Woman hand holding smart phone blank screen. copy space. hand holding smartphone isolated on white background.

Sahabat Wirausaha, pernahkah mendapatkan email promosi dari sebuah produk yang kita tertarik untuk membelinya? Atau pernahkah Sahabat Wirausaha mendapatkan iklan produk yang baru saja kita cari melalui media digital saat menjelajah di Youtube ataupun Facebook?

Nah, aktivitas-aktivitas marketing tersebut merupakan bagian dari kampanye below the line marketing yang dilakukan oleh sebuah brand. Perlu Sahabat Wirausaha ketahui, terdapat tiga jenis konsep aktivitas marketing, yaitu above the line marketing, below the line marketing, dan through the line marketing. Apa itu aktivitas below the line marketing? Dan bagaimana contoh penerapan below the line marketing?


Apa Itu Below The Line Marketing?

Below the line marketing atau yang biasa disebut dengan BTL marketing adalah salah satu pendekatan aktivitas marketing yang dilakukan untuk mempromosikan produk atau layanan jasa ke target pasar yang spesifik dan menggunakan media pemasaran yang lebih personal. Pendekatan below the line marketing merupakan kebalikan dari above the line marketing yang menggunakan metode pemasaran media massa untuk memperluas target audiens dari kampanye iklan.

Baca Juga: Menentukan Unique Selling Proposition

Sahabat Wirausaha, below the line marketing sering juga dikenal dengan istilah pemasaran langsung (direct marketing). Aktivitas below the line marketing ditujukan untuk konsumen setia, atau calon konsumen yang memang memiliki ketertarikan dengan produk atau brand tersebut. Penggunaan media pemasaran yang lebih personal dan konten promosi yang spesifik sesuai dengan ketertarikan konsumen akan mendukung terciptanya penjualan. Hal ini sejalan dengan tujuan utama dari pendekatan aktivitas below the line marketing, yaitu untuk menarik customer potensial untuk membeli produk kita dan/atau membuat konsumen lama melakukan pembelian kembali (re-purchase).


Kelebihan Below The Line Marketing

  • Biaya yang dikeluarkan cenderung kecil karena fokus kampanye yang lebih terarah dan spesifik jika dibandingkan dengan aktivitas above the line marketing.
  • Penggunaan media pemasaran yang personal dan konten promosi yang sesuai dengan preferensi calon konsumen akan meningkatkan pengalaman pelanggan.
  • Output dari kampanye ini dapat diukur dan berdampak secara langsung pada penjualan, karena target dari kampanye below the line adalah menciptakan pengalaman pelanggan yang tak terlupakan untuk mendorong potensial customer melakukan pembelian.

Baca Juga: Membangun Brand Positioning Agar Bisnis Berkembang

Kelemahan Below The Line Marketing

  • Aktivitas marketing ini terbatas hanya pada kelompok konsumen atau target pasar tertentu.
  • Fokus aktivitas below the line marketing yang secara spesifik ditujukan untuk kelompok konsumen atau target pasar tertentu, memperkecil kemungkinan brand tersebut dapat dikenal secara luas sehingga kurang tepat jika digunakan sebagai sarana untuk memperkuat brand awareness.

Contoh Penerapan Below The Line Marketing

  1. Direct email marketing

Direct email merupakan strategi pemasaran langsung dengan mengirim email marketing secara langsung kepada daftar customer ataupun calon customer potensial. Untuk mendapatkan informasi email calon customer potensial, Sahabat Wirausaha dapat melakukan promosi yang mendorong calon customer potensial untuk meninggalkan email mereka, sehingga kita dapat menghubungi customer potensial tersebut untuk keperluan promosi lainnya.

2. Trade show dan presentasi

Pameran perdagangan atau trade show memungkinkan para pelaku usaha untuk mendisplay produk atau kegiatan bisnis mereka sehingga calon customer akan mendapatkan informasi produk yang sesuai dengan preferensi mereka. Di sisi lain, Sahabat Wirausaha akan bertemu dengan pesaing-pesaing bisnis sehingga memungkinkan Sahabat Wirausaha untuk mengamati kelebihan dan daya saing pesaing.

Baca Juga: Cara Mengoptimalkan Instagram Untuk Berbisnis, Yuk Simak Tipsnya!

3. Social media marketing

Pemasaran media sosial menggunakan media sosial untuk menjangkau target audiens tertentu. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan lalu lintas situs web atau akun media sosial suatu brand untuk mendorong target customer melakukan pembelian.

4. Telemarketing

Metode pemasaran ini mungkin agak ketinggalan jaman, namun kita masih bisa menemukan beberapa pelaku usaha yang menggunakan telemarketing sebagai media promosi produk atau layanan yang ditawarkan karena aktivitas ini menggunakan pendektan yang sangat personal.

Sahabat Wirausaha, below the line marketing adalah cara yang baik untuk menciptakan dan meningkatkan penjualan, karena aktivitas marketing ini berfokus pada customer potensial yang memiliki ketertarikan terhadap produk atau brand kita. Below the line marketing memiliki kelebihan dari segi biaya yang lebih rendah dan output dari aktivitas ini lebih mudah diukur jika dibandingkan dengan aktivitas above the line marketing. Namun, jika ingin mendapatkan hasil yang maksimal untuk kepentingan brand awareness dan meningkatkan penjualan, Sahabat Wirausaha perlu untuk mengkombinasikan aktivitas marketing ini dengan aktivitas above the line marketing.

Baca Juga: Tips Membuat Jadwal Konten di Media Sosial

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.

Referensi:

Tbs-marketing.com