Pada dunia bisnis ada terdapat istilah collusive oligopoly. Pernahkah Sahabat wirausaha mendengarnya? Secara umum masih banyak pebisnis pemula yang tidak mengetahui apa sebenarnya pengertian dari istilah tersebut. Maka pada artikel ini kita akan membahas secara rinci apa itu collusive oligopoly atau oligopoli kolusif.
Baca Juga: Cara Mendorong Kreativitas Dalam Berbisnis
Definisi
Oligopoli kolusif adalah bentuk pasar, di mana ada beberapa perusahaan di pasar dan semuanya memutuskan untuk menghindari persaingan melalui perjanjian formal. Mereka berkolusi untuk membentuk kartel, dan menetapkan sendiri kuota output dan harga pasar. Terkadang sebuah perusahaan terkemuka di pasar diterima oleh kartel sebagai pemimpin harga, sedangkan anggota kartel menerima harga yang ditetapkan oleh pemimpin harga.
Ciri-Ciri Oligopoli Kolusif
Sahabat Wirausaha dapat menemukan ciri-ciri oligopoli kolusif yakni sebagai berikut:
1. Terdiri dari Beberapa Perusahaan
Ada beberapa perusahaan besar, meskipun jumlah pasti perusahaan tidak ditentukan, di dalam oligopoli. Di samping itu, terjadi persaingan yang ketat karena setiap perusahaan memproduksi porsi yang signifikan dari total output.
Baca Juga: Tips Memulai Bisnis Dengan Modal
Minim
2. Hambatan untuk Masuk
Di bawah oligopoli, sebuah perusahaan dapat memperoleh keuntungan super-normal dalam jangka panjang karena ada hambatan untuk masuk seperti paten, lisensi, kontrol atas bahan baku penting, dll. Hambatan ini mencegah masuknya perusahaan baru ke dalam industri.
3. Kompetisi Non-Harga
Perusahaan mencoba menghindari persaingan harga karena ketakutan akan perang harga di oligopoli dan karenanya bergantung pada metode non-harga seperti iklan, layanan purna jual, jaminan, dll. Hal ini memastikan bahwa perusahaan dapat memengaruhi permintaan dan membangun pengenalan merek.
Baca Juga: Cara UMKM Menetapkan Target Usaha
4. Saling Ketergantungan
Di bawah Oligopoli, karena beberapa perusahaan memegang bagian yang signifikan dalam total output industri, setiap perusahaan dipengaruhi oleh keputusan harga dan output dari perusahaan pesaing.
Oleh karena itu, ada banyak saling ketergantungan di antara perusahaan-perusahaan dalam oligopoli. Oleh karena itu, sebuah perusahaan memperhitungkan tindakan dan reaksi dari perusahaan pesaingnya sambil menentukan harga dan tingkat outputnya.
5. Sifat Produk
Di dalam oligopoli, produk perusahaan bersifat homogen atau terdiferensiasi.
6. Biaya Penjualan
Karena perusahaan mencoba untuk menghindari persaingan harga dan ada saling ketergantungan yang besar di antara perusahaan, biaya penjualan sangat penting untuk bersaing dengan perusahaan saingan untuk pangsa pasar yang lebih besar.
7. Tidak ada pola unik dari perilaku penetapan harga
Perusahaan ingin bertindak secara independen dan memperoleh keuntungan maksimum di satu sisi, tetapi bekerja sama dengan pesaing untuk menghilangkan ketidakpastian di sisi lain.Bergantung pada motif mereka, situasi dalam kehidupan nyata dapat bervariasi sehingga membuat prediksi pola perilaku penetapan harga di antara perusahaan menjadi tidak mungkin. Perusahaan dapat bersaing atau berkolusi dengan perusahaan lain yang dapat menyebabkan situasi penetapan harga yang berbeda.
Baca Juga: Tips Memilih Atribut Brand
8. Ketidaktentuan Kurva Permintaan
Tidak seperti struktur pasar lainnya, tidak mungkin menentukan kurva permintaan suatu perusahaan dalam oligopoli. Hal ini karena di satu sisi, ada saling ketergantungan yang sangat besar di antara para pesaing, sedangkan di sisi lain ada ketidakpastian mengenai reaksi para rival. Saingan dapat bereaksi dengan cara yang berbeda ketika sebuah perusahaan mengubah harganya dan itu membuat kurva permintaan tidak dapat ditentukan.
Demikian penjelasan mengenai oligopoli kolusif dalam dunia bisnis. Semoga Sahabat Wirausaha mendapatkan wawasan baru dari artikel ini!
Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.
Referensi: