Era digital saat telah memberikan banyak kemudahan dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya kemudahan membangun bisnis. Era digital ini juga menciptakan kesempatan yang luas bagi setiap orang, terutama pemuda dalam membangun bisnis. 

Dalam artikel ini, kita akan membedah bagaimana profesi wirausaha bisa kurangi pengangguran serta  cara meningkatkan kesempatan pemuda dalam mengembangkan kewirausahaan berbasis digital yang sukses, mulai dari melihat potensi pasar hingga mengejar peluang di era digital saat ini.


Kondisi Umum Pemuda di Indonesia 

Menurut data dari World Bank (2021) yang dihimpun oleh Smeru Research Institute, tingkat pengangguran anak muda di Indonesia merupakan yang tertinggi kedua di Asia Tenggara. Riset dari Sakernas 2021, menjelaskan bahwa sebanyak 63% pengangguran di Indonesia adalah pemuda. Hal ini menunjukan bahwa tingkat pengangguran anak muda usia produktif, antara 16-30 tahun, sangat tinggi. Kewirausahaan merupakan solusi yang tepat untuk mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia. 

Berdasarkan riset dari U Report Indonesia (2019), Hasil jajak pendapat dari 2.174 responden pemuda mengungkapkan bahwa 81% pemuda berminat untuk berwirausaha, walaupun hanya sekitar 8% yang benar-benar merealisasikan keinginannya menjadi wirausaha. Penting untuk membangun ekosistem agar pemuda dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitasnya di bidang kewirausahaan.

Direktur Tata Kelola Ekonomi Digital Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Yuana Rochma Astuti mengungkapkan, “pada tahun 2021 persentase kewirausahaan di Indonesia hanya berkisar 3,47%. Angka ini sebenarnya cukup jauh dibandingkan dengan negara tetangga seperti Singapura yang berkisar 8,5%, atau negara-negara lainnya yang di angka 14% sampai 15%. Jadi kita ini cukup ketinggalan ya”. 

Lanjutnya ia juga menjelaskan data dari Indonesia Millennial and Gen Z Report (2022), sebesar 64% Gen Z tertarik menjadi seorang pengusaha, sedangkan sebesar 76% generasi milenial mengungkapkan ketertarikannya untuk menjadi pengusaha. Ia juga menjelaskan bahwa kedepannya akan semakin banyak generasi milenial dan generasi z yang akan tertarik menjadi pengusaha karena memiliki kemampuan literasi digital yang lebih baik dibandingkan generasi terdahulunya.

Baca Juga: Penelitian Mengungkap! Ternyata Begini Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Wirausaha Perempuan


Latar Belakang Perubahan Menuju Era Digital 

Menurut Irsan Firmansyah, CEO The Local Enablers Research (TLE Research) mengatakan bahwa saat ini kita sudah masuk di era Post-Industrial. Era ini telah menciptakan berbagai profesi baru yang sebelumnya kita tidak mengenalnya sehingga telah terjadi perubahan fungsi dan peranan. Untuk lebih jelasnya kita dapat melihat grafik dibawah ini.

Hal ini berdampak pada penilaian kita bahwa ada yang lebih penting dari profesi, yaitu peranan. Saat ini setiap orang dituntut untuk memiliki peran yang penting yang didasari atas keterbukaan antara satu dengan yang lainnya. Saat ini perubahan perekonomian di masyarakat didorong oleh keterbukaan melalui kolaborasi dan membangun lingkungan yang inklusif di era digital saat ini.

Menurut Irsan Firmansyah, terdapat berbagai hal yang melatarbelakangi perkembangan digital saat ini yang ia sebut sebagai Triple Disruption. Triple Disruption merupakan kondisi terjadinya inovasi dan perubahan besar-besaran secara fundamental yang akan mengubah semua sistem dan tatanan yang ada ke cara-cara baru. Adapun hal yang termasuk kedalam Triple Disruption, yaitu:

1. Pandemic Disruption

Sejak Pandemi Covid-19  pertama kali terkonfirmasi di Indonesia pada tahun 2020, berbagai macam pembatasan ruang dilakukan untuk menekan penyebarannya. Ini berdampak pada terjadinya percepatan adopsi teknologi digital untuk berbagai kebutuhan masyarakat. Saat inilah istilah-istilah baru muncul, seperti work from home, new normal, pertemuan daring.

2. Generation Gap Disruption

Saat ini telah terjadi Generation Gap yang didasari atas perbedaan sudut pandang, pola komunikasi, dan ciri khasnya masing-masing. Hal ini tentu saja menjadi katalis terhadap cara kita untuk bersosialisasi antar generasi yang pada akhirnya akan menciptakan disrupsi di era digital ini.

3. Digital Disruption

Digital Disruption merujuk pada percepatan masuknya teknologi digital pada kehidupan sehari-hari yang pada akhirnya memaksa setiap orang untuk dapat beradaptasi menggunakan teknologi digital tersebut.

Baca Juga: 5 Franchise Minuman di Bawah Harga 10 Juta, Cocok Untuk Wirausaha Pemula


Potensi Ekonomi Digital di Indonesia

Menurut Yuana Rochma Astuti selaku Direktur Tata Kelola Ekonomi Digital KEMENPAREKRAF menjelaskan bahwa kontribusi UMKM terhadap PDB di Indonesia pada tahun 2020 mencapai 61% dan diproyeksikan jumlah ini akan meningkat 65% pada tahun 2024. 

Penggunaan teknologi digital pun mengalami kenaikan selama pandemi. Ia menjelaskan 8 dari 10 UMKM telah menggunakan platform digital dan mengaku terbantu usahanya di saat pandemi. Ia mengatakan bahwa kontribusi terbesar bagi UMKM adalah melalui konten kreatif. Ia mengungkapkan bahwa “Peran konten kreatif sebesar 60% pada peningkatan penghasilan dan penjualan pada produk ekonomi kreatif, konten kreatif juga menjadikan produk yang dijual itu kelihatan lebih professional, pemasaran semakin luas, terjadi efisiensi biaya, dan peningkatan kualitas produk.”


Tantangan Pemuda dalam Membangun Wirausaha Digital 

Menurut data dari Survei E-commerce 2021 yang dihimpun oleh TLE Research, sekitar 75% usaha yang telah terdigitalisasi terpusat di Pulau Jawa. Proses digitalisasi usaha tersebut melalui program inkubator bisnis dan universitas. Adapun empat wilayah dengan jumlah inkubator bisnis dan universitas terbanyak yaitu Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DKI Jakarta.

Tingginya disparitas antara wilayah Indonesia Bagian Barat dengan Indonesia Bagian Tengah dan Bagian Timur adalah tidak meratanya stakeholder berupa venture capital, media masa, institusi pendidikan, dan lain sebagainya di wilayah Indonesia yang menyebabkan pemuda sulit untuk mengembangkan kewirausahaan berbasis digital.

Menurut Irsan Firmansyah dalam TLE Research, tantangan terbesar yang harus dihadapi oleh Indonesia adalah pemerataan pembangunan dan kesempatan bagi seluruh wilayah di Indonesia. Lanjutnya, ia juga menjelaskan bahwa terdapat tantangan yang besar untuk menghadirkan   pemerataan pembangunan karena kondisi geografis Indonesia yang berbeda-beda sehingga ia lebih mengedepankan pada langkah-langkah konkrit yang dapat dilakukan masing-masing stakeholder yaitu melalui peningkatan kolaborasi.

Kolaborasi antar stakeholder akan menyelesaikan sebuah permasalahan tertentu dalam menciptakan ekosistem wirausaha pemuda di era digital saat ini. dengan adanya kolaborasi diantara para pemangku kepentingan tersebut maka akan terjadi interaksi yang saling menguntungkan melalui penggunaan sumber daya masing-masing untuk kepentingan dan tujuan bersama.

Baca Juga: Mendorong Realisasi Potensi Ekonomi Perempuan melalui E-Commerce? Mengapa Tidak!


Mengenal Kewirausahaan Pemuda Berbasis Digital

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, angka partisipasi pemuda dalam usaha mikro dan kecil di Indonesia sekitar 12,5%. Angka ini menunjukkan bahwa jumlah pemuda yang terlibat dalam usaha mikro dan kecil di Indonesia cukup tinggi, sedangkan menurut data dari Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2020, jumlah usaha mikro pemuda yang dibiayai oleh pemerintah sekitar 1,2 juta usaha, yang terdiri dari usaha produksi, jasa, dan perdagangan. Angka ini menunjukkan bahwa pemerintah cukup aktif dalam mendukung kewirausahaan pemuda di Indonesia. 

Kewirausahaan pemuda berbasis digital adalah suatu aktivitas atau bisnis yang dilakukan oleh pemuda dengan menggunakan teknologi digital sebagai dasar atau sarana untuk mengembangkan usaha atau bisnisnya. Kewirausahaan pemuda berbasis digital dapat berupa bisnis online, aplikasi, atau layanan yang ditawarkan melalui internet atau media sosial. Menawarkan produk melalui internet atau media sosial memungkinkan untuk menjangkau target pasar yang lebih luas. Dengan menggunakan teknologi digital, pemuda dapat lebih mudah menjangkau pasar dan meningkatkan efisiensi bisnis mereka.


Pentingnya Kewirausahaan Pemuda Berbasis Digital

Pemuda merupakan generasi yang sangat produktif untuk menghasilkan suatu karya yang berkontribusi pada perkembangan suatu negara. Dengan menjadi wirausaha, pemuda dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka sendiri dan keluarga serta dapat memperkuat ekonomi negara dengan menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan produktivitas.

Generasi muda saat ini tidak dapat dipisahkan dari perkembangan teknologi informasi dan digitalisasi. Hal ini dapat meningkatkan inovasi dan kreativitas pemuda dalam mengembangkan bisnis baru dengan memanfaatkan perkembangan digitalisasi untuk mendukung bisnisnya tumbuh lebih baik. Kewirausahaan pemuda berbasis digital dapat meningkatkan kompetensi digital pemuda dan meningkatkan daya saing di era digital saat ini serta dapat mempercepat pembangunan digital di Indonesia.


Peluang Kewirausahaan Pemuda Berbasis Digital

Kewirausahaan pemuda berbasis digital telah menghadirkan peluang dan tantangan dalam perkembangannya. Adapun peluang dan tantangan kewirausahaan pemuda berbasis digital adalah sebagai berikut:

1. Pasar yang Lebih Luas

Teknologi digital memungkinkan pemuda untuk menjangkau pasar yang lebih luas tanpa dibatasi oleh lokasi geografis. Hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan internet dan media sosial yang memberikan fleksibilitas yang tinggi untuk menjaring lebih banyak lagi target pasar potensial dimanapun dan kapanpun.

2. Biaya yang Lebih Rendah

Bisnis berbasis digital memungkinkan pemuda untuk memulai bisnis dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan bisnis fisik. Hal tersebut karena bisnis secara digital dapat memangkas biaya yang dikeluarkan pada komponen fisik, seperti sewa toko atau ruko, biaya cetak brosur untuk pemasaran, biaya pencatatan keuangan secara konvensional, dan lain-lain.

3. Kemudahan dalam Pengelolaan Bisnis

Teknologi digital memungkinkan pemuda untuk mengelola bisnis dengan lebih efisien dan mudah. Kita akan dimudahkan pada banyak hal, seperti monitoring operasional dan keuangan bisnis dapat dilakukan dengan jarak jauh atau online serta memangkas hal yang tidak penting sehingga menciptakan efisiensi dalam bisnis.

4. Flexibilitas dalam Bekerja

Bisnis berbasis digital memberikan kebebasan dan fleksibilitas dalam bekerja, sehingga cocok bagi pemuda yang ingin memulai bisnis sambil melanjutkan pendidikan atau bekerja paruh waktu.

Baca Juga: Mudahnya Berbisnis di Era Digital


Tantangan Kewirausahaan Pemuda Berbasis Digital

Adapun tantangan dari mengembangkan kewirausahaan pemuda berbasis digital, yaitu:

1. Kesenjangan Infrastruktur di Indonesia

Akses internet merupakan sumber daya kunci untuk mendukung kesuksesan digitalisasi di suatu negara. Menurut Riset dari Smeru Research Institute (2022), telah terjadi kesenjangan yang tinggi antara wilayah perkotaan dan perdesaan di Indonesia dalam hal ketersediaan dan kualitas infrastruktur teknologi digital, yang meliputi penggunaan smartphone, akses internet yang luas, jaringan listrik yang memadai, serta rendahnya literasi digital di kalangan pemuda. Hal ini merupakan hal yang menghambat digitalisasi serta memanfaatkan teknologi informasi terkini untuk dapat berkembang.

2. Persaingan yang Ketat

Persaingan di dunia bisnis berbasis digital cenderung lebih ketat dibandingkan dengan bisnis fisik. Hal tersebut dikarenakan persaingan tidak terbatas pada geografis sehingga kita dapat bersaing mulai dari wilayah regional, nasional, hingga seluruh dunia. Hal ini menjadi tantangan tersendiri apabila produk yang kita miliki tidak memiliki nilai jual yang menarik dimata konsumen.

3. Kurangnya Pemahaman Teknologi

Kunci keberhasilan bisnis berbasis digital adalah pemahaman yang tinggi mengenai teknologi terkini atau terbaru. Tanpa adanya proses adaptasi terhadap teknologi terbaru maka kita cenderung akan tertinggal. Oleh karena itu, penting untuk selalu update pada perkembangan teknologi yang dapat membantu bisnis kita menjadi lebih baik, serta lebih efektif dan efisien.

4. Risiko Kriminalitas Digital

Bisnis berbasis digital juga memiliki risiko kriminalitas digital. Risiko kriminalitas digital adalah sebuah risiko yang berkaitan pada saat kita berselancar di internet atau media digital yang lainnya. Risiko kriminalitas digital dapat berupa hacking dan pencurian data pribadi dalam bisnis. Oleh karena itu, Penting untuk melakukan mitigasi terhadap risiko kriminalitas digital untuk mencegah kerugian yang sangat besar dalam bisnis.


Platform yang Dapat Mendukung Berkembangnya Kewirausahaan Pemuda berbasis Digital

Menurut Katadata (2022), Indonesia masih membutuhkan talenta digital dari generasi muda sebanyak 9 juta talenta digital hingga tahun 2030 atau 600 ribu orang per tahun. Hal ini menunjukkan adanya kebutuhan yang tinggi terhadap talenta muda yang berkaitan dengan teknologi informasi dan digitalisasi pada setiap teknologi yang telah berkembang.

Saat ini banyak sekali platform atau teknologi yang dapat digunakan untuk mendukung berkembangnya kewirausahaan bagi kalangan muda dengan berbasis digital. Kali ini kita akan membahasnya secara lebih mendalam mengenai bagaimana platform atau teknologi tersebut dapat digunakan untuk mendukung berkembangnya kewirausahaan di kalangan muda.

1. E-Commerce

Kita tentu sudah tidak asing lagi dengan platform satu ini. E-commerce selalu menjadi pilihan bagi kita yang ingin berbelanja secara online. Saat ini, banyak generasi muda yang memanfaatkan e-commerce bukan hanya sebagai platform berbelanja, namun juga menjual barang secara online. Hal ini sangat mendukung sekali bagi generasi muda yang memiliki modal sedikit dapat membuka toko online-nya di e-commerce. Selain itu, membuka toko online-nya di e-commerce tidak akan mengganggu kegiatan lain seperti kuliah atau bekerja karena dapat dikerjakan secara fleksibel kapanpun dan dimanapun.

E-commerce memungkinkan pelaku bisnis untuk menjangkau pasar yang lebih luas dan tidak terbatas oleh jarak geografis. Pemuda yang menjalankan usaha berbasis e-commerce bisa menjangkau konsumen dari seluruh dunia. Menurut data dari Databoks (2022), e-commerce dengan pengunjung terbanyak yaitu Tokopedia memiliki rata-rata 158,3 juta pengunjung website per bulan pada kuartal II 2022, disusul oleh  Shopee yang berada di urutan kedua dengan rata-rata 131,2 juta. Hal ini menunjukkan potensi yang besar untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Selain itu, kita juga memiliki kendali atas harga dan strategi pemasaran yang kita tetapkan sendiri.

Dengan perkembangan teknologi dan semakin banyaknya konsumen yang melakukan pembelian secara online, e-commerce menjadi salah satu bentuk bisnis yang menjanjikan dan berkembang pesat di seluruh dunia.

Baca Juga: ​7 Jenis Inovasi Teknologi untuk Bisnis, UMKM Wajib Tahu!

2. Media Sosial

Kita dapat menghabiskan waktu berjam-jam untuk berselancar di media sosial dengan mengkonsumsi berbagai konten, namun hal yang lebih bijak apabila kita menggunakan media sosial ke hal-hal yang lebih produktif, seperti mempromosikan bisnis kita. 

Media sosial memainkan peran yang penting untuk mendukung komunikasi yang lebih baik kepada konsumen kita. Media sosial memungkinkan kita untuk berinteraksi secara langsung kepada konsumen, seperti menjawab pertanyaan dan membangun hubungan dengan konsumen. Kita juga dapat meningkatkan brand awareness kita dengan konsisten membuat konten dan promosi. 

Kita dapat membuat konten yang berkualitas dan mempostingnya secara reguler untuk membangun reputasi dan meningkatkan kepercayaan pelanggan. Namun, juga harus diperhatikan bahwa media sosial juga memiliki risiko, seperti isu privasi dan pemasaran tidak etis.

3. Big Data

Big Data adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan jumlah data yang besar dan kompleks yang dikumpulkan setiap hari dari berbagai sumber, seperti transaksi bisnis, perangkat mobile, dan media sosial. Big data biasanya terlalu besar atau berkembang terlalu cepat untuk diterima, disimpan, diolah, dan dianalisis dengan menggunakan teknologi tradisional dan alat analisis data. 

Dengan memanfaatkan teknologi analisis data dan pembelajaran mesin, perusahaan dapat mengumpulkan dan menganalisis big data untuk menemukan pola dan tren yang berharga, membuat keputusan bisnis yang lebih baik, dan memberikan pelanggan dengan pengalaman yang lebih baik. 

Talenta muda yang dibutuhkan untuk membangun ekosistem big data di Indonesia sangat banyak, namun realita dilapangan menunjukkan bahwa belum banyak talenta muda yang memiliki keilmuan sesuai dengan standarisasi industri. Menurut Brain academy (2022), hingga saat ini hanya terdapat 8 universitas baik swasta maupun negeri. Ini membuktikan bahwa teknologi big data masih belum banyak diajarkan kepada generasi muda baik melalui pendidikan formal maupun nonformal padahal kebutuhan terhadap talenta muda yang memahami big data cukup tinggi.

4. Internet of Things (IoT)

Saat ini, internet tidak hanya mengkoneksikan antar media digital namun telah banyak mengkoneksikan perangkat fisik, seperti kendaraan, peralatan rumah tangga, peralatan industry, dan lain-lain. Inilah yang dinamakan Internet of ThingsInternet of Things (IoT) adalah sebuah teknologi yang memungkinkan perangkat fisik yang terkoneksi dengan internet dapat saling berbagi data sehingga meningkatkan efisiensi, keamanan, dan kenyamanan bagi pengguna.

Pemuda dapat menjadi pemimpin inovasi dan membantu membentuk visi dan strategi nasional untuk pengembangan IoT, serta membantu memfasilitasi kerjasama antar sektor dan organisasi untuk memastikan pengembangan IoT berjalan secara optimal. Oleh karena itu, memfasilitasi kesempatan bagi pemuda untuk berpartisipasi dalam perkembangan IoT melalui pendidikan dan pelatihan adalah hal yang penting untuk meningkatkan peran pemuda dalam pengembangan teknologi IoT di Indonesia.

Baca Juga: Mengenal Virtual Human, Teknologi AI Berwujud “Manusia” yang Mampu Menunjang Kegiatan Bisnis UMKM

5. Blockchain

Blockchain adalah teknologi yang menyediakan sistem distribusi untuk mencatat, menyimpan, dan memverifikasi transaksi digital melalui jaringan yang terdesentralisasi. Blockchain memungkinkan pengembangan sistem yang transparan, aman, dan tidak dapat diubah dengan menggunakan algoritma kriptografi. Hal ini membuat blockchain menjadi teknologi yang digunakan dalam berbagai bidang, seperti mata uang digital, smart contract, sistem keuangan, hingga NFT.

Walaupun penuh dengan keterbatasan dalam mengimplementasikan teknologi blockchain, generasi muda kita telah meluncurkan proyek ambisius dan sukses di kancah Internasional. Salah satu proyek yang menggunakan teknologi blockchain adalah NFT yang diberi nama “Karafuru”. Menurut Hybrid.co.id (2022), Karafuru sejauh ini telah membukukan volume perdagangan sebesar 44.574 ETH di OpenSea, atau setara 1,04 triliun rupiah. 

Proyek Karafuru telah membuktikan bahwa generasi muda kita tak kalah hebat dan dapat bersaing di dunia Internasional. Blockchain memiliki potensi yang besar apabila dikembangkan dan diimplementasikan di berbagai sektor di Indonesia serta menjaring talenta-talenta muda yang memiliki spesialisasi di dalam teknologi blockchain.

6. Kecerdasan Buatan 

Kecerdasan buatan (Artificial intelligence atau AI) adalah sebuah teknologi yang mempelajari bagaimana membuat mesin atau komputer melakukan tugas-tugas yang biasanya dilakukan oleh manusia, seperti Pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan pembelajaran. Kecerdasan buatan didasarkan pada gagasan bahwa mesin dapat meniru perilaku manusia dan memecahkan masalah seperti manusia. Kecerdasan buatan menggunakan algoritma dan data untuk membuat model atau sistem yang dapat membuat prediksi dan membuat keputusan otomatis.

Pemuda memiliki peran penting dalam perkembangan kecerdasan buatan di Indonesia karena mereka memiliki kemampuan dan minat untuk belajar dan memahami teknologi terbaru. Pemuda juga dapat menjadi pelaku usaha dan inovator dalam bidang kecerdasan buatan, memanfaatkan teknologi untuk membangun bisnis dan produk baru yang lebih efisien dan efektif. 

Dalam era digital saat ini, kewirausahaan pemuda berbasis digital menjadi salah satu hal yang sangat penting dan harus diperhatikan. Dengan adanya teknologi dan digitalisasi, pemuda memiliki peluang besar untuk mengembangkan bisnis dan meningkatkan ekonomi. Pemahaman tentang teknologi dan digitalisasi yang baik akan membantu pemuda dalam meningkatkan kompetensi dan memanfaatkan peluang yang ada. 

Media sosial dan e-commerce juga merupakan media yang efektif dalam mengembangkan bisnis pemuda. Perkembangan big data, IoT, blockchain, dan kecerdasan buatan juga menjadi hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kewirausahaan pemuda berbasis digital. Pemuda memiliki peran penting dalam perkembangan teknologi tersebut dan dapat membantu meningkatkan pembangunan ekonomi di Indonesia. 

Kesimpulan

Dapat kita simpulkan bahwa kewirausahaan pemuda berbasis digital merupakan hal yang sangat penting bagi pembangunan ekonomi Indonesia. Selain karena para pemuda miliki kemampuan adaptasi terhadap teknologi yang lebih baik, perkembangan infrastruktur pendukung ekosistem digital di Indonesia pun sudah semakin baik. Hal ini jadi alasan mengapa wirausaha berbasis digital bisa jadi lapangan pekerjaan baru bagi pemuda untuk atasi tingginya tingkat pengangguran. 

Tentunya, pengembangan wirausaha berbasis digital ini perlu jadi perhatian penting bagi pemerintah yang membuat kebijakan untuk merancang program pengembangan wirausaha berbasis digital yang lebih terstruktur, terarah, dan meluas lagi sehingga berdampak besar dalam kurangi tingkat pengangguran usia muda.

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.

Referensi:

  1. Mengembangkan Kewirausahaan Pemuda Berbasis Digital - Smeru Research Institute
  2. Statistik Pemuda Indonesia 2020 – Badan Pusat Statistik 
  3.  Indonesia Butuh 9 Juta Talenta Digital, Ini yang Paling Banyak Dicari – Katadata