Halo Sahabat Wirausaha! Saat ini, tentunya sebagian besar masyarakat sudah tahu atau bahkan familiar dengan brand J.CO. Yups, resto waralaba ini terkenal dengan kuliner donat dan kopinya, yang juga sudah berekspansi hingga ke mancanegara seperti Singapura, Malaysia dan Filipina. 

Tak heran jika ekspansi ini terjadi karena sang pemilik/ownernya, yaitu Johnny Andrean kini juga mengelola 3 (tiga) bisnis lainnya seperti Salon Johnny Andrean, Franchise BreadTalk (sekarang MAKO), dan J.CO Donuts & Coffee. Ketiga bisnis ini telah menjadi bisnis besar yang memiliki banyak pelanggan di Indonesia dan beberapa negara lainnya.

Khusus pada bisnis J.CO Donuts & Coffee ini, sebenarnya sudah dihadirkan oleh Johnny sejak tahun 2005 silam. Ya, kurang lebih sudah 19 tahun bisnis makanan penutup ini menemani kita hingga saat ini. Namun, siapa sangka jika sebelum bisnis J.CO ini mendunia, sang pemilik yaitu Johnny justru memulai bisnisnya dari sebuah salon potong rambut, lho! Wah, bagaimana bisa ya dari salon lalu ke bisnis donat seperti ini? Seperti apa ya kisah sukses Johnny Andrean dalam mendirikan usaha J.CO ini? Daripada penasaran, yuk kita bahas saja pada artikel berikut ini!


Sebelum J.CO, Johnny Memulai Usahanya dari Salon Rambut

Jauh sebelum bisnis J.CO ini hadir, Johnny membuka bisnis pertamanya yaitu salon rambut pada tahun 1980an di wilayah Jakarta Utara. Adapun alasan ia memilih memulai usaha ini karena ilmu yang didapatkannya dari sang ibu tercinta yang bekerja sebagai pengelola salon.

Bisnis pertamanya ini tentu mengalami jatuh bangun yang harus dilalui oleh Johnny. Hal ini dikarenakan pada saat itu, salon potong rambut belum begitu banyak diminati. Apalagi puncaknya terjadi setelah krisis moneter melanda pada tahun 1998. Di tahun ini, Johnny harus mengalami kerugian yang sangat besar akibat 19 cabang salonnya yang ikut menjadi objek penjarahan pada bulan Mei 1998.  

Tetapi, dengan jiwa optimisme dan ketekunan yang tinggi, Johnny pun mampu bangkit kembali dan sukses mengembangkan bisnis salonnya hingga bertahan sampai saat ini. Dikarenakan salon Johnny Andrean yang sangat terkenal, ia pun sering dijuluki sebagai ‘Johnny si Tukang keramas’. 

Baca Juga: Ide Bisnis Hari Raya Idul Fitri, 7 Bisnis Modal Kecil yang Bakal Laku di Momen Hari Raya


Mulai Lebarkan Sayap Dengan Berbisnis Franchise “BreadTalk” 

Setelah berhasil dengan bisnis salonnya, Johnny pun memberanikan diri untuk berbisnis kuliner. Berbekal pengalaman berbisnis salonnya dan kunjungannya ke Singapura dalam beberapa kali, ia pun tertarik dengan konsep franchise salah satu toko roti bernama BreadTalk. Setelah kembali ke Indonesia, ia pun menceritakannya kepada pelanggan salonnya dan ternyata peminat BreadTalk tersebut sangat tinggi. Maka, pada Maret 2003 Johnny pun tertarik untuk membeli franchise dari perusahaan asal Singapura ini. 

Gerai pertama BreadTalk Johnny dibuka di Mall Kelapa Gading, Jakarta. Kala itu, berbagai inovasi pun dilakukan Johnny untuk mengembangkan usaha rotinya ini, agar bisa seperti salonnya. Ia pun berhasil membuat konsep bisnis dengan menampilkan dapur pembuatan roti sebagai bagian dari display, atau biasa disebut dengan “open kitchen”. Hal ini dapat membuat pelanggan untuk tertarik dan melihat sendiri proses pembuatan roti yang higienis, dengan aroma roti yang bisa dirasakan langsung oleh pelanggan. Tidak heran, Johnny Andrean pun juga berhasil mengembangkan usaha BreadTalk ini dengan omzet yang selalu tinggi.


Mendirikan Bisnis Sendiri: J.CO Donuts & Coffee

Setelah mendapatkan ilmu waralaba serta bagaimana mengelola bisnis kuliner dari BreadTalk, Johnny pun tertarik untuk mengembangkan bisnis kuliner yang serupa. Kemudian, ia pun mendirikan J.CO Donuts & Coffee, sebuah restoran cepat saji dengan konsep dan tampilan yang menyerupai bisnis BreadTalknya. 

Bisnis ini didirikan oleh Johnny sendiri dari nol, dengan konsep waralaba yang mirip dengan BreadTalk. Gerai pertama J.CO Donuts & Coffee dibuka pada tahun 2005. Mengusung konsep yang sama, J.CO juga menjual beberapa produk hidangan penutup seperti donat, teh, kopi, sandwich, serta yoghurt. 

Baca Juga: Inspiratif! Begini Cara Malaysia Mengembangkan UMKM yang Berdaya Saing Global


Strategi Bisnis J.CO: Open Kitchen Dengan Produk dan Lingkungan yang Higienis 

Sama seperti bisnis waralaba BreadTalknya, Johnny Andrean juga menerapkan konsep open kitchen pada bisnis J.CO Donuts & Coffee miliknya. Konsep bisnis dengan dapur yang terletak di dekat restoran J.COnya membuat konsumen dapat melihat langsung proses pembuatan produk-produk yang akan dijual. Konsep inilah yang menjadikan J.CO Donuts & Coffee memiliki ciri khas tersendiri di Indonesia.

Selain open kitchen tadi, banyak orang yang menikmati hidangan donat serta minuman di J.CO sambil bekerja atau pun bercengkerama bersama teman-teman. Hal ini didukung dengan suasana gerainya yang bersih dan rapi sehingga membuat pelanggan merasa nyaman. Ditambah lagi dengan produknya yang diproduksi setiap hari dan bisa disaksikan secara langsung, yang bisa meningkatkan kepercayaan pelanggan yang mengetahui bahwa produk J.CO dibuat dengan bahan terbaik dan higienis. Maka, tidak heran pula jika bisnis ini mengikuti jejak kedua bisnis Johnny Andrean sebelumnya, yang laris manis dan banyak diminati di pasaran. 


Langkah Sukses J.CO yang Dapat Diteladani Bagi Pelaku UKM

Setelah mengetahui kisah sukses J.CO tadi, kira-kira langkah seperti apa ya yang bisa diterapkan sebagai kunci kesuksesan untuk bisnis kita? Nah, berikut adalah beberapa langkah yang dilakukan oleh J.CO yang bisa diadaptasi dalam mengembangkan bisnis, yaitu:

1. Menentukan Segmen Konsumen yang Tepat Sasaran

Sejak didirikan, J.CO memang membawa konsep restoran donat ala Amerika. Hal ini dilakukan tidak hanya untuk produk donatnya saja, tapi juga melalui pendekatan yang dilakukan oleh brand ini. J.CO menargetkan kalangan menengah ke atas, dengan harga produk yang relatif terjangkau. Supaya targetnya bisa tepat sasaran, J.CO pun hadir dengan gerai yang bersih dan modern di lokasi yang cukup “prestisius”, seperti di pusat perbelanjaan atau mall.

Selain itu, berbeda dengan restoran/gerai lain yang hanya menyediakan kursi standar, J.CO justru juga menyediakan sofa yang empuk dengan penataan ruang yang terkesan mewah. Hal ini tentu cocok dengan targetnya yaitu kalangan menengah ke atas yang mengutamakan kenyamanan dan kualitas produk. Nah, pastikan agar kita juga tahu dan mempersiapkan kebutuhan dari segmen pelanggan kita, ya!

2. Menumbuhkan Rasa Kepercayaan Terhadap Produk

Konsep “open kitchen” yang diterapkan oleh Johnny pada J.CO ini juga bisa kita tiru atau modifikasi untuk pengembangan bisnis. Pada saat mengantri, pelanggan biasanya melihat-lihat ke sekitar produk dan di sisi lain, mereka juga bisa melihat langsung ke dalam dapur J.CO dan mengamati proses produksinya.

Maka, pelanggan dapat melihat lingkungan dapur J.CO secara langsung yang higienis. Kepercayaan pelanggan pun akan semakin baik dan mereka bisa melakukan repeat order. Jadi, ciptakan juga kepercayaan atau trust pelanggan pada produk kita, ya! Misalnya dengan dokumentasi proses produksi, pemilihan bahan, atau lainnya.

Baca Juga: Dulu Tinggal di Kontrakan Bekas Tsunami, Kisah Shella Saukia Crazy Rich Asal Aceh yang Sukses dengan Bisnis Skincare

3. Menawarkan Produk Hingga ke Skala Pasar Dunia

Terakhir, pemasaran dan gerai J.CO tidak hanya dikhususkan di dalam negeri saja. Jika dilihat dari konsep gerai dan produk yang ditawarkan, terlihat jelas bahwa J.CO sangat mengadopsi standar pasar dari luar negeri. Apalagi Johnny juga terinspirasi dari bisnis waralaba BreadTalknya yang berasal dari Singapura.

Ketika masuk ke gerai J.CO, kita akan langsung dihadapkan dengan suasana yang nyaman, bersih, rapi, dan terkesan mewah. Kenyamanan inilah yang dibawa pula oleh J.CO pada beberapa gerainya di mancanegara. Kini, J.CO Donuts & Coffee telah memiliki lebih dari 100 gerai di seluruh Indonesia. Selain Indonesia, J.CO juga telah melebarkan sayap bisnisnya hingga ke Malaysia, China, Singapura, dan Filipina. 

Maka, hal yang dapat kita contoh dari kesuksesan ini dimulai dari pemilihan nama brand. Upayakan agar menggunakan nama yang simpel dan mudah dipahami. Misalnya, jika berbisnis keripik singkong bisa menggunakan branding seperti “Ca-Chips”, yang merupakan akronim dari cassava chips atau keripik singkong. Strategi ini bisa memberikan peluang bagi pasar dunia dan menjadi nilai tambah agar brand kita memiliki kesan mewah dan siap bersaing dalam skala global.

Nah Sahabat Wirausaha, dari kisah sukses tentang Johnny Andrean dan ketiga usahanya, khususnya usaha J.CO tersebut, kita dapat mempelajari bahwa usaha dan kerja keras tidak pernah mengkhianati hasil. Selain itu, bersikap baik kepada siapapun juga dapat membuahkan kebaikan pula terhadap diri sendiri. Maka, kita juga perlu menerapkan prinsip ini di berbagai bidang, tidak terkecuali dalam berbisnis. Siapa tahu, dengan mencontoh perilaku Johnny tadi, kita bisa ikut sukses dan bisnis kita bisa dihadirkan ke pasar Internasional. Semoga menginspirasi ya, Sahabat Wirausaha!

Jika tulisan ini bermanfaat , silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM. 

Referensi : Finansialku, IDXChannel, Sirclo