Apa Itu Influencer Marketing – Pernah nggak sih kamu beli produk cuma gara-gara liat review-nya di Instagram atau TikTok dari akun yang kamu suka? Entah itu selebgram, YouTuber, sampai food vlogger, semuanya sekarang punya kekuatan besar dalam membentuk opini konsumen. Inilah yang kita kenal dengan istilah Influencer Marketing.
Praktik ini tidak lahir begitu saja.Buat pelaku UMKM, istilah ini mungkin masih terdengar seperti strategi “kelas atas”. Padahal, kalau tahu cara mainnya, Influencer Marketing bisa jadi senjata promosi yang powerful bahkan untuk brand rumahan sekalipun. Yuk, bongkar apa itu Influencer Marketing dan bagaimana kita bisa memanfaatkannya lewat penjelasan berikut.
Apa Itu Influencer Marketing?
Secara sederhana, Influencer Marketing adalah strategi pemasaran yang memanfaatkan tokoh publik atau figur berpengaruh (influencer) untuk mempromosikan produk atau layanan. Mereka bisa berasal dari berbagai platform seperti Instagram, TikTok, YouTube, Twitter, hingga LinkedIn.
Tapi jangan salah sangka, influencer tidak harus selebritas besar. Mereka bisa saja orang biasa dengan follower loyal yang percaya pada opini mereka. Mulai dari food blogger lokal, reviewer skincare, sampai ibu-ibu yang sering share pengalaman parenting di media sosial.
Jadi, apa itu Influencer Marketing? Ini adalah bentuk kerja sama antara brand dengan influencer untuk menjangkau audiens secara lebih personal, otentik, dan meyakinkan. Bukan sekadar iklan, tapi rekomendasi yang relatable.
Baca Juga: Apa Itu Organic Traffic: Lalu Lintas Gratis yang Bisa Jadi Aset Emas Bisnismu
Dari Mulut ke Mulut ke Jempol ke Layar
Dulu, rekomendasi paling berpengaruh datang dari teman atau keluarga. Sekarang? Rekomendasi datang dari layar HP kamu. Menurut survei Nielsen, 92% konsumen lebih mempercayai rekomendasi dari individu—bahkan jika mereka tidak mengenalnya secara langsung—dibandingkan iklan dari brand itu sendiri (Nielsen, 2021).
Saat ini, influencer dianggap punya trust capital—mereka bukan cuma menjual produk, tapi membagikan gaya hidup dan pengalaman. Dan itu membuat promosi terasa lebih manusiawi.
Cara Kerja Influencer Marketing: Dari Rencana ke Dampak Nyata
Sekarang kita udah paham apa itu Influencer Marketing, jenis-jenisnya, sampai alasan kenapa strategi ini begitu efektif. Tapi, bagaimana proses kerjanya dari awal sampai kontennya tayang dan berdampak ke penjualan? Berikut alur kerja Influencer Marketing yang umumnya dilakukan:
1. Menentukan Tujuan Campaign
Karena strategi akan sangat tergantung dari goal yang kamu tetapkan. Tujuan yang jelas akan mempermudah semua proses selanjutnya—dari memilih influencer yang cocok, jenis konten, sampai bagaimana hasilnya diukur nanti. Beberapa tujuan umum antara lain adalah meningkatkan:
- Brand awareness
- Engagement
- Konversi penjualan
- Edukasi pasar
2. Memilih Influencer yang Tepat
Efektivitas influencer bukan cuma soal angka, tapi soal kecocokan.Coba pertimbangkan hal-hal ini saat memilih influencer:
- Relevansi niche: Pastikan influencer punya audiens yang cocok dengan target pasarmu. Contoh: jualan cemilan sehat? Cari influencer yang bahas healthy lifestyle.
- Engagement rate: Bukan cuma dilihat dari followers, tapi seberapa aktif audiens mereka berinteraksi.
- Gaya komunikasi: Pilih yang cara bicaranya selaras dengan value brand kamu. Kalau brand kamu casual dan fun, influencer yang kaku bisa bikin pesanmu nggak nyambung.
- Lokasi audiens: Jangan sampai kamu jualan di Indonesia, tapi follower influencer yang dipilih mayoritas dari luar negeri.
Beberapa tools seperti Ninjalitics, HypeAuditor, atau bahkan fitur “Insight” di Instagram bisa bantu kamu analisis performa calon influencer.
Gabung jadi Member ukmindonesia.id buat update terus info seputar UMKM dan peluang usaha!
3. Negosiasi & Briefing Konten
Setelah cocok dan setuju untuk kerjasama, langkah selanjutnya adalah briefing. Ini bukan cuma soal memberi tahu “tolong promosikan ya”, tapi memberi arah konten yang strategis. Beberapa hal yang perlu disampaikan dalam briefing:
- Nilai Utama Brand dan Produk
Apa yang membuat produkmu beda? Unique selling point (USP)-nya apa? - Pesan Kunci yang Ingin Disamping
Misal: “produk ini cocok untuk ibu menyusui”, atau “diskon hanya berlaku 3 hari”. - Jenis Konten yang Diharapkan
Apakah ingin format video unboxing, Instagram story, tutorial, atau reels lucu?
- Aturan Teknis
Contoh: harus menyebut brand, menyertakan hashtag tertentu, menyisipkan link, atau menyebut kode diskon.
Tapi ingat, beri ruang kreatif untuk influencer. Mereka tahu cara terbaik menyampaikan pesan ke audiens mereka sendiri. Terlalu kaku bisa bikin kontennya terasa seperti “iklan keras” dan malah tidak efektif.
4. Distribusi dan Publikasi Konten
Setelah konten selesai dibuat dan sudah melalui proses review, maka sudah saatnya dipublikasikan. Selanjutnya, akan diunggah di akun media sosial influencer sesuai jadwal yang sudah disepakati. Beberapa bentuk distribusi konten yang umum dalam Influencer Marketing:
- Instagram Post atau Carousel
- Instagram Story
- TikTok Video.
- YouTube Review
- Twitter Thread
Kapan waktu tayangnya juga penting! Influencer biasanya tahu kapan audiens mereka paling aktif. Tapi kamu juga bisa berdiskusi supaya campaign-mu lebih maksimal.
5. Monitoring & Evaluasi
Bagian ini sering dilupakan, padahal evaluasi adalah kunci mengetahui return dari investasi kamu. Kalau perlu, minta laporan insight dari influencer. Mereka bisa kasih screenshot performa kontennya. Dari sini, kamu bisa menilai: apakah proyek ini layak diulang, diperluas, atau perlu evaluasi strategi. Gunakan indikator berikut untuk mengukur keberhasilan:
- Reach
- Engagement Rate
- Klik Tautan / Swipe Up
- Penjualan Langsung
Baca Juga: Apa Itu Short Selling? Strategi Untung Saat Saham Turun Drastis
Kenapa Influencer Marketing Efektif?
Alasan kenapa Influencer Marketing semakin naik daun sebenarnya sangat logis:
- Autentik: Audiens lebih percaya pada rekomendasi personal daripada iklan konvensional.
- Dekat dengan Target Market: Influencer punya niche market yang spesifik.
- Biaya Lebih Fleksibel: Tidak semua influencer mahal—nano & micro influencer sangat cocok untuk bisnis kecil.
- Konten yang Menyatu: Iklan terasa seperti bagian dari cerita, bukan hard-selling.
Menurut laporan HubSpot (2023), 89% pemasar yang menggunakan Influencer Marketing menyatakan hasilnya sebanding atau bahkan lebih baik dari strategi pemasaran lainnya.
Tantangan Influencer Marketing
Tentu saja, strategi ini bukannya tanpa tantangan:
- Fake Followers: Beberapa akun menggunakan jasa beli followers, tapi engagement-nya palsu. Hati-hati!
- Kurangnya Kontrol Penuh: Karena influencer pakai gaya mereka sendiri, ada risiko pesan yang melenceng.
- Satu Konten Tidak Cukup: Efektivitas seringkali butuh kolaborasi berulang atau strategi jangka panjang.
- ROI yang Sulit Diukur: Kalau tidak disiapkan dengan baik (misalnya tanpa link trackable atau kode diskon), hasilnya bisa sulit dilacak.
Baca Juga: Apa Itu Income Investing? Cara Cerdas Bikin Uang Mengalir Tanpa Kerja Keras
Tips Influencer Marketing Untuk UMKM
Buat kamu pemilik bisnis kecil atau menengah, berikut beberapa tips biar nggak boncos saat masuk dunia Influencer Marketing:
- Mulai dari Nano atau Micro Influencer : Lebih terjangkau dan seringkali lebih ngobrol sama audiens.
- Tawarkan Produk Gratis + Komisi : Mereka dapat produk, kamu dapat exposure dan potensi penjualan.
- Gunakan Link Khusus atau Kode Diskon : Biar kamu bisa tracking langsung konversi dari konten mereka.
- Bangun Relasi Jangka Panjang : Influencer yang loyal bisa jadi brand ambassador informal untuk jangka panjang.
- Cek Insight & Statistik : Minta screenshot engagement dan data audiens sebelum menyetujui kerjasama dengan influencer.
Kini kamu sudah tahu apa itu Influencer Marketing, yang mana bukan sekadar tren, tapi bagian penting dari strategi promosi digital masa kini. Di era ketika kepercayaan terhadap iklan menurun, suara personal dari influencer bisa jadi jembatan terbaik antara brand dan pelanggan.
Jika tulisan ini bermanfaat, silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM.
Referensi:
- Nielsen. (2021). Global Trust in Advertising Study.
https://www.nielsen.com - HubSpot. (2023). State of Marketing Report.
https://www.hubspot.com/state-of-marketing - Influencer Marketing Hub. (2024). Influencer Marketing Benchmark Report.
https://influencermarketinghub.com/influencer-marketing-benchmark-report - Katadata. (2023). UMKM dan Peran Digitalisasi dalam Peningkatan Penjualan.
https://databoks.katadata.co.id