Cara Buat Logo Brand Sendiri - Ketika ingin mencari sebuah restoran, cara paling mudah bagi kita untuk menemukannya adalah dengan melihat logo restoran itu. Misalnya, ketika akan membeli makanan di resto cepat saji McDonald's, kita akan segera mengetahui keberadaan resto begitu melihat logo “M” besar yang terpampang di plang dan banner di pinggir jalan.
Upaya kita menemukan gerai McDonald's mungkin akan terasa sulit jika McDonald’s hanya gunakan tulisan dan tak memiliki logo khas berbentuk M itu. Bisa saja kita terlewat menemukan resto cepat saji itu lantaran tampilannya tak jauh berbeda dengan outlet dan gerai usaha lain. Logo M dari McDonald’s yang berwarna kuning mencolok itulah yang membuat kita mudah menemukannya.
Seperti itulah gambaran pentingnya logo bagi suatu bisnis, yaitu memberi kemudahan kepada pelanggan untuk mengenali dan menemukan produk atau bisnis kita. Bagi UMKM, logo tak jauh berbeda fungsinya, yaitu memudahkan konsumen mengenali bisnis kita. Itu sebabnya, kita perlu pelajari cara membuat logo brand yang tepat untuk UMKM? Mari kita simak langkah-langkahnya.
1. Menggali Nilai Bisnis
Langkah pertama yang perlu dilakukan Sahabat Wirausaha ketika akan membuat logo adalah menggali nilai dan tujuan bisnis. Sederhananya, suatu logo, yang menjadi satu kesatuan dengan brand, adalah media kita berkomunikasi dengan konsumen. Karenanya, penting untuk membuat logo yang sederhana tetapi bisa merepresentasikan nilai-nilai bisnis kita.
Misalnya, logo sepatu Nike yang menggunakan bentuk centang diadaptasi dari sayap Dewi Nike yang melambangkan kecepatan dan gerakan. Karena sepatu Nike umumnya digunakan untuk berlari dan berolahraga, maka makna dari nilai itu sangat pas bagi merek yang digunakan. Nah, menentukan simbol dan makna itu tidak asal, tetapi melalui proses perenungan yang panjang hingga menemukan yang paling sesuai untuk produk.
Baca Juga: Panduan Praktis Cara Buat Logo Brand Sendiri untuk UMKM, Hanya 5 Langkah!
Membuat logo yang tepat bagi bisnis, bisa dimulai dengan menggali nilai bisnis yang dimiliki, yaitu dengan menjawab beberapa pertanyaan sederhana berikut:
- Apa manfaat bisnis/produk kita bagi konsumen?
- Bagaimana bisnis/produk kita membantu memecahkan masalah konsumen?
- Persepsi apa yang ingin kita bentuk di pikiran konsumen tentang bisnis/produk kita?
Sebagai gambaran, Pak Edi punya bisnis konveksi pakaian dan ingin membuat logo. Maka, ia mengajukan pertanyaan tentang nilai bisnisnya dan menghasilkan jawaban dari pertanyaan tadi sebagai berikut:
- Manfaat bisnis: memproduksi pakaian yang berkualitas dan rapi sesuai pesanan konsumen.
- Solusi yang ditawarkan: Menyediakan jasa jahit bagi konsumen dengan harga terjangkau.
- Persepsi yang ingin dibentuk: Konveksi yang berkualitas, terpercaya, dan harganya bersaing.
Dari jawaban tersebut, dapat disimpulkan jika nilai bisnis konveksi Pak Edi adalah menyediakan jasa jahit pakaian yang berkualitas dan terpercaya dengan harga yang terjangkau bagi konsumen.
Jika bingung menentukan nilai bisnis, ajukanlah tiga pertanyaan itu kepada diri sendiri untuk mengidentifikasi nilai bisnis yang benar-benar ingin kita tawarkan kepada konsumen. Jawaban di atas hanyalah contoh, apabila Sahabat Wirausaha ingin memberikan jawaban lebih dari satu pun sangat memungkinkan. Selanjutnya, jika kita sudah selesai mengisi, baca ulang semua jawaban yang tertulis, lalu simpulkan nilai bisnis atau produk apa yang paling ingin kita komunikasikan kepada konsumen.
2. Menentukan Nama Bisnis
Langkah berikutnya, Sahabat Wirausaha perlu menentukan nama yang sesuai dengan identitas bisnis atau produk tersebut. Pemilihan nama sebaiknya berbeda dengan bisnis lain sejenis yang sudah ada. Contohnya, Pak Edi memilih nama Asy-Syifa untuk nama konveksinya. Latar belakang pemilihan nama itu dikarenakan sebagian besar konsumen Pak Edi memang pengusaha perempuan yang mencari jasa maklon untuk produksi setelan, dress, dan tunik muslimah.
Jika Sahabat Wirausaha ingin pilih nama bisnis, usahakan nama itu ramah bagi target pasar yang dituju. Misalnya, jika Sahabat Wirausaha punya usaha distro untuk target konsumennya anak muda, maka pilih nama-nama yang dekat dengan mereka seperti Angkasa Distro, Flashy Distro, Bucks and Black Distro, Otentix Distro, atau lainnya.
Baca Juga: Pemerintah Ajak Voting Logo Ibu Kota Nusantara, Sebenarnya Apa Arti Pentingnya Logo?
Namun, jika target bisnis pakaiannya anak-anak, maka pilih nama-nama lucu dan menggemaskan yang dekat dengan image anak-anak seperti Rainbow Shop, Lolipop Clothing, Peekaboo, Cilukbaa, dan sebagainya. Sebisa mungkin, gunakan nama yang relevan untuk bisnis kita agar konsumen lebih mudah mengingat dan mengenali brand kita.
3. Gunakan Simbol, Gambar, atau Tulisan Sebagai Logo
Jika sudah mengidentifikasi nama bisnis, langkah selanjutnya adalah membuat logo untuk bisnis kita. Mungkin Sahabat Wirausaha bertanya-tanya apa sajakah elemen utama dari suatu logo? Apakah harus gunakan tulisan, gambar, atau simbol?
Sebenarnya tak ada batasan khusus dalam membuat logo. Kita bebas berkreasi menuangkan ide ketika membuat logo. Namun, ada beberapa karakteristik yang perlu Sahabat Wirausaha perhatikan ketika membuat logo, yaitu keunikan dan kesederhanaan.
Logo harus punya keunikan agar tidak sama dengan logo brand bisnis lain. Selain itu, logo juga harus sederhana supaya mudah diingat oleh konsumen. Sebab, logo yang rumit kurang efektif membangun komunikasi dengan konsumen. Inilah alasan mengapa logo-logo brand yang sudah terkenal terlihat sangat unik dan sederhana.
Ketika Sahabat Wirausaha ingin membuat logo, bayangkanlah simbol, bentuk, atau tulisan yang bisa merepresentasikan nilai dari brand bisnis kita. Sebagai contoh, nama dan logo sepatu Nike berbentuk centang “Swoosh” yang melambangkan sayap Dewi Nike bermakna kecepatan dan gerakan.
Logo Nike
Sumber: Lentera Times
Selain Nike, beberapa bisnis juga menggunakan logo ikonik yang berbentuk simbol, seperti contoh di bawah ini. Coba Sahabat Wirausaha sebutkan apa saja nama brand yang tertera di bawah ini? Kebanyakan dari kita bisa menjawabnya karena brand-brand ini sudah melekat erat di benak konsumen.
Contoh logo berupa simbol
Sumber: Filemagz
Selain itu, logo juga bisa menggunakan tulisan seperti logo Google, Facebook, dan Disney. Jika menggunakan bentuk tulisan, Sahabat Wirausaha bisa menggunakan variasi pada jenis font, ukuran, dan warna. Misalnya, logo Google menggunakan 4 warna berbeda seperti biru, merah, orange, dan hijau.
Baca Juga: Di Mana Cari Inspirasi Logo, Kemasan, dan Jargon?
Masing-masing warna dan urutannya memiliki makna khusus, misalnya biru melambangkan koneksi internet, merah melambangkan uang, kuning melambangkan keterbukaan dengan semua orang, dan hijau melambangkan penampilan yang berbeda dengan perusahaan internet lain.
Contoh Logo berupa tulisan
Sumber: hellomotion.com
Sahabat Wirausaha juga bisa membuat logo yang terdiri dari gambar, simbol, dan tulisan sekaligus seperti KFC, Burger King, Harley Davidson, dan Adidas. Jika membuat logo sejenis ini, pertimbangkan kesesuaian gambar, tulisan, dan warna.
Contoh logo yang menggunakan gambar, simbol, dan tulisan
Sumber gambar: Portal Dekave
Sekarang mari kita bahas kembali bisnis Konveksi Asy-Syifa milik Pak Edi pada poin sebelumnya. Karena bisnis konveksinya produksi pakaian muslim, Pak Edi memutuskan untuk membuat logo yang bisa merepresentasikan segmen konsumennya dengan gambar perempuan berhijab di sebelah kiri dan tulisan “Asy-Syifa, Konveksi Pakaian Muslim”.
Sumber: desain pribadi
Logo tersebut Pak Edi gunakan di semua media promosi miliknya, mulai dari spanduk, plang, brosur, kartu nama, label, dan kemasan. Jadi, kalau konsumen melihat logo tersebut, mereka akan langsung teringat dengan Konveksi Asy-Syifa.
Baca Juga: Tips Membuat Logo dan Ikon yang Murah Meriah Untuk Produk dan Usaha
4. Tentukan Warna Logo
Selanjutnya, jika sudah membuat logo, Sahabat Wirausaha bisa menentukan komposisi warna bagi logo itu. Sebaiknya gunakan satu atau dua jenis warna yang selaras. Lalu, bagaimana menentukan warna yang selaras?
Untuk menjawab hal itu, mari kita pahami makna dibalik masing-masing warna ya. Menurut colorpsychology.org, setiap warna memiliki makna tersendiri yang secara natural berkorelasi dengan emosi manusia. Penjelasan lengkapnya ada pada tabel berikut:
Warna | Makna dan Representasi |
Merah | Terasosiasi dengan kekuatan, kekuasaan, gairah, semangat, dan cinta. Warna ini bisa meningkatkan metabolisme, pernapasan, detak jantung, dan tekanan darah. Umumnya warna ini digunakan pada produk makanan. |
Orange | Terasosiasi dengan kreativitas dan kesuksesan. Umumnya digunakan pada produk kreatif seperti jasa desain. Ada juga yang menggunakannya pada produk kecantikan, kesehatan, dan perawatan tubuh. |
Kuning | Warna ini terasosiasi dengan energi, intelektual, dan kepemimpinan. Umumnya digunakan pada produk makanan, minuman, dan kecantikan. |
Biru | Warna ini berkaitan dengan kedamaian, komunikasi, dan ketulusan. Berkebalikan dengan merah, warna biru menurunkan detak jantung dan tekanan darah. Kebanyakan digunakan untuk bisnis pendidikan dan firma hukum. |
Hijau | Terasosiasi dengan warna alam yang mencerminkan welas asih, pertumbuhan, kenyamanan, harmoni, vitalitas, dan produktivitas. Warna ini memberikan efek ketenangan dan ketentraman pada emosi manusia. Umumnya, digunakan oleh produk lembaga nirlaba dan kesehatan. |
Ungu | Warna ini berkaitan dengan kehormatan, spiritualitas, dan kekuasaan. Umumnya digunakan sebagai warna kerajaaan dan lembaga rohaniawan. Namun, sering juga digunakan pada produk pendidikan dan teknologi. |
Hitam | Warna ini terasosiasi dengan kekuatan dan eleganitas. Warna ini bisa menimbulkan efek segan dan hormat pada emosi manusia. Umumnya digunakan pada produk fashion dan brand mewah. |
Putih | Terasosiasi dengan kebersihan, kepolosan, dan kesucian. Warna ini memberikan efek ketenangan dan bisa meningkatkan konsentrasi. Umumnya digunakan pada produk kesehatan, rumah sakit, dan perawatan tubuh. |
Data: colorpsychology.com (olahan pribadi)
Nah, sebelum memilih warna, pikirkan bagaimana produk kita meninggalkan kesan di benak konsumen. Sebagai contoh, Pak Edi ingin bisnis konveksinya dapat memberikan kenyamanan dan profesional ketika konsumen menggunakan jasanya sehingga memilih warna biru sebagai warna primer untuk logo konveksinya.
5. Membuat Desain Logo
Jika Sahabat Wirausaha sudah memiliki konsep logo dan pilihan warna, saatnya membuat desain logo yang diinginkan. Ada dua cara yang bisa dilakukan, yaitu mendesain logo sendiri, menggunakan jasa desainer grafis, dan menggunakan teknologi Artificial Intelligence.
Jika ingin mendesain logo sendiri dengan cara yang mudah, Sahabat Wirausaha bisa menggunakan aplikasi gratis seperti Canva. Melalui aplikasi ini, kita bisa menggunakan puluhan template desain yang sudah disediakan dan berkreasi sesuka hati. Untuk lebih lanjut mempelajari caranya, silahkan membaca artikel Cara Mendesain Logo dengan Aplikasi Canva.
Baca Juga: Panduan Lengkap Cara Memulai Bisnis Online dari Nol, Praktis Buat Pemula!
Cara berikutnya, Sahabat Wirausaha dapat menggunakan jasa desainer grafis. Rentang biayanya cukup beragam, mulai dari Rp150.000 hingga Rp6.500.000 tergantung paket desain yang kita inginkan. Paket termurah seharga Rp150.000 biasanya diperuntukkan hanya untuk pembuatan logo grafis dalam versi PNG dan JPEG saja. Sementara itu, untuk paket dengan harga tertinggi menawarkan proses pembuatan logo dan branding guidelines lengkap.
Terakhir, Sahabat Wirausaha juga bisa gunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) saat membuat logo, yaitu menggunakan looka.com. Caranya, masuk ke website tersebut dan ikuti langkah sederhana yang diminta. Sahabat Wirausaha perlu memasukkan nama usaha, jenis usaha, pilihan warna yang diinginkan, dan simbol logo ke kolom isian.
Dengan menggunakan contoh usaha konveksi Pak Edy tadi, maka hasil generasi sistem AI sebelumnya menghasilkan logo berikut:
Canggihnya, looka.com akan memvisualisasikan penggunaan logo konveksi di berbagai media publikasi perusahaan seperti kartu nama, brosur, banner, dan sebagainya.
Menggunakan teknologi AI adalah opsi termudah untuk dilakukan, bahkan kita tak perlu keluarkan biaya apapun. Namun, kekurangannya diperlukan kemampuan dan ketelitian dalam memahami informasi yang ada pada website looka.com. Selain itu, karena sistem ini terkomputerisasi, maka pilihan desainnya terbatas dari katalog yang tersedia saja.
Nah, Sahabat Wirausaha, demikian lima langkah mudah membuat logo bagi UMKM, semoga langkah-langkah tersebut membantu untuk naik kelas ya! Sukses selalu!
Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.