Banyak pelaku UMKM yang berpendapat bahwa membangun bisnis bersama satu orang atau lebih, bisa dikatakan ribet atau rumit. Alasannya, tidak mudah untuk menyatukan ide atau pikiran dari para owner, tanpa berujung pada perbedaan pendapat yang justru bisa membuat bisnis menjadi goyah. Namun, tidak begitu ceritanya dengan Dangdaunan, sebuah bisnis ecoprint yang didirikan oleh tiga orang wanita sekaligus, yakni Asteria Lonia, Sari Muktiningrum dan Lina Marlina.

Tidak hanya berhasil menciptakan produk yang unik bersama-sama, ketiganya juga aktif melakukan pemberdayaan melalui banyak pelatihan. Nah, penasaran dengan ceritanya bukan? Yuk simak selengkapnya di bawah ini!


Tiga Wanita dengan Visi Misi yang Sama

Bisnis Dangdaunan berawal dari sebuah event tentang ecoprint, yang kemudian mempertemukan tiga orang wanita yaitu Asteria Lonia, Sari Muktiningrum, dan Lina Marlina, yang memiliki visi misi sama. Di akhir tahun 2019, muncul ide dari ketiganya untuk membangun sebuah bisnis bersama-sama.

Asteria dan kedua temannya kemudian melakukan riset pasar dan akhirnya disepakati secara bersama untuk membuat produk tas ecoprint di bawah brand bernama Dangdaunan. Sementara itu, untuk modal awal sendiri, Aster mengatakan bahwa modal awal mereka hanya sebatas pembelian kain saja. Kemudian dibuat produk jadi lalu dipasarkan secara online. Hasil penjualan tersebut kemudian diputar kembali untuk kebutuhan bisnis lainnya.

Baca Juga: Peluang Pasar: Tas Wanita

"Jadi setelah dibuat, terus terjual itu kita masukkan ke pembukuan terus kita puter lagi sampai akhirnya bisa membeli mesin lain yang menunjang bisnis," ucapnya.

Ia juga menjelaskan bahwa meski produk utamanya adalah tas ecoprint, namun Dangdaunan juga kerap membuat produk di luar tas sesuai permintaan atau custom order, misalnya seperti hampers atau suvenir untuk momen tertentu seperti pada momen kenaikan kelas, atau kegiatan koperasi desa dan sebagainya.

“Lini produk kita itu tas ecoprint, tapi kita juga tidak menutup diri untuk membuatkan pesanan di luar dari tas ini, jadi sesuai order juga,” ucap Aster.

Adapun produknya merupakan tas handmade dengan varian yang ditawarkan seperti Sente Series dengan desain yang lebih elegan, Kirana Series yang terlihat lebih santai dan sederhana, dan ada juga Roses yang dibuat untuk pakaian keseharian.

Hingga saat ini, Dangdaunan dapat memproduksi hingga 75 produk dalam sebulan. Harga yang ditawarkan juga terjangkau, berkisar dari 150 hingga 300 ribu rupiah.

Dalam proses produksi, kata Aster, Dangdaunan saat ini masih belum memiliki karyawan karena keterbatasan budget untuk menggaji karyawan. Sejak awal berdiri, Aster dan rekan-rekannya menjalankan peran berbeda-beda untuk mengelola bisnis mereka.

Aster menjelaskan, di antara ketiganya ada yang berperan membuat produk kain ecoprint, ada yang menjahit sampai terbentuk produk jadi, dan ada juga yang berperan di bagian pembukuan, pemasaran serta media sosial. "Secara tidak tertulis, itu kita kayak ada job desk-nya masing-masing, ya sesuai passion aja kita," kata Aster.

Dalam hal pengembangan bisnis, Aster mengungkapkan bahwa Dangdaunan kerap mengikuti bazar, konsinyasi, hingga pelatihan-pelatihan. Hal itu dilakukan untuk menambah wawasan dan memperluas jaringan bisnis. Dangdaunan sendiri telah menjadi binaan Dekranasda pemerintah Kota Bogor, karenanya mereka bisa mendapatkan fasilitas seperti kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi bisnis.

Baca Juga: Lori Lurik, Brand Fashion Tradisional Indonesia yang Kenalkan Lurik Lewat Desain Modern


Cerita Di Balik Nama ‘Dangdaunan’

Berbicara makna di balik nama 'Dangdaunan', Aster mengatakan bahwa Dangdaunan merupakan simbol yang merepresentasikan kearifan lokal daerahnya, yaitu Bogor. Lebih lanjut, Aster menjelaskan bahwa pemerintah Kota Bogor pada saat ia dan rekan-rekannya menghadiri event tentang ecoprint, menyerukan untuk membuat produk UMKM yang mengangkat kearifan lokal, natural dan go green.

Hal tersebut juga sebenarnya sejalan dengan konsep bisnis Dangdaunan, yakni produk ecoprint yang identik dengan dedaunan yang digunakan sebagai motif atau pewarna alami untuk setiap produk. Sehingga dinamakan ‘Dangdaunan’.

"Misalnya daun yang kita pakai itu daun sempur, yang mana pohon sempur itu merupakan tanaman khas Kota Bogor, jadi kita angkat kearifan lokal itu ke dalam produk ecoprint kita," tambahnya.

Aster mengatakan bahwa ia dan rekan-rekan akan terus berusaha memberikan produk yang memiliki kualitas baik, ramah lingkungan, dan tentunya mengangkat kearifan lokal dengan memanfaatkan tumbuhan khas daerahnya.


Selain Membuat Produk, Dangdaunan Juga Memiliki Program Pelatihan Bisnis

Aster mengungkapkan jika di awal tahun 2020, salah satu program bisnis dari Dangdaunan, yakni membuka pelatihan bisnis kerajinan masih belum berjalan karena pandemi dan harus vakum selama beberapa bulan.

Namun, setelahnya mereka mendapatkan tawaran dari Universitas Prasetya Moelyadi Jakarta dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa untuk melakukan demo pembuatan produk ecoprint yang dilakukan secara online atau daring.

“Jadi mereka memberi budget sekian untuk bahan baku pembuatan ecoprint, terus kita praktekin, itu kita mengambil kesempatan itu karena rencana atau program bisnis kita yang sebelumnya itu sempat tidak jalan karena pandemi,” tutur Aster.

Aster dan teman-temannya merasakan manfaat yang luar biasa dari kegiatan yang dilakukan secara daring tersebut, sampai akhirnya mereka kembali menjalankan salah satu program kerja, yaitu pelatihan bisnis secara online. “Ternyata secara daring pun kita tetap bisa berkreasi dan berkarya ya, jadi dari situ kita mulai bikin pelatihan,” ujarnya.

Tidak hanya dari kalangan pebisnis, kata Aster, Dangdaunan juga sering mengisi pelatihan membuat produk kerajinan untuk berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa, ibu rumah tangga, SMA, SMP hingga ke tingkat SD.

Baca Juga: Diana Restu, Sukses Bangun Bisnis Fashion dengan Strategi Brand Identity

“Sesuai tujuan awal, bahwa Dangdaunan itu juga selain membuat produk, juga mengedukasi melalui pelatihan-pelatihan,” ujarnya.

Aster mengatakan, selama pandemi pelatihan tersebut banyak juga diikuti peserta dari luar daerah, yang mana Aster dan rekan-rekannya juga telah mendapatkan informasi jika ada diantara peserta yang sudah berhasil membuat produk dengan brand sendiri dan produknya juga mengangkat kearifan lokal daerahnya masing-masing.

"Tujuan pemberdayaan ini, dari awal itu kalau ada yang mau belajar dan mau maju itu kita seneng banget, alhamdulillah udah ada beberapa yang bikin brand sendiri," sambungnya.

Jika Dangdaunan memiliki project atau diminta membuat produk tertentu dalam jumlah tertentu, Dangdaunan akan menggandeng peserta yang pernah mengikuti pelatihan mereka untuk bekerja sama merealisasikan project tersebut. "Kalau misalnya kita dapet project, itu biasanya kita juga tawarin ke peserta-peserta pelatihan kita, Kira-kira bisa nggak bikinin ini atau itu, gitu," terangnya.


Harapan dan Pesan Dangdaunan untuk Sesama Pelaku Bisnis

Sebagai penutup, Aster mengungkapkan bahwa dirinya mewakili rekan-rekannya berharap bahwa bisnisnya bisa terus bertahan dan dapat memberikan manfaat kepada banyak orang melalui pelatihan-pelatihan kecil yang diberikan.

"Harapannya ya bisa tetap eksis, terutama untuk edukasi melalui pelatihan-pelatihan, sehingga banyak orang yang bisa membangun brand sendiri atau setidaknya bisa lebih produktif dengan berkarya," ucapnya.

Selain itu, Aster juga berharap kepada sesama pelaku usaha yang mungkin sedang mengalami kendala dalam berbisnis agar tetap semangat, tidak cepat berputus asa, fokus dan terus berusaha untuk membangun dan mengembangkan bisnis.

Demikian cerita inspirasi kali ini, semoga bermanfaat dan bisa menginspirasi kita semua untuk terus berjuang dalam membangun dan mengembangkan bisnis. Sampai jumpa di cerita inspirasi lainnya ya, Sahabat Wirausaha!

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini.

Narasumber : Asteria Lonia, Sari Muktiningrum, dan Lina Marlina (Founder Dangdaunan)

Jl. Palem Raja No. 18e Kel. Bubulak Kec Bogor Barat, Jawa Barat

Instagram : @dangdaunan.id

Katalog di website ukmjagowan.id : Dangdaunan