sumber : maxmanroe.com

Sahabat Wirausaha tentu pernah membeli ponsel pintar bukan? Secara umum, berapa lama kira-kira usia dari ponsel pintar tersebut? Mungkin dua, tiga, atau bahkan hingga lima tahun. Ya Sahabat Wirausaha, ponsel pintar tersebut tentu tidak akan digunakan seumur hidup. Tentu ada usia masa pakainya sehingga ketika masa pakainya telah berakhir entah karena rusak atau hilang, Sahabat Wirausaha perlu membeli ponsel pintar yang baru. Inilah yang biasa kita sebut dengan depresiasi.

Baca Juga: Melirik Peluang Bisnis di Sektor Pertanian Lewat Inovasi


Apa itu Depresiasi?

Sahabat Wirausaha harus mengenal istilah depresiasi, karena istilah ini seringkali digunakan dalam pencatatan akuntansi dalam bisnis. Depresiasi adalah biaya-biaya yang timbul karena penggunaan aset atau aktiva tetap. Jika Sahabat Wirausaha belum familiar dengan istilah aset atau aktiva tetap, ini merupakan istilah yang menggambarkan aset berwujud yang memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun dan digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan sehari-hari. Contohnya seperti mesin yang digunakan untuk produksi, berbagai peralatan, tanah dan bangunan, kendaraan untuk operasional usaha, dan lain sebagainya.

BacaJuga: Apa itu Gross Profit Margin Ratio?

Ketika kita menggunakan sebuah aset, aset tersebut tentu akan mengalami penurunan manfaat atau kualitas. Akan terdapat penyusutan nilai disana. Oleh karena itu, depresiasi juga sering dikenal dengan istilah penyusutan.

Namun, yang perlu Sahabat Wirausaha ketahui adalah tidak semua aset atau aktiva tetap mengalami penyusutan nilai, contohnya seperti tanah. Alih-alih mengalami penurunan atau penyusutan, nilai tanah justru semakin meningkat di setiap waktunya.

Baca Juga: Pengertian Biaya Administrasi


Faktor yang Mempengaruhi Depresiasi

Secara umum, ada tiga faktor yang mempengaruhi depresiasi, antara lain :

1. Estimasi usia atau masa manfaat

Perkiraan usia kegunaan dari sebuah aset tentu dipengaruhi oleh bagaimana cara kita memelihara aset tersebut. Perkiraan ini dapat dinyatakan dalam satuan waktu, jam kerja, ataupun hasil produksi. Karena setiap aset pasti memiliki masa manfaat tersebut, biaya depresiasi perlu kita alokasikan sebagai cadangan yang ditujukan untuk membeli aset baru sebagai pengganti aset lama yang nilainya terus mengalami penurunan hingga nantinya sudah tidak dapat lagi digunakan.

2. Harga perolehan

Harga perolehan merupakan uang yang Sahabat Wirausaha keluarkan untuk mendapatkan aset atau aktiva tetap tersebut.

3. Nilai residu

Nilai residu adalah taksiran atau perkiraan yang bisa didapatkan dari nilai sisa sebuah aset ketika aset tersebut dilepaskan.

Baca Juga: Cerita Inspirasi Roeparasa


Cara Menghitung Depresiasi

Ada berbagai cara untuk menghitung depresiasi, antara lain metode garis lurus (straight line method), metode beban menurun (decreasing charge method), metode aktivitas, dan metode depresiasi khusus. Dari keempat metode tersebut, metode garis lurus adalah metode yang paling umum digunakan. Rumusnya adalah sebagai berikut :

Depresiasi = (Harga Perolehan - Nilai Residu) : Umur Ekonomis

Baca Juga: Cara Praktis Buat Katalog Produk di WhatsApp


Contoh Perhitungan Depresiasi

PT Bahtera Alif Group membeli kendaraan mobil seharga Rp 400.000.000 dengan masa pakai lima tahun. Setelah dipakai lima tahun, nilai dari mobil tersebut sudah turun menjadi Rp 90.000.000, dimana nilai inilah yang kita sebut sebagai nilai residu. Maka, biaya penyusutan per tahun dapat kita hitung sebagai berikut (Rp 400.000.000 - Rp 90.000.000) : 5 tahun menjadi Rp 62.000.000. Artinya, kita perlu mengalokasikan biaya depresiasi sebesar Rp 62.000.000 setiap tahunnya atau Rp 517.000 setiap bulannya.

Bagaimana Sahabat Wirausaha, mudah bukan menghitung biaya depresiasi. Setelah ini, Sahabat Wirausaha bisa berlatih untuk menghitung depresiasi dari salah satu aset yang dimiliki ya. Karena jika tidak dilatih, nanti lama-lama ilmunya bisa lupa. Selamat mencoba!

Referensi :

  1. 8thinktank.co.id. Pentingnya Memperhatikan Fixed Asset Management.
  2. maxmanroe.com. Pengertian Depresiasi dalam Akuntansi, Metode, dan Contoh Depresiasi