Pernahkah Sahabat berpikir bagaimana cara mengukur kesehatan sebuah perusahaan? Atau bahkan bagaimana cara sebuah perusahaan memperkirakan kondisi aliran kas di masa mendatang?

Nah, ternyata dalam ilmu akuntansi, dikenal istilah neraca keuangan yang merangkum beberapa informasi yang berguna untuk pengukuran tersebut. Untuk lebih jelasnya, mari simak artikel berikut.

Baca Juga: Solusi Transaksi Digital Untuk Pengelolaan Keuangan Bisnis


Pengertian Laporan Neraca Keuangan

Neraca keuangan merupakan salah satu komponen penting dalam menjalankan perusahaan. Dikatakan neraca keuangan, karena di dalamnya berisi informasi yang berkaitan dengan keseimbangan keuangan sebuah perusahaan.

Laporan Neraca Keuangan bisa dikatakan sebagai laporan akuntansi yang ringkas. Di dalamnya sudah merangkum gambaran umum kondisi keuangan perusahaan.

Baca Juga: Pentingnya Pencatatan Keuangan Bagi UMKM


Komponen Laporan Neraca Keuangan

Dalam neraca keuangan merangkum beberapa informasi seperti aset, utang, dan modal.

1. Aset/Aktiva

Aset merupakan harta yang dimiliki oleh sebuah perusahaan bisa berbentuk kas, piutang, tanah, mesin, persediaan barang, dll.

Jenis aset terbagi menjadi 3 jenis, yaitu:

  • Aset lancar
  • Aset Tidak Lancar
  • Aset Tidak Berwujud

Baca Juga: Langkah Praktis Untuk Melakukan Pencatatan Keuangan Usaha

2. Liabilitas/Utang

Liabilitas / utang merupakan kewajiban yang harus dibayarkan oleh perusahaan kepada pihak lain. Jenis utang terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:

  • Utang Jangka Pendek
  • Utang Jangka Panjang

3. Ekuitas / Modal

Ekuitas / Modal merupakan saldo awal yang dimiliki oleh perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Modal awal bisa berupa uang maupun barang yang memiliki nilai ekonomis.


Fungsi Laporan Neraca Keuangan

Adapun beberapa fungsi dari neraca keuangan adalah sebagai berikut:

  1. Berisi informasi untuk pengukuran kesehatan sebuah perusahaan. Sebuah perusahaan bisa dikatakan sehat apabila jumlah modalnya lebih besar daripada hutang. Jika sebaliknya maka, perusahaan termasuk dalam keadaan tidak sehat. Itu berarti perusahaan lebih banyak dibiayai dari hutang.
  2. Berisi informasi untuk pengukuran likuiditas perusahaan. Rasio likuiditas bermanfaat untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melakukan kewajibannya dengan harta lancar.
  3. Berisi informasi untuk memperkirakan perputaran aliran kas di masa mendatang. Rasio perputaran kas ini berguna untuk mengukur kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan hutang jangka pendek.

Baca Juga: Menganalisis Laporan Arus Kas

Nah, itulah penjelasan singkat mengenai laporan neraca keuangan. Semoga dengan penjelasan di atas bisa membantu Sahabat dalam memahami laporan neraca keuangan. Untuk lebih jauh lagi, Sahabat bisa mencari bagaimana cara membuat dan membaca laporan neraca keuangan pada sumber lainnya.

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.