Strategi Pemasaran - Sahabat Wirausaha, seiring bulan suci Ramadhan yang semakin dekat, mungkin pebisnis bertanya-tanya bagaimana mengubah periode penting ini menjadi kesempatan meningkatkan merek usaha dan meningkatkan penjualan.

Menurut Meta, 72% pembeli mengatakan mereka sering mengeksplorasi berbagai kategori produk selama Ramadhan dan Idul Fitri lebih banyak daripada yang mereka lakukan selama sisa tahun. 

Namun bagaimana cara menarik perhatian audiens ini? Bagaimana cara menyesuaikan taktik pemasaran secara efektif? Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang bagaimana cara mempersiapkan strategi pemasaran Ramadhan dengan sebaik mungkin.


Kenapa Penting Pemasaran Bulan Ramadan?

Beberapa data mengatakan pemasaran musim ramadan menjadi peluang untuk para pebisnis seperti: 

  • Sebanyak 86.88% penduduk Indonesia beragama Islam, Statista 2021.
  • Diprediksi perputaran uang untuk Ramadan dan Lebaran tahun 2024 sebanyak Rp1.000 Triliun, Redseer Strategy 2024.
  • Indonesia menjadi negara nomor 1 di seluruh dunia dengan jumlah transaksi Ramadan terbesar bahkan 20 negara lainnya yang masuk ke wilayah MENA (Timur Tengah dan Afrika Utara) - Redseer Strategy 2024.

Sumber: redseer

  • Sebanyak 89% konsumen terbuka untuk mencoba merek baru saat Ramadan, Twitter Ramadan Study

Para ahli pemasaran tahu tentang seasonal marketing pada strategi pemasaran yang disesuaikan dengan musim atau perayaan yang tengah terjadi. Contohnya seperti konsep pemasaran saat Hari Kemerdekaan RI, Natal, tanggal gajian pegawai, hingga tanggal angka kembar demi memaksimalkan omzet. 

Namun, bulan Ramadhan menjadi spesial, karena periode semua konsumen dan produsen mendapatkan ‘panen’ (Konsumen mendapatkan Gaji+THR, lalu uang digunakan belanja dan produsen mendapatkan peningkatan penjualan) dan mengalahkan tanggal lainnya.

Beberapa pebisnis yang mengerti sudah menyiapkan sejak 6 bulan yang lalu, atau saat ini sedang mempersiapkan untuk tahun depan yang akan datang karena periode ini berdampak untuk keuntungan jangka panjang.

Baca Juga: Kisah Inspiratif Ajik Krisna Mendirikan Toko Oleh-Oleh Krisna, Kini Punya 10 Outlet dan Beromzet 20 Miliar per Bulan


Tips Pemasaran Bulan Ramadhan untuk tahun 2024

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, pebisnis mempersiapkan dari jauh hari dan pebisnis tidak tidak cukup hanya melakukan penjualan biasa. Diperlukan strategi pemasaran yang efektif untuk memperoleh keuntungan maksimal.

1. Pahami Audiens Ramadhan

Sebelum menjual produk, pemasar perlu mengetahui kepada siapa produk atau jasa kita ditawarkan. Pahami kebutuhan dan motivasi setiap kelompok agar dapat menciptakan hasil yang efektif dan terarah.

a. Keluarga

Audiens ini berfokus pada menghabiskan waktu berkualitas bersama dan mungkin lebih cenderung terlibat dalam aktivitas offline seperti mengunjungi kerabat atau pergi berlibur. 

Selain itu, karena banyak Muslim menahan diri dari makan atau minum selama siang hari, pemasar harus menghindari menayangkan iklan yang menampilkan produk makanan atau minuman.

b. Dewasa Muda

Kelompok ini lebih cenderung terlibat dengan keyakinan mereka selama Ramadan dan mungkin tertarik pada konten yang berhubungan dengan agama, spiritualitas, atau pertumbuhan pribadi. 

Mereka juga mungkin terbuka untuk berpartisipasi dalam aktivitas offline seperti mengunjungi masjid atau menghadiri ceramah keagamaan.

c. Profesional Kerja

Karena komitmen kerja, audiens ini mungkin memiliki lebih sedikit waktu untuk pengamalan keagamaan selama Ramadan. Oleh karena itu, mereka mungkin menghargai konten yang dapat membantu mereka menyeimbangkan tanggung jawab mereka sambil menjaga praktik spiritual mereka. 

Selain itu, kelompok ini mungkin tertarik untuk belajar tentang bagaimana mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam kehidupan kerja mereka.

d. Mahasiswa

Mahasiswa mungkin memiliki lebih banyak waktu luang selama Ramadan daripada audiens lain, membuat mereka target utama bagi merek yang mempromosikan aktivitas atau produk rekreasi. Selain itu, kelompok ini mungkin tertarik pada konten terkait pengembangan pribadi atau menjelajahi iman mereka selama periode introspeksi ini.

e. Lansia

Muslim tua mungkin menghargai konten yang menghormati usia dan keyakinan agama mereka. Ketika memasarkan kepada kelompok ini, penting untuk fokus pada bagaimana produk atau layanan pebisnis dapat membantu mereka memanfaatkan sebaik mungkin bulan suci tersebut. Kuncinya adalah menunjukkan bagaimana produk atau layanan merek usaha dapat menambah nilai pada kehidupan mereka tanpa terlalu intrusive atau mengganggu.

Baca Juga: Cara Riset Produk Di Google, Ampuh Tingkatkan Penjualan Online

f. Baru Menganut Islam

Muslim yang baru memeluk agama mungkin tidak begitu familiar dengan adat istiadat dan tradisi Ramadan. Oleh karena itu, mereka mungkin menghargai konten pendidikan dan informatif tentang liburan sepanjang bulan itu dan bagaimana orang-orang di seluruh dunia mengamatinya. 

Selain itu, kelompok ini mungkin tertarik untuk belajar lebih lanjut tentang apa artinya menjadi Muslim dan nilai-nilai Islam apa yang harus mereka adopsi ke dalam kehidupan mereka sendiri.

g. Non-Muslim yang Mengamati Ramadan

Meskipun sebagian besar Muslim yang mengamati Ramadhan berasal dari negara-negara Islam, ada jumlah yang meningkat dari non-Muslim - termasuk orang-orang dari agama lain serta ateis - yang memilih berpuasa selama bulan ini sebagai solidaritas dengan teman-teman dan orang yang dicintai Muslim.

Selain itu, ada juga yang berpuasa hanya karena ingin mengetahui lebih banyak tentang agama Islam. Audiens ini mungkin tertarik pada dialog antar iman atau artikel yang menjelaskan dasar-dasar Ramadhan bagi mereka yang tidak familiar dengan liburan tersebut.

h. Pencari Spiritual

Bagi banyak Muslim, Ramadhan adalah waktu untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan terhubung dengan spiritualitas mereka. Merek yang melayani audiens ini harus fokus pada membuat konten berbasis iman dan mempromosikan inisiatif amal.

2. Faktor Kunci dalam Perilaku Belanja Ramadan

Pebisnis perlu mempertimbangkan tiga faktor kunci saat mengembangkan strategi pemasaran Ramadan seperti:

a. Timing

Menurut penelitian TGM, persiapan untuk menyiapkan strategi pemasaran dimulai dari ‘3-4 minggu sebelum Ramadhan’. Tawarkan diskon dan promosi pada awal bulan sebelum orang mulai berbuka setiap harinya. Ini akan memberi mereka sesuatu yang dinanti-nantikan saat mereka menahan diri dari berbelanja selama siang hari.

b. Konten

Pastikan konten pelaku usaha relevan dan bermanfaat bagi audiens target tujuan. Jadikan informatif dan hindari terlalu terfokus pada penjualan. Ingatlah, orang mencari informasi yang membantu selama Ramadan, bukan penjualan yang agresif.

c. Menghormati

Hal ini seharusnya tidak perlu diucapkan, tetapi penting untuk diingat bahwa tidak semua orang merayakan Ramadan. Bersikaplah sensitif dalam pesan merek, dan pastikan pebisnis tidak membuat merasa terasing mereka yang tidak merayakan hari raya tersebut.

Baca Juga: Modal 500 Ribu Bisa Bisnis Kue Kering? Begini Cara Memulainya

3. Buat Kalender Pemasaran

Sumber: Creative

Setelah kita memahami faktor kunci ramadan seperti timing, konten, dan menghormati. Selanjutnya, Pebisnis perlu membagi menjadi tiga periode untuk akuisisi konsumen baru diantaranya Pre-Ramadan, Saat Ramadan, dan Post-Lebaran.

Sumber: Xendit Payment

Berdasarkan grafik diatas, transaksi pembelian konsumen selama satu bulan Ramadan bervariasi setiap minggunya, tidak stabil. Hal ini disebabkan oleh konsumen yang baru menerima THR dan masih bersiap untuk Lebaran.

Sumber: marketeers

Pebisnis sangat penting untuk ‘memahami customer journey’ atau langkah konsumen dari awal hingga akhir dalam pembelian produk sebelum merancang strategi pemasaran.

Baca Juga: Strategi Pemasaran Bisnis Kuliner di Bulan Ramadhan, Sederet Trik Bikin Konsumen Melirik


Taktik Pemasaran 3 Periode Untuk Bulan Ramadhan

Sahabat Wirausaha, untuk bisa tingkatkan penjualan selama Ramadhan, ada 3 taktik pemasaran yang bisa diterapkan yang terbagi dalam tiga tahap atau periode:

1. Pre-Ramadhan

Pre-Ramadhan adalah periode sebelum dimulainya bulan Ramadhan dan mempersiapkan diri secara spiritual untuk menjalani puasa, disini konsumen sedang berpikir dan baru mencari referensi untuk membeli produk.

a. Waktu

Sumber: redseer

Berdasarkan data RedSeer, 80% konsumen mulai mempertimbangkan pembelian mereka 5 hingga 10 hari sebelumnya. Oleh karena itu, pebisnis harus mulai menyisipkan iklan atau materi kreatif dalam jangka waktu tersebut. 

Terdapat 9 kategori produk yang dicari konsumen sesuai periode, mulai dari barang kebutuhan sehari-hari hingga perhiasan. Terdapat sektor yang paling untung ketika Ramadhan diantaranya Grocery, Fashion, Electronics, Produk Beauty Cosmetic, Home Decor, dan Travel.

Selain itu, terdapat pelaku UMKM makanan tidak cepat saji dalam kemasan sedikit menurun pendapatan. Karena konsumen lebih melakukan home cooking sebesar 90% dan 83% pada sahur dan buka puasa. 

Sumber: jakpat

Pebisnis makanan dapat memusatkan perhatian pada kedua saluran take away dan pengiriman online. Oleh karena itu, pelaku UMKM di industri makanan dan minuman mungkin akan mengalami sedikit gangguan, namun mereka dapat memperkuat layanan take away dan pengiriman online mereka.

Baca Juga: Ingin Untung Naik di Bulan Puasa? Pahami Dulu 3 Perilaku Konsumen Saat Ramadhan

b. Visual Ramadan

Gunakan simbol-simbol Ramadhan dalam perangkat pemasaran lainnya yang populer meliputi:

  • Lentera 

Sumber: Lotte

Secara tradisional, lentera digunakan untuk menerangi jalan-jalan selama malam-malam Ramadan, dan hari ini, mereka digunakan untuk dekorasi, mewakili harapan, kebahagiaan, dan cahaya iman.

  • Kurma

Sumber: poster

Makan kurma adalah hal pertama yang dilakukan umat Islam saat berbuka puasa pada waktu berbuka, sebagai sumber energi dan nutrisi yang cepat.

  • Masjid

Sumber: rcti

Masjid melambangkan komunitas dan ibadah kolektif, terutama selama Ramadan.

  • Tangan Berdoa

Sumber: istizada

Tangan berdoa adalah simbol penting: biasanya ditampilkan sebagai dua tangan terbuka dengan telapak menghadap ke atas. Ini adalah cara Muslim memulai doa mereka, dan digunakan sebagai simbol dalam iklan Ramadan, ini adalah hubungan yang jelas dengan makna religius dari liburan tersebut.

Baca Juga: Strategi dan Peluang Bisnis Fashion di Bulan Ramadhan

c. Gunakan Saluran yang Terarah

Sumber: marketeers

Setelah membuat konten, pebisnis perlu menyalurkan saluran yang tepat dari digital maupun offline. Berdasarkan Snapcart Global 2023, berikan gratis ongkir, program affiliate, dan diskon untuk mempengaruhi keputusan pembelian jelang ramadan.

Sumber: jakpat

Masukan google ads, social media ads, dan retargeting ads yang dapat dimasukkan dalam konten media sosial atau iklan murni di dunia maya dengan cara membuat kampanye iklan yang sesuai.

Pastikan platform yang sektor bisnis gunakan dan mengarahkannya kepada audiens yang tepat untuk mencapai tujuan pemasaran merek usaha. Karena beda model bisnis, berbeda juga perilaku konsumen dalam penggunaan media sosial.

2. Post-Ramadan 

Sumber: detik

Post-Ramadan mengacu pada periode setelah bulan Ramadan. Pada saat ini, orang-orang biasanya melanjutkan kegiatan sehari-hari mereka dan menyambut Idul Fitri dengan berbagai kegiatan seperti saling berkunjung, memberikan maaf-maafan, dan memberikan hadiah.

Misalnya, pelaku UMKM Banyuwangi mendapatkan banjir orderan saat lebaran dengan menjual hampers berisikan kue kering, masker, tas, kopi, fashion, dan lainnya. Pebisnis yang memiliki merek kopi dapat melakukan kolaborasi lintas sektor, seperti bekerja sama dengan merek pakaian, roti, sepatu, camilan, dan lainnya, untuk ciptakan produk dalam 1 kemasan hampers.

Perilaku konsumen disini, masih hangat dengan idul fitri, dan kembali ke rutinitas sehari-hari sekolah dan bekerja, namun pebisnis masih relevan untuk memberikan bingkisan. Namun untuk membangun hubungan menjual dengan antar pebisnis (B2B). 

Gunakan setiap periode sebelum Ramadhan, saat Ramadan, dan setelah Ramadhan dengan memperhatikan perilaku konsumen. Hindari melakukan pemasaran tanpa pemahaman yang baik tentang perilaku konsumen untuk menghindari salah sasaran dan kerugian potensial. 

Manfaatkan data yang ada untuk merancang strategi pemasaran yang relevan agar mendapatkan keuntungan maksimal selama Ramadan.

***

Dengan memahami kebutuhan dan preferensi audiens selama Ramadan, serta menerapkan strategi pemasaran yang sesuai, pebisnis dapat meraih kesuksesan besar dalam menjangkau dan memenangkan hati pelanggan. Yuk, dipraktekin!

Jika tulisan ini bermanfaat , silahkan di share ke rekan-rekan Sahabat Wirausaha. Follow juga Instagram @ukmindonesia.id untuk update terus informasi seputar UMKM. 

Referensi:

  1. https://videnglobe.com/blog/ramadan-advertising-guide
  2. https://cv-indonesia.com/marketing-guide-during-ramadan-in-2023/
  3. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/09/30/sebanyak-8688-penduduk-indonesia-beragama-islam
  4. https://flippingbook.com/blog/marketing-tips/ramadan-marketing-ideas
  5. https://istizada.com/blog/the-ultimate-ramadan-marketing-guide/
  6. https://marketing.twitter.com/en_apac/insights/six-insights-for-marketers-in-indonesia-to-help-brand-succeed