Banyak pelaku UKM yang ketika ditanya kondisi keuangan tidak bisa menjawab. Hal ini dikarenakan tidak membuat laporan keuangan, termasuk salah satunya Neraca Keuangan. Padahal Neraca Keuangan ini penting bagi suatu UKM untuk selalu memonitor kesehatan keuangan. Baca artikel ini untuk mengetahui tentang Neraca Keuangan.
Definisi
Neraca Keuangan adalah laporan keuangan yang melaporkan Aset, Hutang, serta Ekuitas pada waktu tertentu. Laporan ini menyediakan performa tingkat balik (return) suatu bisnis dan evaluasi struktur modal (capital). Ini juga menyediakan gambaran besar apa yang perusahaan miliki dan berhutang, serta jumlah investasi yang ditanamkan oleh para investor.
Baca Juga: 10 Aplikasi Keuangan Digital
Neraca Keuangan memiliki formula persamaan dalam akuntansi, dimana Aset berada di sebelah kiri, dan Kewajiban ditambah Ekuitas berada di sebelah kanan.
Aset (Asset) = Hutang (Liabilities) + Ekuitas (Shareholders’ Equity)
Formula ini menggambarkan bahwa suatu bisnis dalam memiliki semua Asetnya harus berhutang (tercatat pada Kewajiban) atau mencari investasi (tercatat pada Ekuitas).
Contoh: CV. Semesta Nusantara mengambil pinjaman dari bank sebesar IDR 50,000,000. Maka Aset dan Hutang akan sama-sama meningkat dengan jumlah yang sama yaitu IDR 50,000,000 sehingga sisi kanan dan kiri seimbang. Lalu jika perusahaan mengambil dana investasi dari investor sebesar IDR 100,000,000, maka Aset dan Ekuitas sama-sama meningkat IDR 100,000,000.
Aset, Hutang, dan Ekuitas memiliki beberapa akun dibawahnya yang menjelaskan secara spesifik keuangan perusahaan. Akun-akun tersebut berbeda-beda tergantung dari industrinya. Namun terdapat akun yang biasanya dipakai oleh kebanyakan perusahaan.
Baca Juga: Tips Membaca Laporan Laba Rugi Bagi UMKM
Apa sajakah Aset pada Neraca Keuangan?
Di dalam Aset pada Neraca Keuangan, akun-akun disusun dari atas ke bawah berdasarkan tingkat likuiditasnya, yang berarti kemudahan untuk mengubahnya kedalam Kas (Cash). Jadi, Aset dibagi berupa Aset Lancar (Current Asset), yaitu Aset yang bisa diubah kedalam Kas dalam waktu kurang dari setahun, serta Aset Tidak Lancar (Non-Current Asset), yaitu Aset yang sulit diubah kedalam Kas.
Berikut adalah beberapa akun Aset Lancar:
- Kas (Cash and Cash Equivalents): Aset yang tingkat likuiditasnya paling tinggi. Di akun ini juga dapat dimasukkan tagihan Treasury dan sertifikat jangka pendek seperti deposito.
- Surat Berharga (Marketable Securities): Surat-surat kewajiban dan ekuitas yang dapat dijual di pasar dalam jangka kurang dari setahun, seperti saham.
- Piutang Dagang (Accounts Receivable): Jumlah uang yang perusahaan harus bayar kepada vendor/supplier.
- Persediaan (Inventory): Barang-barang yang tersedia untuk dijual atau diproduksi, yang biasanya dinilai dari harga pasar.
- Biaya DIbayar di Muka (Prepaid Expenses): Jumlah biaya yang sudah dibayar sebelum periode pemakaian, seperti biaya asuransi dan biaya sewa apartement.
Baca Juga: Pentingnya Pencatatan Keuangan Bagi UMKM
Berikut adalah beberapa akun Aset Tidak Lancar:
- Investasi Jangka Panjang (Long-term Investment): Surat berharga yang tidak akan atau tidak dapat dijual dalam jangka setahun.
- Aset Tetap (Fixed Assets): Aset yang tahan lama seperti tanah, mesin, peralatan, dan gedung.
- Aset Tidak Berwujud (Intangibel Assets): Aset yang tidak memiliki wujud fisik seperti kekayaan intelektual.
Apa sajakah Hutang pada Neraca Keuangan?
Di dalam Neraca Keuangan, Hutang juga dibagi menjadi Hutang Lancar (Current Liabilities) dan Hutang Jangka Panjang (Long Term Liabilities). Hutang Lancar adalah yang memiliki jangka waktu pembayaran di bawah satu tahun. Sedangkan Hutang Jangka Panjang adalah yang jangka waktu pembayarannya di atas satu tahun.
Berikut adalah beberapa akun Hutang Lancar:
- Pinjaman (yang jatuh temponya sudah dibawah satu tahun)
- Hutang bunga
- Biaya sewa, pajak, dan utilitas
- Hutang gaji
Berikut adalah beberapa akun Hutang Jangka Panjang:
- Pinjaman jangka panjang: Pinjaman serta bunga yang jatuh temponya di atas satu tahun.
- Hutang dana pensiun: Hutang perusahaan terhadap dana pensiun karyawannya.
- Hutang pajak: Pajak yang sudah diakui namun tidak akan dibayar hingga tahun depan.
Baca Juga: Apa itu Prepaid Expense?
Apa sajakah Ekuitas pada Neraca Keuangan?
Di dalam Neraca Keuangan, terdapat dua akun penting dibawah Ekuitas yaitu Modal Disetor (Paid-in Capital) dan Laba Ditahan (Retained Earnings).
- Modal Disetor: Total nilai yang disetor oleh pemilik ke bisnis. Ini juga bisa didapatkan dengan setoran dana dari investor lain atau menerbitkan saham.
- Laba Ditahan: Pendapatan usaha yang ditahan untuk diinvestasikan atau digunakan membayar hutang. Sisanya diberikan ke pemegang saham dalam bentuk dividen.
Dari artikel ini, kita mengetahui bahwa Neraca Keuangan sangat penting untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan termasuk untuk UKM. Namun Neraca Keuangan sendiri tidak cukup sebagai laporan keuangan karena memiliki kekurangan. Neraca Keuangan hanya bisa menggambarkan kondisi keuangan dalam satu periode sehingga bersifat statis. Oleh karena itulah diperlukan juga bagi suatu perusahaan memiliki laporan keuangan lainnya untuk melengkapi, yaitu Laporan Laba-Rugi (Income Statement) dan Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement) sehingga mendapatkan gambaran seutuhnya tentang kondisi dan performa bisnis perusahaan.
Jangan khawatir dalam membuat laporan-laporan keuangan ini karena ukmindonesia.id memiliki beberapa mitra yang dapat membantu UKM dalam hal ini seperti jurnal.id, accurate.id, dan lainnya dengan harga spesial untuk para member. Teman-teman juga bisa mempelajarinya lebih lanjut melalui platform WeLearn di modul Keuangan.
Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.
Referensi: Investopedia
Gambar diambil dari https://cdn.leverageedu.com/