Sahabat Wirausaha merasa kurang yakin untuk melakukan ekspor? Mengapa belum yakin?

Salah satu contohnya adalah bawang putih yang terkesan sama sekali tidak memiliki nilai keunggulan di pasar ekspor. Namun, Hitara Black Garlic menyulapnya menjadi produk yang bernilai mahal yang dibeli oleh pembeli internasional.

Penasaran? Nah pada artikel ini kita akan coba menceritakan pengalaman sukses ekspor dari Hitara Black Garlic, yang merupakan salah satu member terdaftar di ukmindonesia.id. Kami beruntung bisa mengobrol-ngobrol dengan Mbak Intan, Pemilik dari Hitara Black Garlic ini, yang bersedia untuk membagikan ilmu berharganya bagi para sahabat UKM untuk bisa turut berkontribusi di pasar ekspor.


Latar belakang dan proses produksi Hitara Black Garlic

Mbak Intan memulai usaha Hitara Black Garlic sejak Juni 2017. Black garlic sebetulnya terbuat dari bawang putih biasa, namun diproses secara karamelisasi (lihat gambar di bawah). Pemilihan produk black garlic dilatarbelakangi ketika Mbak Intan membaca status Facebook teman yang bercerita bahwa bapaknya sakit jantung dan kakinya bengkak karena kehabisan black garlic. Temannya tersebut yang tinggal di Aceh sampai mencari produk tersebut ke Medan. Mbak Intan ini akhirnya penasaran dengan produk black garlic ini, lalu akhirnya mencarinya dengan browsing di internet mengenai cara produksinya dan manfaat black garlic. Setelah mempelajarinya, Mbak Intan lalu mencoba untuk memproduksinya dengan rice cooker. Percobaan yang didasari hanya karena penasaran ini ternyata membuahkan hasil.

Baca Juga: Membedah Penggunaan Analisis SWOT pada UKM

Proses produksi black garlic

Setelah berhasil memproduksi black garlic, Mbak Intan mencoba peruntungan dengan membawa produk ini ke suatu pameran di Manila, Filipina. Disana produk black garlic,masih dengan kemasan sederhana yang hanya ditempel sticker, mampu laris habis terjual sebanyak 20 kg dengan harga 500 Peso (sekitar 150 ribu Rupiah) per 150 gram. Sepulang dari pameran tersebut, akhirnya produk black garlic tersebut langsung didaftarkan PIRT sebagai izin edar. Lalu, akhirnya untuk dapat mengekspornya, dibentuklah badan usahanya dengan nama CV Hitara Cipta Selaras.

Saat ini Hitara Black Garlic memiliki beragam varian produk, diantaranya yaitu Black Garlic Peeled, Black Garlic Whole, Black Garlic Single, dan Black Garlic Powder. Proses produksinya mempekerjakan 3 sampai 5 orang.

Baca Juga: Tips Melakukan Riset Pasar Bagi UMKM


Apa sih motivasi yang melandasi untuk melakukan ekspor?

Hitara Black Garlic dari awal mula usaha sudah berorientasi ekspor. 80% omzetnya berasal dari pasar ekspor, sedangkan 20% nya dari pasar lokal. Usahanya sudah mampu mengikuti banyak pameran dagang (trade fair) di beberapa negara dunia, baik itu pameran yang sifatnya B2B (Bisnis ke Bisnis) atau pameran yang sifatnya B2C (Bisnis ke Konsumen). Mbak Intan mengaku bahwa usaha ekspor harus dijalani dengan serius dari awal karena tidak sedikit modal yang dikeluarkan setiap mengikuti pameran dagang (sekitar 20-50 juta Rupiah). Lalu, tidak mudah juga untuk mencari pembeli/importir yang potensial pada saat pameran.

Pameran dagang internasional yang diikuti Hitara Black Garlic

Ketika ditanya mengapa lebih mengutamakan pasar ekspor, Mbak Intan mengaku alasan/tujuan utamanya adalah karena harga jual di pasar ekspor yang jauh lebih mahal daripada di pasar lokal. Contohnya, ketika satu produk (ukuran 150 gram) di Indonesia hanya mampu dijual eceran dengan harga maksimal 100 ribu Rupiah. Pada berbagai pameran dagang internasional seperti di Manila dapat dijual dengan harga 150 ribu Rupiah, di Perancis dan Rusia dapat dijual dengan harga 250 ribu Rupiah, bahkan di Swedia dapat dijual dengan harga 350 ribu Rupiah. Lalu, untuk pembelian dalam jumlah besar (minimal 300 kg) dapat dijual dengan harga FOB Jakarta 25 USD per kg. Ini juga tidak lepas dari alasan bahwa produk black garlic ini diapresiasi lebih tinggi oleh konsumen pasar ekspor. Dengan suksesnya melakukan ekspor ini, Hitara Black Garlic pun juga mendapatkan manfaat lainnya dengan mendapatkan eksistensi serta mampu mempromosikan produk Indonesia ke penjuru dunia.

Baca Juga: Menentukan Unique Selling Proposition


Apa dan bagaimana menawarkan nilai keunggulan produk kepada pasar ekspor?

Saat ini, varian produk yang paling diminati di pasar ekspor adalah Black Garlic Peeled dan Black Garlic Pasta. Hal ini dikarenakan konsumen ekspor membutuhkan dan mengapresiasi bumbu masak yang sehat serta 100% natural, apalagi di pasar Eropa yang sangat mengutamakan kesehatan makanannya.. Kebutuhan ini mampu dipenuhi oleh kedua produk Hitara Black Garlic tersebut yang sudah teruji manfaat kesehatannya.

Tidak hanya itu, dengan maraknya persaingan produk bumbu masak sehat di pasar ekspor, Hitara Black Garlic mampu bersaing karena kualitas rasa. Banyak konsumen ekspornya yang mengatakan produk Hitara Black Garlic lebih enak daripada berbagai produk pesaing seperti dari negara Korea, China, Vietnam, Perancis, dan Hungaria. Karakter manis dan asam pada Hitara Black Garlic tidak mampu disamai oleh produk pesaing yang hanya punya karakter manis. Bahkan rasa nya sangat mirip dengan balsamic vinegar, salah satu bumbu masak yang terkenal di Eropa.

Namun, tetap saja dibutuhkan proses dan waktu untuk memperkenalkan black garlic di pasar ekspor karena masih tergolong baru di produk bumbu masak. Kedepannya, banyak industri bumbu masak di Eropa merencanakan untuk mengembangkan variasi produk black garlic untuk memenuhi kebutuhan bumbu masak, misalnya dalam bentuk powder (bubuk).

Salah satu materi promosi manfaat kesehatan Hitara Black Garlic

Baca Juga: Menerapkan Pelabelan (Labelling) yang Layak dalam Standar Ekspor

Untuk dapat mentargetkan segmen konsumen bumbu masak sehat di pasar ekspor, Hitara Black Garlic membuat infografis mengenai manfaat kesehatan dari konsumsi black garlic. Materi promosi ini dibagikan kepada pengunjung pameran setiap negara berupa brosur/flyer dan dicantumkan di website. Informasi-informasi kesehatan ini yang menarik para konsumen ekspornya. Para calon pembeli/importir pada dasarnya sudah mengetahui manfaat kesehatan dari bawang putih biasa (garlic). Namun ketika mereka mengetahui khasiat black garlic ini yah jauh lebih dahsyat dibandingkan bawang putih biasa, mereka langsung tertarik untuk mencobanya. Ini juga sangat didukung dengan hasil uji lab yang menyakinkan khasiat kesehatan produknya.


Bagaimana sih caranya menembus pasar ekspor?

Produk Hitara Black Garlic sudah berhasil dipasarkan di benua Asia, Eropa, dan Australia. Beberapa negara Eropa, khususnya Perancis dan Swedia, menjadi konsumen ekspor utamanya. Ini jelas dikarenakan konsumen Eropa adalah yang memiliki tingkat kesadaran paling tinggi mengenai kesehatan makanan. Pasar Amerika sebetulnya memiliki potensi, tapi belum sempat terlaksana untuk dicoba.

Akan tetapi, pada awalnya Mbak Intan jujur bingung dalam memetakan dan menentukan target pasar ekspor. Alasannya adalah karena produk black garlic ini produk yang sangat spesial dan belum banyak yang tahu, sehingga tidak ada dasar riset pasar yang kuat. Jadi riset pasar dilakukan dengan langsung mengetesnya ke konsumen langsung di berbagai pameran dagang internasional. Jadi memang harus berani mengambil risiko dalam melakukan market test (uji coba pasar) dalam melakukan ekspor. Jadi setelah melakukan market test ke sekitar 20 negara, baru bisa dipetakan bahwa target pasarnya adalah Eropa. Namun, selain melihat respon pasar dalam menargetkan pasar, juga perlu diperhatikan pemenuhan regulasi negara tujuan yang sering menjadi hambatan.

Baca Juga: Meningkatkan Daya Saing Ekspor dengan Mengkomunikasikan Prinsip ‘Sustainability’

Untuk dapat menembus target pasar ekspor, Mbak Intan berpendapat bahwa pameran dagang adalah jalur distribusi paling efektif. Hitara Black Garlic pun juga memanfaatkan jalur distribusi online seperti website, media sosial, dan sudah mencoba marketplace di negara lain salah satunya Singapura. Meskipun saat ini sudah era digital, Hitara Black Garlic belum mendapatkan penjualan ekspor yang cukup potensial dari jalur distribusi online ini, kebanyakan hanya pembeli retail dengan pemesanan kecil. Walaupun begitu, Mbak Intan berencana untuk memaksimalkan lagi website-nya karena ini merupakan platform paling mudah bagi calon pembeli/importir untuk dapat mengetahui profil perusahaan.


Bagaimana persiapan untuk memenuhi standar ekspor?

Untuk dapat memenuhi standar ekspor, biasanya yang dibutuhkan oleh pembeli/importir adalah dengan mengurus Sertifikat Analisis (Certificate of Analysis), Sertifikat Fitosanitari (Phitosanitary), Sertifikasi HACCP, dan dokumen ekspor wajib lainnya. Sertifikat-sertifikat ini penting dalam pemenuhan regulasi standar makanan yang ditetapkan pada setiap negara. Lalu, biasanya ada beberapa pembeli yang membutuhkan Sertifikat Keterangan Asal (Certificate of Origin), seperti di Perancis, yang dapat mengurangi bea impor mereka.

Meskipun begitu, Mbak Intan mengakui bahwa awalnya Hitara Black Garlic tidak memiliki kemampuan sama sekali untuk memenuhi segala persyaratan dan standar ekspor. Sehingga, di awal ekspor mereka melakukannya dengan undername (titip ekspor) melalui eksportir lain. Baru setelah setahun mempelajari ekspor dari PPEI (Pendidikan Pelatihan Ekspor Indonesia) lewat kelas TOX (Training of Exporters), akhirnya mulai mempersiapkan semuanya sendiri.

Dalam pemenuhan standar ekspor ini, hambatan biasanya tergantung dari pembeli/importir. Banyak importir yang tidak mau menanggung biaya untuk uji lab yang harus dilakukan di negaranya. Kemudian, perijinan edar (seperti BPOM di Indonesia) yang berbeda-beda di setiap negara menjadi masalah pelik ketika importir tidak mau mengurusinya. Padahal, ketika kita harus mengurusi sendiri perizinan edar ini di masing-masing negara, akan sangat sulit dan mahal biayanya.

Baca Juga: Cost, Insurance, dan Freight (CIF)


Tips-tips untuk pelaku UKM dalam memulai ekspor

Bagi sahabat UKM yang mau ekspor, Mbak Intan memberikan tips agar pelaku UKM harus mempersiapkan diri dulu sebaik-baiknya sebelum memulai ekspor. Pertama, bekali dengan segala ilmu tentang ekspor. Kedua, ketahui apa saja legalitas dan sertifikat yang dibutuhkan untuk bisa ekspor. Ketiga, pastikan kualitas dan kapasitas produk harus stabil. Terakhir, yang paling penting adalah ketahui nilai keunggulan produk kita dan ketahui target pasar yang potensial untuk menjual produk kita.

Meskipun setiap pameran dagang membutuhkan modal yang besar, itu bisa ditutupi dengan bersemangat berjualan di setiap pameran. Untuk dapat terpilih mengikuti pameran dagang internasional, kita harus bisa meyakini pihak yang mendanai/mengundang bahwa produk kita itu memiliki keunikan (keunggulan) tersendiri sehingga bisa dijual di negara yang diselenggarakan pameran.

Intinya UKM Indonesia harus selalu semangat dalam menghadapi persaingan ekspor yang berat ini!

Baca Juga: Mengenal Ragam Standar Produk Ekspor

Nah begitulah cerita sukses ekspor dari Hitara Black Garlic. Banyak pelajaran yang bisa diambil oleh sahabat UKM dari pengalaman kesuksesan ekspor ini. Ekspor itu memang tidak mudah dan banyak risikonya. Disini Hitara Black Garlic berhasil menembus pasar ekspor sejak awal karena jelas menyadari produknya black garlic memiliki nilai keunggulan produk yang sangat tinggi di pasar ekspor. Keberhasilan ini didorong dengan kemauan untuk belajar dan uji coba ke pasar dengan segala risiko yang ada.

Banyak sekali produk pangan yang meskipun terkesan biasa saja namun memiliki nilai keunggulan sangat tinggi di pasar dunia. Sayangnya, tidak banyak yang bisa memasarkannya dengan handal ke pasar ekspor. Oleh karena itu, saatnya pelaku UKM untuk mau belajar gigih dan memanfaatkan peluang ini sebesar-besarnya seperti yang dilakukan oleh Hitara Black Garlic. UKM pasti bisa ekspor!

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.


Narasumber

Intan Anastasia Amsyah, Pendiri dan Pemilik CV Hitara Cipta Selaras

Email :intan@hitarablackgarlic.com