Sumber: Freepik
Salah satu masalah yang sering kali dihadapi oleh para pelaku usaha di awal mendirikan usaha adalah terlalu besarnya operating expense atau biaya operasional. Biaya operasional ini berbeda dengan biaya produksi yang terdapat pada harga pokok penjualan. Supaya Sahabat Wirausaha tidak terjebak pada permasalahan tersebut, yuk bersama-sama memahami definisi biaya operasional secara komprehensif.
Definisi Biaya Operasional
Biaya operasional secara bahasa berarti biaya yang muncul dari aktivitas operasional bisnis. Akan tetapi, biaya operasional dalam terminologi akuntansi dapat diartikan sebagai biaya yang muncul dari berjalannya bisnis, tetapi tidak berkaitan secara langsung dengan kegiatan produksi. Perlu digaris bawahi bahwa biaya ini sama sekali tidak berkaitan secara langsung dengan kegiatan produksi. Biaya ini biasanya mendukung kegiatan produksi sebagai kegiatan operasional utama dalam bisnis.
Baca Juga: Pengertian Biaya Administrasi
Beberapa contoh dari biaya operasional yang dapat ditemukan adalah biaya pemasaran, biaya administrasi serta biaya-biaya umum lainnya. Biaya pemasaran dapat dikategorikan sebagai biaya operasional karena tidak langsung berkaitan dengan proses produksi. Akan tetapi, biaya ini memiliki peran penting dalam kegiatan operasional bisnis karena tanpa kegiatan pemasaran yang tepat, produk yang telah dibuat tidak akan bisa dikonversi menjadi penjualan dan keuntungan.
Selain biaya pemasaran, biaya administrasi juga memainkan peran penting dimana keperluan administrasi tempat usaha perlu mendapat perhatian. Hal ini dapat mencakup pada biaya bahan bakar, listrik, air dan biaya-biaya lainnya yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap aktivitas usaha.
Baca Juga: Pentingnya Pencatatan Keuangan Bagi
UMKM
Tantangan Mengelola Biaya Operasional pada UMKM
Biaya operasional adalah salah satu sumber masalah bagi pelaku UMKM. Masalah tersebut muncul karena kesulitan dalam mencatat biaya operasional. Biaya operasional memang memiliki karakteristik yang relatif cukup mirip dengan biaya harga pokok penjualan. Sebagai contoh, biaya bahan bakar kendaraan dapat saja masuk sebagai biaya operasional apabila bisnis yang dijalankan adalah berjualan bakso. Hal ini dikarenakan, produk yang dijual sebenarnya adalah makanan dan bahan bakar kendaraan yang dikeluarkan hanyalah digunakan untuk membeli bahan baku di pasar.
Sedangkan apabila usaha yang dijalankan adalah jasa antar barang, maka biaya bahan bakar seharusnya masuk sebagai biaya produksi atau dapat juga disebut sebagai harga pokok penjualan (HPP). Hal ini dikarenakan biaya tersebut berhubungan secara langsung dengan produk usaha.
Baca Juga: Roa Judes, Menduniakan Sambal Khas Manado
Pada dasarnya, biaya operasional tidak perlu terlalu banyak bagi usaha yang belum terlalu besar. Sebagai contoh, pada masa awal pengembangan usaha, Sahabat Wirausaha tidak perlu terlalu banyak menghabiskan dana pada biaya pemasaran. Hal yang perlu dipastikan terlebih dahulu adalah apakah produk yang dijual dapat diterima oleh masyarakat atau tidak. Setelah cukup besar, barulah Sahabat Wirausaha dapat mencoba meningkatkan biaya pemasaran untuk mendapatkan konsumen yang lebih banyak.
Mengenal QRIS: Metode Pembayaran Digital Baru yang Bermanfaat Bagi UKM
Meskipun begitu, biaya operasional tetaplah memainkan peran penting dalam kegiatan bisnis. Biaya operasional yang terlalu kecil akan membuat kredibilitas bisnis menjadi tidak cukup baik. Sebagai contoh, apabila suatu rumah makan memiliki tampilan depan toko yang menarik, mungkin para pembeli akan tertarik mengunjungi rumah makan tersebut. Sebagai gantinya, tampilan menarik tersebut tentu akan mengonsumsi lebih banyak biaya listrik. Hal ini menunjukkan bahwa biaya operasional yang lebih besar dapat meningkatkan manfaat bagi UMKM, selama penggunaannya tidak berlebihan.
Setelah mengetahui hal tersebut, semoga Sahabat Wirausaha dapat menemukan komposisi yang tepat dalam memanfaatkan biaya operasional yang ada.
Baca Juga: Tips Membaca Laporan Neraca Keuangan
Bagi UKM