Ketika ditanya berapa keuntungan bisnis, tapi tidak bisa memberikan laporannya? Hal ini dikarenakan anda tidak menyediakan Laporan Laba-Rugi. Laporan ini penting sekali untuk mengetahui apakah performa bisnis anda baik atau tidak. Mari kita bahas di artikel ini untuk mengetahui tentang Laporan Laba-Rugi.
Definisi
Laporan Laba-Rugi adalah salah satu laporan keuangan yang dapat menunjukkan performa keuangan bisnis. Laporan ini berfokus pada Pendapatan dan Pengeluaran perusahaan. Jika Neraca Keuangan hanya bisa menjelaskan performa keuangan pada suatu periode, Laporan Laba-Rugi dapat menjelaskan dalam suatu durasi, seperti dalam tiga bulan, enam bulan, dan setahun.
Selain mengenai Pendapatan dan Pengeluaran, Laporan Laba-Rugi menghasilkan berapa nilai keuangan atau kerugian bisnis. Namun laporan ini tidak menjelaskan berapa Kas yang diterima atau dikeluarkan oleh perusahaan. Laporan ini dimulai dari Pendapatan (Revenue), lalu diakhiri dengan Penghasilan Bersih (Net Income). Jadi, laporan ini menjelaskan berapa keuntungan yang bisa dihasilkan dari penjualan yang dilakukan.
Apakah itu Pendapatan dalam Laporan Laba-Rugi?
Dalam laporan ini, Pendapatan dapat dimasukkan berupa Pendapatan Operasional maupun Pendapatan Non-Operasional. Pendapatan Operasional adalah pendapatan yang didapatkan dari aktivitas utama bisnis yaitu jual-beli produk/jasa. Contohnya, untuk usaha manufaktur, Pendapatan Operasional didapat dari penjualan barang produksi kepada distributor atau retailer. Sedangkan Pendapatan Non-Operasional didapatkan diluar dari aktivitas jual-beli produk/jasa. Contohnya adalah pendapatan bunga dari bank, pendapatan sewa dari properti yang disewakan, pendapatan iklan, pendapatan royalty, dan lainnya. Selain itu, Pendapatan juga bisa didapat dari keuntungan penjualan Aset perusahaan.
Baca Juga: Apa itu Gross Profit Margin Ratio?
Apakah itu Pengeluaran dalam Laporan Laba-Rugi?
Sama seperti Pendapatan, Pengeluaran dalam laporan ini juga didapat dari Pengeluaran Operasional maupun Pengeluaran Non-Operasional. Contoh dari Pengeluaran Operasional adalah Harga Pokok Penjualan (COGS), Biaya Pemasaran, Umum dan Administrasi (SG&A), Biaya Depresiasi atau Amortisasi, Biaya Riset dan Pengembangan (R&D). Lalu contoh dari Pengeluaran Non-Operasional adalah biaya bunga pinjaman dan biaya pajak. Selain itu, Pengeluaran juga bisa didapat dari kerugian penjualan Aset perusahaan.
Baca Juga: Apa itu Operating Expense?
Bagaimanakah struktur Laporan Laba-Rugi?
Pada dasarnya struktur laporan ini adalah Pendapatan, Pengeluaran, dan Penghasilan Bersih yang mengikuti formula ini.
Penghasilan Bersih = Pendapatan – Pengeluaran
Namun pada umumnya, Laporan Laba-Rugi memisahkan penghasilan menjadi Penghasilan Kotor (Gross Profit), Penghasilan Operasional (Operating Profit), Penghasilan sebelum Bunga, Pajak dan Depresiasi (EBITDA), Penghasilan sebelum Bunga dan Pajak (EBIT), dan Penghasilan Bersih (Net Income). Berikut adalah formula untuk masing-masing.
Penjualan Produk/Servis
(-) Harga Pokok Produk/Servis
= Penghasilan Kotor
(-) Biaya Pemasaran, Umum dan Administrasi
(-) Biaya Operasional Lainnya
= Penghasilan sebelum Bunga, Pajak dan Depresiasi
(-) Depresiasi/Amortisasi
= Penghasilan sebelum Bunga dan Pajak
(-) Biaya Bunga
(-) Biaya Pajak
= Penghasilan Bersih
Pemisahan ini ditujukan untuk mengidentifikasi penghasilan lebih detil dari satu level ke level lainnya. Contohnya, Penghasilan Kotor yang tinggi namun Penghasilan Operasional yang rendah menunjukkan tingginya biaya operasional. Contoh lainnya, Penghasilan sebelum Bunga dan Pajak yang tinggi namun Penghasilan Bersih yang rendah menunjukkan tingginya biaya bunga dan pajak.
Baca Juga: Tips Membaca Laporan Neraca Keuangan Bagi UKM
Apakah tujuan dari Laporan Laba-Rugi?
Tujuan utama dari laporan ini adalah untuk menunjukkan performa profitabilitas dari aktivitas bisnis kepada pihak internal dan pihak eksternal atau pemegang kepentingan. Laporan ini juga bisa dipisahkan menjadi laporan per departemen atau per segmen produk sehingga bisa menghasilkan informasi profitabilitas lebih detil. Dari informasi ini, manajemen dapat mempertimbangkan beberapa keputusan penting seperti ekspansi pasar, promosi, peningkatan kapasitas produksi, atau menutup lini produk/jasa. Contoh pertimbangan lainnya yang dapat diambil dari laporan ini adalah apakah menurunkan biaya pokok produk/jasa atau menurunkan biaya operasional dapat meningkatkan penghasilan/profit.
Kesimpulannya, sangat penting sekali bagi suatu UKM untuk memiliki Laporan Laba-Rugi yang dapat menginformasikan berbagai aspek bisnis. Ini bisa dapat berupa bagaimana efektifitas operasi bisnis, bagaimana efisiensi manajemen, apa saja area kebocoran yang mengurangi penghasilan/profit, atau bagaimana perbandingan performa bisnis dengan kompetitor. Namun Laporan Laba-Rugi sendiri saja tidak cukup dikarenakan tidak dapat mengetahui aliran Kas. Oleh karena itu, diperlukan juga bagi suatu perusahaan memiliki laporan keuangan lainnya untuk melengkapi, yaitu Neraca Keuangan (Balance Sheet) dan Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement) sehingga mendapatkan gambaran seutuhnya tentang kondisi dan performa bisnis perusahaan.
Jangan khawatir dalam membuat laporan-laporan keuangan ini karena ukmindonesia.id memiliki beberapa mitra yang dapat membantu UKM dalam hal ini seperti jurnal.id, accurate.id, dan lainnya dengan harga spesial untuk para member. Teman-teman juga dapat mempelajari ini lebih lanjut melalui WeLearn di modul Keuangan.
Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.
Referensi:
Gambar diambil dari udemy.com