Bisnis Susi Pudjiastuti – Sahabat Wirausaha, di dunia ini ada banyak perjalanan bisnis yang bisa kita pelajari. Salah satunya adalah kisah Susi Pudjiastuti (Bu Susi), yang mulai dikenal masyarakat setelah dirinya menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia pada periode 2014-2019 silam. Selama menjabat sebagai menteri, Susi Pudjiastuti diketahui telah melakukan reformasi besar-besaran dalam sektor perikanan Indonesia. 

Selain pernah menjabat sebagai menteri, Bu Susi juga merupakan sosok wanita wirausaha yang memiliki bisnis besar dalam sektor perikanan dan transportasi udara. Lama dikenal sebagai bidang bisnis yang biasanya didominasi oleh laki-laki, namun Bu Susi membuktikan bahwa dirinya bisa sukses mengembangkan bisnis di sektor ini.

Kira-kira, seperti apa kisah perjalanan bisnis Susi Pudjiastuti? Bagaimana beliau bisa mengelola bisnis tersebut? Simak pembahasannya pada artikel berikut ini.


Sempat Berhenti Sekolah Untuk Berbisnis

Lahir di Pangandaran pada tanggal 15 Januari 1965, Susi Pudjiastuti merupakan anak dari seorang peternak dan penjual sapi di daerah Jawa Barat. Saat menempuh pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP), ia sudah memulai masa remajanya dengan berbisnis, yaitu berjualan pakaian dan bedcover. Tetapi, karena kesibukannya dalam berbisnis tersebut pada akhirnya justru membuat Susi Pudjiastuti untuk berhenti dari sekolah.

Setelah memutuskan untuk berhenti sekolah, semangat Susi tak berhenti sampai di situ. Pada tahun 1983, Susi mencoba berbisnis di bidang yang relevan seperti kedua orang tuanya, yaitu menjual bahan baku hewan untuk dikonsumsi. Adapun bisnis yang pertama kali dijalani olehnya adalah sebagai seorang pengepul ikan di daerah Pangandaran. Melalui modal awal Rp. 750.000 dari hasil menjual perhiasannya, Susi pun mulai menekuni bisnis tersebut.


Mulai Menawarkan Produk Ikan Hingga Mendirikan Pabrik Pengolahan Ikan Sendiri

Mulanya, ia hanya berjualan ikan menggunakan sepeda saja. Susi Pudjiastuti menawarkan ikan-ikan yang dikumpulkannya dengan cara berkeliling pantai di daerah Pangandaran. Seluruh hasil dan keuntungan dari penjualannya pun ia putar lagi dalam bisnis ikannya. 

Tentunya, bisnis yang dijalani oleh Susi tidak dilakukannya dengan setengah hati. Selain dengan berkeliling pantai, ia juga menjual produk ikannya ke beberapa restoran. Sayangnya, pada awalnya tidak semua restoran mau membeli produk ikan yang dijual oleh bisnis Susi Pudjiastuti.

Meski begitu, konsistensinya dalam menawarkan dan memilih ikan dengan kualitas terbaik, berhasil menarik minat beberapa restoran untuk menjadi konsumen. Bahkan, berkat kegigihannya tersebut bisnis ikannya bisa semakin dikenal luas oleh masyarakat. Akhirnya, setelah beranjak remaja pada tahun 1996, Bu Susi pun berhasil mendirikan pabrik pengolahan ikan sendiri untuk mengembangkan bisnisnya yang bernama “PT. ASI Pudjiastuti Marine Product”. 

Saat mendirikan pabrik tersebut, tentunya Bu Susi memiliki produk unggulan yang ditawarkan yaitu produk lobster dengan merek “Susi Brand”. Produk unggulan tersebut membuat bisnis Susi Pudjiastuti berhasil mendapatkan jumlah order/pesanan dalam jumlah yang fantastis.  Tidak hanya itu, bisnis ini pun berkembang pesat dari yang semula hanya menjangkau satu wilayah saja, hingga pada akhirnya bisa menjangkau wilayah lain, bahkan sampai menembus pasar Asia dan Amerika. 


Melakukan Ekspansi Dengan Meluncurkan Bisnis Transportasi Udara (Susi Air)

Perkembangan bisnis pengolahan ikan milik Bu Susi tersebut membuatnya membutuhkan moda transportasi ekstra yang lebih baik lagi. Hal tersebut tidak lain bertujuan agar produk hasil lautnya tetap segar dan cepat sampai ke tangan konsumen. Namun, ia juga menyadari bahwa perlu modal ekstra juga untuk alat transportasi yang digunakannya. 

Akhirnya, dengan kegigihannya pada tahun 2004 Bu Susi bisa mendapatkan kepercayaan dari Bank Mandiri melalui pinjaman modal sebesar USD4,7 juta (sekitar Rp47 Miliar di tahun yang sama). Bermodalkan pinjaman tersebut, beliau memutuskan untuk membangun landasan pesawat dan membeli dua pesawat berjenis Cessna Grand Caravan dengan harga yang fantastis, yaitu sekitar Rp. 20 Miliar. 

Pesawat tersebut digunakan untuk mengirimkan lobster dan ikan ke luar negeri, agar memberi kualitas terbaik kepada konsumen dengan tetap terjaga kesegarannya. Di tahun yang sama, ia pun juga berhasil mendirikan perusahaan transportasi udara sendiri, yang diberi nama “PT ASI Pudjiastuti Aviation (Susi Air)”.


Ikut Mengoperasikan Moda Transportasi Udara Dalam Misi Kemanusiaan

Pada akhir tahun 2004, gempa bumi yang terjadi di Samudera Hindia (atau lebih dikenal dengan Peristiwa Gempa Bumi Aceh 2004) membuat Susi Pudjiastuti ikut bergerak dalam misi kemanusiaan. Pesawat Cessna Grand Caravan yang baru saja dipesan di tahun tersebut digunakannya untuk membantu pengiriman dan obat-obatan bagi regu penolong. Hal ini menambah kepercayaan dan meningkatkan awareness masyarakat seputar pesawat Susi Air yang telah aktif mengudara secara komersial.

Seiring berjalannya waktu, Susi Air pun akhirnya berkembang sebagai salah satu maskapai penerbangan untuk keperluan pariwisata dan bisnis di wilayah kepulauan Indonesia yang sulit dijangkau. Saat ini, maskapai Susi Air sudah mengoperasikan berbagai jenis pesawat, termasuk beberapa pesawat kecil yaitu Cessna Caravan, Pilatus PC-6 Porter, dan Piaggio P.180 Avanti II. Pesawat-pesawat jenis ini juga digunakan untuk transportasi penumpang, kargo, dan lainnya.

Terkait tempat operasionalnya, Susi Air mengoperasikan kegiatan penerbangan dari 5 pangkalan utama, yaitu di Medan (Sumatera Utara), Halim Perdana Kusuma (Jakarta), Jawa Tengah (Cilacap), Jawa Barat (Pangandaran dan Bandung), Samarinda, dan Jayapura (Papua). Adapun penerbangan harian yang dijadwalkan akan beroperasi untuk wilayah Medan, tepatnya di Bandar Udara Nagan Raya (Meulaboh), Bandara Lasikin (Pulau Simeulue), Bandara Silangit dan Bandara Aek Godang.

Sahabat Wirausaha, dari kisah perjalanan bisnis Susi Pudjiastuti di atas kita dapat mempelajari bahwa dalam dunia usaha, tentunya akan ada banyak rintangan yang harus dihadapi. Bu Susi yang sempat berhenti sekolah, hingga terus mempelajari ilmu bisnis membuat beliau bisa mendirikan 2 (dua) bisnis di bidang berbeda dalam skala besar. 

Sebagai pelaku usaha kita juga bisa mencontoh kisah bisnis Susi Pudjiastuti  dengan terus belajar dan mengembangkan ilmu bisnis yang dimiliki, serta diterapkan pada dunia nyata supaya dapat bermanfaat bagi banyak orang. Semoga menginspirasi ya, Sahabat!

Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan bagikan atau share kepada teman dekat atau kerabat Anda. Jangan lupa juga untuk like dan berikan komentar pada artikel ini ya, Sahabat Wirausaha.

Referensi : Okezone.com, Gramedia.com, IDXChannel, Kasirini