Pandemi ini mendorong perubahan kebiasaan di masyarakat, mulai dari penerapan protokol kesehatan, bekerja di rumah, dan sekolah jarak jauh. Perubahan kebiasaan di era new normal ini juga memberi pengaruh terhadap perubahan trend pasar terkini yang secara langsung berdampak terhadap penurunan pendapatan sektor tertentu dan kenaikan pendapatan di sektor lainnya.

Pada tulisan Google Trend Report Part 1 sebelumnya, kita sudah membahas isu apa yang paling banyak dicari dalam mesin pencarian Google. Bagian ini akan membahas trend menurut tujuh klasifikasi industri meliputi : kecantikan dan perawatan diri; keuangan; makanan dan minuman; media dan hiburan; belanja; teknologi; serta transportasi dan perjalanan.

Baca Juga: Perspektif Gender Dari Hasil Survei Pedagang Online Selama Pandemi COVID-19

Apa saja kata kunci yang banyak dicari oleh pengguna mesin pencarian terkait dengan produk industri tertentu ? Apa maknanya ? Mari kita simak penjelasannya pada Bedah Kasus berikut yah Sahabat Wirausaha.

1. Beauty Trend: Rutinitas Merawat Diri

Industri kecantikan dan perawatan, tampaknya mendapat keuntungan besar dari kondisi new normal. Dengan pembatasan sosial dan anjuran tetap di rumah, orang turut membatasi diri pergi ke klinik dan salon kecantikan. Selama pandemi, usaha klinik dan salon kecantikan memang sempat sepi pengunjung sehingga menyebabkan popularitas bisnis ini turun.

Namun keinginan konsumen, yang mayoritas perempuan, untuk tampil cantik dan melakukan rutinitas perawatan tetap ada. Sebagai gantinya mereka memutuskan berbelanja produk kecantikan dan perawatan diri untuk digunakan sendiri, dengan mengidentifikasi kandungan bahan yang digunakan hingga mencari produk perawatan kulit secara spesifik.

Baca Juga: Membedah Pameran Domestik Untuk Produk Kecantikan

Google melaporkan bahwa kata kunci mengenai kandungan bahan produk perawatan kulit meningkat pesat seperti niacinamide (135%), retinol (240%), dan ceramide (52%), serta fungsi produk tertentu seperti cleansing balm (210%), double cleansing (71%), dan moisturizer (52%). Konsumen juga melakukan pencarian secara spesifik produk tertentu seperti air mawar (71%), lulur (46%), dan lip tints (190%).

Yang menarik, ada beberapa pengguna mesin pencarian mencoba membuat beberapa produk kecantikan dan perawatan diri sendiri, hal ini tercermin dari meningkatnya kata kunci cara ngilangin bekas jerawat (40%), cara bikin masker (46%), dan cara membuat masker wajah alami (50%).

Selain produk kulit yang menarik perhatian, konsumen juga melakukan pencarian terhadap produk-produk perawatan anggota tubuh lain seperti rambut, mata, dan gigi. Terkait dengan perawatan rambut misalnya, kata kunci mengenai cara merawat rambut sendiri (95%) dan cara potong rambut sendiri (25%) mengalami peningkatan cukup signifikan. Konsumen juga melakukan pencarian terhadap produk perawatan rambut seperti hair mask (60%), shampo anti ketombe (35%) dan shampo untuk rambut rontok (20%).

Baca Juga: Peluang Pasar: Produk Kecantikan dan Perawatan

Sedangkan untuk perawatan gigi dan mata, pengguna mesin pencarian menunjukkan ketertarikan terhadap menggosok gigi (55%), cara menghilangkan gigi hitam (30%), cara mengatasi gigi ngilu (25%), obat kumur (25%), odol gigi (25%), mencegah mata sakit dan minus (90%), kacamata biru (25%), cara menghilangkan mata panda (55%), serum bulu mata bagus (200%), dan penjepit bulu mata (55%).

2. Financial Trend: Merencanakan Keuangan di Masa Depan

Ketidakpastian ekonomi yang terjadi di masa pandemi menyadarkan kita untuk memiliki rencana keuangan yang matang. Melambatnya kondisi ekonomi global nyatanya berdampak juga bagi kondisi ekonomi di tingkat individu, ada yang usahanya harus tutup karena tidak mampu mendanai kegiatan operasional dan ada juga yang diberhentikan dari pekerjaannya.

Tidak mengherankan jika kondisi itu mendorong orang untuk mencari bantuan finansial yang tercermin dari meningkatnya kata kunci penundaan cicilan dan pegadaian yang naik hingga 13%. Krisis ekonomi yang terjadi selama pandemi juga berdampak bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), dimana pelaku usaha berusaha mendapatkan pinjaman untuk mempertahankan kegiatan operasional usahanya sehingga menyebabkan kata kunci pinjaman UKM (300%) meningkat paling signifikan.

Baca Juga: Pentingnya Pencatatan Keuangan Bagi UMKM

Perhatian pengguna mesin pencarian terhadap persoalan finansial terutama mengenai topik instrumen keuangan, mengatasi krisis keuangan, dan investasi jangka panjang. Terkait dengan topik instrumen keuangan, Google Trend Report mencatat bahwa terjadi kenaikan signifikan terhadap kata kunci mengenai buka rekening online (140%), tabungan online (70%), dan cara daftar mobile banking (20%).

Kebiasaan new normal mendorong orang membatasi kontak fisik sehingga memutuskan untuk mendaftarkan rekening dan tabungan secara online. Selain tabungan, keinginan orang untuk melakukan investasi jangka panjang dan mencari pilihan investasi aman juga semakin meningkat yang tercermin dari kenaikan kata kunci beli emas online (85%), bunga deposito (10%), saham (25%), reksadana (210%), dan IHSG (90%).

Pengguna mesin pencarian juga melakukan pencarian informasi untuk menghadapi dan mengatasi krisis keuangan. Kata kunci mengenai dana darurat dan tips menabung mengalami kenaikan signifikan masing-masing sebesar 140%.

3. Trend Makanan dan Minuman: Ketika Menyiapkan Masakan Sendiri Menjadi Pilihan

Di era new normal, orang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah sehingga kebutuhan akan bahan baku mengolah makanan semakin meningkat. Di sisi lain, karena mempertimbangkan risiko kesehatan, orang lebih memilih untuk melakukan belanja online melalui website dibandingkan langsung berkunjung ke toko atau supermarket.

Baca Juga: Mengumpulkan Data Untuk Inovasi Bisnis Kuliner

Pandemi ini mendorong orang lebih mandiri menyiapkan kebutuhan pangan di rumah. Sebelum pandemi, lebih banyak orang habiskan waktu di luar rumah sehingga memilih untuk membeli makanan di café, restoran, atau pesan katering.

Namun saat ini, orang lebih banyak habiskan waktu di rumah dan menginginkan makanan yang terjamin higienisnya sehingga memilih untuk menyiapkan makanan sendiri untuk dikonsumsi bersama anggota keluarga.

Perubahan kebiasaan itu menyebabkan orang mencari peralatan dan perlengkapan memasak untuk menunjang rutinitas yang sebelumnya tidak biasa dijalani. Pencarian kata kunci peralatan memasak atau utensils (200%) dan perlengkapan meja makan atau tableware (30%) meningkat dari tahun sebelumnya.

Kata kunci terkait sembako (114%), tepung (60%), beras (40%), minyak goreng (55%), biscuit, teh celup, dan mie instan (25%) sebagai bahan makanan pokok yang umumnya digunakan untuk memasak pun mengalami peningkatan signifikan. Di samping itu, orang juga cenderung mencari produk ekonomis dan berukuran besar untuk dikonsumsi sehari-hari seperti kopi satu liter (540%), kemasan besar (200%), dan family pack (200%).

Kesadaran masyarakat terhadap sumber pangan organik dan sehat pun semakin tinggi sehingga pencarian terhadap kata kunci bahan makanan rendah kalori (74%), beras shirataki (200%), low fat (43%) meningkat.

Baca Juga: APINDO UMKM Akademi Seri Industri Kuliner Seni Membangun Jaringan Reseller untuk Perluas Distribusi

Selain mencari bahan baku masakan, orang juga mengandalkan mesin pencarian Google untuk mencari resep masakan seperti resep odading (700%), resep donat kentang (75%), resep bakso mercon (180%), resep pempek dos (85%), resep mentai (60%), resep pizza rumahan (40%), resep cinnamon roll (55%), pie susu teflon (1000%), cara membuat kopi (23%) dan resep masakan khas Korea seperti japchae (90%), jajangmyeong (30%), dan dalgona coffee (600%). Namun tidak menutup kemungkinan, sesekali orang ingin mencoba makanan siap saji sehingga layanan pesan antar (35%) tetap dicari.

Selain makanan untuk dikonsumsi sehari-hari, orang juga mencari informasi mengenai nutrisi pendamping untuk menjaga daya tahan tubuh. Kata kunci Vitamin C (100%) dan Vitamin D (70%) mengalami kenaikan signifikan karena kedua jenis vitamin itu secara ilmiah dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap virus. Orang juga menunjukkan ketertarikan terhadap minuman tradisional yang mampu meningkatkan daya tahan tubuh seperti minuman herbal (275%), wedang uwuh (130%), dan temulawak (20%).

4. Trend Media dan Hiburan: Pengusir Kebosanan Selama Stay at Home

Berada di rumah dalam jangka waktu yang panjang ketika tidak bekerja dan bersekolah akan terasa membosankan ketika kita tidak memiliki variasi aktivitas. Industri media dan hiburan mengalami perkembangan pesat, terutama di masa pandemi, untuk memenuhi kebutuhan orang-orang akan hiburan.

Laporan Google menunjukkan bahwa para pengguna mesin pencarian menunjukkan ketertarikan yang besar terhadap konten hiburan seperti gaming (210%), music (240%), podcast (105%), drama korea (130%), dan multiplayer online battle arena (50%). Selain hiburan, orang juga mencari konten untuk berolahraga seperti workout (200%) dan video edukasi (80%) bisnis, sejarah, hukum, sains.

Baca Juga: Kisah Inspiratif Fitria Apriyani, Jadikan Hobi Sebagai Peluang Usaha

Untuk mendukung aktivitas itu, secara otomatis pengguna berusaha mencari perangkat elektronik pendukung seperti smart TV (40%), HP Gaming (30%), dan Game Console (80%).

5. Trend Belanja: Beralih Serba Online

Selama pandemi kegiatan belanja online mengalami peningkatan pesat. Menurut Kementerian Koperasi dan UKM melalui merdeka.com, terjadi peningkatan sekitar 26% atau 3,1 juta transaksi belanja online selama pandemi. Penyebabnya karena banyak masyarakat yang menghindari kontak fisik dan memutuskan untuk membeli produk secara online.

Hal ini juga tercermin dari meningkatnya beberapa kata kunci terkait belanja online di mesin pencarian. Google mencatat jika terjadi kenaikan kata kunci daftar seller (55%) dan jualan online (40%) yang mengindikasikan sebagian pengguna menunjukkan ketertarikan untuk membuka toko online.

Kondisi ini memang wajar karena trend belanja online sedang meningkat ketika sektor usaha lainnya belum begitu stabil sehingga membuka toko online adalah alternatif usaha yang dapat dijalankan di masa pandemi.

Baca Juga: Tips Memulai Usaha Dagang atau Toko Online

Pengguna juga menggunakan mesin pencarian untuk mencari produk kebutuhan pribadi yang tercermim dari peningkatan kata kunci membeli produk (70%) serta mencari brand dan informasi produk (33%). Di antara produk yang sering dicari adalah produk pakaian, sepatu, dan aksesoris online (60%), produk segar (90%), dan beli rak furniture online (30%).

Meningkatnya trend belanja online juga mendorong konsumen mencari informasi metode pembayaran online. Saat ini sejumlah marketplace menawarkan banyak kemudahan pembayaran kepada konsumen melalui dompet elektronik dan sistem pay later atau kredit. Selama 2020, Google mencatat bahwa kata kunci cashless atau tanpa uang fisik naik (160%) dan pay later (95%) meningkat.

Seiring dengan meningkatnya trend belanja online, tawaran kupon gratis ongkir dari marketplace menjadi incaran para konsumen. Tidak mengherankan jika kata kunci gratis ongkir (30%) pun kerap dicari oleh pengguna mesin pencarian.

6. Trend Teknologi: Sarana Penunjang New Normal

Teknologi memberi kemudahan dan membantu kita menyelesaikan pekerjaan dalam waktu yang lebih singkat. Selama periode new normal, ada beberapa kebiasaan yang sebelumnya jarang dilakukan tetapi menjadi rutin misalnya memasak, work from home, belajar online, webinar online, dan pelatihan online, dan semacamnya.

Untuk mendukung kegiatan tersebut, orang mencari sarana pendukung yang dapat memudahkan pekerjaan mereka, salah satunya dengan menggunakan peralatan elektronik. Selama pandemi, terjadi peningkatan pencarian kata kunci vaccum robot (80%), air purifier (45%), oven terbaik (145%) kulkas terbaik (315), mixer terbaik (60%), dan rice cooker terbaik (55%), dimana semua jenis alat tersebut dimanfaatkan sebagai peralatan rumah tangga.

Baca Juga: Tren Belanja Online dalam Era New Normal

Penularan pandemi pun mendorong instansi publik seperti kantor dan sekolah tutup dan menerapkan aturan kerja dan sekolah dari rumah. Orang berupaya mencari teknologi penunjang agar kegiatan-kegiatan itu terlaksana dengan baik dan lancar. Pencarian kata kunci stylus pen (60%), webcam (40%), laptop untuk anak (45%), dan headphone anak (140%) meningkat dimana kenaikan signifikan ditemukan pada kata kunci e-learning (180%) dan laptop untuk sekolah (315%).

Peningkatan lainnya ditemukan pada kata kunci alat olahraga berbasis teknologi seperti smart scale (225%), treadmill (75%), dan sepeda statis (30%).

7. Trend Transportasi dan Wisata: Meningkatnya Ketertarikan Terhadap Wisata Domestik dan Hobi Otomotif

Pembatasan sosial selama pandemi mendorong orang enggan untuk bepergian ke luar rumah dan mengurangi kunjungan ke tempat publik. Imbas dari penerapan pembatasan sosial menyebabkan sejumlah lokasi wisata tutup pada awal pandemi.

Namun seiring dengan proses adaptasi terhadap pandemi, sejumlah lokasi wisata perlahan sudah kembali dibuka dengan penerapan protokol kesehatan. Alhasil, banyak orang yang kini mulai memberanikan diri berkunjung ke tempat wisata untuk mencari kesenangan setelah sekian lama menahan diri berada di rumah.

Google melaporkan bahwa terjadi peningkatan signifikan di mesin pencarian pada beberapa lokasi tempat wisata seperti Curug Malela (330%), Pulau Natuna (200%), Bukit Pelangi (85%), Dusun Semilir (90%), tempat wisata di Bandung (330%), dan wahana terdekat (90%). Lokasi lain yang juga banyak dicari oleh pengguna mesin pencarian adalah: Cipanas, Cisarua, Pangandaran, Anyer, Ciwidey, Babakan Madang, Tawangmangu, Megamendung, Ciawi, dan Tarogong Kaler. Kata kunci lainnya yang juga sering dicari pengguna adalah wisata aman (50%) dan staycation (220%).

Tidak hanya lokasi wisata, orang juga tertarik dengan konsep wisata virtual yang semakin populer selama satu tahun terakhir ini. Dikutip dari kemenparekraf.go.id, konsep tur virtual ini semakin banyak peminatnya. Pada periode September – Desember 2020, ada 900 wisatawan yang sudah berpartisipasi pada tur virtual di website Indonesia Travel.

Walaupun tidak secara langsung mengunjungi tempat-tempat wisata tersebut, setidaknya tur virtual ini bisa mengobati sejenak kerinduan masyarakat terhadap wisata alam. Google mencatat bahwa pencarian kata kunci tour virtual (110%) dan virtual museum (350%) meningkat sungguh pesat.

Orang juga menunjukkan ketertarikan yang cukup tinggi terhadap otomotif. Sepanjang 2020, pencarian kata kunci modifikasi motor dan modifikasi mobil (70%), motor bekas (11%), racing cars (35%), racing motorcycle, electric vehicle (15%), dan vespa matic (70%) menunjukkan peningkatan, terlebih kata kunci skuter listrik (365%) yang peningkatannya sangat signifikan.


Laporan Tentang Trend Industri di Google Report 2020 Ini Menarik Untuk Disimak kan Sahabat Wirausaha?

Dengan data tersebut, kita dapat melihat preferensi kebutuhan konsumen di Indonesia yang selanjutnya bisa kita manfaatkan untuk menentukan strategi pemasaran produk selama pandemi. Bagaimana kita memanfaatkan data ini untuk mengembangkan bisnis yang saat ini tengah dijalani? Setidaknya ada tiga hal utama yang dapat kita simpulkan dengan membaca trend industri dari Laporan Google.

1. Memahami Perubahan Kebiasaan Masyarakat

Pandemi ini mempengaruhi tidak hanya kondisi kesehatan tubuh tetapi juga kesehatan mental masyarakat. Takut, khawatir, cemas, dan stres merupakan perasaan yang mungkin timbul saat mendengar adanya ancaman wabah yang membahayakan kehidupan kita. Efek psikologis juga yang menyebabkan masyarakat merubah pola konsumsi yang selanjutnya menimbulkan perlambatan ekonomi.

Sebagai contoh, sebelum pandemi kita bisa berwisata ke mana saja tanpa protokol kesehatan dan larangan tertentu. Namun ketika pandemi, ada sejumlah peraturan yang harus kita taati. Belum lagi kekhawatiran soal wabah yang masih berlangsung sehingga makin membuat kita enggan bepergian ke tempat yang dipadati pengunjung.

Baca Juga: Tren-Tren Dalam GoFood/GrabFood yang Penting Bagi Digital Marketing

Akibatnya lokasi pariwisata mendadak sepi, menyebabkan perolehan nilai ekonomi sektor ini merosot drastis. Layaknya domino, merosotnya sektor pariwisata ini pun merambah ke sektor atau usaha yang terkait dengannya seperti akomodasi, restoran, café, karaoke, jasa tur dan sebagainya, lalu berdampak juga pada usaha-usaha lain yang masih berkaitan dengan sektor tersebut seperti industri makanan lokal, kerajinan, perdagangan, dan lainnya.

Selain harus ikuti aturan protokol kesehatan, ada banyak lagi kebiasaan masyarakat yang berubah karena ancaman pandemi misalnya bekerja dari rumah dan sekolah dari rumah yang semuanya serba online.

Usaha kita pun perlu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi dan meresponnya dengan melakukan penyesuaian. Misalnya pada saat ini, masyarakat gemar berbelanja online untuk menghindari interaksi fisik dengan orang lain. Jika bisnis yang dijalani saat ini masih fokus dengan pemasaran tradisional, saatnya kita beralih ke pemasaran melalui marketplace dan media sosial.

Pemasaran online membuka peluang yang lebih besar untuk menyentuh pangsa pasar yang lebih luas. Sebagai perbandingan, jika kita memiliki toko fisik, maka konsumen kita hanya yang tinggal dan lewat di sekitar toko. Namun jika memiliki toko online, konsumen kita bisa berasal dari mana saja, mungkin dari kota/kabupaten lain, luar pulau, atau bahkan mancanegara.

Saat ini konsumen yang memilih untuk berbelanja online semakin meningkat. Dikutip dari cnnindonesia.com, peningkatan belanja online mencapai 400% selama pandemi. Ini menjelaskan bahwa konsumen yang terbiasa belanja offline beralih melakukan belanja online.

2. Memahami Trend Industri

Memahami perubahan kebiasaan yang terjadi selama pandemi merupakan upaya kita memahami trend pasar yang tengah berkembang. Dikutip dari unescwa.org, trend pasar adalah kecenderungan pasar keuangan bergerak ke arah tertentu dari waktu ke waktu. Selama pandemi, kita bisa melihat jika trend pasar tengah berubah secara drastis karena penerapan new normal.

Perubahan kebiasaan masyarakat itu secara drastis merubah arah trend pasar yang sekarang ada. Teknologi.bisnis.com memaparkan bahwa pendapatan klinik dan salon kecantikan turun hingga 70% sebagai akibat dari menurunnya jumlah pengunjung. Demikian halnya dengan usaha makanan siap saji seperti kafe, restoran, dan rumah makan. Dikutip dari Lifestyle Kompas, sektor usaha ini mengalami penurunan pendapatan hingga 70-80% pada awal pandemi karena pembatasan sosial.

Baca Juga: Bagaimana Cara Menjadi Star Seller dan Shopee Mall di Shopee?

Namun di sisi lain, konsumen produk kecantikan memenuhi kebutuhannya untuk tetap tampil cantik dan terawat dengan membeli produk perawatan yang bisa digunakan sendiri di rumah seperti krim kulit, lulur, dan hair mask. Nah, ini sebenarnya peluang bisnis bagi usaha yang memproduksi produk-produk kecantikan dan perawatan tubuh untuk berkembang, termasuk juga agen dan seller.

Dikutip dari femina.co.id, Martha Tilaar sebagai salah satu produsen produk kosmetik dan perawatan tubuh mengatakan bahwa penjualan produk-produk make up seperti bedak dan lipstik mengalami penurunan sekitar 30%, namun produk perawatan seperti lulur, skin care, dan masker wajah justru mengalami kenaikan signifikan.

Selain industri kecantikan dan perawatan tubuh, industri makanan juga mengalami perubahan trend yang cukup signfikan. Kebiasaan masyarakat untuk menetap di rumah melahirkan beberapa kebiasaan baru seperti rutinitas memasak dan menyiapkan makanan setiap hari. Memasak makanan sendiri juga terhitung lebih ekonomis karena bisa menghemat pengeluaran.

Meskipun trend industri makanan selama pandemi mencatat penurunan omset di sektor makanan siap saji, di sisi lain justru meningkatkan permintaan terhadap produk-produk sembako seperti beras, tepung, minyak goreng, teh celup, dan mie instan.

Aktivitas bekerja dan belajar dari rumah juga menciptakan banyak permintaan produk tertentu seperti furnitur (meja kerja, rak, stylus pen, webcam, dan kursi); perlengkapan belajar (laptop, headphone, konten e-learning); alat memasak, alat olahraga, dan perlengkapan game.


Nah itulah Sahabat Wirausaha pembahasan trend-trend dari mesin pencarian Google yang perlu untuk diperhatikan. Dengan memahami data yang disajikan dari Google Trend Report 2020, kita dapat mengetahui arah trend pasar dan peluang bisnis yang menguntungkan selama pandemi.

Memahami informasi itu akan membantu kita merancang strategi penjualan dan pemasaran sesuai dengan kondisi konsumen dan pasar terkini.

Semoga informasi ini semakin memperluas wawasan kita untuk menumbuhkembangkan usaha di masa pandemi. Jangan pernah menyerah dalam masa new normal ini. Pastinya jika kita selalu mengetahui trend dan mengaplikasikannya ke strategi bisnis, Sahabat Wirausaha pasti bisa menang di pasar online. Saatnya UKM Go Digital!

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.