Sahabat Wirausaha, di tengah geliat ekspor nonmigas Indonesia yang terus berkembang, ada satu komoditas yang mungkin belum banyak dilirik, tetapi menyimpan potensi besar—yakni ekspor daun kering. Bukan sekadar daun yang gugur dari pohon, melainkan daun-daun yang dipanen, dikeringkan secara alami, dan dikemas sebagai bahan baku industri herbal, kosmetik, kesehatan, hingga dekorasi.
Salah satu pelaku usaha yang telah membuktikan bahwa ekspor daun kering bisa menjadi bisnis menjanjikan adalah Lukman, pemilik PT Charcoal Babelindo. Lewat tangan dinginnya, perusahaan ini tidak hanya mengekspor arang seperti pada awal berdirinya, tetapi kini juga sukses ekspor daun kering ke berbagai penjuru dunia.
Diminta Buyer Eropa Mensuplai Daun Kering
Kisah Lukman dimulai dari tanah Bangka Belitung, sebuah wilayah yang lebih dikenal dengan tambang timah dan kekayaan alamnya. Pada awalnya, PT Charcoal Babelindo bergerak dalam bidang ekspor arang tempurung kelapa. Namun, seiring waktu, permintaan dari luar negeri terus berkembang. Salah satu buyer asal Eropa secara khusus menanyakan ketersediaan daun kering untuk kebutuhan herbal.
Lukman pun melihat peluang ini sebagai sesuatu yang tidak bisa dilewatkan begitu saja. Dengan sumber daya alam melimpah dan keberadaan banyak jenis tanaman di Indonesia, ia mulai menjajaki bisnis ekspor daun kering secara lebih serius. Ia mempelajari proses pengeringan yang sesuai standar internasional, mulai dari sanitasi, pengemasan, hingga perizinan. Meski awalnya bukan fokus utama, kini ekspor daun kering menjadi salah satu lini bisnis utama yang dikembangkan oleh perusahaannya.
Negara Tujuan Ekspor Daun Kering
Berbekal kegigihan dan strategi yang tepat, Lukman berhasil menembus pasar global. Saat ini, daun kering dari PT Charcoal Babelindo telah diekspor ke berbagai negara seperti Jerman, Prancis, Spanyol, Australia, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.
Negara-negara tersebut memiliki industri herbal, kosmetik, dan wellness yang sangat berkembang, sehingga permintaan terhadap daun kering sebagai bahan baku sangat tinggi.
Jenis daun yang diekspor pun beragam. Ada daun jati, daun sirih, daun kelor, daun kenikir, hingga daun sirsak. Masing-masing memiliki kegunaan tersendiri, mulai dari suplemen kesehatan, bahan pembungkus alami, hingga elemen dekoratif untuk produk organik.
Tantangan Mencari Buyer
Meskipun terlihat menjanjikan, perjalanan Lukman dalam menekuni bisnis ekspor daun kering tidaklah mulus. Salah satu tantangan terbesar adalah mencari dan meyakinkan buyer luar negeri untuk mempercayai produk dari Indonesia.
Menurut Lukman, pasar luar negeri sangat sensitif terhadap kualitas dan kebersihan. Daun tidak boleh mengandung jamur, serangga, atau kelembapan berlebih. Proses pengeringan pun harus sesuai dengan standar sanitasi internasional. Oleh karena itu, ia berinvestasi pada sistem pengeringan alami dan pengemasan hampa udara (vacuum packing) untuk mempertahankan kualitas daun.
Lukman juga aktif mengikuti pameran dagang internasional dan marketplace B2B seperti Alibaba dan Tradekey. Dari sinilah jaringan buyer mulai terbentuk, meski semua diawali dengan kesabaran dan komitmen terhadap mutu produk.
“Buyer luar negeri sangat berhati-hati. Mereka biasanya memulai dengan trial order dalam jumlah kecil. Kalau puas, baru order dalam jumlah besar dan berkelanjutan,” ungkap Lukman.
Kunci Sukses Ekspor ke Mancanegara
Keberhasilan PT Charcoal Babelindo dalam ekspor daun kering ke berbagai negara tak lepas dari tiga hal utama:
-
Kualitas Produk
Daun yang diekspor harus memenuhi standar kebersihan dan keutuhan. Tidak boleh ada noda, lubang serangga, atau daun yang rusak. -
Legalitas dan Perizinan
Lukman mengurus semua dokumen ekspor dengan rapi, termasuk phytosanitary certificate yang menunjukkan bahwa daun bebas hama dan penyakit tumbuhan. -
Jaringan dan Komunikasi Global
Lukman membekali diri dan timnya dengan kemampuan komunikasi bahasa Inggris dan pemahaman budaya bisnis buyer dari berbagai negara.
Dengan pendekatan ini, PT Charcoal Babelindo mampu membangun reputasi sebagai eksportir terpercaya dalam bidang ekspor daun kering.
Potensi Ekspor Daun Kering dari Indonesia
Sahabat Wirausaha, Indonesia adalah negara megabiodiversitas. Terdapat ribuan jenis tumbuhan dengan daun yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Di antaranya:
-
Daun kelor: kaya antioksidan, diekspor sebagai teh dan bahan suplemen.
-
Daun sirih: antiseptik alami, digunakan dalam produk kebersihan mulut.
-
Daun jati: digunakan sebagai pembungkus makanan organik di Eropa.
-
Daun sirsak: populer di pasar Amerika sebagai teh herbal.
-
Daun pandan dan daun jeruk: digunakan dalam industri makanan dan parfum.
Karena itu, ekspor daun kering bisa menjadi peluang besar bagi pelaku UMKM yang tinggal di daerah pedesaan dan dekat dengan sumber bahan baku alami.
Jika kamu adalah pelaku UMKM yang tertarik mengembangkan bisnis ekspor daun kering, berikut beberapa langkah awal yang bisa kamu lakukan:
-
Identifikasi Daun Potensial di Sekitarmu
Coba telusuri tanaman lokal yang daunnya berpotensi dijadikan bahan ekspor. Pastikan daun tersebut memiliki manfaat kesehatan, nilai tradisional, atau keunikan bentuk dan warna. -
Pelajari Proses Pengeringan yang Baik
Daun harus dikeringkan secara alami atau menggunakan oven pengering dengan suhu rendah agar warna dan kandungannya tetap terjaga. -
Bangun Branding dan Sertifikasi
Kamu bisa mulai dengan membuat merek sendiri dan mendapatkan sertifikasi seperti P-IRT atau izin dari Dinas Pertanian untuk produk ekspor. -
Manfaatkan Platform Digital Ekspor
Bergabunglah di platform seperti Indonesia Eximbank, LPEI, atau marketplace ekspor seperti eBay, Alibaba, atau Trade Indonesia. -
Kolaborasi dengan Eksportir Besar
Jika kamu belum memiliki akses langsung ke pasar luar negeri, kamu bisa menjalin kerja sama dengan eksportir seperti PT Charcoal Babelindo sebagai supplier.
Ekspor Daun Kering, Jalan Baru UMKM Menuju Global
Kisah Lukman dan PT Charcoal Babelindo menjadi bukti bahwa ekspor daun kering bukanlah angan-angan semata. Dengan komitmen terhadap kualitas, semangat belajar, dan jaringan global yang kuat, kamu bisa membawa produk lokal ke panggung dunia.
Indonesia memiliki segala yang dibutuhkan untuk sukses di industri ini—iklim tropis, keragaman tanaman, dan tenaga kerja lokal yang cekatan. Tinggal bagaimana kamu, sebagai pelaku UMKM, mengambil peluang dan terus berinovasi.
Sahabat Wirausaha, ekspor daun kering mungkin terdengar sederhana, tapi di balik kesederhanaannya terdapat potensi besar untuk mendorong perekonomian desa, membuka lapangan kerja, dan mengangkat nama Indonesia di pasar dunia.
Sudah saatnya kita melihat dedaunan bukan sekadar sampah organik, tetapi sebagai komoditas emas yang bisa menyokong masa depan bisnis berkelanjutan. Siapa tahu, kamu bisa jadi Lukman berikutnya?
Sumber foto: bankatribunnews.com
Referensi: bankatribunnews.com, beacukai.go.id