Apa jadinya jika usaha yang kita geluti berkutat sebagai pemeran pembantu layaknya yang terjadi di film-film? Tentu kebanyakan orang beranggapan tak akan mendapatkan tempat di pasar karena bukan sebagai pemain utama. Tapi nyata-nyatanya kondisi seperti itu tak sepenuhnya benar. Bagi Yossa Setiabudi, melakoni usaha sebagai pemeran pembantu adalah peluang tak terbantahkan. Terbukti, setelah usaha berjalan selama satu tahun, omzet meledak hingga mencapai Rp 150 juta.

Bawang Soy merupakan usaha yang menawarkan kemudahan bagi siapa saja yang ingin menambahkan rasa bawang goreng pada makanan. Berikut penuturan langsung dari pebisnis yang masuk dalam 100 UKM terpilih Katalog 100 #UKMJuWAra, Yossa Setiabudi.

Baca Juga: Se’i Sapi Kana: Pesona Daging Asap Khas NTT


Yossa Setiabudi Si Pedagang Bawang Goreng

Terinspirasi dari sebuah buku dengan penggalan sebagai berikut: Kalau kamu tidak bisa menjadi seperti Johnny Andrean, minimal bisa membuat gel yang bisa didistribusikan di banyak tempat salon. Tulisan dari buku itu membuat Yossa Setiabudi mantap memilih berjualan bawang goreng yang dikenal pada masanya sebagai pelengkap makanan, bukan pemain utama.

Meskipun hanyalah sebagai yang kedua, nyata-nyatanya pemain utama pasti membutuhkan kehadiran pemeran pembantu, Ya Si Bawang Goreng. Apa jadinya Soto Betawi tanpa kehadiran pemeran pembantu yang satu ini?.

Memilih berjualan bawang goreng juga bukan hal yang diseriusinya setengah hati. Saat masih duduk di bangku perkuliahan, dia melakukan survei pada 100 orang terpilih terkait alasan mengonsumsi Soto Betawi. Kala itu, Yossa mendapatkan jawaban jika 70 persen penikmat Soto Betawi hadir karena kuahnya yang segar, 20 persen dengan alasan daging yang empuk, 5 persen bahan pelengkap seperti wortel dan acar, lalu 5 persen sisanya adalah taburan bawang goreng pada nasi dan kuah soto.

Baca Juga: Hj Nonoh Snack: Melinjo, Si Cemilan Lokal yang Go International

Perkara sepele seperti itu yang membuat mata Yossa terbuka lebar. Dimulai dengan memproduksi 1 kilogram bawang per hari menjadi 10 bungkus bawang goreng siap jual pada tahun 2007 dari dalam dapur rumah. Hasil produksi itu kemudian dijual ke teman dekat, tetangga lalu tempat tinggal secara berkeliling. Dari hasil testimoni mereka, usahanya mendapatkan penilaian bintang lima karena bagus dan kualitasnya terbilang premium.

Dari sana semangat Yossa semakin menggebu-gebu. Strategi penjualan lalu ditingkatkan dengan membangun sistem reseller, hingga mempromosikan Bawang Soy ke tempat usaha seperti katering, hotel, toko swalayan, sampai kafe-kafe. Dia yakin, dengan menyasar pangsa pasar menengah ke atas, dagangan semakin berkibar.

Benar saja, tak membutuhkan waktu lama, dari yang hanya memproduksi 1 kilogram bawang per hari di awal mendirikan bisnis atau yang disebutnya dengan test market, produksi bahan baku kemudian meningkat hingga mencapai 2,2 ton per bulan setelah jatuh cinta dengan usaha pemeran pembantu ini.


Menonjolkan Rasa dan Keamanan Pangan

Yossa blak-blakan setelah 15 tahun berjualan bawang goreng. Hal terpenting bagi keberlangsungan usahanya adalah tetap menjaga kualitas dan cita rasa di tengah ragam kendala yang ia hadapi. Turut menambah aneka varian rasa seperti Asin, Pedas, Bawang Putih dan Teri Bawang dihadirkan dengan berbagai macam ukuran kemasan dan kualitas dia lakukan hingga produk sampai ke tangan konsumen.

Baca Juga: Risiko Hazard

Hal seperti itu diperkuat oleh kepemilikan P-IRT hingga BPOM. Yang tak kalah penting, produksi harus terus berkembang dengan menyediakan bawang goreng yang nilainya lebih ekonomis namun tetap menjaga kualitas produksi yang gurih, renyah dan garing. Mampu bertahan di tengah ketidakpastian harga bahan baku dengan cara meningkatkan produksi ketika harga bawang sedang turun juga selalu ia lakukan.


Motivasi dari Ucapan Terima Kasih

Bagi semua orang, memang bukan perkara mudah untuk terus menularkan semangat bagi kelangsungan bisnis. Namun, ketika rasa lelah itu datang, ucapan terima kasih yang terlontar dari reseller karena telah banyak membantu mengangkat ekonomi keluarga menjadi obat mujarab. Seperti yang disebutkan diatas, Yossa tak sendiri dalam memasarkan produk Bawang Soy. Dia membutuhkan ratusan reseller yang tak pernah dia lepaskan begitu saja.

Setiap reseller yang berkomitmen bekerja sama, akan mendapatkan keuntungan seperti bahan promosi yang dapat dipakai untuk membuat desain promosi, caption di media sosial, mendapatkan modul pembelajaran yang terdiri dari 100 ebook bisnis mengenai tata cara ilmu berjualan, mendapatkan kelas khusus baik secara online maupun offline, dan yang terpenting mendapatkan harga jual dibawah harga pasar.

Baca Juga: APINDO UMKM Akademi Seri Industri Kuliner Seni Membangun Jaringan Reseller untuk Perluas Distribusi

Tak hanya itu, reseller juga akan mendapatkan garansi seperti mendapatkan bawang goreng gratis setelah melakukan upaya-upaya promosi dalam jumlah tertentu. Artinya, Yossa benar-benar tak melepaskan para reseller ketika memilih menjadi keluarga besar Bawang Soy.


Mimpi yang Menjadi Kenyataan

Tak hanya sukses menjalankan usaha, Yossa mengaku impian untuk membantu orang banyak melalui jalur pendidikan sudah menjadi kenyataan. Beberapa perguruan tinggi seperti Universitas Bina Nusantara, Universitas Terbuka sampai Universitas Pelita Harapan mengajak dirinya agar mau menularkan ilmu wirausaha pada siapa saja.

Tak hanya itu, dia juga turut berperan aktif dalam memberikan pelatihan kepada orang yang baru memulai bisnis sekaligus menjadi mentor bagi pebisnis yang ingin melebarkan sayap. Yang lebih membanggakan bagi dirinya, dapat merembet kesuksesan kepada ratusan reseller Bawang Soy yang ditransfer melalui media lokal, nasional, secara daring maupun secara tatap muka langsung.

"Saya sangat bersyukur sekali karena dapat menularkan ilmu ini ke puluh sampai ratusan pengusaha dengan cara melihat kisah sukses saya di media-media nasional atau pun juga media-media lokal," tulis Yossa.

Jujur, Cara Bawang Soy Merespon Pasar

Semakin banyak pelaku bisnis yang mulai menggeluti usaha bawang goreng dalam beberapa tahun terakhir bukan membuat Yossa patah semangat. Dia justru menganggap mereka adalah 'teman main'. Alasan tidak menganggap mereka pesaing karena yakin jika kehadiran mereka sama-sama ingin memajukan dunia kuliner Indonesia dengan menyasar pasar yang sebelumnya tak pernah terpikirkan. Ketika pasar mulai ramai, mau tidak mau dia juga harus memutar otak bagaimana caranya bertahan dalam situasi pelik.

Baca Juga: Membangkitkan Bisnis Kopi Lewat Jaringan Warkop Nusantara

Baca Juga: Cerita Inspirasi Tentang Proses Membangun Identitas Brand Maicih

Salah satunya ketika harus bertahan terhadap kenaikan harga bahan baku. Jika kondisi ini terjadi, dia mengaku harus jujur kepada seluruh pelanggan dengan tidak menutup-nutupi keadaan, terpaksa menaikkan harga produk.

Termasuk, juga harus jujur ketika harga bahan baku perlahan turun. Upaya yang ia lakukan dengan melakukan revisi harga atau minimal dengan memberikan promo terbaik jika harga produk tidak diturunkan. Kondisi seperti itu dia lakukan karena melihat dinamika pasar yang selalu naik-turun.


Strategi Jalur Marketing

Meskipun penjualan bawang goreng miliknya sudah melanglang buana hingga ke mancanegara, Yossa sampai saat ini tidak pernah lengah melirik strategi marketing demi meningkatkan penjualan. Yang terbaru melebarkan sayap dengan cara membuat produk lebih ekonomis untuk kebutuhan restoran dan rumah makan.

Termasuk membuat kemasan yang lebih cantik seperti menghadirkan kemasan isi ulang. Hal lain yang juga dia lakukan dengan memberikan sampel bawang goreng minimal 50 tempat usaha kuliner yang masih berhubungan dengan bawang goreng dilakukan rutin setiap bulan. Tak lupa, Bawang Soy juga sudah merambah marketplace sehingga akan mudah menjangkau hingga ke pelosok Nusantara.

Setelah sahabat wirausaha membaca cerita diatas, sudah saatnya membuang jauh-jauh pikiran meremehkan hal kecil. Kadang, pengusaha juga membutuhkan hal seperti itu untuk memunculkan peluang usaha yang tak pernah terpikirkan.

Baca Juga: Kemitraan, Strategi Bisnis UMKM Dalam Meningkatkan Omzet Penjualan

Baca Juga: Strategi Branding Mendapatkan Konsumen Loyal

Hal seperti itu sudah dibuktikan oleh Yossa Setiabudi. Selama 15 tahun menjalankan usaha Bawang Soy, dia mengaku mendulang banyak keuntungan. Dan yang terpenting, selama berjualan bawang goreng, mimpinya sudah menjadi kenyataan.

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.

Referensi:

  1. https://ukmjuwara.id/ukm/bawangsoy
  2. https://bawangsoy.com/
  3. https://swa.co.id/youngster-inc/entrepreneur-youngsterinc/yossa-setiabudi-piawai-berbisnis-bawang-premium
  4. https://finance.detik.com/solusiukm/d-4192634/dulu-jualan-keliling-pria-ini-pasok-bawang-goreng-hingga-ke-hotel
  5. https://peluangusaha.kontan.co.id/news/yossa-juragan-bawang-goreng-kemasan-1
  6. https://youtu.be/OX_obZNN-JQ