Hands counting a bunch of indonesian rupiah currencies

Halo Sahabat Wirausaha! Pernah ga sih kamu sudah terbiasa memakai produk dengan merk tertentu, tapi karena satu dan lain hal, jadi berpindah ke merk lain? Nah, sebagai pengusaha, Sahabat perlu tau juga nih tentang kenapa konsumen bisa berpindah merk dan apa yang mereka alami ketika mereka mau berpindah merk. Hal ini disebut juga sebagai switching cost.

Baca Juga : Startup Cost


Switching Cost

Switching cost adalah biaya atau sesuatu yang dikorbankan oleh konsumen ketika mereka berpindah dari satu merk, produk, atau pemasok lain (corporatefinanceinstitute.com). Jadi, tidak cuma konsumen, tapi sebuah bisnis juga bisa mengalami switching cost ketika bisnis tersebut berganti pemasok. Meskipun biasanya yang dikorbankan itu kebanyakan adalah dalam bentuk biaya, tapi ada juga yang dalam bentuk psikologis, dalam bentuk upaya yang dilakukan, dan dalam bentuk waktu yang digunakan.

Baca Juga : Cara Menghitung Cost Per Impression


Cara Kerja Switching Cost

Switching cost, atau biaya pergantian, biasanya ada dalam bentuk waktu yang terbuang atau upaya lebih yang harus dilakukan untuk berganti pemasok (untuk bisnis) atau merk (untuk konsumen). Untuk bisnis sendiri ada banyak beban dan risiko yang diemban dalam masa transisi. Sebuah bisnis bisa saja proses operasionalnya terganggu karena masa transisi yang membutuhkan waktu, ada pula risiko bahwa pemasok yang baru kualitasnya tidak sesuai dengan harapan, dan bahkan biaya pembatalan yang dibebankan oleh pemasok yang lama bila kita membatalkan atau memutuskan kerja sama.

Nah, hal ini bisa juga kita terapkan sebagai sebuah usaha kepada konsumen kita. Sahabat Wirausaha bisa membuat strategi yang membuat konsumen-konsumen menjadi ragu atau tidak mau mengambil risiko ketika berpikir untuk mencoba produk kompetitor.

Baca Juga : Cost Per Acquisition

Sebagai contoh, perusahaan seluler atau TV berlangganan banyak yang menerapkan biaya pembatalan apabila pelanggannya ingin membatalkan atau memutuskan langganan. Hal ini mereka lakukan dengan harapan biaya pergantian tersebut cukup tinggi untuk membuat pelanggan mengurungkan niat untuk berpindah hati ke kompetitor.

Switching cost juga merupakan salah satu faktor yang mendukung keunggulan kompetitif dan menetapkan kekuatan sebuah bisnis dalam menentukan harga. Sebuah bisnis akan mencoba untuk membuat switching cost setinggi mungkin agar konsumen bisa di”amankan” oleh bisnis tersebut.


Contoh-contoh Switching Cost

1. Kenyamanan

Misalnya toko Sahabat Wirausaha sudah tersebar di mana-mana, sehingga mudah untuk diakses oleh konsumen di manapun mereka berada. Jadi, bila ada kompetitor yang berusaha menyaingi kita dengan menawarkan harga lebih murah, tetapi lokasi usahanya lebih jauh untuk diakses daripada toko kita, maka pelanggan pasti akan menimbang apakah jarak tersebut sepadan dengan perbandingan harga yang tidak seberapa.

Baca Juga : Cost Per Action

2. Emosional

Banyak juga perusahaan yang tetap berbisnis dengan satu pemasok karena sudah menginvestasikan waktu dan tenaga untuk membina hubungan baik dengan satu sama lain. Hal ini juga membuat mereka semakin sulit untuk berganti pemasok karena tidak mau mengulang berkenalan dengan orang yang baru.

3. Biaya Pembatalan/pemutusan

Seperti yang sudah dicontohkan tadi, ada juga perusahaan yang mengenakan biaya pembatalan bagi pelanggan yang ingin memutuskan langganannya. Kebijakan ini juga pastinya membuat pelanggan yang sudah berlangganan menjadi ragu bila berpikir untuk berpindah ke layanan lain.

Baca Juga : Cara Menghitung Cost Per Action

4. Waktu

Bila waktu yang dibutuhkan untuk pindah ke merk lain terbilang panjang, konsumen juga pasti cenderung akan mengurungkan niat untuk melakukannya. Sebagai contoh, bila seorang konsumen harus mengantri di kantor layanan untuk bisa menutup akunnya, apalagi mengisi formulir panjang, maka mereka akan menganggap pembatalan tersebut tidak sepadan dengan waktu yang harus mereka keluarkan.

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.

Baca Juga : Direct Cost dan Indirect Cost

Referensi

https://corporatefinanceinstitute.com/resources/knowledge/strategy/switching-costs/