Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat terbilang sangat maju. Produk Domestik Bruto (PDB) Amerika Serikat pada tahun 2012 sekitar $ 15,6 triliun atau sekitar Rp 241,3 triliun (kurs dollar hari ini). Angka ini setara dengan 22% dari Produk Dunia Bruto. Bahkan, pada tahun 2010, PDB per kapita Amerika Serikat termasuk yang terbesar keenam di dunia. Meskipun termasuk ke dalam kategori negara pasca industri, namun Amerika Serikat berhasil menjadi yang terdepan dalam bidang ekonomi dan produsen terbesar di dunia.
Potensi yang Dimiliki Amerika Serikat
Amerika Serikat adalah salah satu negara yang berbentuk republik konstitusional federal yang terdiri dari lima puluh negara bagian. Lokasinya yang strategis menjadi salah satu faktor mengapa Amerika Serikat bisa berkembang cukup pesat. Di sebelah barat dan timur, diapit oleh Samudra Pasifik dan Atlantik. Sedangkan di sebelah utara dan selatan berbatasan dengan Kanada dan Meksiko. Luas wilayah Amerika Serikat yaitu 3,79 juta mil persegi atau sekitar 9,83 juta km persegi.
Baca Juga: Membedah Pameran Domestik untuk Produk Pertanian
Dengan luas wilayah tersebut, Amerika Serikat menempati peringkat ketiga sebagai negara terluas di dunia. Pada tahun 2020, jumlah penduduknya sebanyak 329,5 juta jiwa dan menyandang penduduk terbanyak ketiga di dunia setelah Tiongkok dan India.
Pesatnya perkembangan ekonomi disana juga didukung dengan melimpahnya ketersediaan sumber daya alam, baiknya pengembangan teknologi, dan tingginya tingkat produktivitas. Amerika Serikat termasuk salah satu negara importir barang terbesar pertama dan pelaku eksportir kedua di dunia. Di tahun 2010, komoditas impor terbesar di negara ini adalah minyak. Sedangkan, untuk komoditas ekspor terbesarnya adalah alat transportasi.
Meskipun Amerika Serikat tergolong dalam perekonomian pasca industri, namun negara Paman Sam ini masih dianggap sebagai negara industri terkuat di dunia. Sektor perdagangan utama untuk penerimaan bisnis bruto berasal dari perdagangan grosir dan ritel. Sedangkan, untuk pendapatan bersihnya ditempati oleh sektor manufaktur. Sektor manufaktur ini banyak didominasi oleh produk-produk kimia. Salah satunya adalah penghasil gas alam likuid, seperti: sulfur, fosfat, dan garam.
Baca Juga: Membedah Pameran Domestik untuk Furnitur
Pada tahun 2009, persentase terbesar dari perekonomian nasional berasal dari sektor swasta, yaitu sebesar 86,4%. Sedangkan, di peringkat kedua sebesar 9,3% dipegang oleh pemerintah daerah (termasuk transfer federal). Kemudian, yang terakhir berasal dari perekonomian pemerintah federal sebesar 4,3%. Dari total PDB, sektor jasa memberikan kontribusi sebesar 67,8%. Sedangkan, untuk sektor pertanian hanya menyumbang kurang dari 1% dari total PDB. Meskipun demikian, Amerika Serikat merupakan produsen terbesar tanaman jagung dan kedelai.
Berdasarkan data dari Biro Sensus Amerika Serikat, penghasilan rata-rata tahunan per kapita penduduk Amerika Serikat adalah $49.445 atau sekitar Rp 765 juta (kurs dollar hari ini). Angka ini merupakan terbesar dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya. Selain itu, tingkat keberhasilan dalam mengurangi kemiskinan pun terbilang tinggi. Angka kemiskinan secara relatif dan absolut jauh lebih kecil dari rata-rata negara kaya lainnya. Pada tahun 2010, tercatat hanya sekitar 43,2 juta penduduk yang hidup dalam garis kemiskinan.
Baca Juga: Membedah Pameran Internasional dari Pemerintah Indonesia
Hubungan Bilateral Indonesia dan Amerika Serikat
Sumber Gambar: Geotimes
Indonesia dan Amerika memiliki beberapa kesamaan, salah satunya yaitu sama-sama memiliki penduduk yang multikultural. Hubungan Amerika Serikat dengan Indonesia dimulai secara resmi pada tahun 1949. Baik Indonesia maupun Amerika Serikat merupakan negara republik dan masing-masing pihak mengakui kepentingan strategis keduanya. Dukungan pertama Amerika Serikat kepada Indonesia salah satunya adalah menuntut kemerdekaan Indonesia dari para penjajah. Selain itu, Amerika Serikat juga mendukung Indonesia untuk menekan perkembangan komunisme. Salah satu upayanya adalah dengan menyuplai senjata dari Amerika Serikat ke Indonesia.
Kemudian, hubungan bilateral kedua negara tersebut pun berlanjut pada sektor lainnya. Investasi Amerika Serikat pada sektor pertambangan di Indonesia terbilang cukup besar. Terutama pada industri minyak bumi dan sumber daya alam lainnya seperti besi, nikel, bauksit, tembaga dan timah.
Baca Juga: Tips Jitu Untuk Sukses di Pameran Internasional
Kerjasama Ekspor Impor dengan Amerika Serikat
Sumber Gambar: Ekonomi
Pada tahun 2020, nilai neraca perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat dalam kondisi surplus yaitu sebesar US $ 10,03 miliar atau setara dengan Rp 155,18 triliun. Angka ini naik sebesar 17,19% dibanding tahun sebelumnya yaitu sebesar US $ 8,55 miliar atau setara dengan Rp 132,28 triliun. Adapun produk andalan ekspor Indonesia ke Amerika Serikat adalah sebagai berikut:
- Ikan dan crustacea, moluska, dan invertebrate air lainnya
- Pohon hidup dan tanaman lain seperti umbi, akar dan sejenisnya
- Kopi, teh, mate, dan rempah-rempah
- Bahan anyaman
- Lemak dan minyak nabati
- Gula
- Kakao
- Tepung, pati atau susu
Di sektor lainnya, pemasaran produk fashion Indonesia masih memiliki potensi yang cukup besar di Amerika Serikat. Tercatat pada tahun 2021 bahwa pakaian jadi dari Indonesia ke Amerika Serikat mencapai Rp 60 triliun. Dari angka tersebut bisa ditarik kesimpulan jika minat konsumen disana terhadap produk fashion Indonesia masih terbilang cukup tinggi. Kepercayaan terhadap produk pun bisa menjadi alasan lainnya dari tingginya permintaan.
Baca Juga: Tips Sukses Mengikuti Pameran dan Meningkatkan Kualitas Produk Ala Kultiva Co
Menurut data, Amerika Serikat sendiri mencatat nilai impor khusus untuk produk pakaian jadi sebesar USD 82,86 miliar atau setara dengan Rp 1.202 triliun. Nilai ini meningkat sebesar 20,76% dari tahun sebelumnya untuk kategori produk fashion dari berbagai negara. Sedangkan, nilai impor pakaian yang khusus datang dari Indonesia adalah sebesar USD 4,16 miliar atau Rp 643,6 triliun. Angka ini meningkat sebesar 17,70% dari tahun sebelumnya. Adapun nilai impor untuk kategori produk aksesoris adalah sebesar USD 476 juta atau sebesar Rp 7,3 triliun.
Di sisi lain, total perdagangan antara Amerika Serikat dan Indonesia tahun 2021 adalah sebesar USD 37,02 miliar atau senilai Rp 572 triliun. Angka ini meningkat sebesar 36,10% dibanding dengan tahun sebelumnya. Dari angka tersebut terdapat nilai ekspor Indonesia ke Amerika Serikat yang mencapai USD 25,77 miliar atau Rp 398,71 triliun. Sedangkan, untuk nilai impor Indonesia dari Amerika Serikat adalah USD 11,24 miliar atau Rp 173,9. Itu artinya neraca perdagangan Indonesia memiliki surplus sebesar USD 14,52 miliar atau Rp 224,65 triliun.
Indonesian Trade Promotion Center dan Atase Perdagangan
Sumber Gambar: ITPC
Sebagai jembatan perdagangan produk-produk lokal, Indonesia memiliki Indonesian Trade Promotion Center (ITPC). ITPC merupakan bagian dari perwakilan Indonesia di luar negeri yang menghubungkan perdagangan luar negeri Indonesia.
Baca Juga: Membedah Pameran Domestik Untuk Produk Kecantikan
Adapun tugas pokok dari ITPC adalah sebagai berikut:
- Mengembangkan pasar dan melakukan promosi perdagangan dengan tujuan untuk meningkatkan kegiatan promosi dagang di negara akreditasi.
- Memberikan pelayanan informasi terkait komoditi ekspor yang dibutuhkan kepada pelaku usaha di Indonesia
- Meningkatkan upaya penyebaran jaringan bisnis luar negeri dan melakukan kerjasama antara usaha Indonesia dengan pengusaha di negara akreditasi.
Di sisi lain, upaya promosi produk lokal dalam negeri dan perluasan pasar internasional juga dilakukan oleh Atase Perdagangan. Meskipun fungsi dan tujuannya sama seperti ITPC, namun perbedaannya terletak pada status perwakilannya. Atase Perdagangan merupakan Pegawai Negeri Sipil dari Kementerian Perdagangan yang ditempatkan sebagai perwakilan tertentu dalam melaksanakan urusan perdagangan dengan negara luar.
Pameran Usaha di Amerika Serikat
Pulihnya sektor ekonomi global membuat neraca perdagangan kembali bergerak menuju surplus. Di sisi lain, nilai investasi pun kembali meningkat. Pada masa pandemi COVID-19 sebelumnya, sektor UKM merupakan salah satu sektor yang terdampak negatif. Banyak diantaranya sampai harus gulung tikar dan menutup usahanya.
Baca Juga: Saatnya Memanfaatkan Perdagangan Bebas ASEAN
Pada tahun 2020, pemerintah Indonesia memberikan dukungan kepada UMKM untuk pulih dengan dana sebesar Rp 112,26 Triliun. Kemudian di tahun 2021, pemerintah kembali menggelontorkan dana untuk UMKM dan korporasi sebesar Rp 171,77 Triliun.
UMKM merupakan pilar terpenting dalam perekonomian Indonesia. Mengingat saat ini jumlah UMKM sudah mencapai 64,2 juta dengan nilai kontribusi sebesar Rp 8.573,89 Triliun terhadap PDB. Oleh karenanya, pemerintah juga membantu memfasilitasi UKM lokal untuk bisa go internasional dengan mengikuti berbagai pameran di luar negeri, salah satunya di Amerika Serikat.
Adapun pameran yang pernah diikuti oleh UKM dari Indonesia di Amerika Serikat setelah pandemi COVID-19 adalah sebagai berikut:
1. Pameran Magic Show 2022 di Las Vegas
Sumber Gambar: WWD
Magic Show Exhibition mulai diselenggarakan pada tahun 2021. Tujuan dari acara tersebut adalah untuk menjembatani antara penjual dan pembeli untuk bertemu secara langsung. Seperti yang diketahui bahwa lanskap ritel saat ini sudah bergeser dan banyak dilakukan secara online. Untuk itu, Magic Show Exhibition berinisiatif untuk membantu pelaku usaha online tersebut dalam mengembangkan bisnisnya menjadi lebih besar dan menjangkau pasar yang lebih luas lagi.
Magic Show yang diadakan di Amerika Serikat merupakan pameran yang fokus menampilkan berbagai jenis produk fashion. Magic sendiri menampilkan dirinya sebagai wadah tempat bernaungnya produk-produk fashion muda kontemporer yang kekinian. Selain itu, Magic sendiri mengambil bagian dalam mempertemukan antara audiens global sebagai pembeli dan produsen. Kebanyakan dari konsumennya merupakan orang-orang penting seperti pengusaha, CEO, Executive Vice Presidents, Presidents, chairman, maupun director pada sebuah perusahaan.
Baca Juga: Pentingnya Memiliki Visi Dalam Menentukan Arah Pengembangan Usaha
Dalam setahun acara Magic Show biasa digelar sebanyak dua kali di Las Vegas dan New York. Acara tersebut diadakan untuk mengikuti pergantian musim mode juga. Produk yang biasa dipamerkan pada acara Magic Show adalah produk busana, aksesori, maupun alas kaki. Bekerjasama dengan para influencer, media dan beberapa pimpinan, Magic mampu menampilkan produk-produk fashion menjadi terkesan lebih eksklusif.
Pada pameran Magic Show 2022 di Amerika Serikat, Indonesia mengirimkan beberapa UKM andalan di bidang fashion. Adapun nama-nama yang tercatat seperti House of Explore Indonesia (HEXI), Wearstatuquo (WSQ), Zoe Label, KEKEAN Wasta Gallery, EVERINA, Karoeng, dari Indonesia tercatat memiliki potensi transaksi sebesar Rp 2,8 miliar.
2. New York - Indonesia Food di Broadway Ave
Sumber: Kemlu
Pameran ini digelar pada bulan Desember 2021 silam. Gelaran tersebut bertajuk “One Day with Indonesian Coffee, Fruits, and Floriculture”. Menurut rencana acara tersebut akan rutin digelar setiap tahunnya.
Sesuai dengan namanya, produk yang dijual pada bazar tersebut yaitu seputar makanan. Acara tersebut pun lebih banyak melibatkan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang menjual makanan dan minuman, terutama kopi. UKM yang digandeng merupakan UKM binaan dari Kementerian Pertanian (Kementan).
Baca Juga: 3 Langkah Pemanfaatan Data Untuk Mengambil Keputusan Bisnis
Kemudian di tahun 2022, pameran kembali digelar pada bulan Februari 2022 di Broadway Ave. Acara bazaar di tahun kedua tersebut merupakan kolaborasi antara KBRI Washington DC Atase Pertanian Indonesia, KADIN, dan Indonesian Market Hub & Indonesian Culinary Enthusiast Inc.
Jika di tahun pertama produk yang ditonjolkan adalah kopi, maka di kesempatan kedua Food Bazaar yang lebih ditonjolkan adalah produk tempe. Bahkan, pada pameran kedua juga menampilkan kegiatan cooking show yang bertema tempe.
3. Specialty Coffee Expo (SCE) di Boston
Sumber: Antara
Pameran ini digelar pada bulan April 2022 di Boston Convention and Exhibition Centre, Amerika Serikat. Indonesia sendiri memberangkatkan enam UKM lokal di sektor kopi, cokelat, dan bahan minuman. UKM lokal yang diberangkatkan difasilitasi oleh Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah.
Di sektor kopi terdapat 3 usaha lokal, yaitu Java Halu Coffee Farm dari Bandung, Jawa Barat, PT Sanika Indonesia Sukses dan Caldera Coffee dari Jakarta. Untuk di sektor cokelat ada Cokelatin Indonesia dan Hiro & Cocoatree dari Tangerang, Banten. Sedangkan, untuk di sektor bahan minuman ada PT Delifru Utama Indonesia dari Surabaya, Jawa Timur.
Potensi pesanan yang bisa diraih oleh keenam UKM tersebut diperkirakan mencapai Rp 17,2 miliar. Negara yang tertarik melakukan pesanan tersebut berasal dari Amerika Serikat, Canada, Argentina, dan Ecuador.
Baca Juga: Mengidentifikasi Peta Persaingan Supaya Bisnis Tetap Unggul
4. National Association of Music Merchants (NAMM) 2022 di Anaheim
Sumber: Shouhuxing
Pameran ini merupakan pameran yang fokus pada produk-produk di sektor alat musik. Acara tersebut diselenggarakan di Anaheim Convention Center, Amerika Serikat (AS) pada awal bulan Juni 2022. Lewat dukungan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf / Baparekraf), Indonesia menghadirkan 3 jenama alat musik lokal.
Produsen yang berhasil mengirimkan alat musik tersebut berasal dari Genta Guitar, Gula USA, dan Dr. case. Alat musik yang ditampilkan merupakan perlengkapan instrumen musik dengan kualitas premium. Indonesia sendiri menempati peringkat kedua setelah RRT (Republik rakyat Tiongkok) di kategori eksportir alat musik terbanyak ke Amerika Serikat.
Dari ketiga produsen yang mengikuti acara pameran NAMM, semuanya menampilkan keunikan produknya masing-masing. Genta Guitar menampilkan berbagai jenis gitar dan ukulele premium. Yang menarik adalah Genta Guitar juga menghadirkan seri Ukulele Batik pada pameran tersebut. Di sisi lain, Gula USA menampilkan produk gitar bass handmade dan gitar elektrik dengan kualitas premium. Sedangkan, Dr. Case berpartisipasi dalam menampilkan berbagai tas untuk alat musik, seperti tas gitar dan tas ukulele.
Baca Juga: Meneropong Masa Depan Rantai Pasok Melalui Pemanfaatan Teknologi
Dari pemaparan di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa kesempatan untuk mengembangkan usaha sangat terbuka lebar. Menjangkau pasar internasional bukanlah sebuah mimpi belaka. Di luar sana banyak sekali pihak yang bisa membantu dalam pengurusannya atau sekedar bertukar informasi untuk persiapannya. Walaubagaimanapun, untuk menjangkau pasar yang lebih luas lagi, para pelaku usaha perlu untuk sering bertemu atau bersentuhan dengan lingkungan baru dan jaringan baru. Salah satunya adalah dengan mengikuti berbagai pameran, baik yang dilakukan di skala lokal maupun internasional.
Nah, jadi apakah sekarang Sahabat tertarik untuk mengikuti pameran internasional? Jika, artikel ini dirasa bermanfaat, maka tolong bantu untuk membagikannya ke teman, rekan, maupun saudara