Caivin Iskandar

Situasi pandemi yang sudah memasuki tahun kedua ini, berdampak besar pada aspek usaha apapun. Banyak sekali bidang usaha yang terpaksa harus tutup karena situasi. Walaupun demikian, peluang selalu ada di setiap kesempatan asalkan jeli melihatnya. Di sisi lain, “kondisi dunia” yang melambat, menyadarkan adanya waktu “luang” bagi setiap orang untuk lebih banyak memikirkan sebuah ide usaha lain.

Nah, apakah Sahabat Wirausaha juga baru menyadari adanya ketertarikan khusus pada bidang usaha yang sebelumnya belum pernah dijalankan? Seperti usaha di bidang mebel atau furniture, misalnya?

Baca Juga: Google Trend Report 2020: Memahami Trend Pasar Melalui Mesin Pencarian (Bagian 1)

Meskipun bukan sesuatu yang baru, tetapi usaha mebel tak lekang waktu. Dari tahun ke tahun, siapapun membutuhkan mebel untuk melengkapi dan mempercantik rumah. Bahkan selama pandemi, berdasarkan pengamatan di media sosial, peminat kursi kayu meningkat cukup tinggi dibanding sofa. Hiasan atau ornamen dinding dari kayu juga mendadak naik daun.

Pola belanja furniture dan renovasi rumah, melalui gawai atau belanja online semakin digemari. Hal ini tentunya bisa dijadikan peluang usaha dengan prospek yang menjanjikan.

Tapi seberapa besar peluang usaha mebel bagi pelaku UMKM dan bagaimana cara memulai, ya?


Prospek Industri Mebel Selama Pandemi

Sumber: Vanda Kartasasmita

Produk mebel buatan dalam negeri, selain laris di pasar lokal, juga diminati di pasar mancanegara. Terbukanya pasar internasional membuat bisnis mebel dapat berkembang dengan pesat merambah pasar dunia yang lebih luas. Kabar gembira lain adalah pengolahan kayu di tanah air terus menunjukkan pertumbuhan di tahun ini.

Baca Juga: Memanfaatkan Peluang Pasar Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Dikutip dari data HIMKI (Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia), pada semester I tahun 2021, ekspor mebel dan kerajinan meningkat signifikan yakni 35,41% dimana dari kenaikan tersebut kelompok produk mebel mengalami kenaikan 39,98% dan kelompok produk kerajinan naik 24,87%.

Pandemi mengakibatkan adanya fenomena reorganisasi signifikan belanja rumah tangga, yaitu peralihan dari hiburan, pariwisata dan transportasi, ke sektor lain seperti produk teknologi dan kebutuhan menata atau renovasi rumah.

Peluang untuk tumbuh dan terbukanya potensi pasar bisa dilihat dari hasil riset Research And Markets menyatakan bahwa tahun 2021 pasar furnitur global diperkirakan akan tumbuh menjadi 671,07 miliar dolar AS dari tahun sebelumnya yang tercatat 564,17 miliar dolar AS dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 18,9%. Sementara nilai pasar global diperkirakan akan mencapai 850,38 miliar dolar AS pada tahun 2025 dengan CAGR 6%.

Menarik sekali, ya, Sahabat Wirausaha?

Jika memang pilihan untuk menggeluti usaha mebel sudah bulat, tunggu apa lagi? Sahabat Wirausaha tidak harus memulai dari produk dengan volume besar, loh! Produk asesoris berbahan kayu untuk pernak pernik hiasan rumah juga dapat menjadi pilihan usaha yang seru! Bahkan, tren usaha mebel bekas yang disulap menjadi mebel yang unik semakin naik pamornya seiring dengan kesadaran masyarakat pada kepedulian lingkungan.

Baca Juga: Gurihnya Usaha Keripik Para Pelaku UKM yang Tampil di Pasar Daring


Mempelajari Tipe Mebel/Furniture

Untuk awal, Sahabat Wirausaha bisa memulai dengan mengenali dan mempelajari apa saja tipe mebel atau furniture. Penting sekali untuk Sahabat Wirausaha paham dasar-dasar konstruksi furniture, karena dapat menjadi nilai lebih ketika berhadapan dengan calon pelanggan. Saran dan masukan profesional dari Sahabat Wirausaha, dapat membuat calon pelanggan merasa nyaman untuk berkonsultasi tentang kebutuhannya.

Ada beberapa tipe furniture yang bisa Sahabat Wirausaha bedakan berdasarkan konstruksinya. Mari kita jabarkan!

1. Free Standing Furniture

Sumber: Caivin Iskandar

Jenis furniture yang satu ini sudah dikonstruksi dalam kondisi utuh, tidak dapat dilipat atau dibongkar pasang. Ukurannya terbilang besar dan membuat Sahabat Wirausaha harus teliti menyesuaikannya dengan kapasitas ruangan.

Penggunaan free standing furniture paling cocok untuk rumah berukuran besar milik pribadi. Beberapa jenis furniture yang biasanya dibuat dengan konsep free standing adalah sofa, meja tamu, dan ranjang.

Baca Juga: Seluk Beluk Analisa Peluang Pasar di Tokopedia

2. Knockdown Furniture

Knockdown furniture bisa dibongkar pasang sesuai kebutuhan. Ciri khas jenis konstruksi furniture ini adalah elemen berupa engsel-engsel pada bagian tertentu. Sahabat Wirausaha harus menggunakan bahan yang baik kualitasnya agar engsel dan bagian-bagian furniture yang dapat dibongkar pasang juga tidak rusak dan berkarat setelah digunakan dalam waktu lama.

3. Mobile Furniture

Ciri khas mobile furniture adalah jenis konstruksi berupa roda yang membuatnya mudah dipindah-pindahkan. Selain memiliki roda, jenis furniture ini biasanya mirip dengan knockdown furniture, dapat dibongkar pasang sesuai kebutuhan.

Kelemahan mobile furniture terletak pada tingkat keseimbangannya yang terbilang rendah. Komponen roda yang rusak juga sering kali sulit diperbaiki dan membuat pelanggan Sahabat Wirausaha susah menemukan penggantinya.

4. Built In Furniture


Di antara macam-macam furniture lainnya, built in furniture terbilang paling rumit dan proses pembuatannya butuh keterampilan tinggi. Macam furniture ini biasanya dibuat bersamaan dengan proses renovasi rumah. Built in furniture menempel langsung pada interior rumah sehingga tidak dapat dilepas atau dipindahkan.

Baca Juga: Peluang Pasar: Membangun Usaha Jasa Rutin Pendukung Kehidupan

Banyak orang menyukai konsep konstruksi ini karena dianggap menyatu dengan hunian dan membuat suasana rumah terkesan lebih eksklusif. Beberapa jenis furniture yang dapat dibuat dengan konsep built in antara lain kitchen set, rak TV permanen di dinding, dan wardrobe (lemari pakaian).

5. Inflatable Furniture

Istilah inflatable furniture tentu masih asing bagi sebagian besar orang. Inflatable furniture dapat didefinisikan sebagai jenis mebel yang ukurannya dapat dikembangkan dari kecil menjadi besar sehingga fungsinya maksimal.

Jenis konstruksi furniture ini adalah solusi terbaik untuk rumah yang ukuran pintunya kecil dan tidak dapat dilewati oleh furniture besar. Beberapa jenis inflatable furniture yang biasanya digunakan banyak orang adalah sofa, spring bed, dan bean bag.

6. Transformable Furniture

Jenis konstruksi furniture ini lebih populer dengan istilah furniture multifungsi. Ciri khas transformable furniture adalah fungsinya lebih dari satu, misalnya sofa yang dapat dialihfungsikan menjadi tempat tidur atau meja makan mungil yang dapat dilipat menjadi bagian tertutup dari kitchen set.

Karena, rumah mungil sebaiknya mengandalkan furniture multifungsi agar tidak membuat interior rumah terkesan makin sempit. Penggunaan furniture jenis ini membuat penghuni tetap leluasa beraktivitas di rumah karena ruang gerak tidak tersita secara berlebihan.

Sahabat Wirausaha dapat memilih mana tipe mebel atau furniture yang dirasa memiliki risiko produksi paling minim untuk mengawali usaha ini. Bersabarlah atas proses yang akan dialami oleh Sahabat Wirausaha, agar usaha berjalan secara bertahap dan lebih terarah.

Baca Juga: Peluang Pasar: Produk dari Recycling Sampah


Langkah Untuk Memulai Bisnis Mebel/Furniture

Setelah memahami tipe-tipe mebel atau furniture, seperti bisnis lainnya, bisnis mebel ini juga perlu dijalankan dengan rencana yang tepat, sehingga bisa berjalan dengan lancar.

Hal ini penting untuk Sahabat Wirausaha memiliki persiapan yang baik sejak awal. Bukan hanya itu saja, perencanaan yang panjang juga akan sangat dibutuhkan, jika ternyata melakukan sendiri kegiatan produksi untuk bisnis mebel yang akan digeluti nanti. Pastikan memulai langkah ini dengan tepat sejak awal.

Sahabat Wirausaha harus memahami kelebihan dan kelemahan bisnis mebel. Ada beberapa hal yang harus dilakukan sebagai seorang pemula. Yuk, kita ulas!

1. Perhatikan pemilihan lokasi usaha

Terutama untuk usaha mebel dengan volume besar untuk kebutuhan interior rumah, seperti kursi, meja, ruang dapur dan lainnya. Carilah tempat usaha yang strategis, mudah dijangkau dan merupakan kawasan yang dekat dengan sentra bahan baku dan mudah dijangkau kendaraan besar untuk mobilisasi.

Jika usaha yang diambil adalah produk dengan volume kecil, seperti bingkai kayu, hiasan dinding atau meja, Sahabat Wirausaha dapat memanfaatkan garasi atau lahan yang dapat disewa di sekitar rumah.

Baca Juga: Bagaimana UKM Dapat Memvalidasi Potensi Produk dan Peluang Pasar?

2. Pahami target pemasaran

Memahami target pemasaran produk adalah kunci dari berkembangnya usaha mebel Sahabat Wirausaha.Terbukalah untuk belajar dan bertanya kepada orang yang memiliki pengalaman lebih dalam usaha mebel/furniture.

3. Jika memiliki partner

Selektiflah dalam memilih partner yang tepat, agar meminimalkan kemungkinan kerugian yang terjadi. Jangan sampai partner usaha justru menghambat usaha yang sedang dijalankan.

4. Pikirkan strategi pemasaran produk

Sahabat Wirausaha harus memikirkan seperti apa produk yang disukai pembeli dan bagaimana pemasaran yang tepat agar penjualan produk meningkat. Salah satu cara yang paling mudah adalah promosi dengan media sosial. Sahabat Wirausaha hanya perlu mengunggah produk yang ditawarkan ke akun media sosial atau marketplace.

Strategi pemasaran seperti ini terbilang efektif untuk memperkenalkan produk dan menarik minat calon pembeli. Pada saat tertentu, buat promo menarik berupa potongan harga kepada pembeli. Strategi ini dipercaya efektif untuk menarik calon pembeli, loh!

5. Ciptakan selalu ide-ide yang kreatif dan inovatif

Tambahkan wawasan dengan mengikuti perkembangan zaman sehingga produk yang Sahabat Wirausaha jual akan selalu diminati konsumen.

Baca Juga: Pemanfaatan SDM Untuk Riset Pasar dan Pengembangan Produk

6. Bergabung dengan asosiasi/ komunitas usaha sejenis

Dukungan pemerintah terhadap pelaku UKM termasuk tinggi, loh! Jangan sia-siakan kesempatan baik, jika di dekat area usaha Sahabat Wirausaha ada kantor pemerintah daerah yang berkaitan dengan pengembangan usaha kecil dan menengah. Biasanya, banyak kegiatan seperti pameran dan pelatihan yang diadakan. Kegiatan-kegiatan yang diadakan ini, pasti akan menambah dan memperluas jejaring usaha milik Sahabat Wirausaha.

7. Bekerjasama dengan Desainer Interior atau Arsitek

Jika Sahabat Wirausaha memiliki teman atau kenalan yang memiliki profesi sebagai Desainer Interior atau Arsitek, dan para profesional itu sudah melihat langsung kualitas dan kinerja Sahabat Wirausaha, bukan tak mungkin usaha mebel Sahabat Wirausaha akan selalu digandeng untuk menyempurnakan hunian dari klien mereka. Hal ini cukup memudahkan Sahabat Wirausaha dalam mendapatkan calon pelanggan baru.

8. Pemerintah

Usaha apapun, apalagi yang terlihat jelas oleh masyarakat pasti berurusan dengan pemerintah. Sahabat Wirausaha harus memiliki NPWP dan SIUP. Segeralah urus, agar pekerjaan berjalan dengan lebih lancar.

Semua tahapan ini dapat dilakukan partial, agar trial and error dapat segera dirasakan dan ditangani oleh Sahabat Wirausaha. Tantangan terbesar dalam produksi mebel atau furniture ini adalah Sahabat Wirausaha akan menemukan kasus baru pada setiap proyek. Untuk itulah penting bagi Sahabat Wirausaha untuk terjun langsung ke lapangan dan menjalin komunikasi yang baik dengan tim kerja.


Modal Usaha dan Keuntungan

Ada empat komponen penting pada modal yang harus diperhatikan dalam memulai usaha mebel. Berikut penjelasan singkatnya (perhitungan biaya bersifat kisaran/sementara).

Baca Juga: Berbagai Alternatif Permodalan yang UKM Perlu Ketahui

  1. Biaya alat produksi, estimasi yang dibutuhkan adalah Rp10.000.000 – Rp40.000.000 tergantung seberapa besar volume produksi yang Sahabat Wirausaha jalani.
  2. Biaya gaji pekerja pertahun Rp87.000.000 – 90.000.000
  3. Bahan baku pembuatan mebel, tergantung besaran volume dan jenis material produk.
  4. Biaya penunjang, Rp9.000.000

Dari hasil penjualan produk, akan didapat penghitungan total pendapatan untuk kurun waktu 12 bulan atau satu tahun.

Informasi ini hanya gambaran penjualan terendah. Sahabat Wirausaha dapat mematok target sendiri dan pencapaian yang ingin diraih untuk meraup untung yang besar. Data ini bukan merupakan rincian valid, karena dalam situasi pasar, kenaikan atau penurunan biaya alat produksi dan bahan baku kadangkala sulit diprediksi.


Persiapan Diri dari Kelemahan Usaha

Semua usaha pasti memiliki risiko. Semakin besar usaha tersebut, maka semakin besar juga risikonya. Yang paling penting adalah kesiapan Sahabat Wirausaha dalam menghadapi dampak dari kelemahan usaha mebel atau furniture ini.

1. Pesaing bertambah

Pemain baru akan terus muncul di usaha ini. Kuatkan inovasi dan konsep usaha Sahabat Wirausaha, agar selalu berbeda, memiliki karakter yang khas dan tetap terdepan. Jadikan pesaing sebagai stimulasi kreativitas bagi produk Sahabat Wirausaha.

Baca Juga: Potret UMKM Indonesia: Si Kecil yang Berperan Besar

2. Harga bahan baku yang meningkat

Harga bahan baku akan semakin mahal dari waktu ke waktu karena berkurangnya hutan/lahan penghasil kayu sebagai dampak pertumbuhan masyarakat dan bisnis perumahan yang meluas.

3. Lakukan pembaharuan produk

Jangan ragu untuk memperbaharui produk karya Sahabat Wirausaha. Perbanyak wawasan dan seringlah mengunjungi galeri yang mendukung keberadaan usaha mebel.

4. Harga alat-alat produksi yang tinggi

Untuk menghasilkan produk mebel yang berkualitas baik, maka diperlukan alat-alat produksi yang baik, walaupun harus mengeluarkan kocek besar untuk itu. Di sini, Sahabat Wirausaha harus pandai mengatur keuntungan usaha untuk dialokasikan sebagai investasi alat kerja.

5. Hadirnya produk mebel mancanegara

Produk mancanegara tak dapat dipungkiri mempengaruhi kondisi produk lokal sekelas UKM, ya? Tapi, jika Sahabat Wirausaha amati, saat ini masyarakat atau pasar yang tertarik untuk membeli produk mebel atau furniture, sudah memiliki selera yang terpantau.

Gaya furniture mancanegara yang cenderung minimalis dan bergaya Skandinavian memang banyak diminati, tapi bukan berarti furniture dengan ciri khas tradisional sepi peminat. Celah ini yang dapat diambil oleh Sahabat Wirausaha agar produk lokal dapat berjalan beriringan dengan produk mancanegara.

Baca Juga: Peluang Pasar: Produk dari Recycling Sampah

6. Keterbatasan tenaga kerja

Terbatasnya tenaga kerja yang ahli dalam bidang mebel, yang mampu melakukan inovasi dan kreasi untuk mengikuti perkembangan zaman dan minat pasar.

7. Mempelajari dan membuat sistem usaha yang berkelanjutan

Strategi pemasaran, promosi produk dan rancangan sistem usaha melalui aplikasi atau toko online yang sifatnya jangka panjang, merupakan langkah jitu agar permintaan terhadap penjualan produk semakin meningkat.


Pilihan Lain Memulai Usaha Mebel

Apabila Sahabat Wirausaha masih belum yakin untuk menggelontorkan modal besar pada usaha atau belum memiliki dana, ada pilihan lain yang dapat menjadi pijakan pertama untuk menjalankan usaha mebel atau furniture. Seperti apa, ya?

  1. Bekerja sama dengan pemilik bengkel mebel atau furniture. Di sini, Sahabat Wirausaha tidak perlu repot memikirkan tempat dan modal lainnya.
  2. Menjadi reseller asesoris atau pernik interior berbahan kayu atau rotan. Sahabat Wirausaha tinggal menjual foto produk di marketplace atau media sosial.
  3. Mencari investor. Buatlah proposal selengkap-lengkapnya yang memberikan perhitungan keuntungan secara rinci dan gambaran jangka waktu pengembalian modal untuk menarik minat investor yang Sahabat Wirausaha tuju.

Jika Sahabat Wirausaha serius dengan piihan usaha di bidang industri mebel atau furniture, teruslah memupuk semangat berkreasi agar produk selalu dilirik calon pelanggan. Tingkatkan selalu pelayanan pada pelanggan, karena pelayanan adalah aset penting yang harus dimiliki seorang wirausaha. Selamat berjuang!

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.

Referensi:

  1. https://thegorbalsla.com
  2. https://www.bramblefurniture.com
  3. http://agroindonesia.co.id