Kabar baik bagi Sahabat Wirausaha yang bergerak pada industri furnitur dan kerajinan Tanah Air! Saat ini industri furnitur terus menunjukkan tren positif, hingga mampu bersaing di ranah global. Berbagai inovasi yang dihadirkan membuat pertumbuhan positif terus diraih sektor ini, termasuk penjualan ke luar negeri atau ekspor. Selama periode 2020 hingga 2021 nilai ekspor mebel nasional mengalami pertumbuhan dan mampu memberikan kontribusi terhadap devisa negara, loh! Industri furnitur dan kerajinan terbukti memiliki tingkat resiliensi yang tinggi di saat pandemi. Menarik, ya?

Dari data Kementerian Perindustrian, ekspor furnitur dan kerajinan tahun 2021 tercatat 3,46 miliar dolar AS atau naik 27,23 persen dari tahun 2020. Produk-produk furnitur sendiri berhasil menjadi penyumbang ekspor terbesar dengan capaian angka 32,20 persen dari tahun sebelumnya dan produk kerajinan naik 15,54 persen. Jumlah itu menjadi pertumbuhan terbesar dalam 10 tahun terakhir. Optimisme ini mewujudkan diadakannya pameran furnitur dan kerajinan, termasuk pada bulan Agustus 2022, yaitu Indonesia International Furniture Expo yang siap digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta.


Perkembangan Industri Furnitur Selama Pandemi

Sebelum membahas jauh bagaimana pameran furnitur di Tanah Air tetap menjadi pameran yang potensial, mari kita ulas perkembangan industri furnitur selama pandemi. Industri furnitur merupakan salah satu sektor yang potensial dikembangkan karena didukung dengan ketersediaan sumber daya bahan baku. Di kancah global, industri furnitur nasional mampu berdaya saing karena produknya yang inovatif.

Baca Juga: Potensi Ekspor Furniture

Industri furnitur sebagai sektor padat karya dan berorientasi ekpsor, juga berperan penting dalam memberikan kontribusi yang signifikan terhadap upaya pemulihan ekonomi nasional.

Pada triwulan pertama 2021, kinerja industri furnitur mampu bangkit dan tumbuh positif 8,04% setelah pada periode yang sama tahun lalu berkontraksi 7,28% karena dampak pandemi Covid-19. Selanjutnya, subsektor industri kayu, barang dari kayu, rotan dan furnitur menyumbangkan 2,60% terhadap pertumbuhan kelompok industri agro. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menilai, industri furnitur dan kerajinan terbukti memiliki tingkat resiliensi yang tinggi di saat pandemi. Agar lebih memacu produktivitas dan daya saingnya, Kemenperin terus menjaga ketersediaan bahan baku dan mendorong pelaku industri furnitur untuk aktif melakukan inovasi.

Baca Juga: Peluang Pasar: Furniture

Bahan baku industri furnitur dan kerajinan di Indonesia bisa dikatakan cukup melimpah, terutama berasal dari hutan produksi yang memiliki luas 68,8 juta hektare. Iklim tropis Indonesia juga sangat menguntungkan, berbagai jenis pohon dapat tumbuh dengan cepat. Selain itu, Indonesia merupakan penghasil 80% bahan baku rotan dunia, yang berasal dari berbagai daerah di Pulau Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera. Kemenperin mengemukakan, salah satu faktor yang mendongkrak penjualan produk furnitur di saat pandemi, yaitu adanya peralihan atau reorganisasi signifikan belanja rumah tangga masyarakat, mulai dari hiburan, pariwisata atau transportasi, menjadi kebutuhan untuk menata dan merenovasi rumah.

Kemenperin mencatat, nilai ekspor produk furnitur (HS 9401-9403) pada 2020 menembus US$1,91 miliar, meningkat 7,6% dari capaian pada 2019 yang senilai US$1,77 miliar. Negara tujuan ekspor terbesar furnitur Indonesia tahun 2020, antara lain adalah Amerika Serikat, Jepang, Belanda, Belgia, dan Jerman. Pada sektor industri furnitur, saat ini terdapat 1.114 perusahaan yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, dengan jumlah kapasitas produksi sebesar 2,9 juta ton per tahun dan total tenaga kerja yang terserap sebanyak 143.119 orang.

Baca Juga: Membedah Pameran Domestik Untuk Produk Kecantikan

Dengan kondisi yang baik ini, Ketua Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) menargetkan capaian nilai ekspor senilai US$5 miliar per tahun (Rp71,24 triliun) pada 2024. Nilai dari pengapalan ke negara lain tersebut dapat dicapai dengan pertumbuhan berkisar 15%-20% per tahun. Menurut catatan HIMKI, ekspor furnitur dari China ke AS mengalami penurunan drastis tahun lalu, dari sekitar US$38 miliar pada 2019 menjadi US$10 miliar saja pada 2020. Ceruk pasar itulah yang diambil oleh negara-negara pengekspor furnitur lain, termasuk Indonesia. HIMKI pun berupaya mendorong keseimbangan penetrasi pasar antara domestik dan ekspor. Idealnya, pemain dalam negeri di pasar domestik mencapai 50 persen sehingga tidak dikuasai oleh merek asing.

Dari pihak Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, menyampaikan, pihaknya bertekad untuk terus memfasilitasi kemudahan iklim berusaha bagai para pelaku industri furnitur dan kerajianan. Instrumen-instrumen yang bisa dimanfaatkan, di antaranya fasilitasi Pusat Logistik Bahan Baku,program revitalisasi mesin/peralatan, fasilitasi Politeknik Furnitur, dan program pengembangan desain furnitur. Berikutnya, fasilitasi insentif tax holiday, tax allowance, serta superdeduction tax untuk R&D dan vokasi,penerapan SNI dan SKKNI, pengoptimalan TKDN, serta fasilitasi keikutsertaan pada pameran nasional maupun internasional.

Baca Juga: Menentukan Unique Selling Proposition

Pihak DirJen Industri Agro Kemenperin pun menyatakan bahwa ketersediaan bahan baku yang melimpah sebagai comparative advantage, didukung dengan kebijakan kemudahan iklim berusaha melalui Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, diharapkan dapat mewujudkan industri yang menghasilkan nilai tambah tinggi, berdaya saing global, dan berwawasan lingkungan. Industri furnitur dan kerajinan juga harus terus melakukan inovasi dan selalu melakukan eksplorasi kekayaan budaya nasional dengan kemasan modern serta mengikuti tren pasar global. Di samping itu, Kemenperin gencar memacu penggunaan produk furnitur dan kerajinan produksi dalam negeri. Selain memiliki daya tahan di tengah pandemi, industri manufaktur terlihat gesit menangkap peluang terutama di pasar ekspor. Selain itu, industri ini juga memiliki dukungan yang kuat dari pemerintah. Industri manufaktur memang tak sekadar mempunyai resiliensi tinggi.


Potensi Pada Pameran Domestik Furnitur 2020-2022

Foto : Vanda Kartasasmita

Situasi pasar furnitur dan kerajinan lokal yang memiliki peningkatan tinggi, mendapat dukungan pemerintah sejak tahun 2020, dimana pandemi baru saja mulai. Kemenparekraf mendukung pelaksanaan pameran sebagai ajang untuk membangkitkan semangat pengusaha mebel dan kerajinan tangan terdampak covid-19. Pameran yang dinamakan SAEXPO Furniture & Craft Exhibition yang diinisiasi oleh Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (ASMINDO) Yogyakarta ini diharapkan dapat menjadi ajang bagi para pengusaha mebel dan kerajinan tangan untuk memasarkan dan memamerkan hasil karyanya. Pameran ini juga dapat menjadi salah satu langkah membangun pasar domestik yang potensial atas produk mebel dan kerajinan berkualitas ekspor dengan harga terjangkau.

Baca Juga: Tips Jitu Untuk Sukses di Pameran Internasional

Selain itu, pameran sekaligus menjadi ajang untuk meningkatkan pendapatan daerah melalui sektor UKM mebel dan kerajinan tangan. Para peserta pameran melayani pengadaan barang mebel dan kerajinan pemerintah dan BUMN, selain itu barang-barang yang dipamerkan dalam acara ini juga memiliki kualitas yang baik dan harga yang terjangkau Selain didukung oleh Kemenparekraf/Baparekraf, pameran ini juga didukung oleh Kementerian Koperasi dan UKM, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Dinas Koperasi dan UKM Daerah Istimewa Yogyakarta, Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Kabupaten Bantul, serta Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Sukoharjo. Produk-produk yang dipamerkan berupa, mebel outdoor-indoor, aksesoris, home furnishing, rumah kayu, kerajinan kayu, batik, gerabah, dan lainnya.

Di tahun 2021, Asmindo juga menggelar Perhelatan Jogja International Furniture and Craft Fair Indonesia (Jiffina) ke-6. Kehadiran Jiffina menunjukkan komitmen dari semua pihak terhadap kemajuan UMKM, dari hulu ke hilir, dan satu-satunya pameran yang terselenggara di Asia Tenggara. Pameran ini diperlukan sebagai langkah strategis untuk mendukung ekosistem usaha yang nyaman bagi UMKM, dengan menargetkan 6 ribu pengunjung, terbuka untuk buyer domestik maupun internasional.

Baca Juga: Tips Sukses Mengikuti Pameran dan Meningkatkan Kualitas Produk Ala Kultiva Co

Memasuk tahun 2022, dukungan dari Kementerian Koperasi dan UKM memfasilitasi UKM unggulan Indonesia yang terpilih untuk mengikuti sejumlah pameran berskala nasional dan internasional pada bulan Maret dan April 2022. Proses pendaftaran untuk UKM dilakukan secara daring, kemudian dilanjutkan seleksi secara administrasi kelengkapan untuk dipanggil dalam kegiatan kurasi di Semarang, Jawa Tengah pada 11-12 Februari 2022 lalu. Berdasarkan hasil pendaftaran secara daring, terdapat lebih dari 828 pelaku UKM yang tersebar di 26 provinsi Indonesia. Dari jumlah tersebut, 230 pelaku UKM sudah memenuhi kelengkapan administrasi dari 22 provinsi dan 103 terkonfirmasi hadir dalam kegiatan kurasi yang akan berlangsung pada 11-12 Maret 2022 di Semarang, Jawa Tengah.

Para peserta pameran domestik diarahkan agar produknya memiliki potensi siap ekspor. Adapun syarat dan ketentuan umum yang diberlakukan adalah bagi produk yang sudah siap ekspor dan memiliki standar global adalah :

Baca Juga: Membedah Pameran Internasional dari Pemerintah Indonesia

  • Memiliki omzet minimal Rp2 miliar per tahun
  • Memiliki legalitas usaha (SIUPP, NPWP, NIB, TDP, atau ijin usaha)
  • Memiliki situs resmi/media social
  • Memiliki brand yang terdaftar
  • Produk harus otentik – bukan barang imitasi/KW
  • Produk telah memiliki market (minimal lokal)
  • Telah memiliki sertifikasi produk untuk kategori furniture yaitu Home Decor: SVLK, ISO)
  • Memiliki kemasan yang menarik dan informatif.

Bulan Agustus 2022, pameran Indonesia International Furniture Expo (IFEX) akan kembali hadir dengan mengusung tema Redefine, Inspire and Innovation. IFEX 2022 juga siap kembali menyapa buyers dari mancanegara mengikuti adanya perubahan kebijakan pemerintah mengenai pembatasan perjalanan dari luar negeri ke Indonesia melihat kondisi pandemi yang berangsur membaik. IFEX merupakan pameran perdagangan terbesar dan satu-satunya untuk produk furnitur dan kerajinan yang telah memainkan peran penting dalam menghubungkan pembeli dan penjual secara langsung. Penyelenggaraan IFEX secara offline tahun ini tentunya akan menampilkan produk-produk yang inovatif, kreatif, beragam, dan berkualitas dari para peserta.

Baca Juga: Potensi Ekspor Furniture

IFEX adalah pameran Business to Business (B2B) mebel dan kerajinan terbesar di Indonesia yang memberi kesempatan kepada pelaku industri untuk memperkenalkan produk mereka ke pasar dalam dan luar negeri. Kementerian Perindustrian terus berkomitmen untuk mendukung gelaran pameran IFEX yang menjadi representatif terbesar industri mebel dan kerajinan indonesia. Industri ini merupakan salah satu sektor yang berpotensi untuk terus dikembangkan dengan berbagai inovasi teknologi dan kreativitas karena didukung dengan ketersediaan sumber daya alam di dalam negeri. Saat ini okupansi venue pameran sudah terisi sekitar 95% atau tepatnya sudah ada lebih dari 200 peserta mendaftar.


Optimisme Pameran Pendukung Furnitur

Selain hadirnya pameran furnitur di tahun 2022, akan hadir juga pameran mesin pengolahan kayu dan pembuatan furnitur bernama International Furniture Manufacturing Components (IFMAC 2022) & WOODMAC pada bulan September 2022, di Kemayoran Jakarta. Ini membuktikan besarnya kepercayaan produsen pada dukungan pemerintah dan permintaan pasar domestik dan internasional. Pameran ini dinilai akan memenuhi kebutuhan pelaku industri karena bisa membantu mendorong pertumbuhan produksi furnitur di Indonesia.

Baca Juga: Menentukan Target Negara untuk Ekspor

Pameran ini akan menghubungkan produsen industri furnitur lokal dengan pemasok mesin berteknologi tinggi. Kerja sama tersebut diyakini akan menaikan standar furnitur buatan Indonesia. Menurut pihak penyelenggara PT Wahana Kemalaniaga Makmur (WAKENI) produk Indonesia bisa menjadi produk berkelas internasional yang memenuhi permintaan ekspor dan penjualan domestik. Kerjasama WAKENI dengan Deutsche Messe, yang merupakan penyelenggara pameran permesinan kayu terbesar di dunia, LIGNA, menarik lebih banyak perusahaan Eropa dan global lainnya untuk datang menjelajahi pasar Indonesia melalui IFMAC.

Ratusan eksibitor akan hadir dari berbagai negara antara lain Austria, Australia, Cina, Finlandia, Indonesia, Italia, Malaysia, Thailand, Turki, Amerika Serikat, Singapura, dan Jerman. Produsen dan pengrajin furnitur Indonesia berharap mendapatkan teknologi yang sedang happening seperti mesin-mesin CNC terbaru, solusi software CAD/CAM untuk industri pembuatan furniture manufacturing dan woodworking 4.0. Selain itu, juga akan dihadirkan mesin primary dan secondary dari pengolahan kayu, mesin potong, mesin basic, mesin penghalus dan demo dari para eksibitor memamerkan teknologi terbaru mereka sesuai kebutuhan. Beberapa perusahaan besar industri yang telah memberikan kepastian hadir antara lain PT. Felder Group Ind, Raute Group Asia, PT. Dainasint, PT, Bahtera Sukses Abadi. PT.Propan Raya, Qualitech Indopiranti, Ekamant Indonesia, Eu Nian Precision Technology Sdn Bhd, Cabinet Vision South East Asia, Global Timber Asia, Furnisoft Pte Ltd, serta Jowat SE.

Baca Juga: Pendampingan Standar Mutu Untuk Meningkatkan Kontribusi Ekspor UMKM

Dalam pameran ini, ada berbagai seminar yang diadakan bersama dengan asosiasi, pemerintah dan akademik, yang bertujuan menjawab persoalan-persoalan yang muncul di industri furnitur Indonesia serta memberikan wawasan terkini mengenai tren industri furnitur dunia kepada pelaku industri furnitur Indonesia. Melalui pameran ini pemanfaatan teknologi dapat menjadi solusi dalam bersaing dengan negara lain. Penggunaan teknologi yang memadai tidak hanya dapat meningkatkan kapasitas produksi dari industri dalam negeri, tapi juga meningkatkan efisiensi biaya produksi. Untuk memenuhi pasar ekspor, pelaku industri Indonesia harus beralih dari pola lama ke penggunaan teknologi canggih.

Untuk Sahabat Wirausaha terutama pengusaha furnitur dan kerajinan Indonesia, peluang besar melebarkan sayap usaha sudah sangat besar. Produk Indonesia bisa menjadi produk berkelas internasional yang memenuhi permintaan ekspor dan penjualan domestik. Sahabat Wirausaha dapat memperbanyak mengikuti berbagai pameran furnitur domestik sebagai ajang mengenalkan produk dan peningkatan omzet dan bersiap untuk mendunia!

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.

Link :

  1. https://www.tribunnews.com
  2. https://bisnisindonesia.id
  3. https://pedulicovid19.kemenparekraf.go.id
  4. https://www.tagar.id
  5. https://pressrelease.kontan.co.id
  6. https://www.grid.id
  7. https://dataindonesia.id
  8. https://rm.id/baca-berita/ekonomi-bisnis
  9. https://www.tagar.id