Strategi dan Peluang Bisnis Fashion di Bulan Ramadhan

Strategi dan Peluang Bisnis Fashion di Bulan Ramadhan - Sahabat Wirausaha, tidak terasa nih bulan Ramadhan sudah dipenghujung mata. Mungkin banyak yang bertanya-tanya, bagaimana ya cara agar merek bisnis kita - terutama bisnis fesyen - tetap eksis di bulan suci ini? Atau bahkan, Sahabat Wirausaha baru ingin memasuki pasar fesyen Ramadhan tahun ini?

Yuk simak tips untuk membuat strategi dan peluang bisnis fesyen saat Ramadhan dari Robby Yulianto, VP Operational Adhya Group yang telah berkecimpung di dunia retail selama 18 tahun!


Strategi dan Peluang Bisnis Fashion di Bulan Ramadhan, Lakukan Market Research

Jika kita bicara tentang produk fesyen, umur dari produk fesyen terbilang singkat karena pergerakan tren yang berbeda di setiap tahunnya, dari mulai desain, bahan, teknik jahit, maupun teknik pemotongan bahan.

Oleh karena itu, tahap pertama yang kita harus lakukan adalah melakukan riset pasar atau market research untuk mengetahui perkembangan tren fesyen, menentukan target audiens, serta menentukan target pasar kita.

Market research merupakan teknik perencanaan, pengumpulan, dan analisis data yang dilakukan secara sistematis oleh bisnis kita terkait kelayakan produk atau layanan yang akan diluncurkan. Buatlah pertanyaan-pertanyaan terkait konsumen kita sebagai dasar melakukan market research:

  • Siapa konsumen yang akan membeli dan menggunakan produk kita?
  • Produk apa yang menjadi kebutuhan konsumen? (Contoh: sajadah besar untuk shalat atau sajadah yang tipis dan mudah dilipat untuk perjalanan)
  • Berapa nilai target pasar kita? (ada yang customer kelas a b c d. dari sini
  • Target audiens dan target pasar mana yang ingin kita masuki? (Contoh: medium-up, medium, atau medium-down).

Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data, kegiatan market research dilakukan dengan 2 (dua) cara. Pertama, secara langsung dengan mewawancarai calon konsumen. Kedua, secara tidak langsung dengan menyebarkan kuesioner ke calon konsumen.

Seiring dengan perkembangan media sosial, kita juga bisa lho Sahabat Wirausaha untuk melakukan survei melalui fitur Q&A dan polling di media sosial. Selagi kita melakukan survei, kita juga membangun engagement dengan audiens kita. Cobalah membuat Q&A dengan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

  • Produk apa yang akan dibeli konsumen selama bulan Ramadhan?
  • Berapa budget yang konsumen siapkan untuk membeli produk tersebut?
  • Warna apa yang konsumen inginkan?

Data ini digunakan untuk mempelajari perilaku konsumen (consumer behaviour) secara berkala dan mengetahui kesukaan konsumen agar kita dapat menempatkan diri sesuai kebutuhan mereka.


Mengatur Strategi Bisnis Menggunakan Marketing Mix

Pada tahun 1950-an Neil Borden mempopulerkan istilah marketing mix yang mengandung 4 strategi pemasaran atau disebut juga dengan 4P, yaitu Product, Price, Promotion, dan Placement.

Teknik Pemasaran 4P atau Marketing Mix

1. Product (Produk)

Produk mencakup tentang produk seperti apakah yang akan kita tawarkan ke konsumen. Tanpa adanya produk, kita tidak akan memiliki harga, promosi, maupun penempatan. Elemen produk cukup beragam, mulai dari menentukan produk yang ingin kita kembangkan, kualitas produk yang ingin diberikan ke konsumen, USP atau Unique Selling Points produk kita, nama produk, jenis kemasan produk, ukuran produk, dan cara retur produk.

2. Price (Harga)

Price merupakan pengaturan strategi penetapan harga dan keuntungan berdasarkan modal atau material yang digunakan. Elemen ini mencakup daftar harga, penetapan diskon, terms of payment yang akan digunakan, serta allowance.

3. Promotion (Promosi)

Promosi adalah tahap untuk memberikan informasi seluas-luasnya agar dapat menjangkau target pasar kita sehingga menghasilkan penjualan. Strategi yang digunakan dalam melakukan promosi adalah pemasaran ATL, BTL, dan TTL, yaitu:

  • ATL (Above the Line): meliputi strategi pemasaran yang tidak ditargetkan untuk pasar tertentu, contohnya seperti pemasangan iklan di billboard atau di stasiun televisi.
  • BTL (Below the Line): merupakan strategi pemasaran untuk menyasar target pasar spesifik yang diinginkan, contohnya melalui pemajangan produk di toko.
  • TTL (To the Line): merupakan strategi pemasaran langsung dan spesifik melalui email marketing atau sms blast ke masing-masing konsumen.

4. Placement (Penempatan)

Placement merupakan strategi menetapkan saluran yang digunakan agar target pasar menemukan produk kita, contohnya melalui offline (seperti berjualan di mall untuk target pasar mid to high atau berjualan di pasar tradisional untuk target pasar mid to low) dan online (seperti berjualan melalui platform e-commerce dan media sosial).

Pikirkan juga terkait perpindahan produk secara logistik dan pilihlah cara agar konsumen kita mendapatkan produk semudah mungkin tanpa membuat mereka kesulitan.Teknik ini kemudian dikembangkan menjadi 7P dengan penambahan poin sebagai berikut:

5. People (Orang)

People mencakup pemilihan SDM untuk bisnis kita dan cara merek kita dalam menghadapi konsumen, mulai dari bagaimana kita menyediakan customer service yang baik sehingga dapat terjalin hubungan yang baik dengan konsumen. Dalam melakukan pembelian, konsumen akan terpengaruhi oleh 3 faktor yang harus kita hadapi, yaitu:

  1. Faktor pribadi, yaitu berdasarkan minat dan pendapat seseorang. Faktor ini dipengaruhi oleh faktor demografi.
  2. Faktor psikologis, yaitu respons konsumen terhadap kampanye pemasaran yang telah kita lakukan.
  3. Faktor sosial, yaitu dipengaruhi oleh kelompok konsumen yang berasal dari satu lingkungan, seperti teman sebaya atau keluarga.

6. Physical Evidence (Bukti Fisik)

Physical evidence merupakan penataan tampilan fisik tempat usaha kita, seperti desain interior yang unik dan penataan lighting yang memberikan sebuah pengalaman berbelanja yang berkesan bagi konsumen.

7. Process (Proses)

Proses mencakup cara bisnis kita dalam melayani permintaan konsumen. Sebuah bisnis yang baik akan membuat standarisasi prosedur operasional (SOP) untuk setiap proses yang berjalan di perusahaan yang akan menjadi identitas merek bisnis kita.

Dari SOP yang digunakan, kita dapat mengetahui bagian mana yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan efisiensinya, sehingga kita dapat mengerjakan banyak hal dalam satu waktu untuk bisa memenuhi kebutuhan konsumen lebih cepat.


Pentingnya Menentukan Segmentation, Targeting, and Positioning (STP)

Strategi Segmentation, Targeting, and Positioning digunakan untuk memposisikan merek kepada konsumen agar produk kita lebih unggul dari kompetitor serta berperan dalam menentukan target audiens kita. Buat dan jawablah pertanyaan-pertanyaan seperti:

  • Posisi manakah yang ingin kita tempati? Apakah ingin mencapai level brand internasional, medium end market, atau low end market?
  • Sasaran pasar mana yang ingin menjadi target kita?

Penempatan produk mempengaruhi bagaimana cara kita untuk melakukan branding merek kita lho, Sahabat Wirausaha. Contoh saja ketika kita pergi ke mall dan melihat 2 (dua) toko yang mempunyai penempatan produk high end market dan low end market.

Merek dengan penempatan produk high end mempunyai pelayanan yang tidak boleh senyum ke konsumennya serta branding dengan model yang serius sehingga menciptakan kesan mewah, berkelas, dan tegas. Sementara itu, penempatan produk low end mempunyai cara komunikasi yang lebih ramah dan branding dengan konten yang tidak selalu serius.

Dari penempatan produk yang telah ditetapkan, kita harus mengetahui segmen pasar yang ingin kita masuki. Segmentasi pasar merupakan sebuah pemetaan target pasar untuk mengetahui target audiens yang lebih tepat berdasarkan:

  1. Segmentasi geografis: pengelompokkan konsumen berdasarkan aspek lokasi, seperti kota, wilayah, ukuran, iklim, masyarakat, negara, pedesaan, pinggiran kota, dan daerah perkotaan.
  2. Segmentasi demografis: pengelompokkan konsumen berdasarkan aspek usia, jenis kelamin, ras, agama, pendapatan, pendidikan, dan bahasa yang digunakan.
  3. Segmentasi psikografis: pengelompokkan konsumen berdasarkan aspek psikologis konsumen, yaitu anggaran belanja, keyakinan, nilai, sikap, norma sosial dan budaya, peran, serta aktivitas konsumen.
  4. Segmentasi perilaku: pengelompokkan konsumen berdasarkan aspek hobi, kebiasaan, pola belanja, penggunaan media sosial, penggunaan ponsel, dan konsumsi media.

Analisis dan Evaluasi Bisnis Secara Berkala

Setelah semua strategi sudah siap dan bisnis fesyen dijalankan, lakukanlah analisis dan evaluasi bisnis secara berkala menggunakan metode SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat). Analisis bisnis kita melalui pertanyaan-pertanyaan berikut:

  • Poin apakah yang menjadi kekuatan bisnis kita?
  • Poin apakah yang menjadi kelemahan bisnis kita?
  • Poin apakah yang dapat dikembangkan oleh bisnis kita?
  • Poin apakah yang menjadi ancaman bisnis kita?

Jawaban dari pertanyaan ini menjadi poin yang harus kita analisis dan evaluasi untuk membuat strategi bisnis dan mengembangkan bisnis kita. Ketika kita melakukan analisis SWOT secara berkala, bisa jadi SWOT bisnis kita akan berubah seiring waktu karena adanya pengembangan yang selalu dilakukan.


Inovasi dan Pengembangan Produk Berkelanjutan

Ketika hasil analisis SWOT menunjukkan pertumbuhan bisnis atau produk kita melambat, sudah saatnya kita membuat inovasi dan mengembangkan produk. Contohnya ketika kita menciptakan produk hijab yang multifungsi sebagai mukena, namun perlahan tren permintaan dan penjualannya menurun. Menciptakan inovasi baru juga dapat dilakukan ketika muncul kompetitor baru di pasar atau saat kompetitor meninggalkan pasar yang dapat menjadi bahan evaluasi kita.

Bagaimanapun, kita tidak boleh berjualan hanya dengan produk yang kita punya sekarang untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang terus beragam dan bertambah serta agar dapat bersaing dengan kompetitor. Dengan melakukan inovasi produk baru berarti kita juga memperluas target pasar kita dan mendapatkan konsumen baru.

Ide lain yang dapat dilakukan dalam inovasi produk adalah membuat kolaborasi produk dengan pihak lain. Jika kita menjual produk hijab, cobalah untuk berkolaborasi dengan Key Opinion Leader (KOL) muslim dan menggunakan hijab, sehingga kolaborasi ini menghasilkan produk hijab spesial edisi bulan Ramadhan.

Dengan melakukan kolaborasi, kita akan mendapatkan pasar dan audiens yang lebih besar karena menggabungkan antara target pasar dan audiens pihak lain dengan target pasar dan audiens kita.

Peluang bisnis fesyen muslim di Indonesia pun juga cukup besar lho, Sahabat Wirausaha. Berdasarkan dari data statistik pada tahun 2022, Indonesia mempunyai populasi sebanyak 257 juta orang dengan jumlah populasi muslim sekitar 237 juta orang. Data produk fesyen muslim pria yang paling banyak dicari adalah peci, sarung, dan baju koko. Sedangkan untuk fesyen muslim wanita adalah mukena, gamis, dan hijab.

Jadi, tunggu apalagi Sahabat Wirausaha? Mari kita implementasikan strategi dan membuat peluang bisnis baru menjelang bulan Ramadhan ini. Saatnya UMKM naik kelas!

Jika merasa artikel ini bermanfaat, yuk bantu sebarkan ke teman-teman Anda. Jangan lupa untuk like, share, dan berikan komentar pada artikel ini ya Sahabat Wirausaha.

Sumber:

Webinar SMESCO Indonesia - Strategi dan Peluang Bisnis Fashion Saat Ramadhan

***

KUIS BERHADIAH!

Sahabat Wirausaha, tertarik mendapatkan saldo Gopay total senilai Rp 600.000?

Yuk, isi kuis pada tautan berikut https://bit.ly/kuisUKMID

4 orang dengan jawaban paling menarik akan mendapatkan masing-masing saldo Gopay sebesar Rp 150.000 yang akan diumumkan pada 24 Maret 2023.

Periode 17-20 Februari 2023