Me Too Marketing –  Suatu kemasan bisa punya nilai kenyamanan bagi konsumen, nilai promosi bagi produsen, sekaligus mampu mempengaruhi keputusan pembelian konsumen untuk mencoba dan menggunakan produk tersebut. Karena itu, tak heran jika kita banyak melihat produk-produk dalam kategori yang sama meniru gaya kemasan satu sama lain. Seringnya, kemasan yang ditiru adalah milik brand bernama besar alias sudah lama terkenal. 

Strategi seperti ini disebut Me Too Marketing, di mana suatu brand menggunakan kemasan yang mirip dengan milik pemimpin pasar guna menciptakan koneksi kuat dengan pelanggan. Me Too Marketing biasanya dipraktikkan oleh brand baru yang kurang dikenal, untuk membentuk persepsi konsumen lebih baik terhadap merk mereka. Mau tahu lebih banyak tentang strategi pemasaran ini? Simak penjelasan lengkapnya berikut. 


Apa Itu Me Too Marketing?

Sumber: steemi

Me Too Marketing adalah produk yang dengan sengaja meniru karakteristik dari pesaing lain yang menjadi pemimpin pasar. Serupa namun tidak sama, ini bukanlah produk palsu. Tidak ada kebingungan dalam pikiran konsumen antara produk asli dan produk me too. Meski begitu, kebingungan bisa terjadi karena “adanya upaya penggantian produk asli dengan produk me too.” Sebagai contoh, tren yang sedang terjadi adalah antara platform Twitter dan Threads yang baru diluncurkan.

Baca Juga: Punya Segudang Manfaat, Peran Digital Marketing dan Digital Finance Bagi UMKM

Sumber: gulfnews

Produk Me Too umumnya sangat mirip dengan produk pesaing, sehingga mencegah pesaing tersebut mendominasi pasar. Perusahaan yang meluncurkan produk serupa ini memanfaatkan pasar yang sudah matang dan dapat memperoleh pangsa pasar dari produk asli. Tujuannya mengambil “Market Share” yang sudah dibentuk “Pemimpin Pasar.

Contoh Market Share | Sumber: ResearchGate

Keuntungan sebuah produk me too adalah sudah tersedianya kebutuhan atau pasar yang terdefinisi untuk produk tersebut. Sebagai hasilnya, kita tidak perlu melakukan riset pasar dengan biaya besar. Selain itu, resikonya lebih rendah dan produksinya kita lebih murah dan cepat dibandingkan dengan produk inovatif baru.


Apakah Pemasaran “Me Too” sama dengan metode ATM (Amati, Tiru, dan Modifikasi)?

Me too dan metode ATM memiliki kesamaan dalam mengamati merek-merek yang sudah mapan, mengadopsi elemen-elemen merek ternama dan tren pasar, serta menciptakan produk dengan karakteristik unik yang tetap relevan. Tujuan utamanya adalah menarik perhatian konsumen melalui kombinasi familiaritas dan keunikan produk.

Baca Juga: Strategi Marketing MS Glow, Inspirasi Buat UMKM yang Ingin Produknya Viral dan Tembus Pasar Mancanegara


Ragam Jenis Me Too Marketing

Berikut ini adalah beberapa beberapa skema dari strategi Me Too Marketing yang umum digunakan:

1. Me Too Nama

Sumber: effie

Berbagai merek ayam goreng cepat saji seperti AFC, BFC, CFC dan lainnya seperti gambar diatas, mengadopsi penamaan yang mirip dengan merek atau tren yang sudah mapan seperti KFC. Ini akan membuat konsumen untuk mendorong mereka mencoba produk dari merek dengan penamaan serupa.

2. Me Too Promosi

Sumber: esloganmagazine

Lewat skema ini, pendatang baru cenderung meniru promosi-promosi yang telah terbukti sukses dipraktekkan oleh bisnis lain. Misalnya, saat McDonald menggunakan ChatGPT untuk membuat iklan, Burger King melakukan me too promotion dengan merespon pertanyaan yang sama dengan McDonald menggunakan AI mereka sendiri. 

Burger King menampilkan papan iklan di dekat lokasi McDonald dengan pertanyaan yang mirip. Mereka dapat menggunakan tagline yang menantang untuk menarik perhatian pengendara dan pejalan kaki. 

Burgerking mengambil inisiatif untuk merespon McDonald dan menampilkan keunggulan produk mereka. Kampanye ini memberikan pengalaman interaktif kepada konsumen dan membangun antusiasme serta minat terhadap produk. 

Akan tetapi, penting bagi kita memastikan bahwa kampanye ini dilakukan dengan etika dan menghormati pesaing, sambil tetap menghadirkan pesan yang menarik dan menghibur bagi konsumen.

Baca Juga: 4 Tips Inclusive Marketing Untuk Membangun Citra Merek UMKM

3. Me Too Produk

Jenis ini menciptakan produk atau layanan yang mirip dengan produk yang sukses di pasar. Misalnya, ada beberapa contoh produk yang menunjukkan tingkat kemiripan yang tinggi dalam hal gambar, warna, serta tulisan dan kata-katanya. Seperti Tango - Ogogo, Oreo - OrioOrio, Slai O’lai - Slai O’Sweat, Nokia 5310 - Beyond B530, Larutan Penyegar Cap Kaki Tiga - Cap Badak, Tolak Angin - Antangin - Bejo dan Agar agar Cap Bola Dunia - Cap Swallow. Hingga saat ini, kita tidak dapat membedakan produk asli dengan produk yang hanya mengikuti tren, karena kedua produk tersebut telah ada sejak lama. 

Salah satu produk memiliki merek Cap Badak, sementara yang lainnya memiliki merek Cap Kaki Tiga. Perbedaan mendasar dapat terlihat dari logo keduanya. Tingkat kesamaannya diperkirakan sekitar 70-85%.

Lalu, apakah semua kemasan follower mirip dengan brand leader?

Secara sederhana, persepsi adalah cara manusia menerima rangsangan melalui indera dan menginterpretasikannya. Konsumen mempersepsikan bahwa produk "me too" tersebut memiliki kualitas yang sama baiknya dengan pemimpin pasar.


Mengimplementasikan Me Too Marketing untuk UMKM

Sudah tahu kan jenis – jenis Me Too Marketing apa saja? Nah, sekarang kita akan implementasikan strategi me too. Yuk, simak!

1. Mengenali Pesaing Pasar 

Sumber: online.visual-paradigm

Langkah awal dalam mengimplementasikan me too marketing untuk UMKM adalah dengan mengenali pesaing pasar. Kita perlu memahami siapa pesaing utama dalam industri dan bagaimana pesaing tersebut telah berhasil menarik perhatian pelanggan. Dengan mengidentifikasi pesaing yang sukses, UMKM dapat belajar dari strategi pemasaran mereka dan menerapkannya dalam konteks kita sendiri.

Baca Juga: Jangan Anggap Remeh, Strategi Pemasaran Offline Berikut Masih Efektif di Era Digital

2. Menyesuaikan Pesan Pemasaran 

Sumber: rumah-bumn & tokopedia

Jika kita lihat gambar di atas, ada kemiripan antara kemasan produk kerupuk stik kentang dari UMKM (Rosa) dan merek ternama (Siantar Top). Sementara perbedaannya ada dalam bentuk identitas seperti logo, psikologi warna, tagline, nama produk, bentuk, informasi produk dan ukuran

Dalam hal ini, UMKM perlu memperkuat daya saing dengan menyesuaikan pesan pemasaran kita ketika produk kita dipajang di rak minimarket bersama produk-produk ternama. Pesan tersebut harus mencerminkan identitas merek yang sejajar dengan posisi pesaing terkenal, menggunakan strategi me too. 

Pesan pemasaran yang efektif harus dapat membangun kepercayaan dan relevansi dengan pelanggan, sehingga dapat menarik konsumen yang sudah akrab dengan merek-merek tersebut. Hal ini penting karena merek ternama seringkali memiliki pesan pemasaran yang jelas dan mudah dipahami.

3. Pelajari Pasar dan Temukan Kebutuhan Yang Belum Terpenuhi

Sumber: bbc

Ide inovatif yang benar-benar memiliki audiens pembeli bisa dibilang sangat langka. Orang seringkali memiliki ide unik yang aneh, tetapi mereka tidak akan berhasil jika tidak ada yang mau membayar untuk produk tersebut.

Jika kita ingin memulai bisnis, kemungkinan besar kita tidak akan melakukannya dengan ide produk yang benar-benar orisinal. Sebaliknya, kita harus bermain dalam permainan "me too".

Dalam persaingan ini, UMKM perlu menentukan cara menjadi unik. Sebagai contoh, produk UMKM seperti Ventela dapat mengidentifikasi fitur - fitur kunci dari pesaing seperti Converse dan mengembangkan versi produk mereka sendiri yang menawarkan manfaat serupa (misalnya, Ventela menjual dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan Converse dengan produk serupa), sehingga pelanggan dapat dengan mudah mengenali produk mereka dan tidak merasa asing saat memilih produk.  

Baca Juga: Hasil Menjanjikan! Seperti Ini Cara Memulai Usaha Makanan Kemasan

4. Adaptasi dan Perbaiki Produk Kita Berdasarkan Tanggapan Pelanggan

Sumber: enkonix

Penting bagi kita untuk memposisikan produk dengan jelas di mata konsumen. Ada tidaknya peluang bagi produk kita untuk sukses akan bergantung pada cara kita terus-menerus meningkatkan kualitas dan merencanakan perubahan. 

Misalnya, UMKM KUY POD (alat rokok elektrik) yang selalu merespons secara aktif saran dan masukan pelanggan, kemudian menciptakan inovasi terbaru bernama "KUY SAIK". Produk tersebut mempertahankan bentuk sederhana dan elegan, tetapi “diperbarui” dengan pilihan warna trendy dan fitur cartridge yang kompatibel dengan versi sebelumnya. 

Melalui proses tersebut, kita berhasil mencapai peningkatan penjualan produk dengan cara “membuatnya lebih menarik bagi konsumen”. Faktor kunci yang tidak boleh diabaikan adalah pemahaman terhadap merek kita, pesaing kita, dan pelanggan kita.

Yuk, kenalkan produk kita dan yakinkan konsumen menggunakan me too marketing, agar produk UMKM dapat menyampaikan pesan bahwa merek kita memiliki citra dan kualitas yang baik serupa seperti merek yang sudah ternama. 

Jika tulisan ini bermanfaat , silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM.

Referensi:

  1. journaldunet.fr/business/dictionnaire-du-marketing/1198215-me-too-definition-traduction-et-synonymes/
  2. radiusinsights.com/blog/should-you-develop-a-me-too-product/
  3. blog.marketing360.com/ecommerce-marketing/what-is-a-me-too-product/