Littlemonq, Bisnis Mainan Anak – Sahabat Wirausaha, kita semua tentu sepakat bahwa berbisnis adalah perkara bagaimana mampu melihat peluang dan mengelolanya jadi sebuah bidang usaha yang profesional.

Bahkan produk barang atau jasa yang terkadang tak terpikirkan dan dianggap kurang penting, justru bukan tak mungkin bisa jadi sumber cuan menggiurkan. Termasuk produk mainan-mainan anak yang kadang banyak di antara kita memandangnya sebagai barang ‘murahan’, ternyata punya potensi penghasilan menjanjikan.

Peluang itulah yang ternyata ditemukan oleh Dian Rizki Hidayati. Perempuan asal Bandar Lampung ini bahkan rela meninggalkan profesi idaman banyak orang yakni ASN (Aparatur Sipil Negara) demi membangun bisnis mainan edukasi anak-anak bernama Littlemonq.

Tak main-main, lewat bisnis mainan anak Littlemonq ini Dian mampu meraup omzet hingga ratusan juta Rupiah. Seperti apa cerita Dian membangun Littlemonq? Simak terus ulasannya dalam artikel berikut ini.


Montessori, Inspirasi Lahirnya Bisnis Mainan Anak Littlemonq

Sebagai seorang Ibu, Dian tentu ingin membersamai dan memberikan bekal pendidikan terbaik untuk buah hatinya sejak dini. Alumni Politeknik Keuangan Negara STAN ini kemudian memilih Montessori sebagai metode pembelajaran yang diberikan kepada anaknya.

Dilansir Alodokter, Montessori sendiri adalah prinsip pembelajaran yang dikembangkan oleh Dr. Maria Montessori untuk anak-anak usia dini (3-6 tahun). Melalui Montessori, anak-anak bebas memilih aktivitas sesuai minat dan bakatnya.

Lantaran fokus pada pembelajaran secara mandiri dan membebaskan anak, Montessori memberikan banyak dampak positif dalam tumbuh kembang anak karena membuat mereka makin percaya diri. Tidak menggunakan sistem nilai, ujian, dan buku cetak, metode pembelajaran Montessori menggunakan alat seperti puzzle, balok dan manik-manik. Alat-alat inilah yang akhirnya menginspirasi Dian untuk akhirnya ‘melahirkan’ Littlemonq sebagai produk mainan edukasi anak.

“Jadi Littlemonq ini adalah bisnis pertama saya dan dimulai saat anak usia setahun. Saat itu saya sedang tertarik dengan Montessori jadi sering ikut seminar offline. Saya melihat mainan-mainan untuk pembelajaran Montessori ini sangat beragam, tapi produsen asal Indonesia sangat sedikit. Jadilah terpikirkan untuk memulai Littlemonq waktu itu tahun 2019,” cerita Dian kepada UKM Indonesia melalui sambungan telepon.

Dalam penuturannya, nama bisnis mainan anak Littlemonq sendiri dipilih untuk nama brand-nya berdasarkan berbagai pemikiran kreatif. Mulai dari kata monq yang jika diucapkan terdengar seperti monkey (bahasa Inggris: monyet), sehingga Littlemonq bisa diartikan sebagai monyet kecil. Di mana menurut Dian, monyet kecil adalah sosok hewan yang cerdas, cerdik, dan penuh rasa ingin tahu seperti anak-anak yang menjadi target konsumen dari produknya.

Sumber: Instagram Littlemonq

Tak hanya itu, monq juga bisa diucapkan langsung seperti kata monk (bahasa Inggris: pendeta) yang sesuai dengan kondisinya saat memulai bisnisnya lima tahun silam. Perempuan yang pernah menempuh sekolah menengah di SMA Taruna Nusantara ini menjelaskan kalau Littlemonq terbentuk saat dia sedang dalam fase healing atau meditasi, saat melakukan cuti panjang usai bekerja. Di mana proses meditasi ini dia bayangkan seperti seorang pendeta yang bermeditasi lama.

“Awalnya produk ini hanya untuk kebutuhan pribadi karena saya mendesain dan mengecat sendiri mainan untuk anak yang belajar Montessori, ya. Karena cuti panjang saya jadi sering membersamai anak. Lalu dari proses itu saya menemukan potensi yang lebih besar dan mulai memasarkan Littlemonq. Saat itu masa pandemi Covid-19,” kenang Dian.

Hingga akhirnya ketika proses cuti panjangnya sudah berakhir dan harus kembali menjalani profesinya di Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Dian melakukan sebuah keputusan besar. Perempuan berhijab ini memilih meninggalkan jabatan idaman banyak orang di Indonesia, ASN.


Rela Tinggalkan Jabatan ASN Kemenkeu, Littlemonq Bawa Dian Raup Ratusan Juta Rupiah

Sahabat Wirausaha tentu sepakat bahwa ASN memang menjadi salah satu profesi yang paling diidamkan banyak masyarakat negeri ini. Bekerja di instansi negara, memperoleh tunjangan kerja, hingga pemberian jaminan saat sedang pensiun, siapa yang tak ingin menjadi ASN?

Apalagi kalau jabatan ASN itu berada dalam salah satu instansi paling ‘sultan’ di negeri ini yakni Kemenkeu, tentu pemikiran untuk resign jadi hal terakhir yang terlintas dalam benak.

Hanya saja hal terakhir itu yang justru dipilih oleh Dian. Setelah tujuh tahun menjadi ASN di Kemenkeu, Dian memutuskan untuk resign demi menggeluti bisnis Littlemonq. Seperti yang sudah ditebak, keputusannya untuk resign kala itu membuat banyak orang yang terkejut, kecewa, dan menyayangkan termasuk sang suami dan keluarga besarnya.

Sumber foto: Instagram Littlemonq

“Saya resmi resign sebagai ASN Kemenkeu itu per Januari 2022. Waktu mengungkapkan keinginan resign ke suami dan keluarga, jelas banyak yang menyayangkan, ya."

Tapi saya memberikan penjelasan dan pengertian, akhirnya mereka merestui bahkan suami juga memberikan support penuh. Saat itu saya memutuskan resign bukan hanya karena ingin mengelola Littlemonq lebih serius, tapi juga karena saya ingin selalu mendampingi anak yang sudah mulai pre-school sejak tahun 2021,” ungkap Dian.

Bukan tanpa alasan kenapa Dian ingin selalu mendampingi putra semata wayangnya, Davin Melviano Avicenna. Saat itu dalam kondisi pandemi dan kemudian transisi ke new normal, Dian harus mengubah sistem kerjanya dari WFH (Work From Home) menjadi WFO (Work From Office) yang membuatnya cukup kesulitan membagi waktu.

Kesibukannya yang semakin menumpuk, kesulitannya untuk fokus dan berkurangnya waktu bersama sang anak, membuat Dian mantap meninggalkan status ASN.

“Karena sudah resign, saya jadi punya waktu lebih banyak untuk Littlemonq dan bersama anak. Waktu yang lebih luang dan fleksibel membuat saya makin fokus bersama Littlemonq dan punya penghasilan sendiri lagi.

Buat saya, Littlemonq ini sangat anomali karena ketika pandemi itu omzet justru melonjak dan punya prospek sangat menjanjikan sehingga kami benar-benar optimis. Meskipun akhirnya mulai tahun 2023 itu anjlok, tapi sekarang kami bisa stabil sampai ratusan juta Rupiah per bulan,” papar Dian bangga.


Desain Produk Sendiri, Penjualan Littlemonq Sampai Luar Negeri

Sebagai produk mainan edukasi anak, Dian memang cukup memahami kalau proses produksinya tidak mudah. Apalagi ditujukan untuk metode pembelajaran Montessori, mengharuskan Dian untuk mengikuti banyak seminar hingga meriset produk mainan edukasi yang dijual di pasar luar negeri, melalui internet.

Hal inilah yang akhirnya membuat Dian melakukan seluruh proses desain secara mandiri, termasuk riset yang dilakukan dalam waktu 20-30 hari untuk menghasilkan satu jenis produk.

“Bahan utama untuk Littlemonq ini dari kayu tapi juga ada jenis play-doh yang terbuat dari adonan lilin dan tepung, sehingga tetap aman untuk anak-anak. Nanti setelah proses desain sudah selesai, baru dikasih ke pengrajin untuk diproduksi. Proses pembuatannya itu bisa empat sampai enam minggu, ya,” cerita Dian.

Sumber: Detik Finance

Lantaran membuka bisnisnya di luar pulau Jawa, tepatnya Lampung, Dian tak menampik kalau pada awalnya dia cukup kesulitan mencari pengrajin produk mainan edukasi. Di mana pengrajin-pengrajin kayu di sekitar tempatnya tinggal lebih suka mengerjakan furniture, sehingga membuat Dian mau tak mau harus mencari rekanan pengrajin sampai ke pulau Jawa. Hanya saja pengrajin di Jawa itu rupanya hanya mengerjakan sampai tahapan produksi pemotongan saja.

“Proses pewarna dan pemberian detail sampai finishing tetap dilakukan di Lampung. Saya menggunakan rumah orangtua saya sebagai bengkel sekaligus workshop, ya,” imbuh Dian.

Lantaran ingin menghasilkan produk terbaik dan aman untuk anak-anak, Dian memang terlibat langsung dalam seluruh tahapan produksinya. Hal ini yang membuat Littlemonq memiliki harga jual yang lebih tinggi daripada mainan anak pada umumnya, apalagi mainan plastik.

Littlemonq menggunakan kayu pinus sebagai bahan baku utamanya karena kokoh, ringan, dan mudah diwarnai. Dengan supplier kayu berkualitas, produk Littlemonq pun sudah dijamin sertifikat SVLK (Sistem Verifikasi Legalitas Kayu).

Memahami bahwa Littlemonq menggunakan bahan baku kayu, Dian tak menampik kalau salah satu tantangan terbesarnya adalah mengedukasi orangtua bahwa produknya tetap ramah lingkungan. 

Untuk membuktikan dukungannya terhadap lingkungan, program PlantWithLittlemonq pun diluncurkan dalam kampanye back to nature. Melalui program ini, Littlemonq bekerjasama dengan NGO Lindungi Hutan untuk program penanaman satu pohon setiap pembelian produk minimal Rp250 ribu. Tak main-main, hingga tahun 2024 ini sudah ada lebih dari seribu pohon yang sudah ditanam berkat penjualan Littlemonq.

“Saat ini seluruh penjualan kami memang masih full online yaitu di marketplace. Kalaupun offline waktu ada event saja, ya. Target pasar terbesar Littlemonq ini memang ke luar negeri karena memang dari dulu sudah gabung di platform produk handmade, Etsy. Hingga saat ini 75% penjualan produk ke Amerika Serikat sisanya ada ke Singapura, China, Australia, baru kemudian di Indonesia lewat media sosial Instagram juga,” papar Dian.


Prospek Makin Cerah, Littlemonq Ingin Buka Outlet Seluruh Indonesia

Kini setelah lima tahun perjalanan, segala pencapaian bisnis mainan anak Littlemonq memang sangat luar biasa. Meskipun begitu Dian tak menampik kalau bisnisnya ini tak selamanya memberi kisah bahagia.

Musim penghujan bahkan menjadi masa-masa yang cukup menantang karena memperlambat proses pengeringan kayu, sehingga tahapan produksi tertahan. Selain itu ketika pandemi berakhir dan seluruh kehidupan berangsur normal, bisnisnya sempat mengalami penurunan omzet.

“Mayoritas memang produk Littlemonq ini untuk konsumen di bawah enam tahun dengan penjualan tertinggi di kota-kota besar. Tapi memasuki tahun 2023 itu penjualan tiba-tiba turun. Saya harus melakukan penyesuaian karena omzet anjlok sampai dua kali lipat dan biaya operasional membengkak. Akhirnya harus mengurangi tenaga kerja karena menyesuaikan demand. Sempat berpikir mau lanjut apa enggak nih bisnisnya, tapi saya tetap jalan dan akhirnya cashflow sehat lagi,” jelas Dian panjang lebar.

Semangat pantang menyerah itulah yang akhirnya membuat Littlemonq sampai memiliki reseller hingga ke luar negeri dan menerima pembelian perusahaan. Salah satunya adalah bekerjasama dengan brand susu Enfragrow yang memesan produknya dalam jumlah besar hingga dua kali, sehingga membuat Dian sampai mempekerjakan karyawan tidak tetap. Untuk saat ini, bisnisnya berjalan dengan lima karyawan di Lampung dan 10-15 pengrajin di Jawa mulai dari Jawa Barat, Jawa Tengah, sampai Jawa Timur.

Kini Littlemonq sudah memiliki banyak variasi model yang dijual dengan harga beragam mulai dari Rp29 ribuan sampai Rp1,5 juta per item, membuatnya tidak mustahil meraih penghasilan ratusan juta Rupiah dalam satu bulan.

Apa yang dicapai Littlemonq ini seolah membuktikan kalau industri mainan lokal terus bertumbuh dan meningkat kualitasnya. Menurut Sutjiadi Lukas selaku Ketua AMI (Asosiasi Mainan Indonesia), proporsi industri mainan di Indonesia diisi 45% produk lokal dan 55% produk impor.

Tak heran kalau Indonesia menjadi negara keempat sebagai pasar penjualan mainan tertinggi di dunia setelah China, India dan Amerika Serikat. Dikutip dari Hypeabis berdasarkan data Statista, industri mainan Tanah Air mencatat omzet hingga US$10,3 miliar pada tahun 2022. Sedangkan nilai ekspornya menurut Kementerian Perindustrian, menembus US$383 juta sepanjang Januari-September 2022 yang berarti naik 29,8% dibandingkan periode sama 2021.

“Sekarang ke depannya saya ingin Littlemonq bisa memiliki outlet offline baik di Lampung, sampai kota-kota besar di seluruh Indonesia. Karena intinya saat menjalankan bisnis itu kita harus selalu ingat dengan tujuan jangka panjang dan pantang menyerah. Sebagai pebisnis wajib mengenali diri sendiri dan support orang terdekat akan membuat usaha lebih longlasting,” tutup Dian puas.

Jika tulisan ini bermanfaat, silahkan di-share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM.

Referensi:

  • https://ukmjagowan.id/ukm/littlemonq
  • https://www.alodokter.com/montessori-metode-pembelajaran-anak-untuk-bebas-bereksplorasi
  • https://hypeabis.id/read/26235/bisnis-mainan-anak-makin-cuan-pelaku-usaha-beberkan-produk-produk-paling-dicari
  • wawancara via telepon dengan owner & founder Littlemonq, Dian Rizki Hidayati