Setelah artikel sebelumnya membahas mengenai risiko spekulatif, Sahabat Wirausaha akan diajak untuk mengenal mengenai risiko murni (pure risk). Untuk pembahasan lebih lanjut, simak hingga habis artikel ini ya.
Risiko Murni adalah suatu risiko yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu contohnya adalah kebakaran, apabila suatu perusahaan mengalami kebakaran, maka perusahaan tersebut akan mengalami kerugian. kemungkinan lainnya adalah tidak terjadi kebakaran.
Dengan demikian, kebakaran hanya menimbulkan kerugian saja bukan menimbulkan keuntungan. Kecuali ada kesengajaan untuk membakar dengan maksud tertentu.
Salah satu cara untuk menghindari risiko murni adalah Sahabat Wirausaha dapat mengasuransikan bisnis Sahabat Wirausaha. Dengan demikian, besarnya kerugian dapat diminimalkan. itu sebabnya risiko murni kadang dikenal dengan istilah risiko yang dapat diasuransikan (insurable risk).
Risiko Murni (pure risk) itu sendiri dikelompokkan menjadi 3 (tiga) tipe risiko, yaitu:
- Risiko Aset Fisik
Merupakan risiko yang berakibat timbulnya kerugian pada aset fisik suatu perusahaan. Contohnya, Kebakaran, banjir, gemba, tsunami, gunung meletus, dll.
- Risiko Karyawan
Merupakan risiko yang dialami oleh karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut. Contohnya, kecelakaan kerja sehingga mengganggu aktivitas perusahaan.
- Risiko Legal
Merupakan risiko yang terjadi pada saat kontrak kerja tidak berjalan sesuai dengan rencana. Contohnya, perselisihan dengan perusahaan klien sehingga mengharuskan perusahaan melakukan ganti kerugian.
Jika dilihat dari sudut pandangnya, risiko murni dibagi menjadi 2 kategori:
- Risiko Subjektif
Risiko yang terjadi antara individu dapat berbeda, tergantung pada cara Sahabat Wirausaha menanggapi merugikan tersebut. Contohnya, saat penjualan mengalami penurunan, risiko bisa menjadi besar apabila Sahabat Wirausaha panik dan tidak memiliki solusi dari kejadian tersebut.
- Risiko Objektif
Risiko objektif adalah risiko yang terjadi pada semua orang tanpa terkecuali. Karena keberadaan risiko objektif dipengaruhi oleh suatu data atau fakta yang berlaku secara umum. Contohnya, apabila harga BBM naik, tentu terjadi risiko kenaikan harga pada barang-barang lainnya.
Demikian penjelasan umum mengenai risiko murni, semoga dapat menambah wawasan Sahabat Wirausaha ya, sampai jumpa di artikel bermanfaat lainnya.
Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.