Sumber: Freepik
Pernahkah Sahabat Wirausaha mengalami kerusakan mesin lalu memanggil jasa perbaikan mesin? Setelah melakukan perbaikan, Anda memang biasanya tidak langsung melakukan pembayaran. Hal ini dikarenakan Anda adalah pelanggan tetap dari jasa perbaikan tersebut.
Menariknya, di saat yang sama, Anda mungkin kebingungan bagaimana cara mencatat kejadian ini dalam laporan keuangan. Nah, manfaat yang sudah diterima namun belum kita bayarkan biayanya ini yang disebut sebagai accrued expense atau beban yang masih harus dibayarkan.
Baca Juga: Mengenal Administration Expenses
Apa itu Accrued Expense?
Secara bahasa, accrued expense berarti beban yang masih harus dibayarkan. Istilah ini merujuk pada suatu hal yang memberikan manfaat bagi bisnis tetapi belum dibayarkan kewajibannya. Akun ini muncul dalam pencatatan bisnis karena tanggal pencatatan berada pada periode dimana kewajiban tersebut belum dibayarkan. Sebagai contoh, kita baru membayar jasa perbaikan mesin 10 hari setelah pembayarannya.
Pada saat yang sama, mesin tersebut diperbaiki pada tanggal 25 dan kita akan membuat laporan per bulan setiap tanggal 30. Dengan demikian, Anda akan mencatatnya sebagai beban yang masih harus dibayarkan di laporan keuangan.
Baca Juga: Mengenal Prepaid Expenses
Pencatatan Accrued Expense
Dalam melakukan pencatatan beban yang masih harus dibayarkan, Anda perlu membuat sebuah jurnal yang disebut sebagai jurnal penyesuaian. Jurnal penyesuaian sendiri adalah sebuah jurnal yang membantu Anda untuk mencatat beberapa transaksi, baik itu pendapatan ataupun beban yang sudah dibayarkan tetapi manfaatnya belum diterima.
Jurnal penyesuaian tidak hanya digunakan untuk mencatat beban yang belum dibayarkan. Jurnal ini juga bisa digunakan untuk mencatat beban yang sudah dibayar di muka. Selain beban, Anda juga dapat menggunakannya untuk mencatat pendapatan dengan konsep serupa.
Baca Juga: Tips Mudah Bikin Laporan Keuangan Dengan Aplikasi Digital
Pada jurnal penyesuaian, beban dibayar dimuka akan dicatat sebagai hutang. Secara sederhana, beban tersebut akan dikreditkan untuk dicatat sebagai kewajiban pada neraca saat masa pencatatan. Hal ini dapat membantu Sahabat Wirausaha untuk mengetahui bahwa masih terdapat kewajiban sebesar hutang tersebut.
Berikut adalah contoh pencatatan beban dibayar di muka yang ada pada jurnal penyesuaian saat akhir periode:
Tanggal | Jurnal Penyesuaian | |||
Keterangan | Debit | Kredit | ||
1-Apr-20 | Beban Maintenance | 3,000,000.00 | ||
Hutang Maintenance | 3,000,000.00 |
Selanjutnya, akun beban maintenance akan dimasukkan dalam laporan keuangan untuk dijumlahkan dengan beban lainnya sebagai pengurang dari pendapatan pada laba rugi.
Baca Juga: Mengenal Operating Expenses
Sebaliknya, hutang maintenance akan dimasukkan ke dalam neraca dan dicatat pada akun kredit bersama hutang lainnya sebagai penambah kewajiban. Dengan demikian, Anda dapat mengidentifikasi kewajiban yang masih harus dibayarkan pada periode berikutnya. Akun maintenance ini bisa diganti dengan akun lainnya juga seperti gaji, sewa, listrik, air, pajak dan bunga bank.
Nah, setelah mengetahui adanya akun beban yang masih harus dibayarkan ini, semoga Sahabat Wirausaha dapat mengidentifikasi dengan tepat ketika memiliki kasus seperti ini.
Baca Juga: Mengenal Laporan Laba Rugi