Fintech lending adalah layanan pembiayaan berbasis teknologi digital yang mempertemukan peminjam dengan pemberi dana melalui platform online. Dalam sistem ini, proses pengajuan pinjaman tidak lagi harus melalui bank atau lembaga keuangan konvensional. Semua proses, mulai dari pendaftaran, verifikasi, hingga pencairan dana dilakukan secara daring.
Jenis pinjaman ini mulai banyak digunakan karena dianggap lebih sederhana, cepat, dan sesuai dengan kebutuhan para pelaku usaha kecil menengah. Tidak heran, banyak pemilik UMKM mulai mempertimbangkan fintech lending sebagai pilihan pendanaan bisnis. Nah, bagaimana cara kerja fintech lending dan bagaimana perbandingannya dengan sumber pendanaan lain? Yuk, simak sama-sama di sini!
Perbedaan Fintech Lending dan Pinjaman Bank Konvensional
Sahabat Wirausaha, meskipun sama-sama menyediakan layanan pinjaman, ada sejumlah perbedaan mendasar antara fintech lending dan lembaga keuangan konvensional seperti bank. Pemahaman ini penting agar kamu bisa menentukan sumber pendanaan yang paling sesuai dengan kondisi usaha.
1. Akses dan Proses Pengajuan
Fintech lending menawarkan kemudahan dalam hal akses. Kamu bisa mengajukan pinjaman kapan saja hanya lewat ponsel, tanpa perlu datang ke kantor fisik. Sementara itu, bank konvensional masih mengharuskan nasabah untuk datang langsung, mengisi formulir, dan membawa berkas fisik.
Baca Juga: Apa Itu Bank Pembiayaan Rakyat Syariah? Alternatif Perbankan Syariah yang Ramah UMKM
2. Persyaratan Dokumen
Persyaratan dalam sistem fintech lending cenderung lebih ringan. Beberapa platform hanya meminta KTP, NPWP (opsional), rekening bank, dan informasi sederhana tentang usahamu. Bandingkan dengan bank yang umumnya meminta laporan keuangan, jaminan aset, hingga riwayat kredit formal yang rumit.
3. Waktu Pencairan Dana
Jika kamu butuh pendanaan dalam waktu singkat, fintech lending biasanya menawarkan pencairan hanya dalam hitungan jam hingga 1-2 hari kerja. Sedangkan bank memerlukan waktu verifikasi yang bisa memakan waktu hingga 1–2 minggu.
4. Sistem Penilaian Kredit
Bank mengandalkan sistem skor kredit yang didasarkan pada riwayat pinjaman formal. Sementara fintech lending lebih fleksibel. Banyak platform menilai kelayakan kredit berdasarkan transaksi digital, omzet harian, histori marketplace, bahkan reputasi di media sosial.
5. Jaminan atau Agunan
Sebagian besar pinjaman bank mengharuskan agunan seperti sertifikat tanah atau BPKB. Di sisi lain, fintech lending banyak yang menawarkan pinjaman tanpa agunan (unsecured), yang tentu membantu UMKM yang belum punya aset tetap.
Gabung jadi Member ukmindonesia.id buat update terus info seputar UMKM dan peluang usaha!
Jenis Fintech Lending yang Perlu Kamu Tahu
Agar tidak salah pilih platform, penting untuk tahu jenis-jenis fintech lending yang berkembang saat ini. Masing-masing punya karakteristik dan skema yang berbeda, tergantung pada siapa yang memberi dana dan bagaimana proses penyalurannya dilakukan:
1. Peer to Peer (P2P) Lending
Jenis ini adalah yang paling umum. Dana pinjaman berasal dari individu atau investor yang ingin menyalurkan modal ke pelaku usaha. Platform hanya menjadi penghubung dan penjamin sistem berjalan aman. Contohnya: KoinWorks, Akseleran, Modalku.
Kelebihannya:
- Bisa memilih profil peminjam secara langsung
- Cocok untuk pinjaman kecil hingga menengah
- Penilaian usaha lebih fleksibel
Kekurangannya:
- Bisa saja proses pencairan memakan waktu jika belum ada investor yang menyanggupi
2. Fintech Lending dengan Dana Institusi
Beberapa platform memperoleh dana dari lembaga keuangan atau koperasi digital yang sudah bermitra. Artinya, kamu tidak langsung terhubung dengan investor individu. Contohnya: Danamas, Julo.
Kelebihannya:
- Proses biasanya lebih cepat
- Plafon pinjaman bisa lebih tinggi
Kekurangannya:
- Bunga bisa sedikit lebih tinggi dibanding P2P
- Skema pembayaran bisa lebih kaku
3. Syariah-Based Lending
Model ini mengikuti prinsip-prinsip syariah, seperti bagi hasil dan tanpa bunga. Cocok untuk Sahabat Wirausaha yang mencari sistem pinjaman tanpa unsur riba.
Kelebihannya:
- Tidak ada bunga
- Konsep akad lebih transparan
Kekurangannya:
- Masih belum sebanyak model konvensional
- Pilihan platform lebih terbatas
Baca Juga: Jangan Sampai Salah Langkah! Ini Cara Menghitung Bunga Pinjaman untuk UMKM
Bagaimana Cara Kerja Fintech Lending?
Memahami cara kerja fintech lending akan membantu kamu menjalani proses dengan lebih lancar dan aman. Berikut alurnya secara detail:
1. Registrasi
Pertama-tama, kamu harus mendaftar melalui situs atau aplikasi resmi. Lengkapi data pribadi dan usaha. Pastikan platform tersebut terdaftar di OJK dan punya rekam jejak terpercaya.
2. Pengisian Informasi Usaha
Lengkapi data bisnis secara menyeluruh. Termasuk omzet, rekening operasional, jumlah karyawan, serta produk atau jasa yang ditawarkan. Data ini penting karena menjadi dasar penilaian kelayakan kredit.
3. Penilaian Risiko
Setelah data diisi, sistem akan melakukan analisis otomatis. Penilaian ini mencakup banyak hal: stabilitas arus kas, aktivitas usaha, transaksi digital, hingga reputasi online.
4. Penawaran Pinjaman
Jika kamu dinilai layak, kamu akan menerima penawaran pinjaman yang mencantumkan nominal, tenor, bunga, dan biaya lainnya. Pastikan Sahabat Wirausaha membacanya dengan teliti sebelum menyetujui.
5. Pencairan Dana
Setelah disetujui, dana biasanya ditransfer langsung ke rekening dalam waktu 1–2 hari kerja. Beberapa platform bahkan bisa mencairkan dalam waktu hitungan jam.
6. Pelunasan dan Monitoring
Kamu wajib mencicil sesuai jadwal yang ditentukan. Banyak platform menyediakan fitur monitoring agar kamu bisa melihat status pelunasan secara real-time. Beberapa bahkan menyediakan fitur pengingat otomatis.
Baca Juga: 10 Cara Buat Business Plan Sederhana untuk Mengajukan Pinjaman Modal
Apa Saja Kelebihan Fintech Lending untuk UMKM?
Berikut beberapa keuntungan jika kamu memilih fintech lending sebagai sumber pendanaan usaha:
1. Tidak Butuh Agunan
Banyak pelaku usaha kecil belum memiliki aset yang bisa dijadikan jaminan. Fintech lending membuka akses tanpa syarat jaminan, selama usaha kamu terverifikasi secara digital.
2. Proses Cepat dan Mudah
Dibandingkan bank, proses pengajuan di platform ini jauh lebih singkat. Bahkan dalam situasi mendesak, kamu bisa mendapatkan dana di hari yang sama.
3. Bisa Diakses di Mana Saja
Sahabat Wirausaha di pelosok atau luar kota besar tetap bisa mengakses layanan ini. Cukup dengan ponsel dan koneksi internet, semuanya bisa diproses dari rumah dan tempat usaha.
4. Transparansi Informasi
Semua informasi terkait pinjaman biasanya tertulis jelas di dashboard. Kamu bisa melihat bunga, tenor, total tagihan, dan sisa pinjaman tanpa harus menunggu customer service.
5. Skema Pembayaran Lebih Fleksibel
Banyak platform menyediakan pilihan tenor sesuai kebutuhan usaha, mulai dari harian, mingguan, hingga bulanan. Ini membantu kamu menyesuaikan cicilan dengan arus kas bisnis.
Baca Juga: 10 Jenis-Jenis Pinjaman Modal Usaha untuk UMKM, Mana yang Paling Cocok?
Risiko Menggunakan Fintech Lending
Walaupun terlihat menguntungkan, fintech lending tetap memiliki beberapa risiko yang perlu kamu waspadai:
1. Bunga Lebih Tinggi
Karena prosesnya cepat dan tanpa agunan, wajar jika bunga yang dibebankan lebih tinggi dari pinjaman bank. Hal ini harus dihitung secara matang agar tidak membebani usaha.
2. Denda Jika Telat Bayar
Keterlambatan membayar cicilan bisa membuat kamu dikenakan denda harian. Dalam waktu singkat, nominal ini bisa membengkak cukup besar.
3. Risiko Platform Ilegal
Hati-hati terhadap platform pinjaman online yang tidak diawasi oleh OJK. Biasanya mereka memiliki praktik penagihan yang tidak manusiawi dan tidak transparan dalam penentuan biaya.
4. Penyalahgunaan Data
Platform ilegal berisiko menyalahgunakan data pribadi kamu, seperti menyebarkan informasi ke kontak ponsel dan media sosial. Selalu pastikan legalitas platform sebelum mendaftar.
Fintech lending memberikan angin segar bagi para pelaku UMKM yang ingin mendapatkan pendanaan cepat tanpa harus bergantung pada jalur konvensional. Dengan kemudahan proses, syarat ringan, dan sistem digital yang transparan, layanan ini bisa jadi pilihan cerdas untuk mengembangkan usaha.
Namun, penting untuk tetap berhati-hati. Pilih platform yang legal, pahami semua ketentuan, dan gunakan dana pinjaman untuk kebutuhan usaha yang benar-benar produktif. Dengan strategi yang tepat, fintech lending bisa menjadi partner yang membantu usaha kamu berkembang lebih pesat.
Jika tulisan ini bermanfaat, silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM.