Business Plan Sederhana – Mengajukan pinjaman modal untuk usaha tidak cukup hanya dengan ide bagus. Lembaga keuangan, koperasi, hingga investor membutuhkan gambaran usaha yang terstruktur dan masuk akal. Di sinilah business plan sederhana berperan penting.
Tidak harus panjang atau rumit, yang penting mampu menjelaskan inti usahamu dengan jelas dan meyakinkan. Yuk, simak artikel ini sampai habis untuk membantu kamu menyusun rencana bisnis yang mudah, terarah, dan siap diajukan!
1. Pahami Tujuan Business Plan
Langkah pertama, kamu perlu tahu untuk apa business plan sederhana ini dibuat. Karena fokusnya untuk pengajuan pinjaman modal, isi rencana bisnis harus menunjukkan bahwa usahamu layak didanai. Artinya, kamu perlu menonjolkan potensi keuntungan, risiko yang terukur, dan bagaimana pinjaman tersebut akan digunakan serta dikembalikan.
Penting juga menyesuaikan format dengan pihak yang dituju. Jika kamu mengajukan ke bank, biasanya diperlukan detail pembiayaan dan struktur usaha. Sedangkan koperasi atau investor personal bisa lebih fleksibel, namun tetap butuh kejelasan arah bisnis.
Baca Juga: 10 Jenis-Jenis Pinjaman Modal Usaha untuk UMKM, Mana yang Paling Cocok?
2. Tulis Ringkasan Eksekutif
Di bagian ini, kamu menjelaskan gambaran besar bisnis secara ringkas. Bayangkan ini seperti versi singkat dari seluruh business plan. Tuliskan nama usaha, jenis produk atau layanan, lokasi, target pasar, dan nilai keunggulan usahamu. Jangan terlalu panjang, cukup 1–2 paragraf.
Contoh:
“Usaha Kopi Rakyat adalah kedai kopi lokal yang menyajikan seduhan biji kopi Nusantara dengan konsep take away. Berlokasi di kawasan perkantoran Jakarta Selatan, target kami adalah pekerja kantoran usia 20–40 tahun. Kami menawarkan harga terjangkau tanpa mengurangi kualitas rasa.”
Ringkasan seperti di atas akan memberikan kesan pertama yang kuat bagi pemberi modal. Buatlah sepadat dan semeyakinkan mungkin.
3. Jabarkan Profil Usaha
Cara buat business plan sederhana Selanjutnya, uraikan profil bisnismu secara detail. Mulai dari nama usaha, bentuk badan usaha (misalnya perorangan, CV, atau PT), lokasi operasional, hingga sejarah singkat berdirinya.
Jika usaha masih baru, kamu bisa fokus menjelaskan alasan memilih bidang tersebut, latar belakangmu, dan rencana pengembangan kedepannya. Jika usaha sudah berjalan, sertakan juga pencapaian atau data penjualan selama ini. Contoh poin penting dalam profil usaha:
- Nama usaha
- Bidang usaha
- Bentuk hukum
- Lokasi dan waktu berdiri
- Visi dan misi singkat
Penjelasan tentang poin-poin di atas akan memperkuat kesan bahwa kamu serius dan punya rencana jangka panjang.
4. Deskripsikan Produk atau Jasa
Bagian ini harus menjelaskan secara rinci apa yang kamu jual. Bukan hanya nama produk atau jasa, tapi juga manfaat, keunikan, serta mengapa konsumen membutuhkannya. Deskripsi yang jelas menunjukkan bahwa usahamu sudah punya arah yang detail, bukan sekadar ide. Jadi, jawab pertanyaan-pertanyaan seperti:
- Masalah apa yang diselesaikan produkmu?
- Apa keunggulannya dibanding kompetitor?
- Bagaimana proses produksinya (jika ada)?
Contoh:
“Menu andalan kami adalah Kopi Susu Rakyat dengan harga Rp12.000 per cup. Menggunakan biji kopi robusta Lampung dan susu segar lokal, produk ini menyasar konsumen yang ingin minuman berkualitas dengan harga terjangkau.”
Gabung jadi Member ukmindonesia.id buat update terus info seputar UMKM dan peluang usaha!
5. Analisis Target Pasar
Setiap bisnis harus tahu siapa calon pembelinya. Di bagian business plan sederhana ini, uraikan siapa target pasar utamamu, seperti usia, jenis kelamin, tingkat penghasilan, kebiasaan belanja, dan lokasi domisili. Gunakan data nyata jika memungkinkan. Misalnya, survei kecil-kecilan, pengamatan lapangan, atau referensi dari laporan industri.
Contoh:
“Target pasar utama adalah karyawan dan mahasiswa di Jakarta Selatan yang mengkonsumsi kopi setidaknya 3 kali seminggu. Berdasarkan observasi lapangan, rata-rata mereka menghabiskan Rp15.000–Rp25.000 per gelas kopi.”
Pemberi pinjaman ingin melihat bahwa kamu memahami calon pembeli dengan baik. Hal ini jadi pertimbangan penting untuk menilai potensi keuntungan.
6. Tunjukkan Analisis Persaingan
Persaingan usaha adalah hal yang pasti. Kamu perlu menunjukkan bahwa sudah memetakan siapa saja kompetitor di sekitarmu dan bagaimana strategi menghadapi mereka. Jelaskan siapa kompetitor langsung (produk serupa) dan tidak langsung (produk pengganti), lalu uraikan keunggulan dan kelemahan masing-masing. Analisis seperti ini akan membuat business plan sederhana kamu semakin meyakinkan.
Contoh format:
Nama Usaha |
Harga Kopi |
Keunggulan |
Kekurangan |
Kopi X |
Rp18.000 |
Lokasi strategis |
Antrian panjang |
Kopi Y |
Rp13.000 |
Varian menu lengkap |
Rasa kurang konsisten |
Kopi Rakyat (Usahamu) |
Rp12.000 |
Harga bersaing, rasa stabil |
Belum ada layanan pesan antar |
7. Susun Rencana Pemasaran
Rencana pemasaran menjelaskan bagaimana produk atau jasa kamu diperkenalkan ke calon pembeli. Bahas strategi promosi, saluran distribusi, dan aktivitas pemasaran harian. Cara business plan sederhana, gunakan pendekatan yang sesuai dengan budget dan karakter target pasar. Tidak harus mahal, yang penting terukur.
Contoh strategi pemasaran sederhana:
- Promosi soft opening dengan harga khusus
- Kolaborasi dengan food blogger lokal
- Diskon beli 2 gratis 1
- Brosur di lingkungan kampus/kantor
Pemberi pinjaman ingin tahu bahwa kamu punya cara untuk mendatangkan pembeli, bukan hanya mengandalkan harapan.
Baca Juga: Butuh Modal Usaha? Ini Dia 10 Jenis Pinjaman untuk Wirausaha yang Perlu Kamu Tahu!
8. Rincikan Kebutuhan Modal
Inilah bagian penting yang jadi dasar pengajuan pinjaman. Rinci secara jelas berapa jumlah dana yang kamu butuhkan dan untuk apa saja penggunaannya. Berikut adalah contoh rincian kebutuhan modal yang bisa kamu contoh :
Kebutuhan |
Biaya (Rp) |
Peralatan seduh kopi |
5.000.000 |
Renovasi tempat usaha |
8.000.000 |
Bahan baku awal |
4.000.000 |
Promosi awal |
3.000.000 |
Cadangan operasional |
5.000.000 |
Total |
25.000.000 |
Usahakan angka yang kamu ajukan realistis dan masuk akal. Jangan mengada-ada karena bisa menurunkan kepercayaan pemberi dana.
9. Buat Proyeksi Keuangan Sederhana
Kamu perlu menunjukkan bahwa usaha ini berpotensi menghasilkan keuntungan. Gunakan tabel proyeksi pendapatan dan pengeluaran selama 6–12 bulan ke depan.
Contoh tabel proyeksi (per bulan):
Keterangan |
Jumlah (Rp) |
Penjualan (1.500 cup x Rp12.000) |
18.000.000 |
Bahan baku |
4.000.000 |
Gaji pegawai |
5.000.000 |
Sewa tempat |
3.000.000 |
Listrik dan air |
500.000 |
Promosi rutin |
1.000.000 |
Laba bersih |
4.500.000 |
Data ini memberi gambaran bahwa usahamu layak didanai dan punya potensi mengembalikan pinjaman secara bertahap.
Baca Juga: 8 Panduan Praktis Menyusun Rencana Bisnis Sederhana untuk UMKM
10. Tambahkan Rencana Pengembalian Pinjaman
Business plan sederhana terakhir, tunjukkan komitmen kamu dalam mengelola pinjaman dengan menyertakan rencana pelunasan. Misalnya, menyisihkan 30% dari laba bulanan untuk mencicil pinjaman selama 12 bulan. Penjelasan ini bisa membuat pemberi pinjaman merasa lebih aman dan percaya bahwa modal mereka akan kembali.
Contoh:
“Dari estimasi laba bersih sebesar Rp4.500.000 per bulan, sebesar Rp1.500.000 akan dialokasikan untuk membayar cicilan pinjaman. Dengan demikian, pinjaman sebesar Rp18.000.000 dapat lunas dalam waktu 12 bulan.”
Sahabat Wirausaha, merancang business plan sederhana tidak perlu rumit, asalkan isi dan tujuannya jelas. Fokuslah pada hal-hal penting yang menunjukkan bahwa usahamu layak dibiayai. Gunakan bahasa yang jujur, angka realistis, dan susunan logis agar dokumen ini bisa menjadi senjata utama saat mengajukan pinjaman modal.
Jangan tunda untuk mulai menyusun rencana bisnismu dari sekarang. Jika butuh referensi atau panduan tambahan, kamu bisa temukan inspirasi dan info lainnya. Semoga usaha kamu semakin berkembang dan segera mendapatkan dukungan modal yang dibutuhkan.
Jika tulisan ini bermanfaat , silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM.