Apa Itu Funnel Analysis – Bayangkan kamu sedang menjalankan bisnis online. Setiap hari, ratusan orang mengunjungi website bisnismu, tapi hanya segelintir yang benar-benar membeli produk. Sisanya? Hilang entah ke mana. Pertanyaannya, di titik mana mereka “pergi”? Apakah mereka tertarik lalu batal checkout? Atau bahkan tidak tertarik sejak awal?

Nah, disinilah konsep Funnel Analysis jadi kunci. Bukan sekadar alat analisis, tapi ibarat peta yang menunjukkan rute perjalanan pelanggan, lengkap dengan titik-titik "macet"-nya. Yuk, kita bedah apa itu Funnel Analysis, bagaimana cara kerjanya, serta bagaimana UMKM dan bisnis digital bisa menggunakannya untuk meningkatkan penjualan di sini!


Apa Itu Funnel Analysis?

Funnel Analysis adalah metode analisis yang digunakan untuk memahami bagaimana pengguna atau calon pelanggan bergerak melalui serangkaian tahapan (tahapan konversi) dalam sebuah proses bisnis digital. Mulai dari tahap awal seperti kunjungan website, hingga aksi akhir seperti pembelian, pendaftaran, atau langganan.

Bayangkan bentuk corong (funnel). Di bagian atas, banyak orang masuk. Tapi makin ke bawah, jumlahnya makin menyempit. Nah, funnel ini menggambarkan perjalanan pelanggan, dan analisisnya membantu kita mengidentifikasi di mana mereka drop off, alias berhenti sebelum konversi.

Jadi, ketika seseorang bertanya, "apa itu Funnel Analysis?" Jawabannya adalah: sebuah teknik penting dalam digital marketing dan UX (user experience) untuk memetakan dan memperbaiki performa setiap tahap dalam perjalanan konsumen.

Baca Juga: Mengenal Apa Itu Data Mining: Tambang Emas di Balik Data Bisnis


Kenapa Funnel Analysis Penting?

Sekadar punya trafik tinggi tidak cukup. Pebisnis perlu tahu apa yang terjadi di balik angka-angka itu. Misalnya, penting bagi kita untuk tahu informasi seperti :

  • Dari 10.000 pengunjung, hanya 1.000 yang klik produk.
  • Dari 1.000 yang klik, hanya 100 yang masuk ke halaman checkout.
  • Dari 100, hanya 15 yang menyelesaikan pembelian.

Tanpa Funnel Analysis, kamu mungkin hanya fokus pada total kunjungan dan penjualan. Tapi dengan pendekatan ini, kamu bisa tahu bahwa ternyata sebanyak 85% orang mundur di halaman checkout. Mungkin karena biaya ongkir tidak jelas, atau proses checkout terlalu ribet. Dengan informasi ini, kamu bisa membuat keputusan berbasis data, bukan asumsi.


Tahapan Umum dalam Funnel Analysis

Setiap bisnis punya versi corongnya sendiri. Namun secara umum, funnel dalam analisis digital mencakup 4-5 tahap utama:

  1. Awareness : Calon pelanggan mengenal brand-mu, misalnya dari iklan, media sosial, atau hasil pencarian Google.
  2. Interest : Mereka mulai tertarik dan mengunjungi website atau membuka profil media sosial.
  3. Consideration: Mereka menelusuri produk, membaca deskripsi, menambahkan ke keranjang.
  4. Intent : Mulai isi data checkout, tapi belum tentu lanjut.
  5. Conversion  : Pembelian atau aksi utama terjadi.

Setiap tahapan itu bisa kamu analisis satu per satu. Dan disinilah keajaiban Funnel Analysis terasa: kamu bisa melihat secara detail di mana pengguna paling banyak keluar, lalu melakukan improvement yang terarah.

Gabung jadi Member ukmindonesia.id buat update terus info seputar UMKM dan peluang usaha!


Contoh Penerapan Funnel Analysis

Mari kita lihat studi kasus sederhana dari sebuah UMKM lokal yang menjual kerajinan tangan secara online. Mereka menjalankan campaign Instagram Ads yang diarahkan ke landing page produk. Berikut hasil Funnel Analysis yang mereka lakukan selama 1 bulan:

  • 10.000 klik iklan → 6.000 pengunjung landing page
  • Dari 6.000 pengunjung tadi  → 2.000 diantaranya klik tombol “Beli Sekarang”
  • Dari 2.000 klik tadi → 500 orang mengisi form checkout
  • Dari 500 orang tadi → hanya 100 yang menyelesaikan transaksi

Melalui contoh kasus di atas, kita bisa paham bahwa banyak orang klik “Beli”, tapi kemudian tidak melanjutkan transaksi. Setelah melakukan Funnel Analysis, tim menemukan bahwa form checkout terlalu panjang, serta tidak ada pilihan metode pembayaran digital yang umum dipakai Gen Z (seperti QRIS atau e-wallet). Setelah mereka perbaiki, konversi naik tiga kali lipat bulan berikutnya.


Tools Populer untuk Funnel Analysis

Untuk bisa melakukan Funnel Analysis secara akurat, kamu membutuhkan alat bantu alias tools. Nah, berikut ini adalah beberapa tools paling populer untuk Funnel Analysis, lengkap dengan cara penggunaannya secara praktis:

1. Google Analytics 4 (GA4)

Sebagai tools gratis dari Google, GA4 adalah pilihan utama untuk bisnis digital yang ingin melacak perilaku pengguna di website dan aplikasi. Salah satu fitur unggulannya adalah Exploration > Funnel Analysis.

Insight: Kamu bisa tahu misalnya bahwa pengguna dari Instagram lebih sering gagal di tahap checkout dibanding yang dari Google Search, lalu kamu bisa fokus perbaikan di sana.

2. Mixpanel

Mixpanel adalah tools analytics berbasis event-driven, artinya kamu bisa melacak setiap aksi pengguna secara spesifik. Cocok banget buat kamu yang punya aplikasi atau web produk digital seperti SaaS, e-commerce, atau kursus online.

Insight: Misalnya, pengguna Android ternyata sering berhenti di tahap "Upload Dokumen". Mungkin ada bug atau masalah UX khusus di Android yang bisa kamu selesaikan segera.

Baca Juga: Apa Itu Averaging Down? Strategi Beli Saat Harga Turun, Untung atau Buntung?

3. Hotjar

Berbeda dengan dua tools sebelumnya, Hotjar bukan hanya soal angka, tapi memberimu visualisasi perilaku pengguna di website. Tool ini sangat cocok untuk funnel tahap pertimbangan dan niat beli, karena kamu bisa “melihat” kenapa pengguna berhenti.

Insight: Kamu bisa temukan ternyata banyak orang klik tombol "Promo Ongkir", tapi halaman itu tidak muncul lantaran adanya bug. Tanpa rekaman Hotjar, kamu mungkin tak akan pernah sadar masalah ini.

4. Smartlook

Mirip seperti Hotjar, Smartlook fokus pada pengamatan visual perilaku pengguna, namun dengan kemampuan funnel tracking yang lebih kuat. Sangat cocok untuk website dan aplikasi dengan banyak elemen interaktif.

Insight: Ketika kamu tahu 40% orang batal setelah klik “Bayar Sekarang”, kamu bisa langsung lihat video sesi mereka dan menyadari bahwa ternyata metode pembayaran tidak muncul saat dibutuhkan.

5. Facebook Ads Manager

Meski bukan tools Funnel Analysis murni, Facebook Ads Manager penting untuk funnel tahap awal: awareness dan interest. Terutama kalau kamu banyak mengandalkan traffic dari iklan.


Funnel Analysis untuk UMKM: Bukan Cuma Untuk Korporasi

Ada anggapan bahwa Funnel Analysis itu rumit dan hanya cocok untuk startup teknologi atau e-commerce besar. Padahal tidak. Funnel Analysis sangat membantu pelaku UMKM yang menjalankan bisnis:

  • Toko online Instagram
  • Jasa konsultasi online
  • Platform kursus daring
  • Penjual produk rumahan

Bahkan, pelaku usaha mikro yang memakai template gratis dari Google Looker Studio atau Excel pun sudah bisa sebagai modal memulai teknik analisis ini. Asal ada tracking, ada data, dan ada kemauan analisis. Kuncinya, kamu jangan hanya melihat status  “berhasil” atau “gagal”, tapi juga aktif mencari tahu kenapa berhasil dan kenapa gagal.

Baca Juga: Apa Itu Short Position? Strategi 'Pinjam Dulu, Jual Duluan' yang Bikin Penasaran


Jadi, Apa Itu Funnel Analysis?

Setelah membaca artikel ini, kamu sudah bisa menjawab dengan percaya diri ketika ditanya apa itu Funnel Analysis.

Funnel Analysis adalah metode analisis data yang digunakan untuk memahami dan mengoptimalkan perjalanan pengguna atau pelanggan dari awal interaksi hingga konversi akhir.

Metode ini membantu bisnis memahami di mana mereka kehilangan pelanggan dalam perjalanan tersebut, serta memberikan insight strategis untuk perbaikan. Kalau kamu merasa ini terlalu rumit, mulailah dengan corong yang sederhana. Misalnya:

  • Iklan → Kunjungan halaman produk → Klik tombol beli → Pembayaran selesai

Analisis di tiap titik itu saja sudah membuka banyak wawasan. Setelah terbiasa, kamu bisa menambahkan tahapan, integrasi tools, bahkan menghubungkan funnel dari berbagai kanal, baik itu email, WhatsApp, ataupun media sosial. Karena tujuan akhir dari semua ini bukan cuma data, melainkan keputusan bisnis yang lebih cerdas.

Jika tulisan ini bermanfaat, silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM. 

Referensi :

  1. Google Analytics 4 Documentation – Funnel Exploration. https://support.google.com/analytics/answer/9327974
  2. Mixpanel Product Analytics Guide. https://mixpanel.com/guide/funnels
  3. Hotjar Funnel Guide: https://www.hotjar.com/funnel-analysis
  4. Hubspot – Marketing Funnel: What It Is & How to Use It. https://blog.hubspot.com/marketing/marketing-funnel
  5. Nielsen Norman Group – Conversion Rate Optimization. https://www.nngroup.com/articles/conversion-rate-optimization