Akhir tahun 2021 lalu, Indonesia tercatat sebagai negara dengan konsumsi kopi terbesar kelima di dunia dengan jumlah mencapai 5 juta kantong berukuran 60 kilogram, menurut data International Coffee Organization (ICO). Tidak hanya itu, berdasarkan laporan Statistik Indonesia, produksi kopi di Tanah Air tercatat mengalami peningkatan sebesar 1,62% atau 774,6 ribu ton. Hal ini menandakan industri kopi terus berkembang dan memiliki potensi besar bagi perekonomian Indonesia.
Menilik data di atas, tak berlebihan rasanya jika menyebut bahwa bisnis kopi masih akan terus bersinar di tahun 2023 ini. Salah satu yang menyadari peluang ini adalah Kwee Yen Yung, pemilik bisnis Kopi Hitman, yang mampu bertahan selama pandemi berlangsung dan semakin kuat berpijak di tahun ini. Seperti apa kisah perjalanan bisnisnya dalam mengembangkan Kopi Hitman? Simak cerita lengkapnya berikut ini.
Kopi Hitman, Bisnis Yang Dimulai Tanpa Sengaja
Pada tahun 2020 lalu, Kwee Yen Yung yang biasa dipanggil Yen, mencoba peruntungannya dalam bisnis kue kering melalui pemasaran konsinyasi di sebuah gerai minimarket. Kala itu, ia sudah mulai mencoba bidang pengolahan kopi. Saat tengah mengurus perizinan dan sertifikasi untuk keperluan retail produknya, pihak dinas yang mengetahui kegiatannya memproduksi kopi kemudian menyarankan Yen untuk ikut mengurus sertifikasi untuk bisnis kopi. “Hal ini karena sertifikasi untuk produk Food and Beverages lebih cepat dan mudah jika produk tersebut merupakan nature product atau produk alam, seperti kopi,” jelas Yen.
Baca Juga: Strategi Bisnis Starbucks, Jual Kopi dengan Harga Lebih Mahal, Tapi Bisa Laris di Pasaran
Dengan sigap, Yen segera mengurus semua sertifikasi yang dibutuhkan, hingga akhirnya produk kopi miliknya bertengger manis di gerai minimarket. Impian kecil Yen untuk berbisnis kopi terwujud. Produksi Kopi Hitman–singkatan dari Hitam Manis– pun mulai dilakoni dengan lebih serius. Sejak itu, Yen semakin banyak belajar mengenai bisnis kopi, mulai dari bertemu para petani kopi hingga tengkulak.
“Hitam Manis diambil dari Bahasa Indonesia mewakili produk kopi Hitman yang semuanya adalah kopi lokal Indonesia. Hitam adalah warna alami kopi dan manis adalah rasa unik kopi di balik rasa pahit yang mendominasi. Biasanya bagi yang paham kopi, sweet after taste kopi ini terasa setelah melakukan coffee cupping yaitu, proses mengobservasi rasa sebelum kopi itu tiba dalam cangkir para penikmat kopi,” jelas Yen secara lengkap.
Selain membangun konsep brand dan produk secara serius, Yen juga terbuka pada masukan terkait identitas warna kemasan Kopi Hitman. Sesuai arahan para mentor bisnisnya, ia mendapatkan saran bahwa kopi identik dengan minuman yang digemari oleh lebih banyak laki-laki. Merek Hitman juga terasa maskulin, hingga akhirnya color image Kopi Hitman berubah menjadi warna hitam dan emas, setelah sebelumnya menggunakan warna-warna cerah.
“Saya ingin kemasan Kopi Hitman berbeda dengan produk kopi lainnya. Jadi, Kopi Hitman menampilkan desain khas dan story tentang darimana kopi itu berasal. Misalkan kopi Aceh, kami selipkan ada ornamen khas Aceh pada kemasan kopi. Begitu juga dengan kopi asal Papua, ada ciri khas kedaerahan yang kami tonjolkan melalui masing-masing kemasan,” jelas Yen.
Meningkatkan Produk di Masa Pandemi
Memulai bisnis ketika pandemi melanda tentu bukan hal mudah bagi semua orang, termasuk Yen. Agar bisnisnya tetap bergerak, Yen rajin mengikuti berbagai pelatihan online dan aktif menjadi peserta pada banyak webinar bisnis. Hasilnya, Yen semakin paham tentang diferensia produk yang harus dimiliki oleh Kopi Hitman. Pada tahun 2021, secara bertahap Kopi Hitman mulai merasakan manisnya keuntungan bisnis kopi.
“Kopi Hitman harus mempunyai karakter kuat dan berbeda dibanding kopi sejenis lainnya. Salah satunya adalah dengan menjaga kualitas kopi yang dimulai sejak awal produksi. Cara kami menjaga kualitas adalah melakukan proses pengolahan sebagai tangan pertama,” kata Yen.
Baca Juga: Sukses Tembus Retail kurang dari 3 Tahun, Ini Kisah Sukses Momachi!
Demi terjaganya kualitas, Yen membeli biji kopi langsung dari para petani kopi. Setelahnya, dilakukan roasting, atau proses mengeluarkan air dalam kopi, yang dilanjutkan dengan proses pengeringan dan pengembangan yang sekaligus mengurangi berat biji-biji kopi.
“Kami mempunyai SOP tersendiri untuk menjaga kualitas kopi kami. Mulai dari menjaga higienis sampai tahap akhir produksi. Bahkan jika ditemukan biji kopi yang tidak sesuai standar kualitas, akan kami kembalikan ke pemasok untuk diganti dengan yang sesuai,” tutur Yen lagi.
Begitu juga untuk penggunaan gula aren. Yen dan timnya mengolah sendiri bahan dasar gula aren agar kualitasnya mampu menjamin rasa kopi gula aren milik Kopi Hitman. Dengan kualitas macam ini, Yen tidak ragu membanderol harga produknya mulai dari Rp75.000 hingga Rp300.000.
Sampai saat ini, Kopi Hitman sudah menyediakan berbagai macam varian produk kopi mulai dari kopi mentah seperti Kopi Bubuk, Roasted Bean, dan Green Bean sampai dengan produk minuman kopi seperti Kopi Espresso, Cold Brew dan Kopi Nusantara Blend. “Kami juga menyediakan kopi dengan campuran susu dari bahan nabati atau plant based. Bahan nabati yang kami gunakan berasal dari kedelai dan olahan kelapa,” tambah Yen.
Kopi Hitman dan Meningkatnya Industri Kopi Lokal
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian (Kemenperin), ekspor produk kopi olahan pada akhir 2019 tumbuh 5,33 persen menjadi US$610,89 juta. Indonesia tercatat sebagai negara penghasil biji kopi terbesar keempat di dunia, setelah Brasil, Vietnam dan Kolombia, dengan produksi rata-rata sekitar 773 ribu ton per tahun atau menyumbang 8 persen dari produksi kopi dunia. Bahkan pada bulan Januari-Juni 2020, neraca perdagangan produk kopi olahan nasional masih mengalami surplus sebesar US$211.05 juta.
Menurut Kemenperin, perkembangan industri kopi didorong oleh beberapa faktor seperti pertumbuhan kelas menengah, perubahan gaya hidup masyarakat, dan apresiasi masyarakat Indonesia terhadap kopi lokal. Alhasil, konsumsi kopi olahan di dalam negeri meningkat cukup tinggi.
Perkembangan ini turut dirasakan dampaknya oleh Kopi Hitman dengan adanya peningkatan omzet sejak tahun 2021 lalu. Keuntungan ini tidak ia rasakan sendirian. Ada sejumlah mitra petani lokal dari Aceh, Papua, Subang, hingga Toraja, yang juga menjadi lebih sejahtera lewat meningkatnya angka konsumsi kopi lokal.
“Dalam bermitra dengan petani kopi, kami berupaya untuk tidak menekan harga jual mereka. Begitu kami tahu bahwa biji kopi yang dijual memiliki kualitas tinggi atau grade 1, kami tidak ragu untuk membayar sesuai kualitas,” tutur Yen. Hal ini yang menjadikan hubungan kemitraan Yen dan para petani lokal berjalan mulus selama tiga tahun belakangan.
Baca Juga: Psikologi Warna Untuk Membangun Identitas Brand, Pelajari Caranya Disini!
Ketika disinggung mengenai tantangan menjalankan bisnis kopi, Yen mengungkapkan bahwa bisnis dengan hasil alam akan menghadapi risiko gagal panen. Selain itu, untuk mendapatkan biji kopi dengan tingkat grade yang baik, seringkali sudah jadi produk untuk prioritas ekspor. Kondisi ini cukup menyulitkan para pebisnis kopi baik, mulai dari pebisnis besar hingga skala kecil menengah. Lainnya, adalah sulitnya berkomunikasi dengan petani untuk memberikan edukasi agar dapat menghasilkan produksi yang lebih baik.
“Apapun kondisinya, kami terus berupaya melakukan yang terbaik. Dengan tim saat ini, 4 orang di bagian packaging dan 2 di bagian roasting, kami mencoba terus meningkatkan inovasi produk dan merancang rencana-rencana baru untuk Kopi Hitman. Ada rencana ekspor ke Australia dan menambah jumlah corner di Gedung Sarinah, semoga semuanya bisa berjalan,” pungkas Yen optimis.
Tips Mengembangkan Bisnis ala Kopi Hitman
Berjalannya bisnis dari Kopi Hitman, tentu saja tak lepas dari banyak strategi yang dilakukan oleh Yen. Berikut adalah beberapa tips untuk mengembangkan bisnis kopi yang bisa dibagikan oleh Yen, yaitu:
1. Mau Belajar
Seperti rajin mengikuti kegiatan pengembangan bisnis, bisa melalui webinar atau seminar. Pebisnis tidak akan pernah tahu kapan data atau informasi bisnis akan terhubung pada tangan yang tepat. Pada Kopi HItman, keberadaan corner di Sarinah, Jakarta adalah salah satu dampak dari kegiatan webinar yang diikuti.
2. Aktif Pada Pameran Bisnis atau Expo
Ini salah satu yang dilakukan oleh Kopi Hitman untuk selalu ikut kegiatan pameran, seperti expo di Jakarta Coffee Week, Indonesia Coffee Festival 2023 dan pameran lainnya.
3. Berjejaring Pada Institusi Pemerintahan
Kopi Hitman merasa mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah seperti BUMN, Kementerian dan sejenisnya. Ini karena Yen piawai memperbanyak jejaring untuk pengembangan bisnis.
4. Penting Memiliki Sertifikasi
Kopi Hitman sudah memiliki persyaratan sertifikasi yang wajib dipunya, seperti NIB, IUMK, PIRT, Halal, dan HKI. Selanjutnya berencana mengurus perizinan BPOM. Menurut Yen, semua sertifikasi ini representasi dari jaminan kualitas produk dan akan lebih mendapatkan kepercayaan dari konsumen.
5. Adanya Pelatihan Bagi Karyawan
Kopi Hitman merasa penting sekali membekali pelatihan khusus bagi karyawan terutama bagi karyawan yang berjaga di corner. Karena dengan pembekalan ini, karyawan akan mampu menjelaskan dengan baik mengenai produk yang dijajakan. Konsumen pun akan tertarik membeli.
“Untuk teman-teman yang ingin membuka bisnis kopi, bisa dimulai dari modal yang kecil. Pertajam konsep bisnis dan produk serta ciptakan bisnis yang berkelanjutan,” ujar Yen mengakhiri percakapan dengan UKM Indonesia.
“Keep action, keep moving. Pasti akan ada hasil yang akan mengikuti - Kwee Yen Yung”
Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini.