Lebaran menjadi salah satu momen yang paling ditunggu oleh seluruh umat Islam di Indonesia. Tradisi mudik dan silaturahim ke tetangga dan kerabat menjadi ciri khas yang sangat berkesan setiap tahunnya. Tidak mengherankan jika masyarakat mempersiapkan momen ini dengan sebaik-baiknya dengan membelanjakan pendapatannya untuk membeli pakaian, makanan, parsel, dan kebutuhan lainnya.

Di masa pandemi seperti saat ini, lebaran mungkin terasa berbeda dari biasanya. Karena masyarakat harus menerapkan protokol kesehatan dan menjaga jarak, ada beberapa tradisi yang tidak mungkin dilakukan seperti biasanya seperti mudik, sholat idul fitri, dan bersilaturahim ke banyak tempat.

Momen hari raya seperti saat ini pun ditunggu-tunggu oleh pelaku Usaha, Kecil, dan Menengah (UKM). Ketika belanja konsumtif masyarakat sedang meningkat, maka peluang untuk mendapatkan cuan dari penjualan pun semakin besar.

Baca Juga: Menentukan Unique Selling Proposition

Peluang ini tidak disia-siakan oleh Swarga Tea yang memandang momen jelang lebaran adalah salah satu kesempatan yang tidak boleh dilewatkan mencari rezeki finansial. Apalagi memang produk kategori minuman seperti yang ditawarkan Swarga Tea meningkat pesat penjualannya setiap jelang hari raya.

Tidak tanggung-tanggung, Swarga Tea membuat business model canvas tersendiri untuk mempersiapkan momentum tersebut. Karena lebaran ini momen yang spesial, kita pun perlu mempersiapkan Business Model khusus lebaran juga, jelas Nita Rochimah founder dari Swarga Tea.

Bagaimana Swarga Tea mempersiapkan strategi penjualan jelang lebaran ? Mari kita simak di tips bisnis berikut ini.


Strategi Meningkatkan Penjualan Jelang Lebaran

Dalam kesempatan ini, Nita mengungkap strategi apa saja yang dilakukan Swarga Tea untuk meningkatkan penjualan jelang lebaran. Setidaknya ada empat hal pokok yang harus dilakukan antara lain : kemampuan untuk memahami kebutuhan konsumen, kebiasaan konsumen, membaca trend pasar, dan think out of box atau berpikir di luar kebiasaan.

1. Pahami Kebutuhan Konsumen

Ketika lebaran, produk yang paling dibutuhkan oleh masyarakat biasanya berupa makanan dan minuman, baik untuk konsumsi pribadi maupun dihidangkan kepada tamu yang datang. Swarga Tea yang produknya berupa minuman tentu punya peluang untuk memasarkan produknya karena dibutuhkan oleh konsumen di momen tersebut.

Baca Juga: Cara UMKM Menetapkan Target Usaha

Nita Rochimah, sebagai founder Swarga Tea, memang sudah akrab dengan tradisi di hari raya dan membaca kebutuhan itu secara jelas. Sebagai muslim yang melewati momen itu setiap tahunnya, tentu sudah akrab dengan tradisi keluarga dan apa yang biasanya dibutuhkan untuk melewati momen tersebut. Ketika lebaran, biasanya konsumen membutuhkan makanan dan minuman untuk dihidangkan kepada tamu atau mengirim bingkisan kepada keluarga, kerabat dan sahabat.

“Kalau kita sudah memahami kebutuhan konsumen dan paham produk apa yang paling sesuai dengan kebutuhan tersebut, maka akan mudah memodifikasi dan mengemas produk kita dalam bentuk yang konsumen inginkan.” jelas Nita.

Nita menyadari bahwa produk minuman Swarga memiliki potensi untuk dibeli konsumen karena dapat disajikan sebagai minuman untuk para tamu dan dijadikan sebagai bingkisan hari raya. Menyambut momen Ramadhan dan Lebaran ini, Nita mengemas dan menawarkan produk Swarga ke dalam beberapa jenis paket. Saat awal Ramadhan misalnya, Nita memperhatikan jika ada beberapa anak kosan yang butuh makanan dan minuman cepat saji untuk sahur dan berbuka sehingga ia berkolaborasi dengan beberapa rekannya yang memiliki usaha bumbu, snack, dan frozen food untuk membuat paket Ramadhan siap konsumsi. Sementara itu, ia berkolaborasi dengan UKM yang memproduksi kue kering untuk membuat bingkisan lebaran.

Baca juga: Pola Struktur Organisasi bagi UMKM

2. Pahami Kebiasaan Konsumen

Momen lebaran ini seperti pesta, bukan hanya bagi yang muslim, tetapi juga bagi para Usaha Kecil Menengah (UKM) yang diuntungkan dengan meningkatnya pendapatan sebagai imbas dari konsumsi masyarakat yang meningkat selama Ramadhan dan Lebaran.

Namun, pandemi ini mendorong perubahan kebiasaan yang signifikan bagi masyarakat. Kalau biasanya kita bisa bersilaturahim ke tiga atau empat tempat dalam sehari, selama pandemi kita mungkin hanya bisa bersilaturahim ke satu tempat saja semisal ke kerabat terdekat.

Untuk mencegah penularan virus, saat berkunjung pun harus tetap menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, hand sanitizer, dan sarung tangan. Kebiasaan di masa new normal ini harus kita perhatikan karena akan memudahkan kita menemukan ide-ide yang tepat untuk mengemas produk yang ingin kita tawarkan.

Karena perubahan kebiasaan itu, Swarga membuat bingkisan new normal kit yang didalamnya ada produk Swarga Tea, masker, hand sanitizer, dan produk new normal lainnya. Umumnya ada konsumen yang memutuskan untuk membeli bingkisan lebaran untuk dikirimkan kepada kerabat atau teman karena tidak bisa silaturahim langsung.

Baca Juga: Apa itu Kepemimpinan yang Melayani?

3. Pahami Trend Pasar

Pandemi juga mendorong perubahan pada trend pasar. Saat ini trend pasar meningkat di penjualan online, sedangkan penjualan offline turun karena adanya perubahan kebiasaan. Nita menceritakan bahwa hampir semua toko offline Swarga di pusat perbelanjaan tutup di masa pandemi sehingga penjualan secara langsung tidak begitu efektif.

Saat pandemi ini justru penjualan Swarga Tea melalui toko online yang mengalami peningkatan cukup signifikan. Perubahan kebiasaan ini memang mendorong orang lebih suka melakukan pemesanan melalui aplikasi media sosial atau marketplace.

Selain itu, Nita juga mengungkapkan bahwa ada perubahan preferensi konsumen dalam memilih bingkisan hari raya. Kalau dulu konsumen lebih memilih parsel lebaran yang berukuran besar tapi sekarang konsumen lebih memilih produk yang berukuran kecil dan simple agar mudah dikirim. Konsumen juga lebih memilih produk yang terlihat estetik untuk diposting di media sosial.

Baca Juga: Beberapa Skema Transformasi Untuk Menjadi Bisnis yang Lebih Bertanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

Bingkisan yang berukuran kecil, simple, dan menarik ini umumnya dicari konsumen untuk dihadiahkan sebagai bingkisan Lebaran. Menyediakan produk dengan konsep minimalis dan estetik ini dapat menjadi salah satu strategi penjualan yang patut dicoba.

4. Think Out of Box

Menetapkan strategi penjualan membutuhkan kreativitas dan keberanian untuk berpikir di luar kebiasaan alias think out of box. Mungkin banyak yang bertanya, kenapa Swarga membuat bingkisan yang di dalamnya terdapat produk Swarga Tea dengan masker atau dengan bumbu. Memang ada hubungan antara teh dengan masker dan bumbu?

Kalau dilihat sekilas, memang sepertinya tidak ada hubungan langsung antara teh dengan masker dan bumbu. Namun kalau diperhatikan lebih detail, produk Swarga Tea memiliki khasiat meningkatkan sistem imunitas sehingga masih relevan dengan masker yang berfungsi untuk mencegah penularan virus yaitu sama-sama produk penunjang kesehatan, sedangkan antara teh dengan bumbu pun masih berkaitan karena sama-sama produk kategori Food & Beverages. Inilah kreativitas dalam menyajikan produk yang menarik bagi konsumen. Kita harus berani berpikir di luar kebiasaan untuk menyajikan ide-ide yang menarik meskipun awalnya terdengar tidak masuk akal.

Baca Juga: Pentingnya Kontrak Pengadaan Bahan Baku Bagi UMKM

Nita juga mengungkapkan bahwa saat ini kebutuhan konsumen untuk menyajikan bingkisan yang bertema personalized custom sangat tinggi. Dalam produk new normal kit yang dibuat secara berkolaborasi antara Nita dan rekan-rekan UKM misalnya, konsumen bisa melakukan pemesanan untuk menuliskan pesan khusus kepada penerima bingkisan seperti ucapan Selamat Idul Fitri atau pesan agar selalu ingat untuk menjaga kesehatan.


Menjaga Hubungan Dengan Konsumen Pasca Momen Lebaran

Setelah momen lebaran, tidak serta merta kita berhenti dan mengambil jeda untuk liburan. Justru setelah momen lebaran berlangsung, kita harus berpikir bagaimana menjaga hubungan dengan konsumen.

Pada beberapa kesempatan, Swarga Tea umumnya meminta konsumen untuk membagikan informasi pribadinya seperti nama, nomor telpon, dan email, dengan catatan konsumen tidak keberatan membagikan informasinya. Data-data ini lebih mudah diperoleh jika konsumen berbelanja melalui platform online.

Baca Juga: Mengidentifikasi Peta Persaingan Supaya Bisnis Tetap Unggul

Swarga Tea membuat database konsumen, melakukan kompilasi, dan rutin mengirimkan pesan berupa ucapan selamat hari raya, mengingatkan agar menjaga protokol kesehatan, dan menginformasikan promo-promo menarik kepada konsumen seperti giveaway, buy one get one, dan sebagainya. Cara ini dilakukan agar Swarga Tea tetap menjalin interaksi dan kontak dengan para konsumennya.

Ada banyak platform yang dapat kita gunakan untuk menjalin kontak secara rutin dengan konsumen, misalnya Whatsapp, Email, dan Instagram. Jika konsumen tidak nyaman mendapat kiriman pesan melalui Whatsapp, kita dapat mengirim pesan melalui email tergantung kebutuhan dan ketersediaan database. Jadi momen Lebaran ini bukan hanya sarana untuk meningkatkan penjualan, tetapi juga meningkatkan database yang kita miliki.

Baca Juga: 7 Strategi Mengelola Hubungan Baik Dengan Konsumen


Kolaborasi Dengan UKM Lain

Di momen Ramadhan dan jelang Lebaran, umumnya kita merasa ada persaingan sengit dengan produk lainnya. Nita justru menerapkan kebalikannya. Justru untuk sama-sama meraih keuntungan di momen tersebut, Nita berkolaborasi dengan UKM lainnya untuk membuat beragam bingkisan seperti bingkisan Ramadhan dan bingkisan new normal kit.

Mungkin konsumen tidak tertarik dengan produk saya, tapi mungkin mereka tertarik dengan produk lain yang ada dalam bingkisan semisal terarik dengan kue kering yang gluten free, hand sanitizer, atau lainnya. Kolaborasi ini justru membuat kita semua diuntungkan, Terang Nita.

Namun tentu saja, dalam melakukan kolaborasi ada tantangan yang harus dihadapi. Saat berkolaborasi, kita bekerja sama dengan banyak pihak, kita menyatukan berbagai kepala. Kita seperti membuat ekosistem baru dimana kita menyatukan komitmen dengan semua pihak yang terlibat.

Baca Juga: Pentingnya Memiliki Visi Dalam Menentukan Arah Pengembangan Usaha

Tantangan yang mungkin terjadi misalnya terjadi konflik kepentingan dan bisnis mengalami kerugian. Untuk menghindari hal tersebut, hal pertama yang perlu dilakukan adalah memperhitungkan segala detail biaya dan proyeksi keuntungannya. Jangan sampai ketika ide sudah dijalankan, malah tidak jelas keuntungannya karena kita kurang perhitungan.

Agar kerjasama dengan berbagai pihak dapat berjalan lancar, ada tiga hal yang harus dipastikan berjalan. Pertama, samakan visi dan misi usaha dengan pihak yang kita ajak bekerja sama. Hal ini untuk menhindari terjadinya perbedaan pandangan dan konflik kepentingan di kemudian hari. Kita juga perlu membuat kesepakatan sampai sejauh mana kerjasama berlangsung dan dalam kurun waktu berapa lama. Semua perjanjian harus jelas disampaikan di awal.

Kedua, perlu ada keterbukaan. Kita perlu menyampaikan kepada pihak yang diajak bekerja sama berapa nilai penjualan bingkisan dan berapa proyeksi keuntungan dan penjualannya. Bagaimana pun, uang termasuk isu yang sensitif sehingga kita perlu menjaga keterbukaan ketika menjalin kerjasama dengan pihak mana pun.

Ketiga, jalinlah komunikasi yang baik dan efektif. Jika komunikasi yang terjalin jelas dan bisa dipahami, kita bisa menghindari kesalahpahaman dan konflik sehingga kolaborasi dapat berjalan saling menguntungkan.

Baca Juga: Membangun Tim Dengan Budaya Inovasi


Momentum lebaran perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para pelaku UKM, salah satunya dengan merencanakan strategi khusus untuk meningkatkan penjualan jelang lebaran. Agar strategi penjualan yang diterapkan bisa efektif, Swarga Tea melakukan riset pasar terlebih dahulu dengan memahami kebutuhan konsumen, kebiasaan, dan trend pasar. Jika ketiganya sudah berhasil dipetakan, Swarga Tea merancang strategi penjualan dengan membuat Business Model Canvas tersendiri khusus Lebaran dan membuat ide-ide bingkisan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan konsumen yang sudah terpetakan.

Sangat menarik bukan menyimak tips-tips bisnis dari Swarga Tea? Semoga kita mendapat inspirasi dari sini yang dapat dipraktikkan pada usaha kita. Tips bisnis tersebut dapat disimak lebih lanjut pada link berikut ini ukmindonesia.id.

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.