Zarin Food, Bisnis Frozen Food – Sahabat Wirausaha, dalam kehidupan ini tentunya kita akan menghadapi berbagai pilihan, tidak terkecuali dalam mendapatkan penghasilan. Namun, bagaimana jika kita terpaksa berhenti bekerja dan harus memulai usaha dari nol karena keadaan? Apakah ini termasuk pilihan yang sulit?
Nah, pilihan inilah yang diambil oleh Shasa, owner atau pemilik usaha dari Kebab Frozen dan produk “Zarin Food”, yang menyediakan beragam jenis produk makanan beku. Kira-kira, mengapa beliau bisa berpindah “haluan” dan bagaimana cara agar bisnis kebabnya bisa berkembang? Yuk kita cari tahu jawabannya pada artikel ini!
Perjalanan Bisnis Zarin Food, Bermula Dari Prioritas Keluarga
Bisnis Zarin Food diawali oleh seorang ibu tangguh bernama Shasa, yang bekerja di salah satu rumah sakit di daerah Jakarta Selatan sebagai bidan. Saat masih bekerja, buah hatinya dititipkan ke pengasuh. Namun, hal tersebut tidak bertahan lama karena banyak pengasuhnya yang “menghilang” (resign, pulang kampung, dan lainnya) sehingga membuat Ibu Shasa benar-benar kerepotan.
Akhirnya, sang suami menganjurkan Ibu Shasa untuk berhenti bekerja sebagai bidan dan fokus mengurus anak-anaknya. Lantaran tetap ingin memiliki penghasilan, Shasa pun berniat untuk memulai usaha. Didukung oleh suami, keduanya kemudian memilih bidang kuliner karena relatif lebih mudah penjualannya sebagai kebutuhan primer masyarakat. Tetapi, saat itu Ibu Shasa masih bekerja sebagai bidan, karena butuh melihat proyeksi usahanya terlebih dahulu. Jadi, sambil bekerja ia juga memulai usaha kulinernya bersama suami.
Baca Juga: Ide Bisnis Hari Raya Idul Fitri, 7 Bisnis Modal Kecil yang Bakal Laku di Momen Hari Raya
Usaha Kuliner dengan Outlet Kebab: “Trial and Error”
Setelah memantapkan niat memulai usaha di bidang kuliner, pasangan ini pun memilih usaha jualan kebab. Hal ini dikarenakan pada saat 2014 lalu, belum banyak yang menjual kebab di sekitar lingkungan Ibu Shasa meskipun penggemarnya banyak. Dalam persiapannya, Shasa dibantu suami yang menyediakan gerobak dan menyewa outlet kebab.
Ternyata, perjuangan usaha Ibu Shasa tidak berhenti sampai di situ saja. Pada awal penjualan, ia pun hanya bisa mendapatkan Rp.15.000,00 saja per harinya. Bahkan, bisa saja tidak mendapatkan pemasukan, alias kebabnya tidak laku. Padahal, Ibu Shasa perlu mengeluarkan biaya untuk gaji karyawan, sewa outlet, dan lainnya.
Daripada kebabnya tidak laku, Ibu Shasa pun mencoba peruntungan baru, yaitu membuat kebab versinya sendiri dan dibawa ke rumah sakit tempat ia bekerja. Adapun kebab yang dibawa adalah sekitar 15-20 kebab untuk ditawarkan ke teman-temannya di sana. Tanpa merasa malu, Ibu Shasa yakin bahwa yang penting usaha kebabnya bisa tetap berjalan dan menghasilkan.
Mengembangkan dan Memperbaiki Kualitas Produk Kebab
Selain menjajakan produk kebabnya, Ibu Shasa juga melakukan riset ke outlet kebab lain, dan mempelajari cara memasak dagingnya, meracik sausnya, dan lainnya. Kemudian, ilmu tersebut dipraktikkan bersama sang suami di outlet kebabnya. Saat ini, ia pun memutuskan untuk berhenti bekerja dan fokus untuk membuat/memproduksi kebabnya sendiri.
Racikan dan masakan kebab Ibu Shasa pun perlu diuji. Ia pun mencoba ketahanan kebabnya dengan meletakannya di ruangan, di sealer, dan di freezer. Setelah melakukan riset selama satu bulan, dan mencari tahu perbedaan dari segi rasa dan kualitasnya, Ibu Shasa pun memantapkan diri untuk beralih membuat kebab frozen supaya produknya lebih tahan lama.
Baca Juga: 9 Jenis Inovasi Digital pada Bisnis Makanan dan Minuman untuk Tingkatkan Kualitas Produk dan Layanan
Sambil berusaha dan berdoa, akhirnya Ibu Shasa bisa dipertemukan kembali dengan teman yang berpengalaman sebelumnya di bidang kebab frozen, sehingga ia juga bisa belajar bagaimana cara pembuatannya dalam skala besar serta menjangkau target pasar yang lebih luas.
Setelah itu, temannya pun ikut membantu usaha Ibu Shasa dengan memperkenalkan usaha kebab frozen miliknya ke teman-teman agen dan reseller. Dari situ, mulai banyak orderan kebab yang masuk. Karena semakin bertambah, outlet kebab Ibu Shasa ditutup supaya bisa fokus produksi kebab frozen di rumah. Tetapi, ruangan di rumahnya pun jadi penuh, dari ruang tamu sampai dapur dipakai untuk produksi. Akhirnya setelah 2 tahun, Ibu Shasa bisa pindah ke rumah produksi (tidak produksi di rumah tinggal lagi) dengan 6 karyawannya untuk mengembangkan bisnis.
Strategi Bisnis Zarin Food: Mengembangkan Produk Beku Selain Kebab untuk Ekspansi
Dari tempat usaha produksi ini, Ibu Shasa pun mulai mengurus perizinan seperti BPOM dan sertifikat halal. Ibu Shasa juga berinovasi untuk mengembangkan produk-produk frozen food yang lainnya. Contohnya seperti takoyaki, mozzarella goreng, corndog, hottang, dan lainnya. Semua makanan tersebut ia coba buat dengan versi beku atau frozen supaya lebih awet. Untungnya, produk tersebut disambut baik oleh para pelanggannya sehingga bisa bertahan hingga sekarang.
Adapun bahan baku yang digunakan pada produk frozen Ibu Shasa juga menggunakan kualitas premium, sehingga menghasilkan kebab yang rasanya lebih enak dari yang lain. Kebersihannya juga selalu dijaga dan diproduksi hampir setiap hari, sehingga meskipun kebabnya frozen tapi bisa dijamin selalu fresh.
Tantangan Zarin Food: Dinamika Bisnis dan Reseller
Di saat produk kebabnya sedang digandrungi dan produksi besar-besaran, tentunya ada saja momen di mana terkadang penjualannya tidak selalu ramai. Namun Ibu Shasa yakin, semua ini sudah diatur oleh yang Maha Kuasa sehingga ia yakin bahwa rezeki tidak akan pernah tertukar. Tidak hanya sampai di situ, beberapa resellernya pun ada yang tiba-tiba menghilang, padahal sudah kerja sama baik dengan Ibu Shasa untuk waktu yang cukup lama. Kurang lebih sudah ada 3 (tiga) reseller yang menghilang dan tidak membayar pembelian produknya. Ibu Shasa pun menanggapinya dengan santai, “Ya udahlah tidak apa-apa. Nanti juga akan ada balasannya sendiri, yang penting ikhlas.” tuturnya.
Baca Juga: Tips Sukses Meneruskan Bisnis Keluarga, Menaklukkan Tantangan Agar Bisnis Berumur Panjang
Value Bisnis Zarin Food yang Bisa Dipelajari Bagi Para UKM: Terus Berusaha dan Berdoa!
Saat ini, tim pemasaran dari Zarin Food sudah dibantu oleh agen dan reseller, sehingga produk kebabnya sudah dipasarkan ke berbagai pulau Jawa, seperti Surabaya, Semarang, Jogja, dan lainnya. Selain pulau Jawa, ada juga pulau lainnya seperti di Palembang, Lampung, bahkan sampai ke Kalimantan dan Sulawesi. Dari kesuksesan ini, kira-kira apa saja ya nilai-nilai yang bisa diterapkan pada bisnis?
1. Jangan Takut untuk Memulai dan Memperbaiki Bisnis
Nah, dari perjalanan bisnisnya itu Ibu Shasa pun berpesan kepada pelaku usaha lainnya agar terus belajar dan berkembang. Jika ingin memulai usaha, jangan takut untuk mulai aja dulu! Ibu Shasa pada saat memulai outlet kebabnya juga mengalami keterpurukan, sehingga ia memutar otak dengan menyisihkan dana dari hasil berjualan kebab yang ditawarkan di rumah sakit. Ada banyak cara yang bisa dipakai untuk menjangkau konsumen kita, termasuk caranya Ibu Shasa demi bisnis kebabnya agar tetap berlanjut.
2. Memisahkan Keuangan Pribadi dan Keuangan Bisnis
Dari segi keuangan, ia juga berpesan bahwa jangan sampai kita mencampur keuangan pribadi dengan keuangan bisnis. Jika tercampur, otomatis pada saat kita butuh modal usaha nanti bisa terpakai tanpa disadari. Maka, jangan lupa untuk dipisah dan dikategorikan seperti uang untuk gaji pegawai, uang sewa, uang bahan baku, dan lainnya itu tidak boleh “diganggu gugat” alias harus selalu dipantau, jadi harus terpisah dari keuangan pribadi.
3. Mengurus Perizinan Bisnis Agar Meningkatkan Kepercayaan Konsumen
Terakhir, jangan lupa juga untuk mengurus perizinan seperti BPOM dan sertifikasi halal. Hal ini dikarenakan dengan punya izin BPOM, otomatis kita bisa tahu kalau produksi yang dilakukan sudah sesuai prosedur dan menambah rasa kepercayaan konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan. Selain itu, dari segi pemasaran jika sudah ada BPOM maka bisa relatif mudah, seperti ke supermarket atau pasar modern. Melalui adanya perizinan ini, konsumen juga bisa menjangkau produk kita dengan lebih mudah dan percaya bahwa produk yang dihasilkan sudah teruji kualitasnya dengan baik.
Baca Juga: Cara Daftar Izin Edar BPOM Makanan Olahan dalam Kemasan, Begini Syarat, Ketentuan, dan Alurnya!
Bagaimana Sahabat Wirausaha? Setelah membaca dan mempelajari kisah di atas, tentunya kita jadi semakin paham bahwa sejatinya kesuksesan bisa diraih. Termasuk dalam berbisnis, jangan takut untuk memulai usaha, ya! Zarin Food sudah membuktikan, sekecil apa pun usaha yang dijalani, jika disertai dengan niat, usaha dan doa niscaya akan dimudahkan untuk mencapai kesuksesan. Jangan putus asa dan tetap semangat ya!
Jika tulisan ini bermanfaat , silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM.
Alamat Bisnis Zarin Food:
Perumahan Shafa Residence Blok C Nomor 25 Pondok Petir, Bojongsari, Depok. Instagram: @zarin_keba
Referensi : https://www.youtube.com/watch?v=srhZA6yQ65E