Apa Itu Valuasi Bayangkan kamu sedang duduk di sebuah kafe, mendiskusikan ide bisnis dengan temanmu. Tiba-tiba dia berkata, “Gue barusan pitching ke investor. Dia nanya valuasi startup gue berapa. Gue sempat bingung jawabnya.” Kalimat itu membuat kamu berpikir, sebenarnya, apa itu Valuasi? Dan kenapa banyak orang, terutama pelaku startup atau UMKM, mendadak deg-degan ketika ditanya soal hal ini?

Valuasi adalah istilah yang sering muncul dalam dunia bisnis, keuangan, hingga startup. Tapi kenyataannya, masih banyak yang belum benar-benar paham makna dibaliknya. Padahal, pemahaman soal valuasi bisa jadi pembeda antara bisnis yang dilirik investor dengan yang hanya jadi angan-angan. Yuk, simak penjelasan lengkapnya di sini!


Definisi: Apa Itu Valuasi?

Secara sederhana, Valuasi adalah proses menentukan nilai ekonomi dari suatu bisnis, perusahaan, atau aset. Dalam bahasa Inggris disebut valuation, dan biasanya dilakukan dengan berbagai pendekatan, mulai dari metode penghasilan, aset, hingga pasar.

Dalam konteks bisnis, khususnya startup dan UMKM, valuasi sering menjadi bahan pertimbangan utama ketika berhubungan dengan investor, merger, akuisisi, atau sekadar mengevaluasi pertumbuhan perusahaan.

Jadi, apa itu Valuasi? Valuasi bukan sekadar angka besar yang dicantumkan saat pitching, tapi sebuah penilaian menyeluruh terhadap nilai sebuah entitas bisnis, berdasarkan data, proyeksi, dan performa aktual.

Baca Juga: Apa Itu Pendapatan Kotor? Kupas Tuntas Makna, Fungsi, dan Contohnya


Kenapa Valuasi Penting?

Masih banyak pemilik bisnis yang berpikir bahwa valuasi hanya dibutuhkan saat ingin mencari pendanaan. Padahal, fungsinya jauh lebih luas:

  1. Membantu Strategi Bisnis
    Mengetahui valuasi perusahaan membantumu menilai seberapa besar perusahaan berkembang. Ini bisa jadi dasar pengambilan keputusan strategis.
  2. Membuka Akses ke Pendanaan
    Investor butuh tahu nilai perusahaanmu sebelum menyuntikkan dana. Mereka ingin tahu: “Apakah investasi ini sepadan dengan potensi return-nya?”
  3. Negosiasi yang Lebih Fair
    Saat ada tawaran akuisisi atau merger, valuasi yang tepat jadi senjata negosiasi. Kamu bisa mencegah undervalue atau overvalue.
  4. Menarik dan Mempertahankan Talenta
    Banyak startup memberikan equity kepada karyawan sebagai insentif. Tanpa valuasi, nilai saham itu jadi abu-abu.

Jenis-Jenis Valuasi

Ada beberapa jenis valuasi tergantung dari tujuannya:

  • Valuasi Pre-Money: Nilai perusahaan sebelum mendapat suntikan dana dari investor baru.
  • Valuasi Post-Money: Nilai perusahaan setelah mendapatkan investasi.
  • Valuasi Intrinsik: Berdasarkan nilai fundamental perusahaan (aset, pendapatan, dan lainnya).
  • Valuasi Pasar: Berdasarkan harga pasar atau harga saham perusahaan (bila sudah IPO).

Sebagai contoh, startup teknologi yang belum punya banyak aset bisa punya valuasi tinggi karena prospek pasarnya luar biasa besar. Di sisi lain, bisnis warung makan yang stabil mungkin punya valuasi lebih rendah karena pertumbuhannya dianggap moderat.

Gabung jadi Member ukmindonesia.id buat update terus info seputar UMKM dan peluang usaha!


Metode Menghitung Valuasi

Menghitung valuasi bukan hal instan. Ada beberapa pendekatan populer yang umumnya digunakan, yaitu:

1. Pendekatan Pendapatan (Income Approach)

Menghitung valuasi berdasarkan arus kas masa depan (future cash flow) yang didiskon ke nilai saat ini. Metode ini disebut Discounted Cash Flow (DCF). Cocok untuk bisnis yang sudah punya proyeksi keuangan yang stabil.

2. Pendekatan Pasar (Market Approach)

Membandingkan valuasi bisnis dengan perusahaan sejenis di industri yang sama. Misalnya, jika startup serupa di bidang logistik memiliki valuasi Rp50 miliar dengan pendapatan Rp10 miliar per tahun, maka bisnis kita bisa didekati dengan rasio serupa.

3. Pendekatan Aset (Asset-Based Approach)

Menilai bisnis berdasarkan nilai aset bersihnya. Cocok untuk bisnis yang bersifat konvensional atau yang memiliki banyak aset fisik seperti properti atau alat berat.


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Valuasi

Valuasi tidak berdiri sendiri. Ada banyak faktor yang mempengaruhi, antara lain:

  • Pertumbuhan Pendapatan: Semakin tinggi, semakin besar potensi nilai perusahaan.
  • Profitabilitas: Perusahaan yang sudah untung dinilai lebih stabil.
  • Tim Manajemen: Tim yang solid dan berpengalaman bisa menaikkan nilai.
  • Ukuran Pasar: Potensi pasar besar berarti peluang tumbuh lebih besar.
  • Kondisi Industri: Tren industri bisa memengaruhi minat investor.
  • Risiko Bisnis: Semakin tinggi risiko, biasanya valuasinya lebih rendah.

Baca Juga: Boros Iklan Tapi Penjualan Gitu-Gitu Aja? Mungkin Kamu Belum Tahu Apa Itu Customer Acquisition Cost


Studi Kasus: Membaca Valuasi Startup Kopi Kekinian

Mari kita ambil contoh fiktif sebuah startup bernama Kopi Kita, yang menjual kopi susu kekinian lewat aplikasi. Mereka punya 20 outlet, pendapatan tahunan Rp12 miliar, dan pertumbuhan pendapatan 40% per tahun. Di tahun ini, mereka berencana mencari pendanaan sebesar Rp10 miliar untuk ekspansi. Kemudian, investor yang datang menanyakan: “Berapa valuasi Kopi Kita saat ini?”

Dengan pendekatan pasar, mereka membandingkan Kopi Kita dengan Kopi Kenangan yang pernah mendapat valuasi Rp1 triliun saat memiliki 200 gerai dan pendapatan Rp120 miliar. Artinya rasio valuasi terhadap pendapatan (valuation-to-revenue ratio) adalah 8,3x.

Maka, Kopi Kita bisa mengklaim valuasi:
Rp12 miliar x 8,3 = Rp99,6 miliar

Artinya, dengan valuasi Rp99,6 miliar, jika investor ingin menyuntikkan Rp10 miliar, maka kepemilikannya sekitar 10%. Tentu saja ini masih perlu dicek dari pendekatan lain. Tapi, dari sini kita bisa melihat bahwa apa itu Valuasi bukan sekadar tebak-tebakan, tapi proses kalkulasi yang logis dan strategis.


Valuasi di Dunia Startup dan UMKM

Di dunia startup, valuasi sering kali terdengar “mengawang-awang”. Ada yang bilang valuasi Rp100 miliar padahal belum untung. Kenapa bisa begitu? Jawabannya karena valuasi di dunia startup cenderung berbasis pada potensi masa depan (growth potential), bukan kondisi saat ini.

Namun UMKM pun tak boleh mengabaikan pentingnya valuasi. Meskipun skalanya lebih kecil, memiliki angka valuasi yang jelas bisa membuat bisnis rumahan sekalipun jadi lebih profesional dan menarik di mata bank atau investor lokal.


Kesalahan Umum dalam Menentukan Valuasi

Ada beberapa jebakan yang sering terjadi:

  • Overvalued: Menyebut valuasi terlalu tinggi tanpa dasar bisa bikin investor mundur.
  • Undervalued: Terlalu rendah sehingga merugikan pemilik bisnis saat melepas saham.
  • Asal Meniru Startup Lain: Padahal setiap bisnis punya struktur dan konteks berbeda.
  • Mengabaikan Data Finansial: Valuasi tanpa data = spekulasi.

Baca Juga: Pelanggan Hilang Diam-Diam? Yuk, Cari Tahu Apa Itu Churn Rate dan Kenapa Harus Diwaspadai


Cara UMKM Bisa Mengetahui Valuasinya

Tak perlu jadi startup teknologi untuk tahu valuasi. UMKM pun bisa memulainya dengan langkah berikut:

  1. Rapikan laporan keuangan (minimal 2 tahun terakhir).
  2. Analisis aset dan utang: Lihat nilai bersih aset.
  3. Bandingkan bisnis sejenis di wilayah atau kota lain.
  4. Konsultasikan dengan mentor bisnis atau konsultan keuangan.
  5. Gunakan tools online sederhana seperti kalkulator valuasi UMKM.

Kini kamu tahu bahwa apa itu Valuasi jauh lebih kompleks dari sekadar membanggakan nilai bisnis kita. Valuasi adalah alat bantu strategis yang bisa memperkuat keputusan finansial, membangun kepercayaan dengan investor, hingga membuka pintu ekspansi.

Bagi kamu pelaku bisnis, jangan tunggu sampai ada investor datang baru belajar soal valuasi. Mulailah sekarang. Kenali performa bisnismu, susun proyeksi realistis, dan pahami metode valuasi yang paling cocok. Karena pada akhirnya, angka valuasi bukan cuma soal nilai bisnis di atas kertas, tapi juga cerminan kepercayaan pasar terhadap masa depan bisnismu.

Jika tulisan ini bermanfaat, silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM. 

Referensi:

  1. Harvard Business Review – “A Refresher on Valuation”
  2. CB Insights – “Startup Valuation Metrics”
  3. Kementerian Koperasi dan UKM – Data UMKM Indonesia 2024
  4. Investopedia – “Business Valuation Methods”
  5. Tech in Asia Indonesia – Laporan Pendanaan Startup Asia Tenggara 2023