Cara Meningkatkan Penggunaan Digital Payment di Masyarakat - Sahabat Wirausaha, tidak terasa ya kini perkembangan teknologi sudah semakin pesat dan telah mendorong peningkatan digitalisasi pada berbagai aspek dan industri, termasuk pada aspek Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). UMKM yang telah melaju digital, dapat dilihat sebagai inovasi pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan kinerja bisnis.
Namun, ternyata implementasi digitalisasi tersebut belum terjadi secara optimal di Indonesia, dan UMKM masih menghadapi berbagai masalah terkait permintaan barang, pembiayaan, dan rantai pasok. Keterlibatan pembayaran digital pada UMKM masih tergolong rendah karena 51% UMKM tidak melakukan transaksi non tunai dengan pembayaran elektronik (e-payment) dan telah tercatat bahwa 75% UMKM belum cukup mampu mempertahankan stabilitas layanannya ketika memasuki layanan e-commerce di situs marketplace.
Bahkan, proporsi UMKM yang masuk dalam ekosistem digital baru mencapai 23% UMKM pada Agustus 2021. Padahal, Indonesia tengah bersiap memasuki era Revolusi Industri (RI) 4.0, namun mengapa masih ada sebagian besar masyarakat (khususnya UMKM) yang belum dapat memanfaatkan kedua sistem di atas? Hal ini tentu menjadi sebuah pertanyaan besar bagi kita semua.
Baca Juga: 8 Hal yang Wajib Dilakukan Untuk Menjamin Keamanan Transaksi Digital
Nah, kira-kira faktor apa saja yang menjadi pengaruh melambatnya digitalisasi UMKM di Indonesia (khususnya dari segi penggunaan e-payment dan e-commerce) serta bagaimana peran mereka dalam kemajuan digitalisasi UMKM? Apakah sebenarnya dengan kedua sistem tersebut, justru mendatangkan banyak manfaat yang bisa diperoleh? Tenang, sahabat wirausaha bisa mendapatkan jawabannya dari pembahasan pada artikel berikut ini. Silakan disimak ya!
Penelitian yang Dilakukan kepada UKM Terkait Digitalisasi UMKM
Pada artikel ini, kita akan coba untuk membahas mengenai kesenjangan dan masalah yang ditemukan di atas, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Alfonz Lawrenz Kilay, Bachtiar H. Simamora, dan Danang Pinardi Putraini dari Universitas Bina Nusantara. Penelitian ini dilakukan untuk mencari tahu tentang latar belakang serta alasan para UMKM di Indonesia yang belum sepenuhnya memanfaatkan teknologi digital, khususnya dari penggunaan layanan e-payment dan e-commerce.
Selain itu, mereka juga melakukan riset korelasinya terhadap kinerja rantai pasok (supply chain) UMKM. Maka, dalam rangka memberikan rekomendasi percepatan digitalisasi UMKM di Indonesia, penelitian ini memiliki beberapa tujuan sebagai berikut:
- Mengukur pengaruh dan efisiensi penggunaan layanan e-payment dan e-commerce terhadap kinerja rantai pasok UMKM;
- Mengidentifikasi indikator layanan e-payment, layanan e-commerce, dan kinerja rantai pasok pada UMKM yang memiliki nilai rendah yang dapat menghambat percepatan digitalisasi UMKM;
- Menyarankan inovasi dan solusi terbuka bagi pelaku UMKM dalam rangka meningkatkan nilai layanan e-payment yang digunakan, layanan e-commerce, dan indikator kinerja UMKM untuk mempercepat proses digitalisasi UMKM.
Dari beberapa tujuan tersebut, maka telah didapatkan hasil penelitian dari salah satu metode yang dilakukan, yaitu berupa analisis deskriptif yang memuat beberapa jawaban dari responden. Karakteristik responden dalam penelitian ini diperoleh melalui kuesioner penelitian yang diisi oleh 164 responden yang tersebar di tujuh kota di Indonesia, yakni Jakarta, Surabaya, Makassar, Padang, Manado, Pontianak, dan Ambon. Adapun hasil analisis deskriptif pada penelitian ini akan dijelaskan lebih lanjut pada tabel berikut:
Baca Juga: 10 Aplikasi Keuangan Digital
Tabel 1. Karakteristik Responden Terhadap Analisis Deskriptif
Indikator |
N (Responden) |
Persentase |
Golongan / Kategori |
Awareness |
164 |
77.77% |
Tinggi |
Sumber Daya Manusia |
164 |
46.16% |
Rendah |
Sumber Daya Bisnis |
164 |
58.41% |
Rendah |
Sumber Daya Teknologi |
164 |
40.53% |
Rendah |
Komitmen |
164 |
77.68% |
Tinggi |
Sektor Pemerintahan |
164 |
45.49% |
Rendah |
Kesuksesan Pengembangan |
164 |
54.66% |
Rendah |
Penghematan Biaya |
164 |
50.45% |
Rendah |
Peningkatan Komunikasi |
164 |
84.76% |
Sangat Tinggi |
Kinerja Marketplace |
164 |
57.64% |
Rendah |
Kepuasan Keseluruhan |
164 |
64.60% |
Tinggi |
Gesit dalam pelayanan |
164 |
73.99% |
Tinggi |
Adaptif |
164 |
51.98% |
Rendah |
Penyelarasan Bisnis |
164 |
58.48% |
Rendah |
Hubungan jangka panjang |
164 |
83.17% |
Sangat Tinggi |
Proses Integrasi |
164 |
82.56% |
Sangat Tinggi |
Berdasarkan analisis deskriptif komprehensif dari indikator penelitian, indikator dengan nilai sangat tinggi, tinggi, rendah, dan sangat rendah diperoleh melalui perhitungan persentase masing-masing indikator dan dikategorikan berdasarkan interpretasi skor di atas.
Indikator penelitian pada kategori sangat tinggi adalah peningkatan kualitas komunikasi (84,76%), hubungan jangka panjang (83,17%), dan proses integrasi (82,56%), sedangkan indikator pada kategori tinggi adalah awareness (77,77%), komitmen (77,68%), gesit dalam pelayanan (73,99%), dan kepuasan secara keseluruhan (64,60%).
Tingginya Kesadaran UMKM untuk Menggunakan Layanan E-payment dan E-commerce
Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa 7 (tujuh) indikator tersebut memiliki nilai yang tinggi. Hal ini dapat dikatakan sebagai fakta bahwa UMKM sebenarnya telah sadar akan pentingnya penggunaan layanan e-payment dan e-commerce untuk meningkatkan kinerja rantai pasok UMKM.
Selain itu, melalui kedua sistem tersebut UMKM juga akan mendapatkan manfaat dalam hal peningkatan komunikasi, serta keterbukaan informasi terhadap pelanggan sehingga pelaku UMKM siap menunjukkan komitmen dalam konteks penggunaan layanan e-payment dan e-commerce dalam proses bisnisnya.
Baca Juga: Solusi Transaksi Digital Untuk Pengelolaan Keuangan Bisnis
Nah, Sahabat Wirausaha juga perlu memiliki kesadaran penuh dalam memanfaatkan kedua sistem tersebut, ya! Tentunya agar bisa ikut mempercepat digitalisasi UMKM di Indonesia, dan bisa memudahkan proses bisnis dan meningkatkan kinerja rantai pasok sahabat. Tetapi, jangan lupa juga untuk selalu memperhatikan faktor lainnya, yang akan dibahas seperti berikut ini.
Penerapan Digitalisasi UMKM Secara Menyeluruh di Indonesia yang Masih Rendah
Meskipun masyarakat di Indonesia, khususnya UMKM sudah memiliki kesadaran untuk segera menggunakan layanan e-payment dan e-commerce, namun ternyata dalam implementasinya masih tergolong rendah. Hal ini terlihat dari indikator penelitian pada kategori rendah dan sangat rendah, yaitu penyelarasan bisnis (58,48%), sumber daya usaha (58,41%), kinerja marketplace (57,64%), kesuksesan dalam pengembangan (54,66%), kemampuan beradaptasi (51,98%), penghematan biaya (50,45%), sumber daya manusia (46,16%), sektor pemerintahan (45,49%), sumber daya teknologi (40,53%), dan proses integrasi (38,48%).
Indikator dengan nilai rendah dalam penelitian ini perlu ditingkatkan melalui beberapa langkah untuk ditindaklanjuti, karena masih banyak UMKM yang belum masuk ke ekosistem digital sehingga digitalisasi menjadi terhambat. Hal ini didukung dengan data yang menunjukkan bahwa hanya 23% UMKM di Indonesia yang telah memasuki ekosistem digital. Selain itu, berdasarkan data yang dikumpulkan juga terdapat fakta bahwa UMKM yang menggunakan toko online masih terfokus di Pulau Jawa, yaitu hingga mencapai angka 75% dari seluruh wilayah Indonesia.
Baca Juga: Apa itu Digital Wallet?
Maka dari itu, kita sebagai pelaku UMKM di Indonesia juga perlu mendukung program digitalisasi ini dengan membiasakan transaksi secara digital. Misalnya, Sahabat Wirausaha menyediakan layanan pembayaran dengan QRIS (e-payment) ataupun menjual produk secara online di marketplace dengan harga yang bersaing. Hal ini dilakukan agar terdapat implikasi terhadap inovasi dan solusi yang bisa dilakukan secara terbuka, dalam rangka meningkatkan nilai indikator yang masih rendah tersebut dan mempercepat digitalisasi di Indonesia, bahkan di negara berkembang lainnya.
Layanan E-Payment dan E-Commerce Sangat Berpengaruh dalam Meningkatkan Rantai Pasok
Selain beberapa indikator deskriptif di atas, penelitian ini juga membuktikan bahwa ternyata penggunaan layanan e-payment dan e-commerce sangat berpengaruh terhadap kinerja supply chain atau rantai pasok.
Hal tersebut dibuktikan dengan adanya korelasi dengan beberapa indikator penelitian yang memiliki nilai dan berkontribusi tinggi terhadap kesiapan (dan bahkan akselerasi) digitalisasi UMKM di Indonesia, dengan beberapa nilai yang ada pada kerangka rantai pasok. Adapun nilai-nilai tersebut yaitu gesit dalam pelayanan, hubungan jangka panjang dengan pihak terkait, dan keterbukaan/berbagi informasi terhadap pelanggan.
Dari korelasi di atas, maka kita bisa mengembangkannya agar bisa selaras dengan seluruh indikator deskriptif untuk mencapai nilai yang tinggi. Bisa dimulai dari adaptif atau mau berkembang, tidak hanya menerima tunai namun juga pembayaran elektronik. Kemudian, indikator yang bisa dikembangkan adalah penyelarasan bisnis atau alignment, jadi bisa disinkronkan antara bisnis di toko dengan bisnis yang ada di marketplace agar bisa menjangkau konsumen online, serta bisa menyesuaikan biaya yang dikeluarkan antara transaksi di toko dan di marketplace.
Baca Juga: 5 Jenis Aplikasi Digital Untuk Bisnis Naik Kelas
Selain itu, improvisasi yang dilakukan bisa juga ditingkatkan dari segi proses integrasi seperti menyediakan kumpulan link atau tautan di bio media sosial bisnis kita, misalnya menggunakan linktree. Jadi, ketika diakses link tersebut bisa menampilkan daftar marketplace bisnis kita, ataupun layanan pelanggan seperti nomor WhatsApp Business. Proses integrasi ini juga akan memudahkan percepatan digitalisasi yang diharapkan. Kemudian, dalam hubungan rantai pasok logistik juga perlu diperhatikan dalam proses integrasi ini, serta kolaborasi dengan mitra agar bisa menghasilkan bisnis yang berkelanjutan.
E-Payment dan E-Commerce Terbukti Memiliki Pengaruh Kuat dalam Digitalisasi UMKM
Adopsi e-payment pada UMKM memegang peranan penting bagi konsumen dan merchant dalam transaksi. Penggunaan pembayaran elektronik dapat memberikan banyak manfaat bagi UMKM, mulai dari pengurangan biaya, peningkatan efisiensi kinerja keuangan, meningkatkan kepuasan pelanggan, meningkatkan kemampuan UMKM untuk bersaing secara global, memperkuat hubungan dengan pemasok, dan meningkatkan penjualan, transparansi, dan keamanan. Selain itu, penggunaan layanan e-payment terbukti telah memudahkan pelaku UMKM dalam melakukan transaksi di masa pandemi dan mengurangi penyebaran virus COVID-19.
Dalam layanan e-commerce, manfaat yang diperoleh UMKM antara lain peningkatan kompetensi usaha, efisiensi kerja yang lebih tinggi, memudahkan transaksi global, menawarkan produk kepada pelanggan yang lebih luas dan variasi produk yang lebih beragam. Selain itu, pertumbuhan bisnis dan pengelolaan transaksi penjualan juga akan lebih mudah untuk dilakukan bagi UMKM yang telah bersiap dan mau menerapkan digitalisasi.
Adopsi layanan e-commerce pada UMKM dapat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja bisnis dan memunculkan inovasi bisnis yang baru. Hal ini berhubungan erat dengan pandemi COVID-19, di mana UMKM harus mengubah bisnis mereka ke arah e-commerce jika ingin bertahan, karena pembatasan sosial yang diberlakukan, dan sebagainya. Oleh karena itu, digitalisasi benar-benar dibutuhkan sebagai solusi bagi keberlangsungan bisnis UMKM.
Strategi Meningkatkan Indikator Digital yang Masih Minim
Sahabat Wirausaha, setelah kita mendapati beberapa fakta di atas, maka selanjutnya kita dapat memusatkan perhatian ke beberapa indikator deskriptif yang nilainya masih tergolong rendah, yang belum dibahas pada korelasi manajemen rantai pasok. Indikator tersebut antara lain sumber daya manusia, sumber daya teknologi, sektor pemerintahan, keberhasilan pengembangan, dan penghematan biaya. Kira-kira, apa saja kiat-kiat yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan masalah pada beberapa indikator tersebut? Berikut pembahasannya.
Baca Juga: Digitalisasi
1. Sumber Daya Manusia: Literasi Digital Para Pelaku UMKM yang Masih Tergolong Minim
Masalah yang terjadi pada indikator ini adalah kemampuan untuk beradaptasi dengan penggunaan aplikasi marketplace yang masih rendah, serta kurangnya inisiatif untuk mengadopsi layanan pembayaran elektronik (e-payment).
Maka, strategi dan solusi yang perlu dikedepankan pada UMKM antara lain peningkatan literasi digital, serta penyelenggaraan pelatihan dan pendampingan terkait penggunaan pembayaran elektronik dalam transaksi e-commerce. Dari sini, untuk lebih mendorong minat para UMKM maka perlu ditunjukkan secara konkret manfaat atau nilai penggunaan e-payment dan e-commerce pada UMKM tersebut.
2. Sumber Daya Teknologi: Infrastruktur dan Koneksi Jaringan yang Belum Merata
Nilai yang rendah pada indikator ini bisa jadi disebabkan oleh infrastruktur teknologi di domisili UMKM tersebut yang belum optimal untuk memfasilitasi layanan e-payment. Hal ini dapat dipicu karena kesenjangan layanan digital di Indonesia yang masih cukup besar, meskipun upaya pemerataan infrastruktur tersebut masih terus dilakukan oleh pemerintah dan swasta. Persyaratan utama layanan e-payment yang baik adalah adalah koneksi jaringan yang dapat diakses secara stabil. Jika ada kendala pada saat melakukan transaksi, maka UMKM dan konsumen cenderung ragu dalam menggunakannya.
Untuk itu, strategi dan solusi yang bisa dilakukan UMKM adalah memanfaatkan infrastruktur jaringan seluler yang memiliki jangkauan sinyal yang lebih luas, yang bisa menyesuaikan dengan kemampuan penyedia jaringan seluler yang berada di area tersebut. Misalnya, melakukan transaksi di mana terdapat jangkauan sinyal dari menara BTS/pemancar sinyal yang telah didirikan. Hal ini akan membantu percepatan e-payment dalam kegiatan e-commerce, namun tentunya tetap perlu memperhatikan keamanan dan keselamatan.
Baca Juga: Elemen-Elemen Transformasi Digital
3. Sektor Pemerintahan: Perlunya Sosialisasi Terhadap Pentingnya Penggunaan E-payment
Salah satu masalah yang terjadi pada UMKM adalah ketidakmampuan dalam implementasi layanan e-payment, yang disebabkan oleh sudut pandang UMKM itu sendiri bahwa usahanya memang tergolong “kecil” dan hanya mampu memenuhi lingkup kebutuhan sehari-hari. Hal ini ditambah dengan pengaruh faktor kompetensi dan pengetahuan yang terbatas terhadap layanan tersebut.
Kemudian, masalah lainnya yang cukup signifikan adalah peralihan metode pembayaran dari uang tunai ke pembayaran elektronik (e-payment) yang belum sepenuhnya dilakukan oleh UMKM. Maka dari itu, strategi yang perlu dilakukan oleh pemerintah salah satunya adalah dengan memberikan sosialisasi dan pelatihan bagi UMKM, agar mereka mampu menganalisis urgensi serta manfaat yang bisa diperoleh dari layanan ini. Apabila kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik, UMKM akan dapat menyesuaikan bisnisnya dengan kebutuhan mitra bisnis dan pelanggan, tentunya secara digital.
4. Keberhasilan Pengembangan: Kapabilitas UMKM yang Belum Optimal
Selain beberapa masalah terkait layanan e-payment di atas, terdapat permasalahan terkait penerapan layanan e-commerce UMKM yang belum optimal karena keterbatasan kapabilitas UMKM untuk mengembangkan usahanya pada e-commerce. Banyak juga UMKM yang mengalami kesulitan dalam membangun sistem transaksi online tersebut.
Oleh karena itu, mereka beralih untuk memanfaatkan media sosial untuk pemasaran dan penjualan. Keterbatasan tersebut menyebabkan sebagian UMKM kekurangan sumber daya untuk pengembangan e-commerce, dikarenakan mereka lebih memilih platform sosial media karena alasan praktis.
Strategi dan solusi untuk masalah ini mungkin bisa dimulai dari mengoptimalkan media sosial dalam pemasaran terlebih dahulu, bagi UMKM yang belum melakukannya. Karena biaya mengembangkan dan mengoperasikan layanan e-commerce cukup tinggi, mereka bisa mengalokasikan keuntungan yang didapatkan untuk simpanan demi mempersiapkan layanan tersebut. Dari segi kebutuhan internal, mereka dapat memanfaatkan aplikasi digital yang relatif mudah digunakan, seperti aplikasi POS (Point of Sales) dan accounting.
Baca Juga: Pengertian Biaya Administrasi
5. Penghematan Biaya: Operasional Layanan E-commerce yang Belum Efisien dan Maksimal
Permasalahan utama yang terjadi pada indikator ini adalah UMKM belum mampu memaksimalkan efisiensi biaya operasional melalui penerapan e-commerce. Padahal, sejatinya e-commerce dapat meminimalisir biaya-biaya yang tidak dibutuhkan seperti biaya sewa tempat, biaya dekorasi toko, atau lainnya. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, UMKM bisa memilih solusi yang tidak menyulitkan usaha pada saat diimplementasikan nantinya.
Strategi dan solusi dari masalah ini salah satunya adalah mengoptimalkan layanan di media sosial untuk pemasaran, serta arahkan kegiatan transaksi melalui platform marketplace. Banyak UMKM yang gagal membangun dan mengoperasikan platform e-commerce mereka, dikarenakan beberapa indikator di atas yang belum optimal. Maka, perlu sosialisasi dan pelatihan terhadap kedua sistem ini (e-payment & e-commerce) dan sesi praktik yang didampingi oleh ahli, sehingga pelaku UMKM bisa menghemat biaya dan mempercepat langkah digitalisasi secara optimal.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, e-payment dan e-commerce sangat berpengaruh dalam mendorong digitalisasi UMKM di Indonesia. Kedua sistem ini sejatinya dapat mempermudah proses transaksi, meningkatkan pendapatan, meningkatkan transparansi transaksi, dan meningkatkan efisiensi operasional bagi pelaku usaha kecil. Hal ini tentunya memberikan keuntungan bagi para UMKM dalam layanan e-commerce, melalui layanan pembayaran elektronik atau e-payment.
Namun, dari beberapa indikator penelitian di atas terlihat bahwa implementasi dari kedua sistem tersebut masih tergolong rendah. Padahal, sudah ada kesadaran dari para pelaku UMKM terhadap pentingnya digitalisasi dalam bisnis.
Selanjutnya, arah digitalisasi UMKM di Indonesia dapat melibatkan pemerintah yaitu melalui peningkatan akses broadband atau Internet ke sejumlah provinsi yang bertujuan untuk membantu UMKM dalam melakukan kegiatan e-commerce di marketplace ataupun online shop. Selain itu, peningkatan akses tersebut juga untuk memperluas penggunaan pembayaran elektronik atau e-payment pada UMKM dalam kegiatan bisnisnya.
Hal ini juga selaras dengan rencana pemerintah Indonesia yang telah merancang program 30 Juta UMKM Go Digital pada tahun 2024 untuk mendorong digitalisasi UMKM. Maka, peran e-payment dan e-commerce di sini sangat diperlukan dalam meningkatkan proses bisnis UMKM dan memasuki ekosistem bisnis digital. Nah Sahabat Wirausaha, sebagai pelaku UMKM yang baik, yuk manfaatkan program digitalisasi untuk dapat menikmati manfaat dari transformasi digital!