Pernahkah sahabat UKM merasakan penjualan sedang banyak, namun entah bagaimana keuntungan yang dirasakan tidak terlalu besar? Atau mungkin sahabat UKM juga pernah merasakan kehabisan persediaan untuk dijual? Masalah-masalah ini dapat muncul karena tidak ada pencatatan yang cukup baik, khususnya pencatatan keuangan. Pencatatan keuangan tidak hanya memiliki fungsi untuk mencatat hal berkaitan dengan keuangan saja, akan tetapi juga mampu mengidentifikasi keperluan dan rencana usaha. Secara lebih lengkap, berikut adalah manfaat-manfaat dari pencatatan keuangan bagi sahabat UKM:
1. Mengetahui dan Mengontrol Tingkat Keuntungan Bisnis
Manfaat pertama yang akan sahabat UKM dapatkan dari pencatatan keuangan adalah kemampuan untuk mengidentifikasi tingkat keuangan dari usaha. Dalam beberapa kasus, para pelaku UKM ada yang masih belum mampu mengidentifikasi dengan tepat keuntungan yang sebenarnya mereka miliki dari penjualan produk mereka. Mereka hanya mengetahui jumlah produk dan nilai penjualan yang mereka dapatkan. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, mereka mungkin baru menyadari ternyata usaha mereka merugi karena pengeluaran lebih besar dari pendapatan. Dengan mencatatkan pencatatan keuangan yang baik, mereka sebenarnya mampu untuk mengidentifikasi secara lebih cepat, apakah usaha mereka menguntungkan atau tidak.
Baca Juga: Tips Membaca Laporan Neraca Keuangan Bagi UKM
Sebagai contoh Pak Jaya merupakan seorang penjual furnitur. Dia menjual meja belajar dengan harga 700 ribu rupiah untuk setiap produknya. Adapun biaya yang dikeluarkan oleh Pak Jaya untuk membuat sebuah meja tersebut adalah 400 ribu rupiah untuk membeli kayu dan 200 ribu untuk membayar tenaga kerja. Setelah satu bulan menjual 10 meja, Pak Jaya merasa bingung karena dia merasa tidak ada sisa keuntungan yang bisa diambil olehnya. Setelah ditelusuri lebih lanjut, ada pembayaran biaya listrik dan bahan bakar pengantaran meja yang masing-masing kurang lebih 500 ribu rupiah. Apabila disimulasikan, maka keuntungan yang didapatkan Pak Jaya adalah sebagai berikut:
Keterangan | Harga | Kuantitas | Total (Harga x Kuantitas) |
Pemasukan: Penjualan | 700,000 | 10 | 7,000,000 |
Pengeluaran: Bahan Baku | -400,000 | 10 | -4,000,000 |
Pengeluaran: Tenaga Kerja | -200,000 | 10 | -2,000,000 |
Pengeluaran: Listrik | -500,000 | -500,000 | |
Pengeluaran: Air | -500,000 | -500,000 | |
Total | 0 |
Simulasi tersebut menunjukkan peran pencatatan dalam membantu Pak Jaya mengidentifikasi keuangan Pak Jaya. Tanpa melakukan pencatatan keuangan, Pak Jaya mungkin akan kesulitan mengidentifikasi biaya listrik dan air yang membebani usaha Pak Jaya. Hal ini dikarenakan biaya tersebut adalah biaya tidak langsung yang tidak bisa dibebankan terhadap satuan kuantitas yang ada pada jumlah penjualan meja.
Baca Juga : Mengenal QRIS: Metode Pembayaran Digital Baru yang Bermanfaat Bagi UKM
Selain untuk mengetahui tingkat keuntungan, pencatatan keuangan juga dapat membantu sahabat UKM untuk mengontrol tingkat keuntungan itu sendiri. Mengontrol keuntungan di sini dapat dilakukan dengan melakukan penyesuaian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan. Sebagai contoh dalam kasus Pak Jaya, dia dapat menekan biaya tenaga kerja menjadi 150 ribu rupiah. Sehingga pada akhirnya setelah menjual 10 unit, Pak Jaya bisa mendapatkan keuntungan sebesar 500 ribu rupiah. Berikut adalah simulasi dari skenario tersebut:
Keterangan | Harga | Kuantitas | Total (Harga x Kuantitas) |
Pemasukan: Penjualan | 700,000 | 10 | 7,000,000 |
Pengeluaran: Bahan Baku | -400,000 | 10 | -4,000,000 |
Pengeluaran: Tenaga Kerja | -150,000 | 10 | -1,500,000 |
Pengeluaran: Listrik | -500,000 | -500,000 | |
Pengeluaran: Air | -500,000 | -500,000 | |
Total | 500,000 |
Bentuk lain dari kontrol yang bisa dilakukan adalah dengan mengontrol pendapatan. Hal ini dapat dilakukan dengan menaikkan harga dari produk. Hal ini mungkin saja bisa menurunkan kuantitas barang yang dibeli konsumen. Akan tetapi jika harganya tidak terlalu signifikan, seharusnya hal tersebut tidak terjadi.
Baca Juga: Inilah Aplikasi Akuntansi yang Membantu UMKM
Kembali lagi pada kasus sebelumnya, Pak Jaya dapat memilih menaikkan harga jualnya dibandingkan dengan menurunkan biaya tenaga kerja yang harus dia bayarkan. Misalnya, Pak Jaya bisa saja menaikkan harga produknya menjadi 750 ribu rupiah untuk satu meja. Hal ini akan meningkatkan pendapatan Pak Jaya menjadi 7,5 juta rupiah. Pada akhirnya, Pak Jaya akan mendapatkan keuntungan sebesar 500 ribu rupiah dari penjualan 10 unit meja. Secara sederhana, strategi Pak Jaya ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Keterangan | Harga | Kuantitas | Total (Harga x Kuantitas) |
Pemasukan: Penjualan | 750,000 | 10 | 7,500,000 |
Pengeluaran: Bahan Baku | -400,000 | 10 | -4,000,000 |
Pengeluaran: Tenaga Kerja | -200,000 | 10 | -2,000,000 |
Pengeluaran: Listrik | -500,000 | -500,000 | |
Pengeluaran: Air | -500,000 | -500,000 | |
Total | 500,000 |
Manfaat di atas hanya dapat dirasakan ketika sahabat UKM melakukan pencatatan keuangan. Dengan melakukan pencatatan keuangan, sahabat UKM dapat memonitor kondisi keuangan usaha. Selain itu, sahabat UKM juga dapat melakukan penyesuaian sesuai dengan kondisi usaha tersebut dan rencana keuangan yang diinginkan.
Baca Juga: Pengertian Biaya Administrasi
2. Mengetahui Perkembangan Bisnis/ Monitoring Usaha
Sering kali kita melihat para pelaku UKM yang tidak mampu mengetahui apakah usahanya mengalami perkembangan atau tidak. Selama bertahun-tahun, usaha yang dijalankan hanya berkutat pada level yang sama saja. Hal ini dikarenakan, para pelaku UKM tidak mampu mengidentifikasi perkembangan usahanya dari waktu ke waktu.
Sebagai contoh, Pak Dayat adalah seorang penjual pecel lele di depan perkantoran. Setiap hari beliau menjual 50 unit pecel lele dimana harga setiap unitnya adalah 10 ribu rupiah. Apabila dalam satu bulan, Pak Dayat berjualan sebanyak 20 hari, maka total pendapatannya adalah sebesar 10 juta rupiah untuk satu bulan tersebut. Kondisi ini bertahan selama 1 tahun. Pada tahun berikutnya, warung pecel lele Pak Dayat semakin terkenal. Setiap harinya, Pak Dayat mampu menjual pecel lele sebanyak 70 unit dalam satu hari. Tidak hanya itu, Pak Dayat juga menaikkan harga jualnya menjadi 15 ribu rupiah. Usaha Pak Dayat saat ini memiliki total pendapatan sebesar 21 juta rupiah. Berdasarkan pencatatan keuangan tersebut, terlihat bahwa ada pendapatan Pak Dayat mengalami peningkatan sebesar 4 juta rupiah.
Baca Juga : Langkah praktis untuk melakukan
pencatatan keuangan usaha
Dalam metode yang lebih jauh, sahabat UKM dapat menilai perkembangan usaha tidak hanya melalui pendapatan, namun juga dari sisi profit. Sebagai contoh, pada tahun pertama, Pak Dayat mencatatkan penjualan sebesar 10 juta rupiah dan total biaya sebesar 7 juta rupiah. Pada tahun pertama, total profit adalah sebesar 3 juta rupiah. Sedangkan pada tahun kedua, Pak Dayat mencatatkan penjualan sebesar 21 juta rupiah. Akan tetapi, Pak Dayat juga mengalami peningkatan biaya produksi sebesar 14 juta rupiah. Berdasarkan keuntungan pendapatan dan pengeluaran tersebut, keuntungan tahun kedua adalah sebesar 7 juta rupiah. Apabila kita hitung lebih lanjut, Pak Dayat mengalami peningkatan profit sebesar 4 juta rupiah.
Keterangan | Tahun 1 | Tahun 2 | Perkembangan |
Pendapatan | 10,000,000 | 21,000,000 | 11,000,000 |
Pengeluaran | 7,000,000 | 14,000,000 | 7,000,000 |
Profit | 3,000,000 | 7,000,000 | 4,000,000 |
Selain perkembangan usaha berdasarkan penjualan dan profit, sahabat UKM juga dapat melihat perkembangan usaha melalui pertumbuhan aset. Hal ini dapat terlihat dari pencatatan kepemilikan aset yang dilakukan melalui neraca. Dengan menggunakan neraca, sahabat UKM dapat mengidentifikasi jenis aset mana yang mengalami pertumbuhan. Adapun jenis aset yang dapat mengalami peningkatan adalah aset lancar dan aset tetap.
Baca
Juga : Menerapkan mobile banking dalam pencatatan keuangan
3. Dasar Perencanaan Bisnis
Manfaat besar lainnya adalah membantu sahabat UKM dalam melakukan perencanaan bisnis ke depannya. Perencanaan bisnis ini mencakup perencanaan investasi yang mungkin dilakukan dari keuntungan. Dalam prinsip akuntansi, investasi memang berasal dari keuntungan usaha yang didapatkan pada laporan laba rugi.
Sebagai contoh, apabila sahabat UKM mendapatkan profit sebesar 1 juta rupiah, maka dia dapat memiliki pilihan untuk menginvestasikan uang tersebut menjadi beberapa pilihan. Pertama, sahabat UKM bisa menginvestasikan uangnya untuk membeli aset tetap untuk meningkatkan produktivitas. Hal ini tentu perlu dilakukan jika mesin atau aset tetap tersebut telah dimiliki untuk masa yang lama. Dalam bahasa akuntansi.
Baca
Juga : Solusi Transaksi Digital Untuk Pengelolaan Keuangan Bisnis
Ketiga manfaat di atas adalah beberapa contoh urgensi dan manfaat dari pencatatan keuangan. Mungkin masih banyak manfaat yang belum disebutkan di sini. Hal ini juga dikarenakan ada banyak jenis pencatatan keuangan yang bisa dimanfaatkan oleh sahabat UKM. Dengan mengetahui banyak manfaat ini, semoga sahabat UKM bisa memiliki motivasi untuk menyusun laporan keuangan.
Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.