Perhitungan usaha frozen food

Sahabat Wirausaha, pernahkah kamu membayangkan punya bisnis yang produknya tahan lama, mudah disimpan, dan diminati banyak orang? Ya, jawabannya ada pada bisnis produksi dan penjualan frozen food! Seiring dengan gaya hidup modern yang serba cepat, permintaan akan makanan beku terus meningkat. Dikutip dari survei Ninja Xpress dalam Bisnis.com, dari 1.100 responden pembeli online (e-shopaholics) di Jabodetabek, 93,9% diantaranya melakukan pembelian frozen food.

Makanan beku seperti dimsum, siomay, sosis ikan, nugget, dan sejenisnya, bisa langsung dihidangkan secara cepat saji dan cocok untuk masyarakat urban. Meski terlihat menjanjikan, memulai usaha frozen food tidak bisa asal-asalan. Jadi, penting banget untuk memahami semua aspek bisnis ini, mulai dari modal usaha frozen food, potensi pendapatan, struktur biaya, hingga perhitungan return on investment yang bisa didapat. Yuk, kita bahas!


Modal Awal Bisnis Produksi dan Penjualan Frozen Food

Memulai bisnis produksi dan penjualan frozen food tidak harus dengan modal besar. Namun, tetap perlu perhitungan yang cermat agar usaha kamu bisa berjalan lancar dari awal. Dikutip dari salah satu situs penyedia freezer global yaitu AQUA Electronics, rata-rata modal usaha frozen food berkisar antara Rp3.500.000 hingga Rp10.000.000. Tentunya, besaran modal tersebut dapat disesuaikan dengan skala usaha yang kamu rencanakan.

Secara praktis, berikut estimasi modal bisnis produksi dan penjualan frozen food skala rumahan yang bisa kamu coba:

Kebutuhan

Estimasi Biaya (Rp)

Freezer kapasitas 200 liter

3.500.000

Timbangan digital

250.000

Vacuum sealer & plastik vakum

750.000

Kemasan (stiker, label, dll)

500.000

Bahan baku awal

3.000.000

Peralatan produksi tambahan

1.000.000

Biaya listrik & operasional awal

500.000

Promosi awal (media sosial, dll)

500.000

Total Modal Awal

10.000.000

Dengan asumsi ini, modal bisnis produksi dan penjualan frozen food yang perlu kamu siapkan berkisar antara Rp10 juta hingga Rp15 juta, tergantung skala produksi dan jenis produk yang kamu jual.

Simulasi di atas dibuat dengan asumsi pemilik bisnis hanya 1 jenis produk frozen food saja, misalnya hanya untuk frozen food jenis dimsum atau sosis ikan. Jenis yang dimaksud termasuk pula dengan beberapa varian, misalnya dimsum ayam, dimsum udang, dimsum jamur, dan sejenisnya. Jika ingin memproduksi lebih dari satu jenis, tentu biaya Bahan Baku Awal yang diperlukan akan lebih bervariasi.

Baca Juga: Analisa Usaha Frozen Food Rumahan: Dari Produksi Hingga Pemasaran


Estimasi Pendapatan Bisnis Produksi dan Penjualan Frozen Food

Potensi pendapatan usaha ini sangat menjanjikan, apalagi jika kamu punya jaringan pemasaran yang aktif. Secara sederhana, berikut contoh skenario pendapatan bulanan yang bisa didapatkan dari bisnis produksi dan penjualan frozen food:

  • Harga jual produk rata-rata        : Rp25.000 per pack
  • Produksi dan penjualan                : 20 pack per hari
  • Total penjualan bulanan                : 20 x 30 x Rp25.000 = Rp15.000.000

Jika produk kamu berkualitas, punya daya simpan lama, dan gencar promosi, bukan tidak mungkin penjualan bisa lebih dari itu. Inilah mengapa penting untuk menata modal bisnis produksi dan penjualan frozen food dengan cermat sejak awal.


Struktur Biaya Bisnis Produksi dan Penjualan Frozen Food

Untuk mengelola bisnis produksi dan penjualan frozen food, kamu perlu memahami komponen biaya tetap dan variabel. Ini penting untuk menentukan harga jual yang sehat dan margin keuntungan yang realistis. Struktur biaya menjadi fondasi yang harus kamu pahami agar bisnis tetap sehat.

Namun, tidak semua biaya bisa disamaratakan. Misalnya saja, untuk biaya sewa tempat, tentu nilainya akan berbeda-beda tergantung dengan lokasi yang dipilih. Sebagai gambaran, berikut contoh biaya tetap dan biaya variabel untuk bisnis produksi dan penjualan frozen food yaitu:

Biaya Tetap (Fixed Costs)

  • Biaya listrik bulanan (freezer, alat sealer, dll)        : Rp400.000
  • Biaya internet & komunikasi                                  : Rp200.000
  • Biaya sewa (jika ada, tergantung lokasi)               : Rp500.000
  • Gaji karyawan (opsional)                                       : Rp1.500.000

Biaya Variabel (Variable Costs)

  • Bahan baku (daging, bumbu, tepung, dll)        : Rp5.000.000
  • Kemasan (plastik vakum, label, stiker)                : Rp1.000.000
  • Biaya distribusi/kurir                                : Rp800.000
  • Biaya promosi digital                                : Rp500.000

Total biaya operasional per bulan: ± Rp9.900.000

Nilai biaya sewa yang disajikan di bawah sifatnya umum jika bisnis memanfaatkan ruang di rumah. Dalam artian, pemilik dianggap membayar sewa ke diri sendiri agar struktur biaya tetap bisa dihitung secara lebih profesional.

Dengan biaya tersebut dan omzet Rp15 juta, kamu masih bisa menikmati margin keuntungan yang sehat. Tapi tetap perhatikan kualitas bahan dan efisiensi produksi agar modal usaha frozen food kamu tidak membengkak.

Gabung jadi Member ukmindonesia.id buat update terus info seputar UMKM dan peluang usaha!


Perkiraan Wajar Profit Margin yang Sehat

Profit margin yang ideal dalam bisnis frozen food berkisar antara 25%–35% tergantung dari efisiensi biaya dan daya jual produk kamu. Sebagai contoh, berikut simulasi perhitungannya:

  • Omzet bulanan                   : Rp15.000.000
  • Total biaya operasional      : Rp10.000.000
  • Laba bersih                        : Rp5.000.000
  • Profit margin                      : (5 juta / 15 juta) x 100% = 33,3%

Angka ini cukup sehat dan bahkan bisa meningkat jika kamu memproduksi sendiri bahan bakunya, menekan biaya logistik, atau memperluas jaringan distribusi. Jadi, optimalkan modal bisnis produksi dan penjualan frozen food kamu dengan memperhatikan efisiensi.


Payback Period (Balik Modal) Bisnis Produksi dan Penjualan Frozen Food

Payback period atau periode balik modal adalah waktu yang kamu butuhkan untuk menutup seluruh modal usaha frozen food awal dari keuntungan bersih. Dengan asumsi:

  • Modal awal: Rp10.000.000
  • Laba bersih per bulan: Rp5.000.000

Maka:

  • Payback period = 10 juta / 5 juta = 2 bulan

Artinya, dalam 2 bulan, kamu sudah bisa balik modal. Namun dalam skenario realistis di mana penjualan tidak selalu stabil, umumnya payback period terjadi dalam 3–5 bulan. Tetap termasuk cepat untuk ukuran usaha mikro dan rumahan.

Baca Juga: “Cairkan” Untung dari Produk “Beku” Di Rumah: 7 Ide Bisnis Frozen Food Homemade yang Bikin Cuan


Return on Investment (ROI) untuk 1, 2, dan 3 Tahun ke Depan

Return on Investment (ROI) adalah indikator penting dalam menilai apakah bisnis produksi dan penjualan frozen food kamu efektif memberikan keuntungan jangka panjang. Adapun cara menghitung ROI bisa dilakukan dengan rumus berikut:

ROI = (Total Keuntungan / Total Investasi) x 100%

Misalkan, kamu berencana memulai usaha frozen food dengan asumsi:

  • Modal awal (investasi): Rp10.000.000
  • Laba bersih bulanan stabil: Rp5.000.000
  • Tidak ada reinvestasi besar tambahan

Maka, ROI untuk 1 Tahunnya adalah:

  • Total keuntungan: Rp5 juta x 12 = Rp60.000.000
  • ROI = (60 juta / 10 juta) x 100% = 600%

ROI untuk 2 Tahun:

  • Total keuntungan: Rp120.000.000
  • ROI = (120 juta / 10 juta) x 100% = 1.200%

ROI untuk 3 Tahun:

  • Total keuntungan: Rp180.000.000
  • ROI = (180 juta / 10 juta) x 100% = 1.800%

Baca Juga: 10 Peluang Bisnis Frozen Food Premium dengan Resep Khas Nusantara

Tentunya, ini adalah ilustrasi yang ideal atau contoh yang paling sederhana. Dalam praktiknya, kamu mungkin saja akan menghadapi biaya tambahan, permintaan yang naik-turun, atau kebutuhan perawatan alat. Tapi jika kamu cermat dalam mengelola modal usaha frozen food, angka ROI seperti di atas bisa didapatkan di depan mata, lho!

Sahabat Wirausaha, memulai usaha frozen food adalah langkah yang cerdas di era serba praktis ini. Kunci suksesnya ada pada perencanaan yang matang, termasuk menghitung modal usaha frozen food secara rinci, memahami struktur biaya, dan memproyeksikan keuntungan. Mulai dari skala kecil, fokus pada kualitas produk, dan manfaatkan media sosial untuk pemasaran.

Tapi, tetap harus diingat, bahwa meskipun menarik secara keuangan, kesuksesan bisnis ini sangat bergantung pada kualitas rasa frozen food dan kesesuaiannya dengan selera para target konsumenmu. Jadi, pastikan pilih produk yang sesuai dengan selera konsumen. Coba buat dulu sampel 1-2 paket dan minta tetangga atau teman untuk mencobanya, dan menilai, apakah produk kamu layak dijual dengan harga Rp25ribu per porsi.

Dengan produk yang enak, harga yang kompetitif, dan pemasaran yang gencar, kamu bisa meraih cuan dingin yang berlimpah dari bisnis frozen food ini. Ingatlah bahwa setiap pengusaha sukses pasti memulai dengan langkah kecil dan modal usaha frozen food yang terencana dengan baik.

Jika tulisan ini bermanfaat , silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM.