Apa Itu Short Selling – Bayangkan kamu bisa menjual sesuatu yang belum kamu miliki—dan malah mendapatkan keuntungan ketika harga barang tersebut turun. Kedengarannya seperti sihir finansial, ya? Tapi inilah realita dari strategi yang dikenal dengan nama short selling.

Banyak investor awam yang hanya mengenal konsep “beli saat harga murah, jual saat harga naik.” Namun dunia pasar modal ternyata tak sesederhana itu. Ada strategi lain yang sebaliknya: jual saat harga tinggi, lalu beli kembali saat harga rendah. Strategi ini dikenal dengan istilah short selling, dan meskipun terdengar rumit, konsep dasarnya cukup sederhana—tapi penuh risiko jika tak dipahami dengan benar. Yuk, kupas tuntas apa itu Short Selling di sini!


Apa Itu Short Selling?

Secara sederhana, short selling adalah strategi investasi di mana seorang trader atau investor meminjam saham dari broker untuk dijual, dengan harapan harga saham tersebut akan turun, sehingga nantinya ia bisa membeli kembali saham itu dengan harga lebih murah dan mengembalikannya ke broker—sambil menyimpan selisih keuntungannya.

Contoh singkat:

  1. Kamu meminjam 100 lembar saham ABC dari broker saat harganya Rp10.000 per lembar.
  2. Kamu langsung menjualnya ke pasar, menerima Rp1.000.000.
  3. Seminggu kemudian, harga saham ABC turun menjadi Rp8.000.
  4. Kamu beli kembali saham itu seharga Rp800.000 dan mengembalikannya ke broker.
  5. Keuntunganmu: Rp1.000.000 - Rp800.000 = Rp200.000 (tidak termasuk biaya dan bunga pinjaman).

Itulah gambaran dasar dari apa itu short selling, sebuah strategi yang memungkinkan investor untung saat harga turun.

Baca Juga: Apa Itu Income Investing? Cara Cerdas Bikin Uang Mengalir Tanpa Kerja Keras


Asal Usul dan Perkembangan Short Selling

Praktik short selling telah ada sejak era perdagangan saham awal di Belanda pada abad ke-17. Menurut buku Devil Take the Hindmost karya Edward Chancellor, Isaac Le Maire, mantan direktur Dutch East India Company, adalah salah satu pelaku short selling pertama yang diketahui. Ia menggunakan strategi ini untuk berspekulasi atas penurunan harga saham VOC.

Di era modern, short selling menjadi salah satu alat penting dalam strategi hedge fund, terutama sejak tahun 1980-an. Namun, strategi ini juga jadi kambing hitam di berbagai krisis. Misalnya saat krisis keuangan 2008, banyak pihak menuduh short seller memperburuk situasi dengan menekan harga saham bank besar. Bahkan, otoritas di AS dan Eropa sempat melarang sementara aktivitas short selling.


Bagaimana Cara Kerja Short Selling?

Untuk memahami lebih dalam tentang apa itu short selling, kita perlu melihat proses teknisnya:

  1. Meminjam saham: Investor meminjam saham dari broker yang memilikinya (biasanya dari akun investor lain).
  2. Menjual saham ke pasar: Saham tersebut dijual di harga pasar saat itu.
  3. Menunggu harga turun: Investor berharap harga saham akan turun dalam waktu dekat.
  4. Membeli kembali saham di harga lebih rendah: Ketika harga turun, saham dibeli kembali.
  5. Mengembalikan saham ke broker: Saham dikembalikan, dan selisih harga jual dan beli menjadi keuntungan.

Namun, perlu diingat bahwa jika harga saham naik alih-alih turun, short seller bisa menderita kerugian besar. Inilah alasan mengapa short selling dianggap berisiko tinggi.

Gabung jadi Member ukmindonesia.id buat update terus info seputar UMKM dan peluang usaha!


Siapa yang Menggunakan Strategi Short Selling?

Meskipun punya risiko tinggi dan butuh keberanian besar, short selling biasanya digunakan oleh:

  • Hedge Fund: Mereka menggunakan short selling untuk melindungi portofolio (hedging) atau mencari keuntungan (speculative).
  • Trader Profesional: Trader jangka pendek yang memanfaatkan momentum penurunan harga.
  • Investor Institusional: Untuk memitigasi risiko dari portofolio besar.

Namun, short selling dinilai tidak cocok untuk investor pemula. Sebab, strategi ini membutuhkan pemahaman teknikal, kemampuan membaca tren pasar, dan pengelolaan risiko yang ketat.


Kasus Nyata: GameStop dan Perlawanan Terhadap Short Seller

Salah satu kisah paling terkenal yang melibatkan short selling adalah GameStop saga di awal tahun 2021. Perusahaan retail video game yang sedang merugi ini menjadi target short selling oleh hedge fund besar. Namun, sekelompok investor ritel dari komunitas Reddit (r/WallStreetBets) secara kolektif membeli saham GameStop, mendorong harganya naik dari $20 menjadi lebih dari $400 dalam waktu singkat.

Akibatnya, hedge fund yang melakukan short selling seperti Melvin Capital mengalami kerugian miliaran dolar. Fenomena ini memperlihatkan risiko besar dari strategi short selling jika pasar bergerak ke arah tak terduga.

Baca Juga: Apa Itu Growth Investing? Strategi Investasi untuk Menangkap Pertumbuhan di Era Digital


Keuntungan dan Risiko Short Selling

Berikut adalah gambaran untung dan rugi yang bisa kamu pertimbangkan jika ingin menggunakan strategi short selling :

Keuntungan:

  • Potensi untung saat pasar turun.
  • Diversifikasi strategi, tidak hanya tergantung pada kenaikan harga.
  • Dapat digunakan sebagai alat lindung nilai (hedging).

Risiko:

  • Potensi kerugian tak terbatas: karena harga saham bisa naik tanpa batas.
  • Margin call: broker bisa meminta tambahan dana jika posisi merugi.
  • Biaya bunga pinjaman saham: short seller harus membayar bunga harian atas saham yang dipinjam.
  • Risiko squeezes: seperti pada kasus GameStop, ketika harga melonjak tiba-tiba karena aksi beli massal.

Apa Itu Short Selling dalam Konteks Bursa Saham Indonesia?

Di Indonesia, praktik short selling diatur dan dibatasi secara ketat oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan OJK. Tidak semua saham boleh dijadikan objek short selling. BEI secara berkala mengeluarkan daftar saham yang dapat ditransaksikan secara short selling, yang disebut Daftar Efek Margin dan Short Selling.

Hingga 2024, pendekatan short selling masih lebih banyak dilakukan oleh investor institusional. Investor ritel harus memenuhi persyaratan tertentu dan membuka akun margin khusus di sekuritas yang menyediakan fasilitas ini. Menurut BEI, pada tahun 2023, volume short selling harian masih tergolong kecil—kurang dari 0,5% dari total transaksi harian bursa. Namun, kedepannya pendekatan ini bisa makin berkembang seiring peningkatan literasi keuangan dan infrastruktur pasar modal.

Baca Juga: Apa Itu Value Investing? Strategi Investasi Klasik yang Tak Pernah Mati


Perbedaan Short Selling vs Long Position

Strategi short selling dan long position dalam permainan saham memiliki prinsip yang cukup bertolak belakang. Berikut adalah berbagai perbedaannya, dari segi risiko, tujuan investasi, dan arah harga saham :

Strategi

Arah Harga

Tujuan

Risiko

Long Position

Naik

Beli murah, jual mahal

Terbatas (hingga harga saham jadi nol)

Short Selling

Turun

Jual mahal, beli murah

Tak terbatas (harga bisa naik terus)

Dengan memahami apa itu short selling, investor bisa melihat bahwa strategi ini bukan hanya soal "untung di pasar turun", tapi juga soal disiplin risiko dan penguasaan pasar.


Apakah UMKM Perlu Paham Soal Short Selling?

Meskipun tidak langsung digunakan oleh UMKM, pemahaman tentang apa itu short selling penting bagi siapa pun yang ingin terlibat lebih dalam di pasar modal, misalnya saat perusahaanmu go public. Selain itu, memahami strategi seperti short selling membantu pelaku usaha untuk lebih waspada terhadap dinamika pasar, terutama saat harga saham perusahaan yang relevan dengan industri kamu tiba-tiba anjlok.

Jadi, apa itu short selling? Ini adalah strategi jual-beli di pasar modal di mana investor menjual saham yang belum dimiliki, berharap harga saham akan turun agar bisa dibeli kembali dengan harga lebih rendah. Meski terdengar menguntungkan, short selling mengandung risiko tinggi dan tidak cocok untuk semua orang.

Strategi ini digunakan oleh trader profesional dan hedge fund untuk spekulasi atau lindung nilai, namun juga bisa memicu volatilitas besar di pasar jika tidak dikelola dengan hati-hati. Dengan memahami apa itu short selling, kamu bisa memperluas wawasan investasi dan melihat pasar modal dari perspektif yang lebih lengkap.

Jika tulisan ini bermanfaat, silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM. 

Referensi:

  1. Investopedia. "Short Selling Definition & Explanation". https://www.investopedia.com/terms/s/shortselling.asp
  2. OJK Indonesia. "Penjelasan Margin Trading dan Short Selling di Pasar Modal". https://www.ojk.go.id
  3. CNBC. “Short Selling: How Investors Make Money When Stocks Fall”, 2022
  4. Bursa Efek Indonesia (BEI). "Daftar Efek Margin dan Short Selling", 2024. https://www.idx.co.id
  5. Bloomberg. “GameStop Mania Shows Power Shift on Wall Street”, 202
  6. Edward Chancellor, Devil Take the Hindmost: A History of Financial Speculation, 1999.