Jika bicara tentang bumbu kuliner Nusantara, tentu tidak akan ada habisnya. Dari Sabang hingga Merauke, setiap daerah di Indonesia punya ciri khas sendiri dalam pembuatan bumbu yang mereka bubuhkan pada ragam lauk dan pauknya. Sekalipun jenis masakannya terbilang serupa, namun citarasa yang dihasilkan bisa berbeda. Olahan gulai kambing di Sumatera tentu tak bisa disamakan dengan masakan bernama sama di Jawa Tengah atau Madura.

Menyadari keunikan dari tiap-tiap bumbu di Nusantara, salah satu UKM bernama Roeparasa, meliriknya sebagai kesempatan bisnis. Usaha sederhana yang dimotori oleh Vina Vinessa ini, diawali oleh kecintaannya pada ragam kuliner Indonesia. Berangkat dari semangat ini, Roeparasa sukses memperkenalkan citarasa khas Nusantara hingga ke pasar global.


Berawal dari Racikan Warisan Nenek Moyang

Bagi Vina Vinessa, founder sekaligus owner dari Roeparasa, memahami kekayaan kuliner Nusantara aalah pengalaman seumur hidup. Perjalanan mengolah bahan-bahan masakan Indonesia menyimpan cerita sendiri tentang dua perempuan psling penting dalam hidup Vina : ibu dan neneknya.Kami sering menghabiskan waktu pagi kami saat akhir pekan didapur, mengolah bahan-bahan masakan sambil bercerita pengalaman hidup kami, sehingga yang terjadi ialah nenek dan ibu saya mewariskan ilmu-ilmu mereka seputar masakan kepada saya dan saudara-saudara saya sembari berbagi cerita-cerita mereka di masa lalu,” cerita Vina.

Baca Juga: Mengemas Narasi yang Efektif Optimalkan Strategi Direct Response Marketing

Neneknya, yang kebetulan cukup sering berpindah tempat tinggal saat muda, memiliki banyak kisah tentang sisi lampau kehidupan Nusantara. Melalui sudut pandangnya yang sederhana, beliau bercerita tentang bagaimana kota-kota di masa lalu, transportasi yang digunakannya, tata krama yang asli diwariskan turun temurun dalam keluarga, lagu-lagu, hingga busana tradisional yang kerap ia kenakan. Dan khususnya, tentang berbagai masakan tradisional yang selalu menyimpan cerita sendiri di setiap piringnya.

“Terdapat banyak cerita dari sepiring masakan yang kita sajikan sehari-hari, cerita yang sangat panjang mengenai asal-usulnya, cerita mengenai kegagalan-kegagalan didalam menciptakan masakan yang nikmat, cerita mengenai perjalanan panjang bagaimana masakan itu dapat sampai ke hadapan kita, hingga kisah sang pemasaknya sendiri didalam mempelajari cara mengolah hingga memasak makanan tersebut,” tutur Vina.

Keinginan ini kemudian memicu ketertarikannya untuk memulai Roeparasa, sebuah bisnis kuliner yang memproduksi varian bumbu-bumbu asli dari berbagai daerah di Indonesia. Setiap jenis bumbu Roeparasa dikemas melalui mesin vakum untuk menjaga keawetannya. Hal ini penting. Sebab menurut Vina, dalam merasakan keberagaman budaya Nusantara, saat ini orang-orang tidak perlu bepergian jauh dari tempat tinggal mereka. Pasalnya, sekarang batas untuk berinteraksi semakin menipis. “Sesuatu yang khas dari berbagai penjuru Nusantara kini dapat diperkenalkan dalam bentuk instan, misalnya makanan sehari-hari yang kita santap,” ujarnya.

Baca Juga: Mengenal Psikologi Konsumen Untuk Mengambil Keputusan Pemasaran

Lahirnya Roeparasa Sebagai Penghargaan Terhadap Keberagaman

Sumber gambar : https://static.sehatq.com/cdn-cgi/image/onerror=re...

Vina sadar, bahwa masing-masing masakan daerah punya citarasa yang khas. Di Jawa Timur, kuliner yang disajikan identik dengan rasa pedas dan sedikit gurih. Sedangkan di Jawa Tengah dan Yogyakarta, setiap piring punya rasa masakan yang sedikit manis. Berbeda lagi dengan kuliner asal Padang dan Sumatera Barat yang kaya akan rempah-rempah dengan bumbu yang terkesan kuat.

Semua makanan yang pernah dicicipinya mengingatkan Vina akan betapa kaya Nusantara dengan berbagai tumbuhan rempah. Dan betapa kaya kreatifitas penduduk dalam mengkombinasikannya menjadi berbagai bumbu dengan rasa-rasa terbaik. “Citarasa makanan yang beragam namun satu kesatuan ini terasa pas di indera pengecap saya,” ujar Vina.

Lebih jauh, menurutnya berbagai racikan bumbu menghasilkan contoh nyata bagi moto Bhineka Tunggal Ika yang diemban negara ini. “Saya meyakini keberagaman bukan sesuatu yang dapat memecah belah bangsa, namun sesuatu yang keberadaannya perlu dipertahankan, sebab banyak hal-hal dan nilai-nilai luhur di dalamnya,” tutur Vina.

Baca Juga: Unique Selling Proposition

Ia menamakan bisnis kecilnya , dengan filosofi bahwa setiap rasa punya rupa, yang diwujudkan dalam bentuk bumbu-bumbu khas hasil racikan rempah. “Rasa yang tertinggal di lidah, mencungkil rasa rindu para pendatang akan kampung halaman dan keluarga,” ucapnya. Menurut Vina, mereka berpegang pada tradisi dan mengadopsinya dalam setiap hidangan bumbu yang disajikan. Rasa tradisional inilah yang menyatukan konsumen mereka secara khusus.

Sumber gambar : Website Resmi Roeparasa

Untuk setiap produknya, Vina memang menggabungkan racikan rempah-rempah dan bumbu aromatik, seperti bawang putih, bawang merah, lengkuas dan serai, dengan minyak, asam jawa, pala, dan cengkeh. Semua ini kemudian diolah menjadi bumbu instan yang bisa dibubuhkan langsung pada masakan.

“Ini adalah produk bumbu rumahan, warisan dari resep-resep khusus dan setiap rasanya dapat digunakan untuk berbagai macam menu,” papar Vina. Ia menganalogikan bumbu-bumbu Roeparasa sebagai katalis, yang menyatukan semua dan mampu menciptakan oral orgasm bagi para penyantapnya.

Baca Juga : Cerita Inspirasi Djampi Sayah

Didirikan pada 2017, Roeparasa mulai beroperasi dengan modal sebesar satu juta rupiah. Meskipun dengan biaya minim, Vina yakin dengan kekuatan produknya, yaitu racikan bumbu dengan resep khas yang terasa nikmat. Ia juga menaruh perhatian pada tiap detail restorannya. “Dari warna ubin hingga warna warni kemasan, bahkan tanaman di tempat kami berkarya,” ujarnya. Tempat produksinya merupakan sebuah dapur terbuka, sebab Vina ingin para konsumennya melihat tangan-tangan yang memasak hidangan dan merayakannya bersama-sama.

Menurut Vina, banyak orang yang rindu mencicipi bumbu-bumbu khas Nusantara, namun kesulitan untuk memperolehnya. Dalam hal inilah Roeparasa kemudian memenuhi kebutuhan pelanggan, dengan menghadirkan bumbu tradisional siap pakai di dalam kemasan. Dengan konsep ready to eat, konsumen hanya tinggal menghangatkannya dan mencampurnya dalam berbagai macam masakan. Masyarakat urban yang tidak punya banyak waktu untuk memasak pun bisa menikmati makanan Nusantara dalam waktu singkat. Produknya juga dibuat tanpa campuran BTP. “Cocok untuk membantu ibu-ibu rumah tangga, mahasiswa, dan bahkan pemula yang ingin makanan enak namun punya waktu terbatas,” ujar Vina.


Menjajal Pasar Internasional

Lima tahun belakangan, ekspansi pasar Roeparasa berjalan cukup pesat seiring dengan bertambahnya alat produksi dan frekuensi produksi. Dalam skala nasional, mereka berhasil mengembangkan beberapa outlet dan memasuki pasar daring di marketplace. Produk mereka pun masuk ke beberapa retail supermarket serta makanan organik. Tak hanya itu, mereka juga mengandalkan para reseller yang tersebar di berbagai kota. “Roeparasa saat ini tersedia di toko-toko organik dan supermarket seperti Kemchick, Grand Indonesia dan beberapa mitra terkait. Di akhir tahun ini kami menjalin beberapa mitra Trade Market lainnya,” jelas Vina.

Baca Juga : Tips Menembus Jaringan Retail Modern Untuk UKM

Di tahun 2021, Roeparasa pun mulai menjajal pasar global. “Pembelian (skala) internasional ada, meskipun belum secara masif dan negara tujuan terakhir adalah USA dan Singapura di akhir tahun ini,” papar Vina.

Dengan menjual produk instan yang praktis, Roeparasa berhasil mendapat sambutan hangat dari konsumen. “Alhamdulillah customer yang dari awal ada dan masih setia sampai saar ini. Merekalah yang membuat kami besar dan terus bertahan,” ujar Vina. Ia beruntung diberikan staf dan pegawai yang setia bersamanya sejak awal Roeparasa didirikan. Dari hanya bekerja paruh waktu, kini mereka bisa bergabung sebagai pegawai tetap penuh waktu.

Semua pencapaian ini tidak mereka dapat dengan mudah. Selama menjalankan Roeparasa, Vina mengaku bertemu beberapa tantangan. Salah satunya adalah di bagian produksi. Pembuatan produk yang masih dilakukan secara manual, sempat menyulitkan Roeparasa mengembangkan skala produksinya.”Bersyukurnya karena ada program bantuan insentif pemerintah jadi kami dan tim produksi terbantu sehingga mereka mempunyai waktu istirahat yang cukup diesok harinya untuk memulai produksi kembali,” cerita Vina.

Baca Juga: Potensi Ekspor Rempah-Rempah di Pasar Eropa

Seiring dengan meredanya pandemi dan berbagai pembatasan pemerintah, di tahun 2021 Roeparasa mulai kembali mengalami peningkatan penjualan. Tempat produksi pun berkembang menjadi lebih besar, dan Vina berhasil mengantongi beberapa dokumen legalitas untuk usahanya, termasuk HACCP.

Menjadi Teman Dalam Menikmati Kuliner Nusantara di Setiap Masa

“Roeparasa adalah oasis bagi kami. Saya mengamati kami tumbuh dengan percaya diri dan bangga,” ujar Vina. Menurutnya, apa yang dicapai Roeparasa saat ini sudah sangat memuaskan. Dari titik terendah, ia berhasil mengembangkan bisnis ini ke skala nasional dan internasional. Menjalankan Roeparasa adalah kesempatannya untuk memperkenalkan berbagai bumbu tradisional Nusantara kepada dunia.

“Jika Nenek saya masih ada, dia yang mengajari saya memasak akan bisa merasa bangga,” ucapnya. Bagi Vina, keberhasilannya saat ini bukanlah sesuatu yang bisa dinilai hanya dari perhitungan komersil. Membawa bumbu Nusantara ke mata dunia dan menjadi kebanggaan Indonesia adalah kesuksesan tersendiri. “Nama Roeparasa mewakili Bhineka Tunggal Ika-nya Indonesia, Roeparasa is the best Indonesian’s Epicure,” ujarnya.

Ke depannya, Vina yakin bahwa akan ada banyak perubahan dalam cara para pecinta kuliner mengeksplorasi citarasa masakan Nusantara. Budaya kuliner bisa saja berganti wajah sepenuhnya. Namun, ia berharap bahwa nantinya, Roeparasa bisa tetap hadir dalam pengalaman setiap orang ketika mencicipi kuliner Indonesia.

Baca Juga : Potensi dan Kendala Ekspor Rempah dan Jamu


Referensi :

Wawancara langsung dengan Ibu Vina Vinessa, owner dan founder Roeparasa via chat WhatsApp di bulan Desember 2021.