Pernahkah sahabat UKM ingin melakukan pencatatan keuangan, namun tidak mengetahui bagaimana cara menyusunnya? Kondisi ini menjadi kendala paling klasik yang sering dihadapi oleh pelaku UKM yang ingin mencatat keuangan usahanya. Penyusunan laporan keuangan ini memang terkendala dari kompleksitas dan banyaknya jenis laporan keuangan yang harus disusun. Tidak hanya itu, laporan keuangan ini juga memiliki banyak versi yang ada sehingga menimbulkan kebingungan mengenai versi mana yang harus diikuti.

Pada kesempatan kali ini, kami akan coba untuk menawarkan sebuah versi sederhana dari pelaporan keuangan. Laporan keuangan ini mungkin belum mencakup versi standar dari laporan keuangan yang bisa diakui oleh perbankan dan pengajuan investasi. Akan tetapi, versi ini mungkin bisa digunakan untuk mengidentifikasi keuntungan dan mengontrol strategi usaha sahabat UKM. Selain itu, sahabat UKM juga mungkin dapat menggunakan laporan keuangan ini untuk memonitor aset dan melakukan perencanaan usaha.

Secara umum, terdapat tiga jenis laporan keuangan yang akan dibahas dalam tulisan ini, yaitu jurnal arus kas, laporan laba rugi sederhana dan neraca sederhana. Oleh karena itu, mari kita bahas satu persatu.


Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi sederhana adalah sebuah laporan yang mencatatkan keuntungan ataupun kerugian berdasarkan pendapatan dan pengeluaran. Laporan ini menjadi sangat penting karena dapat membantu sahabat UKM untuk mengidentifikasi tingkat keuntungan dari bisnis.

Pada dasarnya laporan laba rugi hanya mengurangi total pendapatan dengan total pengeluaran. Total pendapatan sendiri adalah jumlah uang yang didapatkan dari kegiatan operasional usaha. Pendapatan tidak dibedakan dalam hal pembayarannya, baik melalui kas atau melalui kredit. Pada pencatatan laporan keuangan perusahaan besar, mungkin terdapat pendapatan di luar pendapatan operasional. Akan tetapi, sahabat UKM mungkin hanya perlu fokus pada pendapatan dari penjualan produk berupa barang atau jasa kepada konsumen saja. Pendapatan ini akan kita catat pada jurnal pendapatan.

Sedangkan, total pengeluaran dapat diartikan sebagai semua pengeluaran yang dikeluarkan dalam proses produksi. Pengeluaran sendiri dapat dibagi menjadi beberapa komponen biaya .

Kategori biaya pertama adalah harga pokok penjualan atau HPP. HPP adalah pengeluaran yang dilakukan berkaitan dengan biaya yang bisa dibebankan terhadap satuan produk yang dihasilkan. Sebagai contoh, biaya bahan baku untuk membuat sebuah meja adalah kayu seharga 600 ribu rupiah. Maka biaya ini masuk ke dalam kategori HPP. Selain biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan overhead juga masuk dalam kategori ini.

Kategori biaya kedua adalah biaya operasional. Biaya operasional adalah pengeluaran yang tidak berkaitan dengan proses produksi. Sebagai contoh, biaya yang diperlukan untuk menyewa kantor. Seperti yang diketahui, kantor hanya digunakan untuk keperluan administrasi dan tidak berkaitan dengan keperluan produksi.

Pada tulisan kita ini, kita memilih untuk tidak memisahkan keduanya dengan tujuan mempermudah pencatatan. Kedua jenis biaya ini akan dicatat dalam jurnal pengeluaran.

Dengan mengurangi total yang ada pada jurnal pendapatan dan jurnal pengeluaran, kita dapat mengetahui nilai laba atau rugi yang kita miliki. Jurnal pendapatan dan pengeluaran dapat dibuat dengan membuat tiga kolom yang terdiri dari tanggal, keterangan dan jumlah. Setiap jenis pendapatan atau pengeluaran dapat dicatat dalam kolom keterangan. Adapun nominal yang didapatkan dicatat dalam kolom jumlah.


Jurnal arus kas

Jurnal arus kas adalah sebuah laporan yang mencatat mengenai transaksi suatu usaha yang melibatkan kas. Jurnal arus kas dapat membantu sahabat UKM untuk mengidentifikasi ketersediaan kas dan arusnya seperti apa. Laporan ini menjadi sangat penting, karena terkadang penjualan yang dilakukan oleh sahabat UKM mungkin tidak menggunakan kas secara langsung. Sedangkan di sisi lain, pembayaran terhadap bahan baku yang dibeli mungkin menggunakan uang kas. Kondisi ini membuat sahabat UKM mungkin menghadapi kesulitan dalam menjalankan proses produksi.

Jurnal arus kas terdiri dari dua komponen, yaitu arus kas masuk dan arus kas keluar. Arus kas masuk adalah laporan yang mencatat pemasukan kas. Pemasukan kas ini biasanya didominasi oleh penjualan produk. Selain itu, sumber kas masuk juga dapat berasal dari pinjaman atau dari modal pemilik usaha. Sedangkan arus kas keluar adalah laporan keuangan yang mencatat uang kas yang keluar dari usaha. Pengeluaran ini biasanya berasal dari pembayaran bahan produksi dan tenaga kerja serta biaya produksi lainnya. Meskipun begitu, kas keluar ini juga dapat berasal dari investasi dan pembelian mesin-mesin yang mungkin bukan aktivitas operasional.

Berbeda dengan jurnal pendapatan dan pengeluaran yang dibuat secara terpisah, jurnal arus kas masuk dan arus kas keluar dapat digabungkan. Kedua tabel ini dapat disusun dengan membuat enam kolom yang terdiri dari tanggal, keterangan uang masuk, jumlah uang masuk, keterangan uang keluar, jumlah uang keluar dan saldo. Apabila terdapat pemasukan maka dapat menulis tanggal, keterangan uang masuk dan jumlah uang yang masuk untuk transaksi tersebut. Hal tersebut juga berlaku pada arus kas keluar. Jumlah arus kas masuk dan keluar ini kemudian dibuat akumulasi setiap transaksinya pada kolom saldo. Dengan melihat kondisi saldo ini, sahabat UKM akan mampu mengidentifikasi apakah bisnis sedang mengalami surplus kas ataupun defisit kas.


Neraca

Berdasarkan definisi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), neraca adalah sebuah laporan keuangan yang menggambarkan posisi aktiva dan pasiva suatu badan usaha pada saat tertentu. Laporan ini disebut neraca karena menggambarkan keseimbangan antara harta di satu pihak dengan kewajiban dan modal di pihak lain (balance sheet). Neraca bisa membantu sahabat UKM dalam mendefinisikan jumlah aset serta bagaimana perolehan aset tersebut.

Secara teknis, neraca bisa dibagi menjadi dua, yaitu aktiva dan pasiva. Aktiva adalah area sebelah kiri dalam neraca yang menggambarkan jenis aset yang dimiliki oleh bisnis. Secara umum, aset di sini dapat dibagi menjadi dua, yaitu aset lancar dan aset tetap. Aset lancar adalah aset yang sering kali digunakan untuk keperluan operasional bisnis, misalnya kas, piutang, persediaan dan lainnya. Sedangkan aset tetap adalah aset yang bersifat investasi seperti mesin, pabrik dan kendaraan usaha.

Sedangkan, pasiva adalah area sebelah kanan dalam neraca yang menggambarkan bagaimana memperoleh sebuah aset yang kita catatkan pada sisi aktiva. Pasiva secara umum terdiri dari dua kategori, yaitu kewajiban dan modal. Kewajiban adalah sebuah sumber pembiayaan yang menimbulkan tanggung jawab bagi pemilik usaha untuk mengembalikan nominal tersebut. Beberapa contoh dari kewajiban seperti utang bank, utang usaha dan lainnya. Beberapa jenis kewajiban dapat dikategorikan sebagai kewajiban lancar dimana mereka biasa digunakan untuk membiayai operasional bisnis, seperti utang usaha. Ada pun ekuitas adalah sumber pembiayaan yang tidak menimbulkan tanggung jawab bagi bisnis.

Penyusunan neraca berbeda dengan penyusunan laporan laba rugi dan arus kas. Pada neraca, sahabat UKM akan memiliki dua baris (yang merupakan aktiva dan pasiva) dan keduanya harus memiliki jumlah yang sama atau sering dikenal dengan istilah balance.

Sebelum menyusun neraca, sahabat UKM juga perlu menyusun jurnal umum untuk mengetahui transaksi yang ada. Jurnal umum adalah jurnal yang mencatat sebuah transaksi dengan melihat proses debit dan kreditnya. Proses debit mencakup penambahan pada nilai aset ataupun pengurangan dari sisi kewajiban atau ekuitas. Sedangkan, proses kredit mencakup penambahan pada nilai kewajiban atau ekuitas ataupun pengurangan dari sisi aset. Semua jenis akun yang ada pada jurnal umum kemudian ditambahkan untuk disusun dalam neraca.


Contoh Pengerjaan Jurnal arus kas, Laba Rugi dan Neraca

Ibu Martinah membuka usaha sebuah warung kelontong di pinggir sebuah sekolah. Pada awal bulan April ibu Martinah mencoba mencatat kegiatan usahanya dengan transaksi sebagai berikut

  1. 01 April 2020 Ibu menyetorkan modal awal Rp. 3.000.000,- untuk usaha kantinnya.
  2. 02 April 2020 Sewa bulanan tempat usaha sebesar Rp. 1.000.000,-
  3. 03 April 2020 Menjual 160 porsi @10.000
  4. 04 April 2020 Menjual 150 porsi @10.000
  5. 10 April 2020 Membeli bensin motor dan persediaan warung seharga Rp. 2,320.000,-
  6. 11 April 2020 Menjual 300 porsi @10.000
  7. 15 April 2020 Membeli bahan baku sebesar Rp 2,350.000,-
  8. 30 April 2020 Ibu mengambil modalnya untuk keperluan pribadi Rp 250.000,-

Tanggal

Uang Masuk

Uang Keluar

Saldo

Keterangan

Jumlah

Keterangan

Jumlah

1-Apr-20

Setor modal awal warung

3,000,000.00



3,000,000.00

2-Apr-20



Sewa Bulanan

1,000,000.00

2,000,000.00

3-Apr-20

Penjualan 160 porsi @10,000

1,500,000.00



3,500,000.00

4-Apr-20

Penjualan 150 porsi @10,000

1,600,000.00



5,100,000.00

10-Apr-20



Belanja Bensin dan Warung

2,320,000.00

2,780,000.00

11-Apr-20

Penjualan 300 porsi @10,000

3,000,000.00



5,780,000.00

15-Apr-20



Belanja bahan baku warung

2,350,000.00

3,430,000.00

30-Apr-20



Pengambilan Keperluan Pribadi

250,000.00

3,180,000.00

Pertama, Ibu Martinah mencoba untuk menyusun jurnal arus kas. Beliau mengamati bahwa kas masuk terjadi pada transaksi nomor (1), (3), (4) dan (6). Sedangkan transaksi kas keluar terjadi pada transaksi (2), (5), (7) dan (8). Maka dengan menggunakan jurnal arus kas, Ibu Martinah mendapatkan jurnal sebagai berikut:

Setelah menyusun jurnal arus kas, Ibu Martinah juga berencana akan menyusun laporan laba rugi. Akan tetapi, sebelum itu ia menyusun terlebih dahulu jurnal penjualan dan pengeluaran. Jurnal pendapatan mencakup transaksi nomor (3), (4) dan (6). Sedangkan, pada jurnal pengeluaran mencakup transaksi nomor (2), (5) dan (7). Berikut adalah jurnal pendapatan dan pengeluaran yang disusun Ibu Martinah:

Tanggal

Pembiayaan

Keterangan

Jumlah

2-Apr-20

Sewa usaha

1,000,000.00

10-Apr-20

Persediaan warung dan bensin

2,320,000.00

15-Apr-20

Bahan bakar warung

2,350,000.00

Total


5,650,000.00

Tanggal

Penjualan

Keterangan

Jumlah

1-Apr-20

Menjual 160 porsi @10.000

1,600,000.00

4-Apr-20

Menjual 150 porsi @10.000

1,500,000.00

11-Apr-20

Menjual 300 porsi @10.000

3,000,000.00

Total


6,100,000.00

Setelah menyusun jurnal tersebut, Ibu Martinah kemudian Menyusun tabel laporan laba rugi sebagai berikut:

Laba Rugi

Usaha Ibu Martinah

Bulan April 2020

Pendapatan

(Rp)

Penjualan

6,100,000.00



Beban

(Rp)

Pembelian dan Beban

5,650,000.00

Laba/ Rugi

450,000.00

Terakhir, Ibu Martinah juga berencana Menyusun neraca berdasarkan transaksi yang muncul. Pada bulan April, Ibu Martinah melakukan penambahan aset yang berupa kas dengan melalui penyetoran modal pada transaksi nomor (1). Sedangkan pada transaksi nomor (8), Ibu Martinah mengurangi aset kasnya dengan mengambil kembali modalnya. Jurnal umumnya dapat dibuat sebagai berikut:

Tanggal

Pembiayaan

Keterangan

Debit

Kredit

1-Apr-20

Kas

3,000,000.00



Modal


3,000,000.00

30-Apr-20

Modal

250,000.00



Kas


250,000.00

Total


2,750,000.00

2,750,0000.00

Berdasarkan jurnal umum tersebut, Ibu Martinah dapat mengetahui bahwa terdapat satu jenis aset kas yang awalnya memiliki nilai 3 juta rupiah, lalu kemudian dikurangi 250 ribu rupiah sehingga menyisakan 2,75 juta rupiah. Adapun dari sisi pasivanya, nilai modal kini menyisakan nominal yang sama. Maka jumlah ini bisa dituliskan dalam neraca Ibu Martinah

Neraca

Usaha Ibu Martinah

Bulan April 2020

Aset

Kewajiban

Kas

2,750,000.00


-


Modal

Modal

2,750,000.00

Total

2,750,000.00

Total

2,750,000.00

Setelah menyelesaikan neraca, Ibu Martinah kini mampu mengidentifikasi usahanya dengan lebih baik. Sekarang, waktunya sahabat UKM untuk melakukan hal yang sama!