapa tidak melibatkan pelanggan setia untuk menjangkau pasar yang lebih luas? Buatlah program rekomendasi teman, di mana jika pelanggan berhasil merekomendasikan bisnis kita kepada orang-orang di lingkungan sekitarnya, maka akan mendapatkan reward berupa hadiah langsung atau voucher potongan harga untuk pembelian berikutnya.
Baca Juga: Mengemas Narasi yang Efektif Optimalkan Strategi Direct Response Marketing
5. Mengumpulkan 5 cap atau stiker dalam 1 bulan
Jika memiliki pelanggan yang loyal, maka kita bisa membuat program promo mengumpulkan 5 cap atau stiker dalam satu bulan yang bisa ditukarkan dengan hadiah langsung atau bonus lainnya. Ketika pelanggan telah melakukan repeat buying selama 3 kali, kita bisa mengontak mereka untuk membujuk agar bersedia melakukan pembelian kembali guna mendapatkan hadiah tertentu. Cap atau stiker bisa didesain khusus dan dikirimkan ke WhatsApp pelanggan setiap kali melakukan transaksi pembelian.
Nah, itu tadi beberapa trik dan strategi yang bisa kita gunakan saat berbisnis kuliner menggunakan aplikasi WhatsApp Business. Tak hanya sekadar untuk berkirim pesan saja, aplikasi ini juga bermanfaat untuk membangun bisnis kuliner yang ‘tidak ada matinya’. Sahabat Wirausaha bisa menyimak tips selengkapnya pada tautan Foodizz Channel-Membangun Bisnis Kuliner Melalui Whatsapp.