Ethical Marketing - Sahabat Wirausaha, jika kita merupakan konsumen, sejauh mana etika memainkan peran penting dalam memengaruhi keputusan pembelian kita? Pentingnya penerapan pemasaran etis menjadi kunci bagi pertumbuhan dan perkembangan keseluruhan UMKM seiring berjalannya waktu.
Menurut laporan dari Forbes, lebih dari 90% pelanggan milenial menyukai membeli produk dari perusahaan-perusahaan yang beretika. Selain itu, lebih dari 80% pengguna tersebut percaya bahwa merek-merek etis unggul dibandingkan pemain pasar lain yang menerapkan pemasaran etis.
Jadi, tanpa basa-basi lebih lanjut, mari kita lihat definisi, tips dan contoh ethical marketing.
Apa itu Ethical Marketing?
Ethical Marketing adalah cara pemasaran yang menekankan pentingnya nilai-nilai dan prinsip daripada hanya fokus pada strategi promosi semata. Dalam hal ini, kampanye pemasaran didasarkan pada etika, mempertimbangkan apa yang benar dan apa yang salah.
Ini melibatkan promosi keadilan, kejujuran, tanggung jawab, dan kepercayaan dalam kebijakan pemasaran UMKM, serta menciptakan hubungan jangka panjang antara merek dan pelanggan berdasarkan tujuan dan nilai bersama.
Dalam survei dari McKinsey & Company, 70% responden gen Z mengatakan bahwa mereka mencoba membeli produk dari perusahaan yang dianggap etis. 80% menyatakan mereka menolak untuk membeli barang dari perusahaan yang terlibat dalam skandal.
Hal ini menandakan bahwa konsumen semakin peduli dengan etika pemasaran, dan sebagai responsnya, kemungkinan besar kita akan menyaksikan perubahan dalam jenis konten yang dibagikan oleh pelaku usaha untuk membangun kepercayaan pelanggan.
Baca Juga: Panduan Strategi Marketing Untuk Target Pasar Gen Z, Optimalkan Cuan di Era Digital!
Prinsip dari Ethical Marketing
Dalam penerapannya, konsep ethical marketing memiliki sejumlah prinsip yang wajib diketahui para pelaku usaha, Seperti apa? Berikut beberapa di antaranya:
1. Kejujuran
Sumber: IDN Times
Penting untuk selalu jujur dalam berkomunikasi pemasaran. Pelaku usaha harus memberikan informasi yang benar tentang produk dan layanan UMKM untuk melindungi konsumen.
Misalnya, Badan Pengawasan Obat dan Makanan mewajibkan merek UMKM untuk menyertakan label ‘Fakta Gizi’ pada produk agar konsumen tahu dengan jelas tentang bahan dan kandungan nutrisi dalam makanan mereka beli.
2. Transparansi
Keterbukaan dalam pemasaran serupa dengan kejujuran, yaitu memberikan informasi detail tentang proses dan perilaku merek UMKM. Ini juga berarti melakukan diskusi terbuka dan jujur tentang etika.
Dengan menyampaikan sejarah, praktik saat ini, dan tujuan di masa depan secara terus terang, pelaku usaha dapat bertanggung jawab kepada pelanggan dan pemangku kepentingan.
Meskipun beberapa informasi bersifat rahasia, banyak aspek bisnis yang dapat dibagikan, seperti proses pengembangan produk. Penting bagi UMKM untuk terbuka mengenai hal-hal berikut dari produk dan layanan mereka:
- Pemasok: Menyampaikan secara jujur tentang siapa dan apa yang didukung pelaku UMKM membantu konsumen memahami mitra dan jaringan organisasi.
- Harga: Sahabat Wirausaha perlu jujur tentang harga, strategi harga, dan biaya tambahan untuk membangun kepercayaan dan menarik pelanggan.
- Kualitas: Bercerita tentang tingkat kualitas produk membantu konsumen memiliki harapan yang realistis.
- Fitur: Keterbukaan mencakup menjelaskan dengan jelas fitur dan elemen produk atau layanan UMKM.
- Kepuasan Pelanggan: Menggunakan ulasan nyata dari pelanggan membantu membangun kepercayaan dan menunjukkan keterbukaan mengenai kepuasan pelanggan.
Baca Juga: Semakin Populer, Strategi Pop Up Store yang Efektif Tingkatkan Kesadaran Brand
3. Kesehatan dan Keselamatan
Kesehatan dan keselamatan pelanggan adalah prioritas utama bagi bisnis dan pelaku usaha yang beretika. Pemasar dapat mencapai hal ini dengan memberikan edukasi, melindungi privasi, dan menghormati hak-hak konsumen.
Fokus juga perlu diberikan pada mendukung keselamatan fisik dan kesehatan mental karyawan, misalnya dengan menyediakan manfaat dan program kesehatan.
4. Legalitas
Sumber: Shopee
Bagian dari pemasaran etis melibatkan ketaatan terhadap peraturan pemerintah, lingkungan, dan standar industri. Ini menunjukkan keseriusan UMKM dalam mengembangkan kualitas dan layanan unggul, menciptakan kepercayaan konsumen.
Contoh regulasi seperti BPOM, SNI, HALAL, dan NKV (Peraturan Menteri Pertanian No 381 tahun 2005) dan masih banyak lagi yang perlu diperhatikan. Riset mendalam diperlukan untuk menyelaraskan model bisnis UMKM dengan regulasi sektor yang berbeda.
5. Praktik Sadar
Sahabat Wirausaha dapat memutuskan untuk terlibat dalam praktik sadar untuk melindungi masyarakat dan lingkungan. Praktik sadar yang populer melibatkan perdagangan dan upah yang adil serta proses yang berkelanjutan secara lingkungan. Contoh lain adalah mempromosikan gambar yang peduli terhadap masalah sosial dalam materi pemasaran.
Baca Juga: Penting! Ketahui 4 Tahap Marketing Funnel untuk Strategi Pemasaran Lebih Efektif
6. Perilaku Pribadi
Bagian dari pemasaran etika adalah memastikan bahwa semua anggota tim pemasaran UMKM mematuhi standar etika pribadi yang tinggi. Meskipun standarnya bersifat subjektif, pelaku UMKM sering menetapkan aturan ketat untuk karyawan agar menghormati hak-hak orang lain.
Tim yang beretika dapat mengamalkan empati dan kejujuran dalam berhubungan dengan pelanggan, memberikan kontribusi positif untuk membangun hubungan yang kuat dan berkelanjutan dengan UMKM.
Tips Membangun Ethical Marketing
Jika sebelumnya Sahabat Wirausaha telah mengetahui pengertian dan prinsip ethical marketing, maka kali ini ada tips nih cara menggunakan ethical marketing dengan baik.
1. Pilih Opsi Yang Aman bagi Lingkungan
Dalam kondisi krisis iklim saat ini, masyarakat semakin peduli dengan lingkungan. Sebagai pelaku UMKM, penting untuk menggunakan bahan dan proses ramah lingkungan, meskipun biayanya lebih tinggi.
Meskipun hal ini dapat meningkatkan biaya produksi, konsumen lebih bersedia membayar lebih untuk produk yang mendukung lingkungan. Tindakan etis ini tidak hanya membangun reputasi positif, tetapi juga meningkatkan kepercayaan konsumen pada merek UMKM.
2. Praktik Transparan
Berbohong kepada pelanggan adalah cara termudah untuk kehilangan loyalitas mereka. Ketidaktransparanan pemilik usaha merupakan pelanggaran prinsip utama dalam ethical marketing.
Akibatnya, pelanggan kehilangan kepercayaan, mencari alternatif lain, dan reputasi perusahaan hancur. Dampaknya sangat signifikan, mengancam eksistensi dan kelangsungan jangka panjang perusahaan jika tidak ditangani dengan baik.
3. Bantu Mereka yang Membutuhkan
Bisnis kecil punya peluang besar untuk membantu orang yang membutuhkan. Banyak UMKM yang secara sukarela menyumbangkan aset mereka untuk tujuan sosial. Melalui konsistensi dalam donasi, sponsor, dan tanggung jawab sosial, UMKM dapat memberikan dampak positif pada kinerja mereka dalam jangka panjang.
Etika pemasaran yang diterapkan oleh UMKM akan menjadi nilai unik yang menarik perhatian pelanggan. Dengan demikian, konsumen akan lebih cenderung setia pada merek yang peduli pada kesejahteraan masyarakat.
Baca Juga: Mengadaptasi Nama Hingga Kemasan, Kenali Strategi Me Too Marketing yang Bisa UMKM Coba
4. Investasilah pada Nilai Produk UMKM
Dalam pemasaran yang etis, nilai dan moral produk menjadi prioritas, bahkan di atas pendapatan. Pelaku UMKM tidak perlu khawatir jika harga produk lebih tinggi, karena pelanggan yang mencintai produk akan dengan senang hati membayar lebih demi nilai yang dihasilkan.
Praktik, strategi, dan kebijakan pemasaran etis akan menciptakan citra dan reputasi perusahaan yang dikenali tidak hanya oleh karyawan, tetapi juga oleh pelanggan. Dengan reputasi yang baik, pelanggan tidak hanya tertarik, tetapi juga tetap setia dan percaya pada produk UMKM saat dibutuhkan.
Intinya, pemasaran etis tidak hanya tentang menjual produk dengan harga tertentu, tetapi juga memasukkan unsur moral yang membuat produk UMKM bermanfaat dan berdampak positif bagi kehidupan pelanggan.
Sumber: nah project
Nah Project, sebuah merek sepatu lokal, menonjolkan komitmennya terhadap 'Transparansi Radikal' dalam strategi pemasaran mereka di halaman about website.
Halaman web menulis tentang kisah perusahaan, upaya memperjuangkan hak dan kesejahteraan pekerja yang membuat sepatu, serta komitmen nyata terhadap transparansi - pemecahan biaya rinci untuk setiap sepatu dan desain yang diproduksi.
Rincian meliputi harga produksi, gaji dan operasional tim, biaya kemasan, serta riset dan penelitian. Misalnya, sepatu Nah Project dihargai Rp270.550, dengan perbandingan harga yang jelas dengan merek lain yang menetapkan markup yang tinggi Rp459.000.
Untuk menarik hati konsumen, pelaku usaha dapat menerapkan beberapa cara seperti klaim produk yang berdasarkan fakta, mensponsori acara anak-anak, menunjukkan empati terhadap audiens, mempromosikan nilai-nilai, memberikan promosi yang jujur, terlibat dalam kegiatan sosial yang bertanggung jawab, mensponsori cause marketing atau amal, serta menyediakan tutorial dan pelajaran secara gratis.
Itulah beberapa cara pemasaran etis yang bisa digunakan pelaku UMKM. Pastikan iklan menekankan nilai-nilai seperti kejujuran, keadilan, dan transparansi tentang produk mereka saat memasarkannya kepada publik.
Perilaku belanja yang terbentuk dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti preferensi pribadi, nilai budaya, dan kebiasaan pembelian.
***
Mari bersama-sama meningkatkan daya saing UMKM dengan menerapkan pemasaran target etis. Ayo manfaatkan penelitian tren perilaku konsumen untuk mengidentifikasi kecenderungan yang dapat memengaruhi keputusan pembelian dan memperkuat posisi bisnis UMKM di pasar.
Jika tulisan ini bermanfaat , silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM.
Referensi:
- invitereferrals.com/blog/marketing-ethics/
- thedrum.com/opinion/2023/01/25/year-brand-competition-over-truly-ethical-marketing-will-increase
- marketing91.com/ethical-marketing/
- marketeers.com/4-tips-lakukan-etika-pemasaran-fair-pricing-tak-lagi-jadi-faktor-utama/
- bentroadfilms.com/what-is-ethical-marketing-examples-benefits/
- indeed.com/career-advice/career-development/marketing-ethics