Dalam menjalankan sebuah bisnis, manajemen strategi merupakan kunci paling utama untuk berkembang. Bisnis yang baik diharuskan memiliki aspek-aspek strategis yang bisa menjadi pembeda antara bisnisnya dan kompetitor. Hal ini dapat mendorong konsumen untuk memilih produk yang dijual oleh bisnis tersebut. Tidak hanya itu, pengelolaan aspek strategis juga menjadi sangat penting dalam mendorong produktivitas internal. Saat memiliki nilai strategis yang kuat, pelaku bisnis akan mampu melakukan proses produksi dengan lebih efisien sesuai dengan ekspektasi. Para staf dan karyawan pun akan lebih memahami seberapa pentingnya kegiatan mereka dalam menjadi bagian dari bisnis.

Keputusan strategis dalam bisnis mencakup hal-hal mendasar dalam pelaksanaan bisnis itu sendiri da identik dengan arah tujuan dari suatu usaha. Salah satu bentuk keputusan strategis adalah penentuan nilai, visi, misi dan budaya bisnis. Dalam tataran yang lebih praktis, keputusan strategis adalah hal yang paling membedakan antara usaha yang dimiliki oleh Sahabat Wirausaha dengan pelaku usaha lainnya.

Baca Juga : Pentingnya Ulasan, Bintang, dan Data Laporan

Meskipun begitu, keputusan strategis yang dilakukan oleh usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) berbeda dengan yang dilakukan oleh usaha besar. Semua aspek di atas tadi merupakan bentuk kebijakan strategis yang dilakukan oleh usaha besar. Sedangkan pada UMKM, keputusan strategis mungkin masih sangat terbatas pada keputusan yang bersifat marketing mix yang mencakup produk, harga, tempat dan juga promosi. Hal ini tidak terlepas dari kegiatan mendasar dari bisnis, yaitu menjual sebuah produk.

Dalam melakukan inovasi untuk mendorong kebijakan strategis tersebut, sahabat UKM perlu melakukan riset sederhana. Riset data di sini berarti melakukan analisis terhadap data untuk mengambil sebuah kesimpulan. Sebelum melakukan analisa tersebut, Sahabat Wirausaha perlu melakukan pengumpulan dan pengolahan data terlebih dahulu. Dengan demikian, Sahabat Wirausaha memiliki data yang siap dianalisis.

Seperti yang telah dinyatakan sebelumnya bahwa isu strategis pada UMKM adalah pemasaran, maka riset yang dapat dilakukan untuk memperkuat isu tersebut adalah riset pemasaran. Cakupan yang sederhana tersebut juga mempermudah Sahabat Wirausaha untuk berfokus pada satu isu penting terlebih dahulu dalam skala UMKM.

Baca Juga : Tips Menyimpan Basis Data Konsumen Secara Aman


Bagaimana cara mengumpulkan data?

Dalam melakukan riset, terdapat dua jenis data yang dapat dikumpulkan, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan dari sumber utama dan subjek yang melakukan kegiatan yang sedang diteliti. Sedangkan data sekunder adalah data yang telah tersedia tanpa harus mendapatkan informasi dari sumber utama. Kedua jenis data ini akan memiliki pendekatan yang berbeda berkaitan dengan cara pengumpulannya.

Data primer biasanya dikumpulkan dengan melakukan interaksi langsung dengan sumber utama. Interaksi ini bisa dilakukan secara fisik atau virtual. Pada pengumpulan data primer ini, sahabat UKM biasanya memerlukan usaha lebih karena harus berinteraksi. Beberapa bentuk pengumpulan data primer diantara-nya adalah survei, wawancara dan focus group discussion.

Pada metode survei, data primer dikumpulkan menggunakan sebuah kuesioner yang diisi oleh responden. Responden yang ditargetkan biasanya adalah para sumber utama yang menjadi target utama dalam riset. Pada kasus bisnis, target utama ini biasanya adalah konsumen. Sahabat UKM harus menyiapkan mekanisme dimana para konsumen bersedia mengisi kuesioner tersebut. Selain itu, responden juga harus dipastikan bisa menjadi representasi dari seluruh konsumen. Pada metode survei ini, sahabat UKM juga perlu memastikan bahwa data yang tersedia cukup banyak sehingga bisa diolah lebih lanjut.

Baca Juga : Tips Menambah Basis Data Kontak Konsumen dan Menyimpannya Dengan Google Contact

Sedangkan pada metode wawancara, sahabat UKM mungkin tidak memerlukan terlalu banyak responden. Akan tetapi, sahabat UKM melakukan wawancara yang lebih mendalam mengenai data yang diinginkan. Metode ini sebenarnya hampir serupa deangan focus group discussion. Sahabat UKM hanya perlu mengadakan sebuah forum diskusi dimana para responden diundang menjadi narasumber dan memberikan pandangan mengenai isu yang sedang dibahas.

Berbeda dengan data primer, pada data sekunder, sahabat UKM tidak memerlukan interaksi secara langsung dengan responden. Pada metode ini, sahabat UKM hanya berusaha untuk mengumpulkan data yang telah tersedia dari berbagai sumber. Metode yang dapat digunakan adalah studi literatur atau pengambilan data dari database yang telah tersedia. Meskipun metode pengambilannya relatif mudah, perlu diperhatikan bahwa sahabat UKM harus mampu memilih referensi dengan baik pada metode studi literatur. Sedangkan apabila menggunakan data dari database, sahabat UKM perlu memastikan ketersediaan data tersebut. Selain itu, sahabat UKM juga harus memperhatikan biaya yang dibutuhkan untuk mengumpulkan data dari database karena biasanya biaya tersebut biasanya cukup mahal.

Baca Juga : Platform yang Membantu UMKM Melek Data


Mengolah data yang telah dikumpulkan

Setelah mengolah data, sahabat UKM tidak bisa langsung mengambil kesimpulan. Data yang telah diperoleh pada proses sebelumnya perlu diolah terlebih dahulu. Bentuk pengolahan ini sendiri tergantung dari jenis riset yang dilakukan, apakah riset tersebut adalah riset kuantitatif atau kualitatif.

Riset kuantitatif adalah riset yang datanya bisa dikuantifikasi atau dihitung. Riset ini biasanya menggunakan angka sebagai tolak ukur dari suatu hal yang ingin diteliti. Sebagai contoh, sahabat UKM bisa memberikan skor 1 hingga 5 mengenai kepuasan dari suatu produk. Dengan angka tersebut, sahabat UKM bisa menilai seberapa memuaskan produk yang diberikan. Pada tahapan pengumpulan data, riset kuantitatif ini bisa mendapatkan data primer melalui survei atau mendapatkan data sekunder dari database.

Baca Juga : Menghadapi Pandemi Dengan Riset Berbasis Data

Setelah mengumpulkan data, sahabat UKM dapat melakukan pengolahan data menggunakan metode statistik. Salah satu metode yang sederhana tetapi sangat bermanfaat adalah statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah sekumpulan rangkuman dari seluruh data yang dikumpulkan. Beberapa jenis statistik deskriptif adalah rata-rata dan standar deviasi. Sebagai contoh, apabila terdapat beberapa responden yang memberikan jawaban terhadap kuesioner kepuasan produk dengan pilihan jawaban 1 sampai 5, sahabat UKM dapat menghitung rata-ratanya untuk mengetahui gambaran skor yang menggambarkan semua data.

Selain riset kuantitatif, sahabat UKM juga dapat menggunakan riset kualitatif. Riset kualitatif adalah riset yang hasil jawabannya tidak bisa dikuantifikasi atau dihitung secara angka. Bentuk data yang tersedia biasanya berbentuk verbal atau kata-kata. Data pada metode riset ini dapat dilakukan dengan menggunakan wawancara dan focus group discussion dan studi literatur. Salah satu contoh riset ini adalah mencari informasi mengenai produk yang disukai konsumen. Sahabat UKM dapat menanyakan karakter produk yang mungkin disukai oleh konsumen.

Baca Juga: Pengertian Bankers' Acceptance

Pada riset kualitatif, sahabat UKM tidak perlu menggunakan statistika secara langsung. Hal ini dikarenakan data yang dimiliki tidak berbentuk angka. Sebagai gantinya, sahabat UKM dapat melakukan analisa lebih lanjut mengenai jawaban dengan melihat kata-kata yang paling muncul. Sebagai contoh, pada kasus tipe produk yang diinginkan konsumen, banyak responden yang menyebutkan kata murah dan bentuknya tebal sebagai karakteristik produk yang mereka suka. Maka sahabat UKM dapat melakukan pengurutan atau rank, terhadap setiap karakter. Karakter mana saja yang kemudian memiliki pemilih paling banyak.


Menganalisis hasil riset dalam pengambilan keputusan

Setelah melakukan pengolahan data, tahap terakhir dari pelaksanaan riset adalah pengambilan kesimpulan. Dalam melakukan hal tersebut, sahabat UKM dapat menggunakan data yang sudah diolah. Hasil dari pengolahan dapat memberikan hasil yang bermanfaat bagi sahabat UKM, tetapi mungkin jika tidak dalam melakukan pengambilan kesimpulan. Sebagai contoh ketika melakukan riset mengenai kemungkinan untuk meluncurkan produk baru, mungkin saja hasil dari riset tersebut menunjukkan bahwa sahabat UKM sebaiknya tidak melakukan ekspansi karena daya beli masyarakat sedang rendah. Hasil ini mungkin terlihat negatif, tetapi setidaknya sahabat UKM tidak perlu mengeluarkan biaya besar untuk meluncurkan produk baru.

Pengambilan kesimpulan ini juga dapat dilakukan dengan mempertimbangkan banyak aspek, seperti faktor eksternal dan internal yang belum diakomodasi dalam riset. Hal ini dikarenakan hasil riset tidak selalu seratus persen tepat. Beberapa hasil mungkin perlu ditelaah lebih lanjut karena ada aspek lain yang harus dipertimbangkan. Sebagai contoh, sebuah hasil riset menunjukkan bahwa produk minuman kopi akan memberikan keuntungan yang besar karena masyarakat sedang sangat tertarik dengan produk tersebut. Sayangnya hasil riset tersebut tidak mempertimbangkan kompetitor yang juga muncul pada saat yang sama. Pada akhirnya, hasil pengolahan data masih harus dianalisis dengan lebih cermat dengan memperhatikan faktor yang lain.

Baca Juga : Mengenal Psikologi Konsumen Untuk Mengambil Keputusan Pemasaran

Apabila sahabat UKM sudah mendapatkan hasil yang tepat dan telah dianalisis dengan teliti, baru kemudian hasil tersebut dapat diimplementasikan sebagai sebuah kelebihan bisnis. Sebagai contoh, sahabat UKM adalah penjual produk bantal. Sahabat UKM menemukan bahwa produk bantal yang disukai adalah bantal yang bisa dibawa bepergian. Selain itu sahabat UKM juga menemukan bahwa bantal tersebut harus menarik dan layak untuk dibawa ke mana saja. Oleh karena itu, sahabat UKM bisa mulai memfokuskan produk pada bantal dengan karakteristik tersebut. Sahabat UKM bisa melakukan penyesuaian brand dan logo bisnis untuk memastikan bahwa konsumen menangkap kesan menarik dari produk dan pembuat produk bantal mereka.

Nah, itu beberapa cara dan implementasi riset dalam kebijakan strategis. Dengan semua informasi tersebut, semoga sahabat UKM semakin semangat untuk melakukan riset dan membuat kebijakan strategis untuk bisnis.

Baca Juga : “No Brand” Branding

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.