Sahabat Wirausaha dalam era bisnis yang serba cepat dan kompetitif, strategi pemasaran tradisional tidak lagi cukup untuk menjaga keberlanjutan pertumbuhan. Growth marketing telah menjadi pusat perhatian bagi banyak perusahaan yang berusaha untuk mengatasi tantangan dan mencapai keberhasilan dalam pasar yang terus berubah.

Pendekatan inovatif ini tidak hanya mengejar peningkatan pendapatan, tetapi juga memprioritaskan pembangunan hubungan yang kuat dengan pelanggan untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dalam jangka panjang.

Yuk, pahami lebih lanjut mengenai growth marketing, keuntungan, hingga cara menggunakan oleh pebisnis.


Apa itu Growth Marketing?

Sumber: Sekolah Bisnis

Growth Marketing adalah pendekatan yang berbasis data perilaku pelanggan, dan memanfaatkan berbagai alat dan taktik sistematis sebagai cara melacak, mengukur, dan menganalisis eksperimen. Dengan growth marketing, kita bisa mengoptimalkan tingkat konversi prospek menjadi penjualan dan kecepatan saluran penjualan untuk mengurangi siklus penjualan.

Baca Juga: Jangan Sia-Siakan Kesempatan, Inilah Strategi Pemasaran Untuk Lesatkan Omzet di Bulan Ramadhan

Sumber: mention

Salah satu tujuan utama growth marketing adalah untuk menarik pelanggan baru, namun juga memprioritaskan retensi pelanggan yang sudah ada serta meningkatkan nilai jangka panjang dari pelanggan tersebut.

Itulah sebabnya growth marketing penting, selaras dengan data laporan KPMG menyatakan bahwa yang berdampak pada revenue paling signifikan berasal dari pembelian ulang pelanggan, dan akuisisi konsumen.


Traditional Marketing vs Growth Marketing

Berdasarkan katadata 2022, 70.2% pemilik UMKM bermasalah dalam melakukan pemasaran produk. Selain itu, menurut Lestari 2021 dalam skripsi undiksha, perusahaan kecil cenderung kurang memperhatikan upaya pengembangan bisnis jangka panjang karena lebih berfokus pada pencapaian keuntungan dalam jangka pendek. Terus menerus menerapkan kebijakan semacam ini dapat menyebabkan risiko kebangkrutan.

Sumber: quora

Dalam gambar di atas, pelaku bisnis yang tradisional hanya pada 2 tahap saja seperti awareness (konsumen kenal merek kita) dan acquisition (menjual langsung ke konsumen). Sebaliknya, growth marketing mengambil pendekatan yang lebih luas untuk menjangkau dan mengonversi audiens target tujuan, serta memaksimalkan tingkat pembelian ulang klien bisnis. 

Ini menggunakan berbagai saluran, mulai dari yang tradisional hingga digital, untuk berinteraksi dengan klien potensial dan saat ini yang mencakup 6 tahap diantaranya pengenalan, akuisisi, aktivasi, pendapatan, rekomendasi ke orang lain. 


Manfaat Growth Marketing

Secara umum, manfaat terbesar dari growth marketing adalah cepat memasuki pasar maka dapat menghasilkan keuntungan lebih besar dari yang diinvestasikan, dan kemampuan untuk cepat meningkatkan kegiatan pemasaran sehingga hasil apapun itu, sesuai dengan yang diinginkan. Tentu hal ini bagi pelaku bisnis UMKM sangatlah penting sehingga wajib dipelajari demi strategi pemasaran efektif.

Dengan memahami apa itu growth marketing, maka Sahabat WIrausaha tinggal menetapkan strategi yang menguntungkan sehingga berdampak ke penjualan produk. Karena bagaimana juga perihal pemasaran sebagai seorang pemilik usaha bukankah sesuatu yang bisa diremehkan.

Baca Juga: Mengulik Strategi Le Minerale Bersaing di Tengah Kompetisi Pasar Air Mineral Domestik


Strategi Growth Marketing yang Efektif

Pelaku usaha yang ingin tumbuh melalui pemasaran biasanya tidak hanya mengandalkan satu metode namun beberapa metode untuk dapat menarik pelanggan diantaranya:

1. Gunakan AARRR Framework

Sahabat Wirausaha dapat mendapatkan pandangan yang jelas pada kelemahan dalam corong (funnel) merek usaha. Tetapkan fokus dan ambil pendekatan yang terstruktur untuk menemukan solusi growth melalui ARRR Framework.

Strategi pemasaran growth marketing didasarkan pada kerangka kerja yaitu AARRR, ini mencakup seluruh siklus pelanggan. Tujuannya mengoptimalkan perjalanan pelanggan untuk meningkatkan penjualan melalui akuisisi pelanggan baru dan retensi pelanggan (menarik pelanggan yang telah dimiliki, agar terus membeli produk). 

Sumber: Hasmitha Rangaswamy

ARRR Framework adalah seperangkat metrik (pengukuran) yang ditujukan untuk bisnis untuk menganalisis perilaku konsumen dan memperluas dengan efektif. Sehingga konsumen tidak churning atau proses pelanggan yang meninggalkan atau berhenti menggunakan produk atau layanan pada waktu tertentu.

Digunakan oleh manajer produk untuk fokus secara efektif pada metrik yang penting dan menggunakan hanya data yang paling relevan untuk mendapatkan wawasan bisnis. Singkatan dari ‘AARRR’ adalah Akusisi, Aktivasi, Retensi, Referral, dan Pendapatan. Kelima kategori unik ini membentuk kerangka pengukuran kinerja yang kokoh dan berfokus pada pelanggan.

Berdasarkan hal tersebut, mari kita lihat apa yang ada dalam tiap tahapannya dan mengidentifikasi metrik konversi untuk setiap dari lima perilaku pengguna ini diantaranya:

Sumber: digitalleadership

  • Akuisisi: Dari saluran mana pengguna masuk?

Misalnya, SEO: optimisasi mesin pencari, media sosial, kampanye pemasaran, aplikasi, periklanan, dan lainnya.

  • Aktivasi: Berapa proporsi pengguna yang memiliki pengalaman awal "positif"?

Misalnya, mencoba fitur tambahan, menghabiskan waktu tertentu di situs web atau aplikasi atau toko kita, mendaftar untuk newsletter, mendaftar untuk uji coba gratis produk.

  • Pendapatan: Apakah ada peluang untuk memonetisasi perilaku ini? 

Misalnya, pendapatan minimum, break-even minimum, dan pendapatan yang melebihi customer acuquisition cost.

  • Retensi: Seberapa sering pengunjung kembali sebagai pengunjung yang berulang? 

Misalnya, kembali ke situs web merek usaha dan lainnya.

  • Referral: Apakah mereka cenderung memberi tahu teman mereka dan menuruti referral? 

Misalnya, Email dengan promosi referral yang terintegrasi, kontes referral, kampanye pemasaran lain yang dirancang untuk memudahkan berbagi produk dengan orang lain.

Baca Juga: Strategi YouTube Marketing yang Efektif untuk Promosi Produk UMKM, Inilah Langkah-Langkahnya!

2. Saluran Growth Marketing

Sumber: might

Sahabat Wirausaha dapat menggunakan area saluran ini untuk menjalankan growth marketing:

  • SEO: Melakukan riset kata kunci, mengoptimalkan konten web pebisnis, dan membangun tautan balik.
  • Konten Blog: Pastikan untuk menyertakan pesan panggilan tindakan yang kuat untuk mengubah pembaca menjadi prospek dalam artikel merek usaha.
  • Pemanfaatan Kembali Konten: Konten yang telah dibuat harus dimanfaatkan kembali dan dibagikan di berbagai platform.
  • Pemasaran Email Otomatis: Menentukan informasi berharga untuk menarik dan mengonversi prospek merek usaha.
  • Kampanye Pemasaran Email yang Ditargetkan: Setiap prospek atau pelanggan harus menerima pesan khusus berdasarkan tahap perjalanan pelanggan mereka.
  • Pemasaran Afiliasi: Memiliki pihak ketiga mempromosikan bisnis dan layanan pebisnis dan mengakses audiens baru mereka melalui promosi, diskon, dan kolaborasi.
  • Periklanan Offline: TV, radio, dan papan reklame masih merupakan alat yang kuat untuk mencapai demografis tertentu dan membantu membangun merek.
  • Iklan Sosial dan Display: Gunakan retargeting untuk menargetkan audiens yang telah menunjukkan minat sebelumnya pada merek usaha.
  • PR Tradisional: Blog, tv, surat kabar, publikasi pers dapat menyebarkan informasi pebisnis dan melibatkan audiens yang lebih luas.
  • PR yang Tidak Biasa: Gunakan langkah-langkah ekstrem untuk mendapatkan publisitas dan daya tarik dengan cepat dan efisien.
  • Pameran Dagang: Bergantung pada industri yang pebisnis geluti, ini bisa menjadi tempat berkumpulnya semua pemain kunci yang ingin merek usaha capai.
  • Penjualan: Tingkatkan bagaimana tim penjualan pebisnis, alur penjualan, dan dukungan pelanggan bekerja untuk mencapai tujuan pemasaran pertumbuhan merek usaha.
  • Membangun Komunitas: Menjadi peserta aktif dalam sebuah komunitas membawa banyak manfaat karena mengumpulkan orang dengan demografi yang serupa.

Setelah pebisnis menyalurkan ke beberapa area tadi, kita perlu mengumpulkan data dan menganalisis data tersebut dengan pandangan yang jelas tentang keadaan AARRR.

Sumber: productplan

Dengan asumsi produk, aplikasi, atau konten yang tersebar pada saluran bersifat digital dan online; pebisnis dapat menggunakan alat seperti Google Analytics untuk mengumpulkan sebagian besar informasi ini.

Penting dalam tahap ini bahwa tim UMKM menentukan perkiraan jumlah dolar $/Rupiah untuk setiap kategori perilaku pengguna. 

Oleh karena itu, ini akan menjadi satu-satunya cara untuk mengetahui apakah inisiatif manajemen produk dan pemasaran pebisnis berhasil dalam kategori tertentu atau tidak.

Dengan mengukur area AARRR, pelaku usaha dapat memeriksa di mana bottleneck (hambatan) berada pada corong kita, di mana merek usaha harus fokus untuk meningkatkan, dan area mana yang berjalan dengan baik. 

Baca Juga: Kreatif dan Cerdas! Ungkap Kesuksesan Strategi Bisnis Menantea ala Jerome Polin

3. Jalankan A/B Testing

Sumber: careerfoundry

Dengan langkah-langkah sebelumnya, kita membuka akses ke data objektif untuk analisis pada saluran yang kita miliki. Pelaku usaha kemudian harus menjalankan uji A/B untuk meningkatkan keterlibatan pengguna di seluruh tahap kerangka AARRR.

Uji A/B membandingkan kinerja dua versi. Ini mengidentifikasi versi mana yang lebih menarik bagi pengguna, sehingga membantu merek usaha mengoptimalkan hasil dalam manajemen produk.

Sebuah grafik yang mengilustrasikan bagaimana uji A/B bekerja, dengan dua kelompok pelanggan yang berbeda melihat hal-hal yang berbeda.

Sebagai contoh, mari kita anggap metrik akuisisi Anda menunjukkan hasil yang memuaskan. Namun, pebisnis memperhatikan bahwa kita dapat meningkatkan tingkat retensi (pelanggan membeli ulang). 

Dalam situasi ini, pebisnis dapat menjalankan variasi uji A/B untuk retensi untuk menemukan cara memperbaiki ini, sambil tetap menjaga strategi dan taktik akuisisi tidak berubah.

4. Gunakan Kanvas

Kanvas growth marketing dirancang untuk membantu pemasar dan pemilik produk yang ambisius menentukan rencana pertumbuhan 12 bulan yang dapat ditindaklanjuti.

Jika Sahabat Wirausaha ingin menggunakan lebih detail lagi, kita dapat menuangkannya dalam growth marketing canvas. Ini membantu para pebisnis untuk membuat perencanaan aktivitas growth marketingnya.

Sumber: dashly

Temukan ide-ide inovatif dengan melakukan brainstorming, tentukan dan prioritaskan ide-ide pertumbuhan merek usaha yang akan membantu kita menggerakan pertumbuhan jangka panjang.

Pertumbuhan adalah sesuatu yang diinginkan setiap bisnis. Meskipun terdapat banyak hal penting saat membangun bisnis, pelaku usaha harus selalu memperhatikan pelanggan jangka panjang dibanding umumnya hanya menjual saja dengan fokus keuntungan jangka pendek.

Berinvestasi dalam strategi growth marketing yang sistematis dan terukur bisa membantu membuka potensi merek usaha dan menjalin hubungan dengan pelanggan baru dan yang sudah ada.

***

Sahabat Wirausaha, dengan menggunakan strategi growth yang tepat, dapat memastikan pencapaian tujuan pertumbuhan merek usaha. Hal ini juga membantu mempertahankan pertumbuhan yang luar biasa selama bertahun-tahun ke depan. Jadi, tetap semangat menjadi pengusaha yang terus bertumbuh, ya!

Jika tulisan ini bermanfaat , silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM.

Referensi:

  1. https://www.mighty.digital/blog/what-is-growth-marketing-why-do-you-need-it#
  2. https://www.310creative.com/blog/what-is-growth-marketing/
  3. https://dailysocial.id/post/tren-digitalisasi-umkm-di-indonesia-2023-tantangan-dan-peluang
  4. https://repo.undiksha.ac.id/13145/10/1817051093-BAB%201%20PENDAHULUAN.pdf
  5. https://www.webfx.com/digital-marketing/glossary/what-is-growth-marketing/
  6. https://careerfoundry.com/en/blog/product-management/what-is-aarrr/
  7. https://www.productplan.com/glossary/aarrr-framework/
  8. https://fromstartuptounicorn.com/blog/the-step-by-step-handbook-for-growth-hacking-success/